WITH YOU

CHAPTER 1

Fiction || Rated T || Meanie

Summary :

Sampai kapan pun aku tidak akan pernah melepaskanmu untuk apapun dan siapapun. Tidak akan dan tidak akan pernah - Mingyu

Buktikan jika itu benar. Jangan biarkan aku dengan yang lain - Wonwoo


Di Hari minggu yang cerah ini adalah hari dimana untuk beristirahat dan bermalas-malasan.

"Hoaammm" terdengar suara laki-laki yang tengah terbangun dari tidurnya. Ia memaksakan tubuhnya untuk terduduk dikasur. Setelah sudah mendapatkan tenaga untuk berdiri ia berjalan keluar dari kamarnya sambil menahan kantuknya. Berjalan malas menuju kamar mandi dan segera mencuci mukanya hanya dengan air keran wastafel. Ia menatap dirinya dan mengamati wajah kantuknya didepan cermin wastafel. 'Tampan' dirinya membatin. Ia mengambil handuk dilemari tepat diatas cermin wastafel untuk mengeringkan wajahnya.

"Ibu" laki-laki ini memanggil seseorang dengan sebutan 'Ibu' sambil menuruni anak tangga. "Jihoon-ah" ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena terheran-heran tidak ada satu pun yang menyahut panggilannya.

PRAAAKK...

"Ohh astagaaa" ia terkejut dan memegangi dadanya betapa mengejutkannya suara figura foto yang terjatuh dari dinding akibat tersenggol olehnya. Sangat amat ceroboh. Bagaimana bisa seseorang terkejut akibat ulahnya sendiri. Ia mengambil figura tersebut dan menghela nafas lega karena figura tersebut tidak pecah.

"Kemana mereka semua?" laki-laki tersebut sempat berfikir bahwa Ibunya dan Jihoon sedang menyiapkan kejutan untuk ulang tahunnya, tapi kenyataannya tidak ini bukan hari ulang tahunnya. Ia menuju ke dapur berharap disana menumukan makanan yang bisa dimakan untuk sarapan dan sedikit berharap jika Ibunya dan Jihoon berada disana.

Saat didapur ia melihat secarik kertas yang tertempel dilemari kulkas.

Mingyu, maaf jika kami pergi tidak memberitahumu sebelumnya. Ibu dan Jihoon akan pergi kerumah nenek untuk menjenguknya. Kemungkinan kami akan pulang nanti malam. Jaga dirimu baik-baik oke :) - Ibu

Laki-laki bernama Mingyu tersebut tersenyum kecil saat melihat sebuah emoji senyum diakhir kalimat pada kertas tersebut. "Mereka tidak mengajakku lagi?" Mingyu mendengus kesal. Tidak sepenuhnya ia kesal. Ia mengambil gelas kaca dari lemari dapur dan menuangkan segelas fresh water.

Kriiing... Kriiing...

Tiba-tiba suara telfon rumah berdering dari arah ruang keluarga. Ia pun segera menghampiri dan mengangkat telfon tersebut.

"Yeobb..."

'Yaa Kim Mingyu! Apa kau sedang dirumah sekarang?' terdengar suara laki-laki dari telfon.

"Soonyoung? Ya aku sedang dirumah sekarang, ada apa?"

'Bisa kah kau datang ke Cafe YumYum? Ada hal yang ingin ku katakan padamu'

"Tidak aku tidak bisa datang. Aku sedang malas untuk keluar rumah sekarang. Kau bisa membicarakannya sekarang"

'Tidak aku tidak bisa membicarakan hal ini ditelfon. Ayolah Gyu, bagaimana kalau aku menjemputmu saja?'

"Menjemputku? Tunggu... dengan apa kau menjemputku? Ah... sudahlah terserah kau saja"

'Baiklah aku akan datang 10 menit lagi'

"Hmm... terserah" Mingyu pun langsung menutup telfonnya. Dengan malas ia menuju kamarnya.

Dikamarnya ia mengganti pakaian dengan sebuah kaos hitam polos dan memakai sebuah jaket. Ya dia hanya mengganti pakaiannya saja dan tidak mandi. Lagi pula hanya untuk bertemu Soonyoung. Batin Mingyu.


"Baiklah aku akan datang 10 menit lagi"

'Hmm... terserah'

Soonyoung langsung memasukkan handphone-nya kedalam saku celananya dan mengambil kunci mobilnya yang sebelumnya ia taruh di atas meja belajarnya. ia segera bergegas keluar dari kamarnya dan menuju carport rumahnya.

"Soonyoung kau ingin pergi kemana?" didapati seorang pria tua yang berjalan dari arah halaman belakang membawa koran berita hari ini. "Ingin pergi berkencan dengan kekasihmu?" ujarnya lagi sambil berjalan mendekati Soonyoung.

"Tidak ayah, aku akan pergi bersama temanku dan sudah kukatakan berulang kali aku tidak memilikki kekasih. Ayah aku harus pergi sekarang, aku pergi dulu" ia berpamitan dengan ayahnya. Sesegera ia memasuki mobil pribadinya dan berjalan menuju tujuan.

Sesampainnya di rumah Mingyu ia memarkirkan mobilnya tepat didepan rumahya. Ia langsung turun dari mobilnya.

Tokk.. tokkk..

Soonyoung mengetuk pintunya, tak lama kemudian seseorang yang bernama Mingyu itu pun membukakan pintu tersebut. Soonyoung langsung memasuki rumah terseut tanpa dipersilahkan sebelumnya oleh Mingyu.

"Jadi kau sedang sendiri dirumah?" Soonyoung melihat-lihat sekeliling rumah Mingyu untuk memastikkan bahwa Mingyu benar-benar sendiri dirumah.

"Ibuku sedang pergi"

"Bersama Woozi?" tanya Hoshi dengan spontan.

"Woozi? Aishh... Kau menggunakan nama itu lagi untuk menyebut adikku?" Soonyoung menyegir.

"Bukankah itu nama yang bagus? Kurasa nama panggilan itu cocok untuknya" ujar Soonyoung memperjelas.

"Terserah" ujar Mingyu malas.

"Tunggu... kau datang kesini hanya untuk menemui adikku? Jika iya kau bisa pulang sekarang, kau sudah mendapatkan jawabannya bahwa Jihoon tidak ada dirumah sekarang" ujar Mingyu sambil mendorong tubuh Hoshi ke pintu untuk keluar dari rumah.

"Bukan begitu maksudku Gyu, tujuan utama ku datang kesini untuk menjemputmu. Baiklah kalau kita pergi sekarang saja" Soonyoung langsung melangkah menuju mobilnya dan meninggalkan Mingyu yang sedang terdiam memandangi sebuah mobil yang terparkir didepan rumahnya.

"Apakah kau datang kesini menggunakan mobil itu?" tanya Mingyu diikuti anggukan Soonyoung.

"Soonyoung..." Soonyoung langsung menoleh kebelakang. "... bolehkah aku saja yang menyetir?" tanya Mingyu kepada Soonyoung dengan penuh harap. Tiba- tiba Soonyoung melemparkan kunci mobilnya ke arah Mingyu dan Mingyu menangkapnya.

"Ku harap tidak ada kecelakaan setelah ini" ujar Soonyoung sedikit tertawa. Mingyu juga ikut tertawa mendengar ucapan temannya tersebut.

"Tentu tidak akan terjadi bodoh. aku pernah mengikuti les kemudi" mendudukan dirinya di jok mobil.

"Benarkah? Kau tidak pernah bercerita kepadaku. Sudah berapa lama kau mengikuti les kemudi?" tanya Soonyoung yang sedang memasang seatbelt.

"Mmm... mungkin sekitar 3 minggu. Tapi..." Mingyu menjeda pembicaraannya. "Aku hanya mendapat nilai C disetiap testnya" ujarnya pelan. Soonyoung menoleh terkejut. "Semoga kita tidak akan masuk berita juga" ucap Soonyoung pasrah.


"Kau tahu Mingyu aku sangat menyukai tempat ini. Suasananya sangat menyenangkan menurutku" Soonyoung menduduki salah satu satu kursi dari meja yang ia pilih dan melihat sekeliling cafe dengan wajah tersenyum.

"Tapi sayang sekali aku tidak ingin mengetahuinya. Maaf!"

"Permisi 1 Iced Cappuccino dan 1 Vanilla Latte, silahkan dinikmati" seorang pelayan cantik mempersilahkan mereka menikmati minumanan yang mereka pesan. Mingyu dan Soonyoung tersenyum bersamaan.

"Aihhh kau datar sekali hari ini? Sedang tidak mood? Baik kita cari tahu bagaimana cara membaikan mood seorang Kim Mingyu" Soonyoung mengeluarkan handphone miliknya dari saku celana. Berpura-pura mengetik di handphonenya. "Hmm... OH! apa ini? cara termudah untuk membaikan mood seorang pria dengan membicarakan wanita cantik atau Wanita sexy. Ahh kurasa cara ini tidak ampuh bagimu karena kau lebih tertarik pada manusia cantik yang berbatang bukan? benarkan mingyu?" ucap Soonyoung intens dan menekankan pada kata berbatang.

Sebuah pukulan mendarat di lengan Soonyoung. "Apa yang kau bicarakan bodoh! Suara mu terlalu keras Soonyoung-ah" Mingyu menatap Soonyoung tajam. Soonyoung hanya meringis memegang lengannya yang dipukul oleh Mingyu. Orang-orang di kafe tersebut menatap menuju Mingyu, bukan karena mendengar perkataan Soonyoung tetapi akibat Mingyu yang tiba-tiba membentak Soonyoung. "Aku hanya bercanda kawan, tapi memang benarkan?" Mingyu melayangkan tangannya bersiap-siap memukuli kembali lengan temannya yang tidak bersalah. Ia benar- benar ingin memukuli kembali temannya itu jika saja seorang barista cantik tidak datang mengantar minuman mereka.

"Permisi 1 Iced Cappuccino dan 1 Vanilla Latte, silahkan dinikmati" seorang barista cantik mempersilahkan mereka menikmati minumanan yang mereka pesan. Mingyu dan Soonyoung tersenyum bersamaan. Soonyoung melamun menatap kepergian barista cantik tersebut.

"Apa yang ingin kau bicarakan disini?" lanjut Mingyu sambil meminum Iced Cappuccino. Soonyoung tersentak saat Mingyu memulai pembicaraan.

"Mmm... Begini apa kau ingat saat kita pergi ku Busan tahun lalu?" Mingyu mengangguk.

"Ada apa? Kau ingin kembali berlibur kesana? Aku juga memikirkan bagaimana jika kita kembali berlibur bersama"

"Tidak bukan itu. Kau ingat saat kau berkelahi dengan seorang laki-laki sebaya dengan kita disana?" Mingyu mengernyitkan keningnya berusaha mengingat kejadian yang sudah lampau itu. "Ahh aku ingat, dia yang merusak lencana pin sekolahku itu kan?" mencoba mengutarkan apa saja yang telah teringat dipikirannya.

"Iya benar. Mingyu kurasa ini berita buruk, kau tahu ia akan pindah kesekolah kita!"

.

.

.

.

.

.

next/end?


NOTE :

Annyeong Yeorobun!

oke jadi ini Fanfict pertamaku... jadi mohon bantuannya ya kawan masih banyak banget kata-kata yang gaenak untuk dibaca :'

Jadi mohon bantuannya ya sekali lagi. Jangan lupa review yaa...

Makasih sebelumnya :)