Disclaimer: M. Kishimoto
Title: Lucky Boy and (Un)Lucky Girl
Pair: Sasuke U. & Hinata H.
Genre: Romance
Warning: AU, tanda baca nyasar, cerita ga jelas, sangat OOC,typos bertebaran,melenceng dari EYD yang berlaku, alur kecepetan,dll
Dont like Dont Read!
.
.
.
Summary: Sasuke, cowok perfeksionis yang hidupnya hampir sempurna pula, kok bisa menyukai Hinata yang biasa-biasa saja, yang hanya sedikit orang yang mengetahui, mempunyai tingkat kesialan melewati batas normal. Bagaimana permulaan kejadian yang mendorong kisah cinta mereka?
.
Dedicated for Luluk Minam Cullen-san :)
.
Mohon maaf bila ada kesamaan ide dengan author lain. Ide ini murni dari otak Akemi yang rada konslet. Mungkin bila ada kesamaan itu merupakan unsur ketidak sengajaan dan mungkin err.. jodoh?
#plakk XD
Happy Reading :)
.
.
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Seorang gadis berjalan pelan menuju stasiun shinkanshen yang akan berangkat menuju sekolahnya, Konoha High School. Gadis bersurai indigo itu segera berlari kecil saat kereta yang akan ditumpanginya akan segera berangkat. Tapi, tiba-tiba seorang pria dewasa yang juga kelihatan terburu-buru tak sengaja menubruknya hingga dirinya jatuh ke tanah beraspal dengan posisi tangan menahan beban tubuhnya, sehingga tak mengotori seragamnya.
Si pria hanya menunduk dan meminta maaf singkat tanpa ada niatan untuk membantu berdiri. Si pria segera berlari memasuki kereta tanpa menoleh kebelakang sekedar untuk menengok keadaan si gadis yang barusan ditabraknya.
Si gadis beriris amethyst itu meringis saat dirasanya perih pada bagian telapak tangannya. Ternyata penyebabnya adalah luka gores yang mengeluarkan darah yang tak terlalu banyak tapi cukup untuk sekedar membuat si gadis meringis kesakitan.
Segera dipungutnya buku-buku yang tercecer disekitarnya dengan tergesa-gesa. Tak peduli jika luka di telapak tangannya menodai sampul bukunya dengan darah. Berlari cepat menuju pintu gerbong yang akan segera tertutup.
HUP
Akhirnya, si gadis beriris unik tersebut bisa masuk dengan selamat sentosa. Si gadis menghela nafas lega. Menoleh kanan kiri sekedar untuk mencari tempat yang sekiranya sedikit kosong.
Nihil.
Tak ada tempat lagi.. terpaksa dirinya harus berdiri. Kondisi gerbong yang penuh sesak tak pelak membuat hampir memakan setiap inci tempat dalam gerbong tersebut. Si gadis beriris indigo hanya menghela nafas kasar dan mencari pegangan agar dirinya tak jatuh.
Aha
Tiang gerbong. Si gadis berniat untuk berpegangan pada tiang gerbong di hadapannya yang jaraknya tak lebih dari 2 meter darinya. Tapi,langkahnya seketika terhenti saat dirasanya ada yang mengganjal pada bagian belakang roknya. Si gadis menoleh ke belakang, matanya membola.
"Kami-sama.."
Roknya terselip di pintu gerbong. Dan dengan kata lain dia tak dapat kemana-mana. Jangankan kemana-mana, bergerak saja si gadis tak bisa. Si gadis bersurai indigo itu kelihatan akan menangis. Terlihat dari bibirnya yang begetar, hidungnya yang memerah dan bahunya yang berguncang pelan. Jika dilihat dari dekat akan tampak bola matanya sedikit dilingkupi kabut air tipis.
"Diamlah! Berpeganganlah padaku saat kereta akan berhenti."
Seorang cowok yang berseragam sama yang cuma beda bawahannya dengannya tiba-tiba sudah berada di hadapannya. Memenjarakan tubuh pendek si gadis dalam kurungan lengannya yang kuat.
"U-U-Uchi-chiha-san!"
Si gadis tertunduk takut.
"Sudah berapa kali aku bilang padamu, Hinata. Panggil. Aku. Sasuke.."
Si cowok yang akrab dipanggil Sasuke itu memberikan penekanan pada tiga kosa kata terakhir agar si gadis dalam 'penjara' lengannya tak repot-repot untuk sekedar membantah perkataan err.. lebih tepat perintahnya.
"..atau aku akan meninggalkanmu disini dan mungkin menggeser tempat duduk Sai"
Sedikit ancaman sepertinya mampu menggoyahkan si sulung Hyuuga di hadapannya.
Sasuke melirik ke deretan bangku yang cukup jauh darinya. Melirik seorang cowok berwarna rambut hitam klimis yang hanya tersenyum ramah padanya. Di samping si klimis ada seorang cowok berambut pirang sedang bergelayut mesra dengan seorang gadis cantik berwarna rambut err.. eksentrik yang sedari tadi cemberut sembari mengerucutkan bibir mugilnya kesal. Si pirang hanya menoleh sekilas dan melambai penuh semangat padanya dengan tatapan errr… menggoda.
Memang posisi Sasuke yang sekarang cukup 'akrab' dengan gadis di hadapannya mungkin memunculakan spekulasi yang salah jika tak benar-benar memperhatikannya dengan cermat dan seksama. Padahal dari raut wajah Hinata, terlihat dia bergidik ketakutan. Sedangkan Sasuke tetap menjaga 'image' stoic-nya.
Detik berikutnya si pirang kembali menggoda kekasihnya yang sepertinya sedang merajuk padanya.
DEG
Entah kenapa seperti ada sebuah tangan tak kasat mata yang meremas paru-parunya sehingga stok udara yang dihirupnya makin menipis. Padahal dirinya sudah mencoba ikhlas menerima kenyataan bahwa sekarang ini –mantan- pujaan hatinya sedang menjalin hubungan yang cukup serius dengan gadis lain. Dan sialnya, Hinata melihat kemesraan mereka berdua di depan mata kepalanya sendiri.
Hatinya terasa tercubit sakit saat melihat kemesraan dua sejoli itu. Hei! Situasi yang menjengkelkan, sakit di telapak tangan, nasib sial dan terlebih lagi melihat –mantan- pujaan hatimu bermesraan dengan gadis laindi depan mata kepalamu sendiri bukan hal yang ingin kau alami pada pagi hari yang sibuk,bukan?
Mungkin memang benar kata orang. Kalau cinta pertama sulit untuk dilupakan. Tapi, sulit dilupakan bukan berarti tidak mungkin,kan?
Sasuke pun juga sepertinya merasakan hal yang sama. Namun, karna lebih dapat menguasai dirinya Sasuke dapat menutupinya dengan seraut wajah stoic yang biasa dipublikasikannya (?). sasuke ingin 'sedikit' mengalihkan perhatian Hinata dari pandangan menyesakkan yang terus saja diamati gadis amethyst itu.
Sasuke menarik dagu Hinata hingga menghadap padanya. Memaksa Hinata agar hanya melihat dirinya seorang. Hinata mendongak. Pertama kali yang paling menarik rasa kagumnya bukanlah wajah rupawan yang menarik sifat fansgirl pada diri sebagian besar gadis lain. Bukan pula tubuh atletis yang menjadi impian para kaum adam.
Tapi yang menarik rasa kagumnya adalah matanya.
Hinata menatap penuh kagum iris mata onyx khas Uchiha Sasuke. Yang seolah diturunkan para Uchiha khusus untuk pemuda dihadapannya.
Hinata terpesona akan ketegasan pada sorot matanya yang seakan dapat member perintah sekaligus ancaman secara non verbal. Akan ketajaman sorot onyx itu, yang bagai dapat memindai apapun disekelilingnya tanpa terkecuali. Seakan ketajaman itu berasal dari insting hewani yang buas. Pada keindahan bola mata itu, yang bak memancarkan landskap malam pekat tak berbintang yang indah. Yang entah kenapa membuat Hinata sangat terpesona.
"Jangan! Tetaplah disini, Sasuke-san!"
Hinata tak tau kenapa seolah ada dorongan reflex yang mencegah sekaligus menolak Sasuke beranjak dari sisinya. Dirinya sendiri pun baru saja menyadari arti ucapan yang dicuapkannya tanpa berpikir barusan. Cepat-cepat Hinata membekap mulutnya sendiri menggunakan tangannya yang bebas. Rona merah mendominasi pipi tembemnya. Hinata tertunduk malu. Sasuke yang kaget dengan ucapan Hinata beberapa detik lalu hanya menyeringai kecil.
Entah kenapa ada sesuatu yang janggal di hatinya. Sesuatu yang tak pernah dan baru kali ini dirasakannya. Sesuatu yang membuat hatinya menghangat dan nyaman.
TBC
Bagaimana? Abal? Ancur? Jelek? Ga jelas?
Tolong beri kritik dan saran
17-03-13
