Navigator for Sword Man

*Nami POV*

"Kenapa kau tak melihatku?"

"Aku tahu, aku selalu merepotkan mu dengan semua kebodohanku."

"Kau selalu saja berkata bahwa aku ini bodoh."

"Kau selalu saja berhasil memancing emosiku sampai-sampai seluruh perasaanku diselubungi emosi yang meluap-luap."

"Aku selalu saja kesal dengan sifat pemalasmu dan buta arah yang selalu menyulitkanku."

"Entah kenapa, sebanyak apapun kau membuatku emosi, namun seiring dengan itu perasaanku padamu semakin kuat."

"Kau hanya melihat dia, dia adalah wanita yang sangat sempurna."

"Ia cantik, pintar dan kuat, sedangkan aku? Aku hanyalah navigator yang bodoh, lemah dan pemarah."

"Astaga, kenapa denganku ? setiap hari yang adad dipikiranku Cuma Marimo sialan itu."

"Kenapa perasaanku ini tidak untuk sanji-kun yang sudah jelas-jelas mecintaiku."

"Harus kuakui sanji-kun memang perhatian dan baik, tapi kenapa perasaan ini seakan hanya untuk dia."

*end Nami POV*

Nami sedang berdiri sambil menatap hamparan laut yang luas. Samar-samar terdengar suara isakkan dari arah Gym. Nami pun melangkahkan kakinya hanya untuk sekedar mengetahui darimana suara isakkan itu berasal. Suatu pemandangan yang sangat tidak ingin Nami lihat yaitu Sang Pendekar sedang memeluk Robin. Yang nami rasakan adalah pedih,kesal,benci dan marah. Tanpa disadari setetes airmata Nami turun seakan turut merasakan apa yang tengah dirasakan Nami. Nami berlari hingga tanpa sadar menabrak tong sehingga menimbulkan suara yang cukup gaduh. Zoro terkejut saat melihat Nami berlari sambil menagis.

*Zoro POV*

"Sial, kenapa dia harus melihat aku memeluk Robin?"

"Pasti dia berpikiran yang macam-macam, yang jelas aku harus mengejarnya dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi."

Aku berlari mengikuti Nami dan aku pun bisa menarik lengannya. Aku menariknya ke dalam dekapanku."

"Kenapa kau menangis, Nami?"

"..."

"Huft, ku harap kau tidak mengiraku berpacaran dengan Robin."

Ia yang terkejut mendengar perkataanku, mendongakkan kepalanya menatapku.

"K...Ka..u serius?'

"Kau pikir aku berbohong? Robin sedang ada masalah dengan Franky, aku hanya menenangkannya saja."

"Tapi kenapa kau mengatakan semua itu padaku? Aku ini bukan siapa-siapa bagimu kan?"

"Kau sangat berarti bagiku. Jadi kumohon jangan salah paham, karena hanya kau wanita yang ada di hatiku."

Aku pun mengecup dahinya dengan lembut, terlihat jelas semburat merah tipis di wajahnya.

"Aku ingin bertanya, ada hubungan apa kau dengan si alis keriting itu?"

"Kami tidak ada hubungan apa-apa."

"Syukurlah, kalau begitu maukan kau menjadi navigatorku?"

"Maksudnya?"

"Kau hanya navigator milikku seorang."

"A...A... ku mau"

Aku semaki mempererat pelukanku seakan tak mau melepaskannya walau hanya sedetik. Karena dia adalah Navigatorku.

THE END

Thank's for reading. Review please!