Summary: Mermaid ini terpisah dari rombongannya karena telah ditangkap oleh manusia berhati es. Bagaimana kisah mermaid tersebut jika selalu hatinya disakiti oleh manusia tersebut? /"Kau hanyalah seekor ikan yang tak sengaja kutangkap!"/

Disclaimer: Fairy Tail hanya milik sensei Shinji yang sangat hebat. Yaitu, Mashima Hiro-sensei.

Genre: Romance (?) dan Fantasy

Warning: OOC, Typo yang sangat merajarela, gaje, abal, alur kependekkan, banyak dialog(mungkin), dan hal buruk lainnya yang terdapat di dalam fic ini.

Hohoho~# minum teh ala Tanaka. Ketemu lagi dengan Shinji XD Ini adalah fic dengan pair Gray dan Juvia. Mungkin Gray akan OOC sangat, berbeda sekali sama manga ataupun anime aslinya. Yosh! Nggak usah dengerin ataupun membaca tulisan yang akan keluar sendiri(?). Mending langsung turun kebawah saja untuk yang mau membaca. Dan langsung keluar untuk yang tidak mau membaca ataupun tidak tertarik.

~ Happy Reading ~

Jauh dari dasar laut, sangat dalam, terdapat sebuah kerajaan duyung. Kerajaan duyung telah di musnahkan dari muka bumi ini. Tapi duyung-duyung tersebut masih pada hidup semua. Berkeliling mencari tempat tinggal yang baru, untuk ditempati nanti. Mencari~ Mencari rumah baru untuk ditinggali bersama-sama bagaikan sebuah 'keluarga'.

Para duyung-duyung perempuan kini sedang membicarakan sesuatu. Tentang kejadian yang membuat rumah mereka hancur. Hancur menjadi debu tanpa ada sisa.

"Mengingat kejadian lalu, aku jadi sedih" kata duyung berambut pirang memulai pembicaraan.

"Sudahlah, kita tidak usah melihat kejadian yang sudah berlalu. Sekarang kita lihat saja yang sekarang, inilah kehidupan kita yang akan datang" kata duyung yang satu lagi, sepertinya dia sedang memberi semangat untuk lainnya.

"Menurutku yang merasa terpukul sekali adalah Juvia-san, ia kehilangan keluarganya, dia juga kehilangan orang yang dicintainya" lanjut duyung berambut hijau.

"Ya, sekarang dia sedang merenung disana" lanjut duyung yang berambut scarlet dan menunjuk Juvia yang sedang termengun di atas tiram raksasa.

"Yah~ kalau dilihat-lihat, dialah yang paling menderita diantara kita semua. Setiap hari aku melihat dia selalu memandangi kalung yang berisikan foto. Foto itu fotonya dia sama pasangannya itu" lanjut duyung berambut silver ataupun putih, Shinji tidak tau. Tapi yang pasti rambutnya panjang dan poninya diikat keatas.

"Yah~ katannya nama pasangannya Gray-kun kan?"

~ Mermaid Juvia ~

Masih dalam keadaan berbincang-bincang, para putri duyung tersebut tidak menyadari bahwa Juvia telah menghilang dari tempatnya. Kemana ia pergi?

_ Juvia P.O.V_

Sakit! Sakit yang kurasakan ini sama seperti sakit yang kurasakan saat aku kehilangan keluargaku dan juga orang yang kucintai. Sangat Sakit!

Yang kurasakan saat ini, sakit karena rambutku terjambak oleh suatu kail. Kail pancingan yang terus menarikku. Menarikku sampai ke daratan, dan... aku akan menjadi tontonan orang-orang. Terkurung di penjara yang bernama kesedihan dan berakhir dengan kematian yang tak sepantasnya. Aku akan menghilang untuk selamanya~

Itulah pikiran burukku. Sekarang hatiku sedang kosong, tak ada isinya sama sekali. Saat ini, aku seperti seekor ikan yang tertangkap oleh pancingan atas kebodohannya. Tapi aku merasa, akibat tarikan yang kencang itu, kepalaku menjadi sakit. Dan membuatku pingsang, aku akan pasrah.

_End of Juvia P.O.V_

Sekarang akan Shinji jelaskan apa sebenarnya yang terjadi. Saat itu, Juvia sedang termengun di sebuah tiram, kan? Dia saat itu hanyalah bengong, meratapi nasibnya. Bahkan ia tak sadar kalau ada yang mendekat padanya. Juvia tidak sadar kalau ada yang mendekatinya karena saat itu dia sedang sibuk memandangi foto dia dengan kekasihnya tersebut.

Ia memandangi foto tersebut dengan bermuka sedih. Karena kecerobohannya, akhirnya benda yang ternyata kail itu menyangkut pada rambut Juvia. Juvia terus tertarik, sisa menunggu sampai ke daratan saja.

Pingsan~ Ya, Juvia tak sadarkan diri. Kini ia telah sampai di daratan. Habislah dia! Seorang duyung tidak mungkin keluar dari air terlalu lama. Tentu saja orang yang memancing Juvia itu kaget melihat apa yang ia dapatkan. Seoerang putri duyung?

Orang tersebut mengendong Juvia yang pingsan itu ke rumahnya. Sesaat Juvia membuka matanya dan melihat wajah orang tersebut.

'Gray-sama'

~(())~

Tidak ada yang menyangka akan mendapatkan duyung. Duyung itu langka! Tidak banyak orang yang bisa melihatnya. Tapi,, orang yang satu ini malah bisa menangkapnya. Hanya dengan satu alat, yaitu pancingan! Hanya dengan alat tersebut ia bisa mendapatkan sesuatu yang langka!

Hangat~ Itulah yang dirasakan Juvia saat itu. Juvia baru kali ini merasakan hangat yang seperti itu. Berbeda dengan air laut yang kadang-kadang dingin dan kadang-kadang hangat. Kehangatan yang rasanya sangat... sangat... Apa ya rasanya hangat? Coklat? Stoberi? Yah~ tidak pentinglah apa iturasanya hangat. Pokoknya hangat itu rasanya sangat mengenakkan.

Juvia kini telah tersedar dari tidurnya. Ia sekarang berada di atas ranjang seseorang. Ia tersadar bahwa ia tidak berada di lautan. Melainkan tempat yang sangat asing baginya.

"Dimana aku? Dan kenapa aku bisa berubah seperti ini?" tanya Juvia.

Juvia melihat sekelilingnya, sebuah rumah sederhana tapi cukup nyaman untuk ditinggali. Juvia mau berdiri dari ranjang tersebut, tapi rasanya agak sulit. Berjalan, bagaimana caranya berjalan? Percobaan pertama, Juvia memang masih jatuh. Tapi setelah beberapa kali mencoba, akhirnya Juvia bisa berjalan dengan lancarnya.

Di meja, Juvia melihat sup hangat yang terlihat enak. Tanpa basa-basi, Juvia langsung melahapnya. Rasanya enak, itulah yang dirasakan Juvia. Masih tetap melahap supnya itu, untuk sendok yang terakhir, dia melahapnya dengan bersih sekali. Setelah ia selesai makan, langsung saja ada orang yang masuk ke dalam, rumah dan orang itu melihat Juvia yang sudah melahap habis makanan buatannya. Juvia yang kaget pun langsung berlari ke atas ranjang dan menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Kau tidak usah takut, aku orang baik-baik" kata orangtersebut membereskan piring-piring yang kotor. "Ini baju untukmu!" lanjut orang tersebut melemparkan baju ke arah Juvia tanpa memandang Juvia. Juvia menangkap baju tersebut dan langsung memakainya.

"Oh, ya. Kalau kamu mau kembali ke tempat asalmu, dengan senang hati aku akan mengantarmu kembali ke tempat dimana aku menangkapmu" lanjutnya lagi masih tetap tidak menandang Juvia. Juvia berdiri kembali, ia mendekat pada orang yang telah memperlakukannya dengan baik. Mendekat~ Makin mendekat. Juvia melihat wajah orang yang telah baik padanya.

"Gray-sama"

~(())~(())~

Merasa namanya dipanggil, orang yang bernama Gray tersebut menengok ke arah Juvia. "Darimana kau tahu namaku?" tanyanya.

"Tentu saja, solannya kan Juvia pacarnya Gray-sama" jawab Juvia dengan mata yang berbinar-binar.

"Pacar?" tanya Gray sekali lagi.

"Ya, di dunia duyung kita adalah sepasang kekasih. Apa Gray-sama lupa?" kini Juvia yang bertannya.

"Dunia duyung? Pacar? Sepasang kekasih? Sudah! Aku tak mau mendengar omong kosongmu!" kata Gray sedikit membentak dan melanjutkan acara cuci mencucinya.

"Tapi, Juvia sedang tidak beromong kosong. Juvia mengatakan hal yang sebenarnya" lanjut Juvia dengan nada sedih. Juvia mengenggam tangannya dan diletakkannya di depan dadanya tersebut dan menundukkan kepala.

"Aku bertemu denganmu saja baru pertama kali, mana mungkin aku pacaran sama kamu?" Gray membentak Juvia dengan begitu kasarnnya.

"Tapi, Juvia memang beneran pacar Gray-sama" lanjut Juvia.

Ucapan Juvia memberhentikan aktivitas Gray, kelihatannya Gray sedang marah. Ia membanting piring yang ia pegang dan menghadap ke arah Juvia.

"Aku bukan pacarmu, dan... Kau hanyalah seekor ikan yang tak sengaja kutangkap!"

Mendengar kata-kata yang dilontarkan oleh Gray tersebut, Juvia hanya bisa terbelalak dan menampakkan muka sedih. Hatinya tersakiti, karena orang yang ternyata mirip dengan Gray bukanlah seperti Gray yang pernah ia kenali. Bahkan ia beranggapan bahwa Juvia hanyalah seekor 'ikan'.

Juvia berlari keluar rumah tersebut. Berharap tidak akan pernah bertemu dengan orang yang mirip dengan Gray itu. Gray yang satu itu telah membuat hatinya sakit! Entah kemana Juvia berlari, Juvia tak mengenal dunia itu sama sekali. Dunia yang sangat asing baginya. Rasanya ingin sekali Juvia kembali ke asalnya. Tapi ia tidak tau dimana keluarganya tersebut.

Gray yang ada di dalam rumah tersebut melihat kalung yang terlepas dari leher Juvia. Karena sentuhan lantai, kalung tersebut terbuka dan terlihatlah foto Juvia dengan Gray. Gray mengambil kalung tersebut dan melihat foto yang berada di dalamnya. Mata Gray terbelalak melihat dirinya berada di foto itu berdua dengan Juvia. Gray mengambil kalung tersebut dan menggenggamnya, lalu berlari menyusul Juvia.

Juvia berlari sampai menuju sebuah taman yang sangat sepi. Kesepian taman tersebut karena keadaan yang sudah menunjukkan malam hari. Juvia melihat ayunan yang goyang-goyang sendiri. Itu seperti mainan yang ada di dunianya, tapi sedikit berbeda. Juvia mendekati ayunan itu dan menaiki ayunan itu dan dimainkannya ayunan tersebut.

Juvia bermain ayunan dengan sangat cepatnya, angin yang menerpa tubuhnya itu membuat tubuhnya terasa dingin. Gray yang daritadi melihat Juvia hanya bengong melihat Juvia yang seperti anak-anak tersebut. Tiba-tiba Juvia memberhentikan permainannya. Mengingat perkataan yang dilontarkan Gray terhadapnya.

'Kau hanyalah seekor ikan yang tak sengaja kutangkap!'

Ayunan yang dinaiki Juvia perlahan-lahan mulai berhenti. Setelah berhenti seutuhnya, Juvia menundukkan kepalanya dan keluarlah air mata dari matanya yang indah itu. Sambil tetap menatap bawah, Juvia berkata...

"Gray-sama"

Tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya. Juvia berpikir itu adalah Gray, jadi Juvia menegok ke belakang dan sempat berkata 'Gray-sama'. Tapi ternyata yang dilihatnya adalah segerombolan preman yang mukannya sangat menakutkan. Juvia sangat ketakutan saat itu, apalagi kedua tangannya ditahan oleh preman tersebut.

"Hei gadis manis, kenapa malam-malam sendirian ke taman?" kata salah satu preman dan mulai mau memperlakukan hal yang jahat pada Juvia. Tapi sebelum itu terjadi, Gray telah datang menyelamatkan Juvia. Preman-preman yang tadinya menggerumuli Juvia sekarang telah pergi entah kemana.

Gray membantu Juvia berdiri, setelah itu Gray mengangkat muka Juvia yang tadi tertunduk. Juvia yang sepintas melihat wajah Gray langsung menengok ke arah lain. Tapi Gray telah mengembalikan wajah Juvia menghadap ke arahnya lagi. Gray mengeluarkan kalung Juvia dan menghadapkan kalung tersebut ke arah Juvia.

Spontan Juvia langsung memeriksa kalung yang ada di lehernya. Tapi ternyata tidak ada! Dengan secepat kilat, Juvia merampas kalung itu dari tangan Gray. Kini pegangan Gray telah terlepas, Gray berhadapan ke arah lain. Sambil mengangkat tangannya i berkata...

"Kau tak punya tempat tinggal, kalau kau mau, kembalilah ke rumahku" kata Gray dan langsung pergi meninggalkan Juvia. Reaksi Juvia saat itu adalah reaksi kaget sekaligus senang. Sebelum ia meranjakkan kakinya untuk menyusul Gray, ia tersenyum sesaat dan langsung berlari duluan ke rumah Gray. Tempat tinggal baru, keluarga baru, dunia baru, dan kehidupan baru.

~(())~(())~(())~

Pagi yang cerah~ Matahari bersinar begitu teriknya. Banyak suara yang berisik menandakan bahwa sudah ada yang melakukan aktivitas. Mengingat kejadian malam, membuat hati Juvia kembali hangat. Gray yang tadinya sangat dingin bagaikan hati yang telah beku, sekarang hatinya yang beku telah mencair karena matahari yang hangat tersebut.

Juvia melihat Gray yang sedang tidur di sofa, Juvia merasa bersalah karena ia telah merebut tempat tidur Gray. Karena itu, Juvia mau membereskan rumah yang begitu berantakkan. Walau tak begitu mengerti tentang tata cara manusia, tapi Juvia berusaha agar rumah tersebut bisa rapi.

Sama seperti di dunia duyung, barang yang berdebu pasti akan dibersihkan. Oleh karena iu Juvia membersihkan debu yang begitu tebalnya yang menempel pada jendela rumah. Padahal jendela tersebut berhadapan langsung dengan sebuah sungai yang indah. Sayang kalau pemandangan tersebut tidak terlihat hanya karena debu yang tebal.

"Sungai?" hati Juvia kini merasa sakit kembali. Ada sesuatu yang dipikirkannya. Bagaimana keadaan keluarga lamanya? Apa mereka semua mencemaskan Juvia? Mencari Juvia? Khawatir dengan keadaan Juvia?

Juvia yang melihat sungai tersebut dari dalam rumah merasa sedih. Ia memegang jendela tersebut seperti memegang sungai itu. Dan tiba-tiba saja ada yang menepuk pundakknya. Juvia menghadap orang tersebut yang ternyata adalah Gray.

"Gray-sama"

"Kamu kangen sama keluarga lamamu kan? Aku bisa mengantarmu kembali ke tempat aku menangkapmu kok" kata Gray yang membuat Juvia kaget. "Lagian, mana mungkin aku menampung orang yang tak jelas untuk tinggal dirumahku" lanjut Gray tambah membuat hati Juvia sakit. Jadi, kau mau pulang, kan?" tanya Gray.

Hati Juvia sudah terlanjur tersakiti, Hati Gray sekarang sudah membeku kembali. Mungkin percuma ada cahaya matahari yang hangat. "Juvia, mau pulang" kata Juvia singkat.

"Bagus, sekarang aku antar kamu ke tempat aku menangkapmu" kata Gray berjalan menuju sungai tepat di depan rumahnya.

"Ini, adalah sungai tempat dimana aku menangkapmu. Mungkin keluargamu masih belum jauh" kata Gray menunjuk sungai tersebut.

"Baik, Juvia akan pulang. Selamat tinggal, Gray-sama" Juvia baru saja mau melompat ke sungai tersebut, tapi Gray menghentikannya karena tiba-tiba ada pusaran air yang begitu dasyat.

"Jangan lompat kesana, itu berbahaya!" teriaknya Gray menahan gerakan Juvia.

Setelah pusaran tersebut berhenti, muncullah beberapa putri duyung ke permukaan. Putri duyung yang muncul dengan sendirinya. Sepertinya mereka sudah tau kalau ternyata Juvia berada disana.

"Teman-teman!" teriak Juvia kaget melihat teman-temannya berhasil menemukannya.

"Juvia, kami sudah mencarimu kemana-mana" tangis duyung berambut pirang mengelap air matanya yang keluar.

"Ya, lalu, kenapa ekormu?" tanya duyung berambut scarlet yang melihat ekor Juvia menghilang.

"Hilang, mungkin kalau Juvia melompat ke air ekorku bisa kembali" kata Juvia dengan tersenyum.

"Juvia-san! Dia Gray-kun bukan?" tanya duyung berambut hijau dan melihat orang yang bernama Gray itu. Orang yang merasa dibicarakan hanya membalikkan kepalanya ke arah lain.

"Bukan" Juvia menggeleng. "Dia bukan Gray-sama" lanjut Juvia.

"Tapi, kenapa mirip sekali?" tanya duyung berambut biru dan memakai pita untuk di jadikan bando(sepertinya?)

"Dia memang mirip, tapi dia bukan Gray-sama"

Dimulailah perbincangan antara para duyung-duyung tersebut. Gray yang merasa teracuhkan langsung saja bertindak.

"Jadi, apa kalian para ikan sudah selesai bicara?" tanya Gray dengan nada dinginnya.

"Ikan?"

Mendengar hal tersebut, duyung yang paling tua dari semuannya mengeluarkan tong yang biasa ia pakai untuk membuat pusaran air sang sangat besar sehingga bisa membuat orang yang terkena air itu akan terbawa arusnya jauh sekali.

"Tunggu Aqua-san! Jangan siksa Gray-sama!" teriak Juvia yang membuat Aquarius berhenti melakukan tindakkan yang akan ia lakukan tadi.

"Juvia! Dia sudah mengejek kita ikan?" marah Aquarius.

"Tapi itu memang kenyataan kan?" kata Gray membenarkan perkataannya.

"Juvia tidak peduli"

"Apa? kau mau melindunginya?"

"Ya, walaupun Juvia tau kalau dia bukan Gray-sama yang asli. Juvia ingin tinggal bersama dengannya!" kata Juvia terus terang. Kata-katanya tersebut membuat para duyung sekaligus Gray kaget.

"Aku mengerti, kalau gitu selamat tinggal" kata Aquarius memimpin duyung lainnya untuk pergi meninggalkan tempat tersebut.

Setelah semua telah menghilang, Juvia berlari masuk ke rumah Gray dan menangis. Gray yang masih tertinggal di luar mengeluarkan sesuatu dari dari dalam bajunya. Ia menggunakan kalung yang sama seperti Juvia. Melihat foto yang sama seperti di dalamnya.

"Juvia~ kenapa aku harus bertemu dengan orang yang mirip sekali dengan kau?" katanya mengenggam kalung tersebut.

To Be Continue

Hohoho~ akhirnya selesai juga fic yang satu ini. Shinji berharap ada yang mau riview fic ini. Yah~ bagaimana pendapat, saran, dan kritik tentang fic ini? Ini pertama kali Shinji buat fic dengan pair ini loh...

Yosh! Arigatou buat siapa saja yang bersedia membaca fic nggak jelas ini. Silakan menanti chap. Dua jika ada yang menantinya dilain waktu yang akan datang XD

Salam dari Shinji... Jangan lupa riview, kalau mau riview silakan masuk ke dalam kotak yang sudah disediakan..

Jaa~

Jaa~

~ Kotak Riview ~

R
E
V
I
E
W
..

..

..

..

..

..

..

..

V