Mission Failed
Disclaimer: Masashi K.
"Kali ini kau akan menjalankan misi yang cukup berat." Hokage wanita itu berkata dengan suara yang agak berat, membuat gadis di hadapannya berkeringan dingin.
"Memangnya ada misi apa Tsunade-sama?" tanya gadis itu.
"Misi mu kali ini adalah menyelamatkan putri dari Kusagakure." jawab Tsunade. "Sebenarnya misi ini memang tidak cocok untukmu, tapi karena yang libur dari tugas cuma ada kamu, jadi terpaksa."
"T-tunggu dulu. Berarti aku menjalankan misi sendirian dong?" ucap Ino gugup.
"Tenang saja, masih ada temanmu kok!" Ino menghembuskan napas lega setelah mendengar perkataan Tsunade.
'TUKK' 'TUKK'
"Masuk!" sahut Tsunade.
Dua orang dari luar masuk menuju ruangan Hokage itu.
"Saya sudah membawanya." ucap wanita berambut hitam itu sambil berjalan mendekati meja Hokage, diikuti oleh seorang pemuda berambut cokelat yang dikenal Ino.
'Jadi dia...' kata Ino dalam hati, matanya masih menatap tajam pemuda itu.
"Bagus, cepat laksanakan tugas kalian!" sahut Tsunade, membuat semua yang di ruangan itu terperanjat.
"Tunggu! Tapi aku belum tau misi apa yang harus ku laksanakan." protes pemuda bernama Kiba itu.
"Tanya saja sama Ino." kata Tsunade acuh tak acuh, membuat Kiba mendengus kesal.
"Kenapa harus dia?" gumam Kiba hampir tak bersuara, tapi dapat di dengar jelas oleh Tsunade.
"Sudah, cepat pergi!" perintah Tsunade. Kiba dan Ino saling memandang satu sama lain sejenak.
Shizune mengambil peta dari atas meja Hokage "Ini petanya." kata Shizune sambil menyerahkan segulung peta pada Ino.
"Arigatou..." ucap Ino sambil melangkah keluar ruangan, diikuti oleh Kiba dari belakang.
"Mana anjing besarmu itu?" tanya Ino dengan pandangan 'tidak biasa' karena melihat Kiba tanpa anjing raksasanya. Biasanya pemuda itu selalu bersama anjingnya kemanapun ia pergi.
"Menjalankan misi bersama Hana-nee." jawab Kiba singkat dengan 'gaya' nya yang seperti biasa, kedua tangannya disilangkan di belakang kepalanya.
Ino hanya mengangguk. Kakinya terus melangkah melewati gerbang besar Konoha itu. Sebelumnya ia menyapa dua chuunin penjaga gerbang, Izumo dan Kotetsu.
Setelah meninggalkan gerbang cukup jauh, Kiba berhenti sejenak. Hal ini tentu saja membawa Ino ikut berhenti.
"Kemana kita?" tanya Kiba (sok) tenang.
"Menurut peta di sini, Kusagakure terletak di arah jam dua dari sini." kata Ino sambil mengamati peta yang dibawanya.
"Berapa kilo lagi?"
"Kita kan baru saja berjalan, tentu masih jauh lagi!" jawab Ino. Dalam hati ia mengutuki Kiba dengan sebutan 'Kiba idiot'.
"Hah, kira-kira butuh berapa jam untuk sampai ke sana?" tanya Kiba.
"Bukan jam bodoh, tapi hari!" geram Ino. "Kita butuh waktu tiga sampai empat hari untuk menuju ke sana."
"Selama itu! Cih!" Kiba mendengus. "Kalau begitu, ayo cepat!"
Kiba berlari mendahului Ino. Sekali lagi, Ino menggeram kesal dibuatnya.
"Kiba... kita istirahat di sini dulu," kata Ino sambil terengah-rengah. "Kita kan sudah berjalan cukup jauh."
"Payah kau! Baru berlari sebentar saja sudah kelelahan!" omel Kiba.
"Aku ini perempuan, jadi tidak sama dengan kamu!" protes Ino.
"Dasar manja!"
Ino menatap Kiba dengan tatapan tajamnya.
"Ya sudah, kita istirahat di sini!" sambung Kiba cepat. Ia juga tak mau repot kalau Ino ngambek.
Ino menarik napas lega. "Sebentar lagi hari gelap, kita tidak punya waktu lagi untuk mencari penginapan. Sebaiknya kita mendirikan tenda di sini."
"Terserah kau saja!" komentar Kiba singkat.
Kiba duduk di depan api unggun untuk menghangatkan dirinya di malam yang dingin ini, sedangkan Ino berbaring di dalam tenda yang telah mereka buat.
"Kiba, aku tidur dulu ya..." sahut Ino dari dalam tenda.
"Apa urusannya dengan ku!" balas Kiba. Dapat ia dengar suara gaduh dari dalam tenda.
Tak lama kemudian, perut Kiba mulai keroncongan seakan-akan cacing di perutnya menangis minta makanan. Kiba mengeluarkan sepotong roti dari dalam ranselnya.
Baru gigitan pertama, ia terhenti karena ia mencium bau asing yang mendekat.
'Ada yang mendekat!' batin Kiba. 'Jumlah mereka sekitar dua puluh orang! Tapi siapa mereka?'
Kiba mulai panik. Dilihatnya Ino yang tertidur di dalam tenda. Tak tega rasanya ia membangunkan gadis cantik itu. Tapi setelah berpikir panjang, ia bertekat membangunkan gadis itu.
Kiba bangkit berdiri dan melangkah masuk ke dalam tenda.
"Ino, ayo bangun!" kata Kiba sambil mengguncang-guncang tubuh Ino.
"Hn..." Ino terbangun sambil menggerutu. Ia mengusap-usap matanya. "Ada apa sih? Dasar pengganggu!" omel Ino pada Kiba.
"Tidak ada waktu untuk menjelaskannya, yang penting cepat pergi dari sini!"
"Tapi kenapa?" tanya Ino bingung.
"Sudahku bilang tidak ada waktu menjelaskannya," sahut Kiba. "Ayo cepat!"
"Ah... iya-iya." gerutu Ino. Ia lalu bangkin dan membereskan barang bawaannya.
"Sudah? Cepat pergi!" suruh Kiba.
"I... iya," Ino lalu mengeluarkan sesuatu dari ranselnya. "Jika terjadi sesuatu, hubungi aku." kata Ino sambil menyerahkan wireless kepada Kiba.
"Hn..." gumam Kiba sambil mengambil wireless dari tangan Ino. "Sekarang pergilah, aku akan menyusulmu nanti. Hati-hati...."
"Ya, kau juga harus hati-hati." kata Ino dan sesaat setelah itu dia pergi meninggalkan Kiba.
Baru saja Ino pergi, dua buah shuriken melayang ke arah Kiba tapi dengan mudah ia menghindar.
"Keluarlah!" sahut Kiba.
Segerombolan orang-orang jahat keluar dari balik semak-semak.
"Ternyata kau shinobi Konoha yang datang untuk mengacaukan rencana kakakku!" kata pria gendut dari salah seorang gerombongan mereka.
"Sebenarnya siapa dan apa mau kalian!" seru Kiba.
"Kami ingin menangkapmu sebelum kau mengacaukan semuanya!" kata pria gendut itu lagi.
"Jangan harap kau bisa menangkapku bodoh! GATSUUGA!!!" Kiba menyerang pria gendut itu tapi dapat dihindari.
"Nyalimu besar juga," pria gendut itu menyeringai. "Kalian, tangkap dia!" perintahnya kepada teman-temannya.
Akhirnya pertarungan yang tak terelakkanpun terjadi.
'Kira-kira kenapa Kiba menyuruhku pergi duluan ya?' Ino membatin dalam perjalanan. 'Apakah ada suatu hal berbahaya yang ia sembunyikan? Ah... semoga saja itu cuma perasaanku saja.'
Ino berhenti sejenak. Pikirannya begitu kacau. Ia memutuskan untuk beristirahat sebentar. Hawa dingin menusuk kulit putihnya.
Tiba-tiba saja ia mendengar langkah seseorang di belakangnya, membuat ia menoleh ke arah suara itu. Ia melihat bayangan hitam yang kini berdiri tegak di depannya. Ino pun mulai bersiaga tapi tanpa diperintah otaknya ia malah tertidur karena kelelahan.
TBC
Aduh... Kacaunya! Gak ada ide karena Senin depan UN. Pusing dah!!!
Mungkin fic yang ini dan yang lainnya akan saia update sehabis UN. T_T
Jangan lupa, tinggalkan review serta prediksi buat lanjutannya ya... Please....
