WAIT YOUR LOVE, ALTHOUGH LONG
Cast : Yewook + Sungmin
Genre : Sad/romance
Disclaimer : Yesung hanya milik Ryeowook dan Author seorang *dibacok* Fict ini 100% asli buatan author. Dan bila ada yg berani menjiplak, dijamin hidupmu tidak akan tenang #plak.
Anyeong readers ... seperti janji author di FF kedua author, kali ini author bikin FF sad romance. Kalo gak ada sad-sad-nya(?) sama sekali, dimohon baca fict ini sambil dengerin lagu punya A'a Yesung #plak, yg judulnya Waiting For You ost-nya Paradise Ranch. Co cwit... dah. Klo gak punya atau belum pernah denger, ya coba download. OK, OK...? Oh iya, disini Ryeowook dan Sungmin itu yeoja, Yesung forever namja dan semua seumuran kecuali yg berperan sebagai orang tua, uisanim, songsaenim. Paham...? *readers manggut-manggut* Oh iya, jangan ngamuk kalo ceritanya agak gak nyambung.
Sugeng Maos... *jawa pisan euy...*
.Ryeowook POV
Langit begitu cerah pagi ini, embun sejuk yg membuat hatiku tenang terus menemaniku sepanjang jalanku menuju ketempat yg paling kusukai. Sebuah gedung dengan banyak penghuni yg ramai setiap pagi sampai matahari berhenti berjalan tepat diatas kepala. Ya... itu ruang kelasku. Tempat dimana pertama kali aku bertemu seorang namja tampan dengan mata sipitnya dan tampang babonya yg menurutku sangat menawan.
Namja yg membuatku jatuh dalam jurang kharismanya. Membuatku yg seorang yeoja yg selalu hangat dan ramah pada semua namja, tapi terkadang berubah sangat dingin padanya. Namja yg selalu bisa membuatku tersenyum senang dan seakan terbang ke angkasa, namun terkadang juga membuatku menitikan air mata. Namja yg membuatku yg seorang yeoja ceria menjadi yeoja murung dan terlihat rapuh karena sikapnya pada ku.
Ya... namja itu bernama Yesung. Dia anak yg juga sangat ceria dan ramah. Selalu tersenyum dan bersikap lucu didepan semua orang. Sangat dekat dengat semua yeoja dikelas yg selal membuatku merasa mm... cemburu.
FLASHBACK..
Setiap hari sejak aku MOS, semua orang menatapku aneh jika aku mulai memasuki gerbang sekolah. Pandangan mereka seolah-olah mengartikan aku seorang anak kecil yg selalu dimanjakan umma-nya. OK, aku mengakui ini karena sikap supir-ku yg selalu memperlakukan aku seperti anak TK.
Dari semua orang yg menatapku, ada satu namja yg menatapku dalam. Tatapannya berbeda dengan orang lain. Sorot matanya begitu bercahaya. Dia langsung mengalihkan pandangannya dari mataku saat aku balik menatapnya. Sungguh namja yg aneh.
Aku mulai memasuki ruang kelasku. Semua terlihat canggung, ya karena kami murid tahun ajaran baru. Hanya beberapa orang yg saling menyapa. Disana ada beberapa teman smp-ku, dan ada juga Sungmin eoni. Dia adalah sahabat baikku dari kelas satu smp. Aku memutuskan untuk duduk satu bangku dengannya.
Aku melihat keseluruh ruangan untuk mengenal setiap sudut ruang kelas ini. Ku tatap seluruh wajah teman baruku. Ada yg terlihat polos, pendiam, cerewet, lucu, kasar, dan bahkan so' cantik.
Tapi ada satu namja yg menarik perhatianku. Dia duduk disebelah kiri jarak satu bangku dari bangku-ku dan Sungmin eoni. Kutatap namja itu lekat-lekat. Sekarang aku ingat, dia adalah namja aneh yg selalu menatapku jika aku berangkat sekolah.
Setelah beberapa saat berlalu, aku mulai mengenal karakter dari teman-temanku dikelas. Dan satu namja yg paling sering kuperhatikan atau lebih tepatnya mungkin dia juga memperhatikan ku, namja aneh dengan tatapannya yg begitu berbeda. Baru aku tahu namanya adalah Yesung. Nama lengkapnya sih Kim Jong Won. Yesung adalah nama panggilannya.
Sekarang, aku sudah mulai berbicara, mengobrol dan bercanda dengan semua namja yg ada dikelas. Berbeda dengan saat aku berada di smp, sikapku begitu dingin pada semua namja. Tapi entahlah, sikapku pada Yesung sangat aneh. Terkadang aku sangat hangat dan ramah, tapi terkadang aku sangat dingin padanya dan bersikap kasar padanya.
Yesung adalah sosok yg sangat menyenagkan bagiku. Dia selalu membuat lelucon yg agak garing, namun tampang babonya selalu membuatku tertawa. Aku senang saat aku berada didekatnya.
Namun sekarang, saat aku merasa sebentar lagi Yesung akan jadi milikku, aku malah merasa dia semakin menjauh dariku. Pernah saat aku hanya bercanda dengan pura-pura berbicara galak padanya, di malah balas membentakku. Padahal aku masih sempat tersenyum ditengah aktingku, tapi dia menganggapnya begitu serius. Aku sakit melihatnya seperti itu, dia tidak pernah sekalipun membentak yeoja meski yeoja itu melakukan hal-hal kasar bahkan sampai memukulnya. Setelah membuatku terluka, esoknya dia malah memperlakukan ku sangat ramah. Seperti itulah sikapnya padaku. Hah... aku bisa gila, kalau begini.
OK, itu bisa ku maklumi. Seiring berjalannya waktu, aku mulai terbiasa dengan sikapnya. Tapi ada satu hal yg membuatku lebih sakit hati. Saat dia bersikap kasar padaku, dia malah bersikap begitu manis pada Sungmin eoni.
Aku dan Sungmin eoni selalu bercanda sampai melewati batas. Saat aku menjahili Sungmin eoni, Yesung selalu datang membelanya dan langsung memarahiku. Tapi jika keadaan sebaliknya, dia malah ikut-ikutan menjahiliku. Sesaat aku pernah membencinya. Tapi entah kenapa, aku selalu kembali kedalam pelukan cintanya.
FLASHBACK END...
Sekarang sedang pelajaran olahraga. Aku sangat tidak menyukai pelajaran ini. Bukan karena apa, tapi saat pelajaran inilah aku melihat Yesung dan Sungmin eoni sangat akrab, mereka terlihat seperti... pasangan kekasih. Sungguh aku sakit melihatnya. Cara mereka bertatapan, bercanda, dan semuanya, mereka terlihat sangat serasi.
Mulai dari sini, baru sekarang aku sadari, Yesung tidak menatapku selama ini, ia menatap Sungmin eoni. Aku mengerti, anggapanku selama ini jika Yesung mencintaiku itu salah besar.
Lebih baik sekarang aku pergi, memandang kemesraan antara Yesung dan Sungmin eoni membuatku semakin kecewa.
Aku berdiri hendak melangkah menuju kelas. Namun kurasakan mataku berkunang-kunang dan kepalaku sungguh terasa berat. Bahkan kakiku lemas untuk coba menopang tubuhku. Sudah dua hari aku merasakan seperti ini.
Aku terus merasakan kepalaku berputar. Kucoba berjalan menuju kelas sambil meraba tembok kelas-kelas yg berjejer hingga kelasku. Sebelumnya aku meminta izin pada Choi songsaenim. Aku sekilas melihat teman-temanku memandangku yg memegangi kepalaku sambil berjalan terseok-seok menuju kelas.
Disaat seperti ini, salahkah aku bila mengharapkan Yesung membantuku berjalan. Minimal menggandeng lenganku untuk menopang tubuh sekali lagi, dia hanya menatapku iba. Dan yg membuatku hancur, dia menggenggam tangan Sungmin eoni.
Kurasakan bukan hanya kepalaku saja yg sakit sekarang, air mataku juga mulai menuruni lekuk pipiku. Stop, Ryeowook. Kau bukan yeoja yg lemah. Jangan menitikan air mata hanya demi seorang namja.
Pelajaran berikutnya kulalui dengan sangat tidak berkonsentrasi. Masih berbekas dibenakku bagaimana Yesung dan Sungmin eoni saling menggenggam tangan. Kutunjukan wajah serius palsu-ku agar Jinki songsaenim tidak curiga kalau aku mengikuti pelajarannya dengan sangat tidak serius. Dia pasti akan marah.
Akhirnya jam pelajaram selesai. Aku ingin segera pulang kerumah. Untungnya sakit kepalaku sudah agak berkurang. Tapi sore nanti ada ekskul. Hari ini benar-benar melelahkan.
"Sungmin, gwaenchana?" Kudengar suara Yesung dari balik tembok kelasku. Kucoba mengintipnya.
Mataku sukses membulat dan hatiku benar-benar runtuh sekarang. Yesung dan Sungmin eoni. Mereka... BERCIUMAN?
Segera kubalikkan tubuhku, agar tak melihat adegan itu lebih lama dan membuat aku semakin deras mengeluarkan butiran air mata beningku. Aku langsung berlari pulang.
Aku tidak menyangka akan seperti ini. Jika tahu akhirnya akan seperti ini, dari awal aku tidak akan menyukai Yesung. Aku tidak akan munafik, aku kecewa pada Sungmin eoni. Salah memang, tapi hatiku tidak bisa berkompromi lagi.
.Normal POV
"Sungmin, gwaenchana?" tanya Yesung pada Sungmin yg terlihat menangis dibalik tembok.
"Ne, gwaenchana" jawab Sungmin masih terisak.
"Kau menangis?" tanya Yesung lagi, ia mulai mendekatkan wajahnya pada Sungmin, sehingga posisi mereka sekarang seperti orang yg sedang berciuman. Yesung mengusap air mata Sungmin tanpa melakukan apapun padanya, apalagi sampai berciuman.
"Sudah tidak apa-apa Yesung, kau... Wookie!"Sungmin terkaget ketika melihat Wookie berlinang airmata. Wookie berlari sangat kencang meninggalkan Sungmin dan Yesung yg terus memanggil namanya. Tapi Wookie tidak mendengarnya.
'Wookie... mianhe, kau salah paham Wookie. Sungguh aku dan Yesung tidak ada hubungan sama sekali. Aku tahu kau menyukai Yesung. Mianhe...' batin Sungmin menatap Ryeowook yg makin lama makin menghilang.
*~*~* Ekskul...
.Ryeowook POV
Masih lekat bayangan Sungmin eoni dan Yesung dipikiranku. Aku sangat kecewa pada mereka.
"Wookie..." Sungmin eoni memanggilku. Aku menoleh dan tersenyum semanis mungkin. Aku tidak bisa marah pada sahabatku ini, hanya rasa kecewa yg ada dihatiku yg tidak bisa kuhilangkan.
"Wookie, gwaenchanayo?" tanya Sungmin eoni. Tentu saja aku tidak baik-baik saja eoni, apa kau tidak bisa melihat wajah suntukku?
Aku mengangguk, setidaknya dia tidak boleh mengetahui perasaanku pada Yesung.
"Mian Wookie.." ucap Sungmin eoni. Eh mian? Apa dia tahu perasaanku pada Yesung dan melihat kemarin aku menangis saat memergoki mereka berciuman?
"Mian untuk apa eoni?"
"Lho bukannya kemarin kau menangis saat..?"
"Ani, eoni. Aku menangis karena Kyuhyun menjahiliku" jawabku agar tak ketahuan aku menyukai Yesung.
Raut wajah Sungmin eoni langsung berubah cerah saat mendengar jawabanku. Aku sengaja berbohong agar Sungmin eoni tidak sedih. Cukup aku saja yg merasakan kesedihan ini, aku tidak mau sahabatku jugasedih karena seorang namja.
Saat ekskul dimulai, aku mulai merasakan kepalaku sakit kembali, seluruh tubuhku nyeri dan perutku mual. Keringat dingin mengucur deras dari tubuhku. Kulitku memucat. Aku sungguh tak karuan. Ayolah cepat, aku ingin pulang.
Akhirnya ekskul selesai, aku berjalan semampuku meski dengan tertatih-tatih, menghampiri supir-ku yg sudah menjemput didepan gerbang sekolah. Kucoba sembunyikan rasa sakit yg aku rasakan. Aku tak mau umma khawatir.
Sesampainya dirumah, aku langsung ganti baju dan beranjak tidur. Badanku lemas sekali. Pikiran-pikiran tentang Yesung memenuhi kepalaku sekarang. Kututup seluruh tubuhku hingga wajahku dengan selimut. Udara terasa sangat dingin.
Bayangan wajah Yesung, Sungmin eoni, dan apa yg mereka lakukan yg membuatku sangat sangat kecewa. Aku kembali mengalirkan air mata yg sepertinya memang sangat senang keluar dari rongga mataku.
Dalam tidurpun aku tetap memimpikan Yesung. Sekarang aku demam tinggi. Seperti kebiasaanku saat demam, aku akan merintih seperti orang kesakitan. Bahkan umma-ku sampai terbangun dan mengetuk pintu kamarku.
"Gwaenchana umma" teriakku masih dari balik selimut. Aku tak kuat berdiri untuk membuka pintu. Kubiarkan umma yg akhirnya pergi juga. Aku melanjutkan tidurku.
*~*~*Esoknya...
Badanku sudah merasa agak baikan sekarang. Tapi aku merasa ada yg aneh pada diriku hari ini. Aku yg biasanya tidak pernah memakai pita rambut karena gayaku yg tomboy, tiba-tiba hari ini aku ingin memakai pita berwarna putih. Kukenakan pita itu dirambutku yg hitam. Sungguh, aku terlihat manis.
Seperti biasa saat aku mulai memasuki gerbang sekolah, semua orang menatapku. Bedanya, semua orang menatapku dengan tersenyum dan hari ini tidak ada satu namja yg selalu menatapku dengan sorot mata yg berbeda. Sangat aneh.
Sampai dikelas, teman-temanku juga menatapku aneh. Jika digerbang sekolah tadi semua orang tersenyum padaku, sekarang ini mereka menatap khawatir padaku.
"Wookie, gwaenchana?" tanya Kibum.
"Tentu, malah aku merasa hari ini aku sedang baik sekali"
"Kau sangat berbeda hari ini Wookie" ucapan Eunhyuk membuatku tertawa.
"Jinja? Pasti karena aku memakai pita, iya kan?" ucap ku.
"Ani Wookie-a kau terlihat sangat pucat, tapi kau sangat cantik hari ini" kata Eeteuk eoni yg membuatku sedikit GR.
"Gwaenchana chingudeul, aku baik-baik saja. Lihat aku begitu bersemangat kan?" ucapku menenangkan. Ada apa sebenarnya dengan mereka? Aku bahkan sangat bersemangat hari ini.
~*~*~*Pelajaran Musik...
"Do, re, mi, fa ,so , la, si, do..." guru musikku mengajari kami teknik bernyanyi yg benar. Lee songsaenim adalah guru favoritku dan musik adalah pelajaran favoritku juga.
Saat ia menyuruh salah satu anak untuk menyanyi didepan kelas. Teman-temanku langsung menunjukku. Bahkan Yesung menyoraki-ku agar aku mau maju kedepan untuk menyanyi. Baiklah aku akan maju dan bernyanyi untuk kalian semua terutama untuk mu Yesung.
Saat aku berdiri untuk maju kedepan, rasa sakit kepala dan sakit diseluruh tubuhku kambuh kembali. Aku ingin duduk kembali, tapi aku juga sudah berjanji pada teman-temanku untuk menyanyi. Kupaksakan untuk menyanyi didepan.
Kusempatkan tersenyum semanis mungkin pada semua.
"Chingudeul... la..lagu ini adalah persembahan terakhirku untuk kalian, semoga kalian suka. Dan jika kalian rindu padaku, dengarkan saja lagu ini, aku juga akan merekamnya untuk kalian."
Apa yg barusan aku katakan? Ini bukan aku. Aku adalah yeoja yg ceria, bukan yeoja yg tampak menyedihkan seperti ini. Ku lihat ekspresi teman-temanku berubah drastis saat aku mengatakan kalimat itu.
Kulanjutkan untuk menyanyi. Guru musikku bersiap dengan pianonya untuk mengiringi nyanyianku. Aku menyanyikan lagu Waiting For You... Yesung semoga kau menyukainya.
Alunan piano mulai terdengar. Aku mulai merekam lagu itu dengan Hp-ku. Rasa sakit kepalaku yg makin lama makin terasa, aku sembunyikan agar tak terlihat oleh semua.
Neoege haji motan maldeuri nun gameumyeon jakku tteoolla
Gieogeul dameunchaero meomchwodun naui sarang, neoreul saenggakhae
Gyeote dugo banghwanghaetdeon naldeureul huhoehago isseo
Naui jinsimi deulliji annni
Neoreul gidaryeo sesangi kkeutnal ttaekkaji
Neol gidaryeo unmyeongi mageul geu sungankkaji
Ijen naega neoege modu jul su inneunde
Naegero dagaol su eomni sojunghan nae saram
Hamkke han gieokdeureul jiugo amu ildo eopdeon geotcheoreom
Moreunda mareul haedo gaseumi neoreul meonjeo arabojanha
Neowa bonaen sigandeuri neomaneul gidarigo isseo
Majimak sarang neo hanainde
Neoreul gidaryeo sesangi kkeutnal ttaekkaji
Neol gidaryeo unmyeongi mageul geu sungankkaji
Ijen naega neoege modu jul su inneunde
Naegero dagaol su eomni sojunghan nae saram
Hollo ijeul sudo bakkul sudo eomneun i sarang
Neoui binjarie nameun honjatmal
Naui gyeote itdeon neoui soneul japji motan geotcheoreom
Dasin neoreul nochi anheul tenikkan
Bogo sipeotdeon bogo sipeotdeon maeumi neomu keojyeoseo
Neoreul hyanghan balgeoreum neuryeo jigo itjiman
Cheoeum mannan geotcheoreom neoreul saranghal geoya
Aku berhenti sebentar menahan sakit kepalaku yg kian menjadi. Ku gelengkan sedikit berniat menghilangkan rasa sakitnya. Dan aku bernyanyi kembali, menyelesaikan lagi itu.
Meomchwoitdeon naui gaseume huhoe eomneun sarangeul…
Seusai menyanyikan lirik terakhir lagu itu di depan kelas, tiba-tiba kepalaku terasa amat sakit. Sakitnya 4 kali lipat dari yg biasanya, badanku terasa sangat lemas dan nyeri. Keringat dingin menguyur semua lekuk tubuhku, dan badanku bergetar. Tiba-tiba kurasakan badanku oleng. Dan sekilas aku melihat wajah panik semua temanku dan Lee songsaenim, sebelum ku rasakan semua di sekelilingku terlihat gelap.
TBC
Gimana readers, genre sad/romance-nya berhasil gak? *Readers : gak*
Hmm... ni kisah nyata lho walau ada sedikit editan hasil kerja author. Habis ini langsung aja baca chap 2 ya... Semoga author bisa cepet updatenya. Gomawo ^_^
RIPIU readers, plisss... *pasang puppy eyes*
