Kwon Hyunbin terdiam menatap langit yang bertabur bintang dari balik jendela ruang rawat rumah sakit. Pemuda tampan itu menghela nafas lelah. Hey! Ia lelah harus mendekam di sini untuk dua minggu ke depan, mengingat Hyunbin adalah pemuda aktif yang lebih menjurus pecicilan sebenarnya sehingga diam adalah kata terlarang bagi sang sulung Kwon.
Cklek.
Pintu ruang rawat Hyunbin terbuka, pemuda berprofesi sebagai athlet anggar itu bahkan enggan untuk sekedar menengok siapa yang datang, ia masih betah menatap langit indah di luar sana.
Suara benda yang terbuat dari almunium diletakan di bed sidenya bahkan tak mengganggu Hyunbin, masih enggan menoleh hingga suara lembut bagai malaikat menyapa gendang telinganya.
"Selamat malam Kwon-sshi,"
Seakan slow motion Hyunbin menoleh perlahan dan sosok malaikat berwajah rupawan yang tengah tersenyum kearahnya membuat pemuda tampan itu seakan membeku.
Hyunbin tak berkedip, takut jika ia berkedip malaikatnya akan hilang begitu saja.
'Sungguh Tuhan sangat menyayangiku hingga mengirimkan sesosok malaikat cantik untuk pemuda tampan seperti diriku'
Itu suara hati seorang Kwon Hyunbin yang tingkat kenarasisannya melebihi Narsiscus.
"...won-sshi," Lagi-lagi suara lembut itu menyapa gendang telinga Hyunbin, diam-diam si pemuda tampan mensyukuri nikmat Tuhan yang diberikan padanya.
"N-ne?" Hyunbin tergagap menjawab pertanyaan sang malaikat yang dibalut pakaian putih dan sweater merah muda. Rupawan tampaknya tak bisa menggambarkan keindahan malaikat di hadapan Hyunbin itu.
"Anda tak apa?" Seraut wajah khawatir tergambar di paras sang malaikat dan seperti orang idiot Hyunbin menggeleng pelan.
"Baiklah jika begitu, ijinkan saya melakukan pengecekan rutin,"
Oh, nampaknya cupid baru saja memanah hati Hyunbin dengan panah asmara, mata Hyunbin kini sudah berubah menjadi tanda hati (Love).
.
.
.
Hwang Minhyun, 25 tahun, seorang dokter umum yang mengambil lagi jurusan dokter anak, cantik, dan single.
Itulah informasi singkat yang Hyunbin dapatkan setelah ia merengek pada beberapa perawat, untung saja wajah tampan Hyunbin menyelamatkan dari amukan para perawat yang merasa annoying akan tingkah si sulung Kwon.
Sejak mendapatkan informasi itu Hyunbin sering berkunjung ke ruang rawat khusus anak-anak walau harus memakai kursi roda -Berhubung keadaan cedera paha yang ia alami belum sembuh sama sekali- hanya untuk melihat seorang Hwang Minhyun yang telaten menghibur beberapa anak yang mmpunyai penyakit mematikan, entah itu dengan menyanyi (Dan Hyunbin menyadari bahwa suara Minhyun sangat indah) ataupun hanya bermain-main dengan mereka, memberi beberapa hadiah kecil yang membuat anak-anak itu bersorak riang dan menghambur memeluk 'Sang Malaikat'.
Dan setiap melihat hal itu Hyunbin merasa terberkati telah mencintai seorang manusia berhati malaikat.
"Akh, Hyunbin-sshi datang mengunjungi anak-anak lagi," Senyum otimatis terkembang di wajah rupawan Hyunbin kala suara kesukaannya menyapa.
"Ya, aku sangat senang melihat anak-anak yang tersenyum riang," Hyunbin tak mengatakan semua kejujuran karena seharusnya setelah kalimat itu ada kata 'Dan aku lebih senang melihat kau yang tersenyum,'
Suara tawa yang lepas membuat Hyunbin terpesona akan sosok itu.
"Sangat menyukai anak kecil? Sepertinya kita memiliki kesamaan," Minhyun mengalihkan atensinya dari Hyunbin, pandangannya berubah menjadi sangat teduh saat menatap anak-anak yang tengah bermain.
"Mereka sangat maniskan?" Lanjut Minhyun sambil menoleh pada Hyunbin, pemuda yang lebih tua hanya mengangguk oelan, terlalu terpesona pada si cantik Hwang.
"Momma~~" Seorang anak kecil berusia kira-kira tiga tahun berlari dan menghambur memeluk kaki Minhyun.
Rasanya dunia Hyunbin berhenti berputar dan runtuh saat mendengar panggilan bocah setan itu pada Minhyun.
'Bukankah Minhyunnie single?'
.
.
.
Berbeda dari beberapa hari lalu dimana Hyunbin berwajah ceria dan hobi nongkrong di dekat ruang khusus anak-anak, hari ini Hyunbin mendekam di kamar rawatnya, lebih memilih bergelungdengan selimut dan pikiran-pikiran tentang anak setan -Tahu Hyunbin keterlaluan memanggilnya anak setan tapi mana Hyunbin peduli- yang memanggil Minhyun-NYA dengan sebutan 'MOMMA' kapan dia membuat anak dengan Minhyun hingga Minhyun dipanggil 'Momma', seseorang tolonglah Hyunbin.
Helaan nafas lelah entah keberapa kali yang Hyunbin keluarkan, jika saja menghela nafas benar-benar menghilangkan nasib baik, maka nasib baik Hyunbin sekarang sudah minus sekian.
"Apa kau mau sekarat hyung?" Sebuah suara menyebalkan milik Kwon Donghan, adik -yang tak mau diakui adik oleh sang kakak- Hyunbin, pemuda yang tak kalah tampan dari Hyunbin itu seenak jidat mendudukan dirinya di sofa yang disediakan rumah sakit, lagaknya sudah seperti bos besar membuat Hyunbin berdecak kesal.
"Donghan bodoh, adik durhaka, diam kau," Ujar Hyunbin yang hanya ditanggapi decihan malas sang adik. Perang kata memang sudah biasa untuk mereka.
"Kau tak sadar bahwa kau bahkan idiot Hyung," Sepertinya tak salah jika teman-teman Hyunbin menjuluki Donghan sebagai 'Dongsaeng tersavage-
"Terserah kau saja," Donghan tak percaya dengan pendngarannya, ia mengorek kuping sebentar, mengerutkan kening bingung.
"Hey! Siapa kau alien jelek? Kembalikan kakakku," Donghan berjalan kearah ranjang sang kakak, mengoyangkan tubuh Hyunbin yang masih digelung selimut.
"Diamlah Donghan-ah, aku sedang tidak mood bertengkar denganmu," Hyunbin menyingkirkan tangan sang adik dari tubuhnya, menggeliat seperti cacing, dan nyungsep lagi di bantal.
"Aish, ada apa denganmu Hyung? Otakmu tak sedang dipinjam patrickan?" Dongan dan segala pemikiran bodohnya.
"Hatiku di curi oleh malaikat dan dihancurkan anak setan," Jawab Hyunbin, Hey! Ia benar-benar berkata jujur.
Donghan mengerutkan keningnya tak mengerti.
"Kau gila Hyung?"
Sialan kau Kwon Donghan.
.
.
.
"Hahahahaha..." Suara tawa menggelegar di ruang rawat si sulung Kwon. Rasanya Hyunbin ingin membunuh adiknya dengan cara menggantung sang adik di pohon toge.
"Diam Kwon Donghan sialan," Donghan bukannya menghentikan tawanya malah semakin terbahak-bahak.
Kakaknya memang IDIOT.
"Jadi intinya kau menyukai dokter rumah sakit ini, siapa namanya? Wang Hyun? Wang Nyun?"
"Hwang Minhyun. " Hyunbin mengoreksi.
"Iya itu, Hwang Minhyun, lalu kau patah hati karema anak setan -itu yang kau katakan- memanggil MALAIKATMU 'momma'?" Donghan beranjak dari duduknya, menghiraukan sang kakak yang menatapnya aneh.
"Lalu kenapa jika sudah punya anak? " Donghan kembali bertanya, Hyunbin rasa ia benar-benar akan membunuh sang adik.
"Tentu saja itu berarti Minhyun-KU sudah ada yang memiliki." Jawab Hyunbin dengan nada Kau-sangat-bodoh.
"Minhyunku, sejak kapan pula kau jadiaan dengannya?" Donghan menggerutu, sebuah bantal melayang ke arah yang lebih muda.
"Oke, jika dia punya anak itu bukan berarti dia juga punya suami hyung," Hyunbin menatap Donghan jengkel.
"Lalu bagimana mungkin Minhyun-KU bisa mendapatkan anak? Dengan membuatnya dari tumpukan rongsokan?" Donghan menepuk dahinya, ngomong-ngomong itu kata-katanya saat masih kecil -Ia pernah mengira bahwa bayi dibuat dari rongsokan-
"Bisa saja dia sudah pernah menikah namun bercerai, bukankah itu mungkin? Lagipula dari yang kau ceritakan semua perawat tahunya Minhyun-mu itu single,"
Hyunbin terdiam sejenak, berpikir lalu...
"Akh~~ Benar juga," Seru Hyunbin bahagia.
"Aku mencintaimu Kwon Donghan!" Hyunbin tiba-tiba memeluk tubuh jangkung sang adik.
"Aku tak mencintaimu wahai kakakku yang bodoh, lagi pula aku tak mau incest dengan kakak idiot sepertimu"
Plak!
Donghan dan mulut cabeknya.
.
.
.
Pagi ini Hyunbin sudah bersiap-siap. Pakaiannya memang kasual namun tubuh jangkung Hyunbin membuat pemuda itu nampak mempesona.
Senyum pemudavyang sering Donghan sebut 'idiot' itu secerah mentar eh mentarisaja nampaknya malu karena kalah cerah dengan senyum si pemuda Kwon.
Iya. Hyunbin baru saja mendapatkan info bahwa Minhyun belum pernah menikah dan anak yang memanggil Minhyun 'Momma' kemarin adalah anak angkatnya. Berita bahgia bukan?
Kemari Gip yang terpasang di pahnya sudah di lepas itu artinya Hyunbin sudah bisa berjalan walau masih mengenankan kruk.
"Kau memang tampan Kwon Hyunbin," Puji Hyunbin pada dirinya sendiri.
"Hari ini aku akan mendekati Seonho, siapa tahu ibunya akan mudah kudapatkan jika aaknya sudah menempel padaku, sungguh pintar aku in," Hyunbin bermonolog, untung saja tak ada Donghan, jika sang bungsu Kwon mendengar ucapan kakaknya,habis sudah Hyunbin diperolok Donghan.
Setelah memastikan bahwa pakaiannya baik-baik saja Hyunbin keluar dari ruang rawatnya, berjalan menuju koridor rumah sakit lain, kemana lagi tujuan Hyunbin selain ruang khusus anak-anak, senyum Hyunbin melebar saat targetnya terlihat, untung saja bukan senyum om-om pedhofil.
"Seonho-ah," Hyunbin memanggil seorang anak berusia tiga tahun yang tengah memeluk boneka rillakuma sambil memperhatikan anak lain yang tengah bermain perosotan.
Seonho menoeh pada Hyunbin pandangan mata bocah itu sangat polos dan Hyunbin adi berpikir kenapa ia sempat memanggil Seonho anak iblis dan ngomong-ngomong pemuda Kwon itu juga baru sadar bahwa Seonho sungguh mirip dengannya.
"Ne ahjucchi?" Suaranya lucu, Hyunbinkan jadi gemas.
Hyunbin berjalan mendekati Seonho, ia memilih duduk di dekat bocah itu.
"Kenapa tidak bermain dengan yang lain?" Tanya Hyunbin yang dijawab gelengan oleh yang lebih muda.
"Coalnya momma bilang jangan main dulu, nanti Hoho sakitnya lama," Aksen cadel sang bocah membuat senyum terkembng di wajah rupawan sang Kwon.
"Kalau begitu bagaimana jika bermain dengan Ahjushi? Ahjusshi punya mainan," Seonho menegerutkan kening imut, berpikir keras, telunjuknya ia ketukan pada dagu.
"Tapi Hoho disuluh menunggu disini oleh Momma," Wajah sang bocah meredup, tampaknya ia ingin bermain.
"Baikah, kita main di sini, ahjusshi membawa buku gambar dan crayon,"
Wajah Seonho langsung cerah, bahagia. Bocah itu mengangguk senang.
"Iya, Hoho mau,"
.
.
.
Entah sudah berapa ama Hyunbin bermain dengan Seonho dan pemuda Kwon itu menyadari bahwa Seonho adalah bocah ceria yang imut, ia juga cerdas dan baik, sangat khas dengan karakter Minhyun dengan tambahan bahwa bocah itu juga hyperactiv.
"Seonho-ya" Suara lembut sang momma menyapa gendang telinga dua lelaki berbeda usia yang tengah bercanda, yang lebih muda segera menoleh, matanya bersinar dan langsung menghambur ke pelukan sang Bunda.
Hyunbin yang melihat hal itu hanya tersenyum teduh. Hey jarang-jarang ia melihat momen seperti ini, seperti melihat istri dan anak masa depannya.
"Akh Hyunbin-sshi," Sapa Minhyun, sedanJg Hyunbin membalas dengan senyuman.
"Hoho, main dengan binbin Juchi momma~~" Seonho mengadu pada Minhyun, Hyunbin hanya bisa menggaruk tengkuknya yang gatal.
Jadi salah tingkahkan Poppa-mu ini Ho.
"Benarkah?" Tanya Minhyun sambik menatap Hyunbin yang salah tingkah.
"Aku hanya menemani Seonho, lagipula aku kebosana di kamar sendirian," Oke. Hyunbin tidak sepenuhnya berbohong kawan-kawan.
"Hmm, BinnBin Juchi keren, menggambar banyak mainan untuk Hoho. Optimuse prime, bumble blee, atau gak tahu Hoho gak bisa nyebutinnya," Seonho terus berceloteh sedang kedua orang dewasa itu malah saling melemparkan senyum satu sama lain.
Nampaknya baru saja ada hati yang dicuri seseorang.
Penasaran dengan kelanjutannya? See You Next Chapter
TBC
Bacot's zone :
Hi all, Ji kembali dengan Ff 2shoot yang lagi-lagi dengan couple MinHyunbin dan Kids! Seonho. Maaf buat yang nunggu 2 ff Ongoingkuu Aku udah nyelesaiinya 3 hari yang lalu sayang filenya hilang entah kemana #Mewek huhuhuhuhuhuhu dan Ini hanya 2 shoot kawan.
ps. Adakah yang udah nonton Akdong detectivwnya Seonho Oppa dan Hyungseob dan Namjoo aku gak bisa bereti ngakak.
pss. JBJ mau debut! Dan lagi bikin reality Show giyu, without Taedong sih... tapi Wish Taedong all the best aja :)
Kwon'sMagnae
