Cerita Ku Di Bulan Ramadhan
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Genre : Drama, Friendship
Warning : AU, semi OOC, mungkin TYPO(s), DLL.
Terlihat seorang gadis remaja berumur sekitar 15 tahun berpenampilan seperti laki-laki sedang bermain layang-layang bersama 3 orang laki-laki remaja berumur seperti gadis itu. sedangkan di kejauhan terlihat seorang gadis remaja berpenampilan feminim berumur 15 tahun juga sedang duduk di bawah pohon sembari menatap teman-teman nya yang sedang main layang-layang. Gadis remaja yang sedang duduk di bawah pohon itu menatap jam tangan pink nya sudah menunjukkan pukul 5. Dia langsung berdiri dan berjalan menghampiri teman-teman nya yang sedang main layang-layang dengan girang nya. "Hey kalian, ini sudah jam 5 sore. pulang yuk?" ajak gadis feminim itu.
Semua nya yang sedang bermain layang-layang langsung menatap gadis itu. "Bentar lagi ya Ino. Tanggung nih. Layang-layang gue lagi diadu nih sama layang-layang lain." Ucap gadis yang bermain layang-layang.
"Sakura, tapi ini sudah sore. Nanti ibu kamu nyari-nyari kamu." Ucap gadis yang bernama Ino itu.
"Ah berisik lo, no. Aaa... tuhkan layang-layang gue jadi kalah dan putus sama itu layang-layang lain." Teriak gadis yang bernama Sakura berteriak histeris.
"Huahahaha... rasain lo ra." Ucap salah satu laki-laki remaja berambut coklat.
"Gue harap layang-layang lo juga bisa kalah dan putus oleh layang-layang lain." Doa Sakura kepada teman nya itu, Kiba.
"Lo jangan doain gitu dong." ucap Kiba sembari memainkan layang-layang nya dengan lincah.
"Udahan yuk main layang-layang nya. Bentar lagi adzan maghrib, kita harus ngaji di masjid." Ucap Sakura mengajak teman-teman nya untuk mengakhiri bermain layang-layang nya.
"Ngomong aja, karena layangan lo putus jadi lo ngajak kita buat udahan. Ogah." Ucap laki-laki remaja yang berdiri di samping kiri Kiba sembari memainkan layang-layang nya.
"Gue gak ngomong gitu kok, Kankuro baka. Rock lee, lu mau pulang kagak bareng gue?" ucap Sakura mengajak temannya, Rock lee untuk pulang bersamanya.
"Iya, Sakura-chan, tunggu aku." ucap Rock lee sembari menurunkan layang-layang nya.
"Lu jangan panggil gue pake chan." ucap Sakura menatap sebal ke arah Rock lee.
Rock lee telah menurunkan layang-layang nya. "Kankurou, Kiba, gue pulang duluan ya sama Sakura dan Ino." Ucap Rock lee.
"Sana. Pulang aja lo pada." Ucap Kiba yang penglihatan nya tetap fokus pada layang-layang nya yang sedang diadukan dengan layang-layang lain.
Sakura menatap sebal kearah Kiba. "Ya udah. Ayo Ino, Rock lee, kita pulang tinggalin mereka berdua." Ucap Sakura sembari berjalan pergi meninggalkan Kiba dan Kankurou di susul Ino dan Rock lee.
Mereka bertiga pulang ke rumah masing-masing. Sakura masuk ke dalam rumah dan membuka sendal nya. Dia berjalan menghampiri ruang keluarga dan terlihat ibu nya sedang menonton tv. Sakura melihat ibunya yang sedang serius menonton tv berencana untuk mengagetkan ibu nya. Sakura berjalan mengendap-endap menghampiri ibu nya. Saat akan mengagetkan ibu nya tiba-tiba ibu nya berkata "Sakura, kenapa kamu tidak mengucapkan salam saat masuk ke rumah?".
Sakura langsung memasang wajah cemberut. Dia langsung duduk di dekat ibu nya dengan cara melompat. Ibu nya menatap Sakura sedikit sebal. "Assalamualaikum." Ucap Sakura.
"Waalaikumsalam. Ya ampun Sakura, kamu itu bisa tidak sopan sedikit. Apalagi kamu itu perempuan." ucap ibu nya Sakura, Mebuki.
"Aah.. udah ah bu, jangan cerewet." Ucap Sakura sembari menonton televisi.
"Lusa nanti Ramadhan akan segera datang. Mari kita sambut bulan ramadhan dengan gembira." Ucap reporter di televisi.
"Ramadhan? Bentar lagi mau puasa bu?" ucap Sakura.
"Iya. Cepat kamu siap-siap untuk ngaji. Bentar lagi adzan maghrib." Suruh Mebuki.
Sakura langsung pergi dari hadapan ibu nya dan berjalan menuju kamar nya. Sakura mengganti baju nya dengan baju lengan panjang berwarna putih, di rok hitam dan Sakura memakai kerudung putihnya yang langsung di pakai dengan asal. Sakura mengambil mukena dan sajadah juga tidak lupa bawa Al-Qur'an. Sakura langsung berlari keluar dari kamar. "Ibuuuu, Sakura pergi dulu ya." teriak Sakura sembari berlari keluar dari rumah.
"Sakura tunggu." Teriak Mebuki.
Sakura yang sudah mau membuka pintu depan rumah nya langsung berhenti. Dia membalikkan badan nya menghadap ibu nya yang sudah berdiri di depan nya. "Apalagi?" ucap Sakura sembari memasang wajah sebal.
"Itu kerudung pasang yang bener. Rambut kemana-mana." Ucap Mebuki.
Sakura langsung membenarkan kerudung nya dengan asal-asalan juga. Mebuki menatap sebal kearah putri nya itu. Dia mendekati Sakura dan membenarkan kerudung nya. "Kamu itu perempuan, harusnya kamu itu bisa memasang kerudung mu dengan benar." Ucap Mebuki. 'Kenapa aku punya anak perempuan setomboy ini ya Alloh' batin Mebuki.
"Iya-iya, Sakura lagi rusuh nih. Bentar lagi adzan maghrib." Ucap Sakura.
"Nah sudah rapi. Nanti kalau sudah wudhu, benerin kerudung nya rapih juga ya." ucap Mebuki.
"Iya-iya, Sakura pergi dulu." Ucap Sakura sembari membuka pintu.
"Ucap salam dulu." Ucap Mebuki menatap galak Sakura.
"Assalamualaikum." Ucap Sakura sembari pergi dari rumahnya.
"Waalaikumsalam." Ucap Mebuki sembari tersenyum menatap kepergian putrinya.
Sakura berjalan menuju masjid dengan santai nya. Sebelum ke masjid, dia menghampiri rumah Ino. Untuk menyamper Ino ngajak ke masjid. Karena jarak rumah Ino dengan masjid dekat. Tidak seperti jarak rumah Sakura ke masjid. "Ino." Teriak Sakura.
Tidak lama kemudian keluarlah Ino dengan pakaian baju lengan panjang warna pink, di rok warna hitam dan kerudung segi empat warna hitam. Dia berjalan menghampiri Sakura sembari membawa sajadah dan mukena juga Al-Qur'an. "Ribet pake kerudung segi empat. Mending kerudung langsung" Ucap Sakura menatap penampilan Ino.
"Gak kok ah. Kamu nya saja yang gak bisa menggunakan kerudung seperti ini." ucap Ino.
Tidak lama kemudian, mereka sudah sampai di depan masjid. Mereka masuk masjid dan menyimpan peralatan sholat dan Al-Qur'an mereka. Setelah itu, mereka pergi ke tempat wudhu. Saat di tempat wudhu, mereka bertemu dengan teman bermain nya Sakura yaitu Rock lee, Kiba dan Kankurou. Mereka bertiga menatap Sakura namun tiba-tiba Kiba dan Kankurou tertawa. Sedangkan Rock lee dia menatap Sakura kagum. "Ngapain kalian berdua ngetawain gue?" tanya Sakura menatap galak Kiba dan Kankurou.
"Setiap kita liat lo pake rok dan kerudung, entah kenapa pengen ketawa. Habisnya, lo kagak cocok pake itu. Cocok nya pake Kopeah sama sarung. Kaya gue nih." Ucap Kiba sembari nunjuk-nunjuk kopiah dengan sarung nya yang dia pakai.
"Iya bener tuh kib." Ucap Kankurou.
"Sakura-chan cocok kok pakai kerudung sama rok. Dia cantik." ucap Rock lee memuji Sakura.
Sakura menatap marah kearah mereka berdua. Sakura langsung membuang muka kearah lain. "Jangan mentang-mentang sifat gue kaya cowok jadinya gue kagak cocok pake kerudung sama rok. Gini-gini juga gue cewek asli tau. Tuh rock lee aja ngomong gue itu cantik." ucap Sakura.
"Udah ah Sakura, bentar lagi adzan. Kiba, Kankurou daripada mengejek Sakura mening siap-siap buat adzan maghrib." Ucap Ino.
"Hari ini giliran si Kiba yang adzan." Ucap Kankurou.
"Iya. gue tau." ucap Kiba.
Lalu mereka pergi meninggalkan Ino dan Sakura. "Ish, mereka itu nyebelin banget tau." ucap Sakura sembari menyalakan kran dan keluarlah air.
"Ah kamu bilang nyebelin. Tapi, kalau udah ada hubungan nya sama layang-layang kalian berdua akur lagi dan malah melupakan aku tau." ucap Ino sembari memulai wudhu.
Sakura nyengir menatap Ino yang sedang wudhu. Lalu Sakura wudhu juga. Setelah wudhu, mereka kembali ke masjid. Adzan maghrib berkumandang, Sakura dan Ino mulai mengenakan mukena mereka. Setelah adzan, warga yang berumat islam mulai berdatangan memasuki masjid dan mulai melaksanakan sholat maghrib berjamaah. Setelah selesai sholat, anak kecil dan remaja yang akan ngaji berjalan menuju madrasah.
Anak kecil membaca Al-Qur'an digurui oleh ustadzah Kurenai, sedangkan para remaja membaca Al-Qur'an bersama-sama dan ngaji kitab digurui oleh ustad Asuma. Lalu para remaja mulai membaca Al-Qur'an bersama-sama di pimpin oleh ustad Asuma, setelah itu mereka membaca kitab safinah yang dijelaskan oleh Asuma. "Anak-anak, tau tidak rukun islam yang ke empat?" tanya Asuma di sela-sela ceramah nya.
"Tau." ucap para remaja disana.
"Apa coba? Sakura apa rukun islam yang ke empat?" ucap Asuma sembari menatap Sakura yang sedang membaca kitab safinah.
"Puasa, pak ustad." Ucap Sakura sembari menutup kitab safinah dan menatap ustad Asuma.
"Bagus. Apa yang dimaksud dengan puasa Kiba?" tanya Asuma kepada Kiba yang sedang ketawa-ketiwi bersama Kankurou dan Rock lee.
Berasa di panggil, Kiba langsung memasang wajah kaget karena dia tidak tau jawaban nya. Dia menatap Kankurou dan Rock lee seolah mengatakan apa jawaban nya tapi Kankurou dan Rock lee malah menggelengkan kepala. "Eee... i-itu emm.. puasa menurut bahasa artinya menahan diri." Ucap Kiba dengan wajah gugup.
"He'em... lanjut kan lagi, masih kurang itu." ucap ustad Asuma menatap Kiba.
"Enggak tau lagi pak ustad." Ucap Kiba memasang wajah tidak tahu.
Seketika itu juga semua yang ada di sana tertawa menatap Kiba. Asuma menggelengkan kepala. "Bukan nya puasa udah kita pelajari dari dulu. Kenapa kamu tidak mengamalkan nya?" ucap Asuma menatap Kiba.
Kiba hanya tersenyum malu. "Hem.. Puasa menurut bahasa artinya menahan diri dari segala sesuatu. Sedangkan menurut istilah menahan dengan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa dari mulai terbit nya matahari sampai terbenam nya matahari dengan niat dan syarat-syarat tertentu." Ucap ustad Asuma menerangkan pengertian puasa.
Tampak remaja disana mendengarkan ucapan ustad Asuma dengan serius dan mengangguk-anggukkan kepala mereka. "Oh iya, aku baru ingat pak ustad. Hehe." Ucap Kiba sembari cengengesan.
"Huh kamu, makanya belajar yang bener. Jangan main layang-layang terus." Ucap ustad Asuma.
Kiba langsung memasang wajah cemburut. Remaja yang ada disana menatap Kiba dan seketika itu juga mereka tertawa lagi menatap Kiba. "Andai, lo Kiba bisa juga ngelawak." Teriak Sakura kepada Kiba.
"Diam lo, ra." Ucap Kiba menatap sebal kearah Sakura.
"Sudah-sudah. Lusa kan akan puasa, berarti besok malam kita akan mulai terawih. Jadi untuk ngaji sehabis maghrib mulai besok libur dan diganti dengan pesantren kilat jam 9 pagi. Kalian waktu bulan puasa sekolah gak?" tanya ustad Asuma.
"Aku sekolah pak, pas puasa yang ke emm... ke 5 pak." Ucap Sakura.
Ino, Kiba, Kankurou dan Rock lee mengangguk setuju dengan ucapan Sakura pasal nya mereka satu sekolahan. "SMA 5 Konoha sekolah jam berapa?" ucap ustad Asuma.
"Jam delapan pagi sampai jam dua belas. Benerkan, no?" ucap Sakura kepada Ino dan dibalas dengan anggukkan kepala oleh Ino.
"Oh berarti pesantren kilat di mulai setelah duhur dan di mulai di hari pertama puasa. Kalian mengerti?" ucap Asuma.
Remaja yang ada di sana menganggukkan kepala mereka mengerti dengan ucapan Asuma. Setelah itu ustad Asuma melanjutkan ceramahnya yang sempat tertunda itu sampai adzan isa berkumandang. Para remaja itu keluar dari madrasah dan pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat isa berjamaah. Setelah sholat isa, Sakura dan Ino keluar dari masjid sembari membawa peralatan sholat dan Al-Qur'an mereka. Saat mereka akan berjalan pulang, tiba-tiba Kibacs –kalian tau lah siapa- menjegat Sakura dan Ino. "Apa?" tanya Sakura galak.
"Ra, kita main petasan yuk?" ajak Kiba.
"Petasan? Ayo, tunggu ya di lapang biasa. Gue mau nyimpen dulu mukena dulu nih." Ucap Sakura.
"Iya. Gue beli dulu petasan nya nanti kita ketemuan di lapang. Tapi, lo juga harus patungan uang dua ribu buat beli petasan nya." ucap Kiba sembari menampan kan tangan kanan nya.
"Tadi gue Cuma bawa uang seribu buat infaq. Talangan dulu deh sama duit lo, nanti gue gantiin." Ucap Sakura.
"Ya udah." Ucap Kiba sembari pergi bersama cs nya.
Sakura dan Ino pun berjalan menuju rumah mereka. Mereka sudah sampai di depan rumah Ino. "Ra, lu mau maen malam-malam gini?" ucap Ino.
"Iya. Kenapa emang? Lo mau ikut?" ajak Sakura.
"Boleh juga. Tungguin, aku mau nyimpan dulu mukena." Ucap Ino sembari berlari masuk ke dalam rumahnya.
Sakura menunggu Ino di depan rumahnya. Tidak lama kemudian Ino kembali lagi dan mereka berjalan menuju rumah Sakura. Setelah sampai di depan rumah Sakura, Sakura menyuruh Ino untuk masuk ke dalam tapi Ino lebih memilih menunggu Sakura di luar saja. Sakura masuk rumah dan menyimpan peralatan sholat juga Al-Qur'an nya di kamarnya. Setelah mengambil uang di dompetnya, Sakura keluar dari kamarnya dan di dicegat oleh ayah nya. "Kamu mau kemana?" tanya ayah nya, Haruno Kizashi.
"Mau main sebentar, ayah." Ucap Sakura.
"Ini sudah malam."
"Sakura janji setengah 9 akan pulang." Ucap Sakura menatap memohon kepada ayahnya.
Ayahnya menghela nafas menatap putrinya itu. "Ya sudah. Awas kalau jam setengah 9 lebih gak pulang, ayah gak bakal mengijinkan kamu main lagi." Ucap Kizashi.
"Iya-iya. Sakura pergi dulu. Assalamualaikum." Ucap Sakura sembari berlari keluar dari rumah nya.
"Waalaikumsalam." Ucap Kizashi sembari menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Sakura.
Sakura dan Ino berjalan menuju lapang. Setelah sampai di lapang, disana sudah ada Kiba dan kawan-kawan menyambut kedatangan Sakura dan Ino. "Eh Ino juga ikut ya." ucap Kankurou.
"Gak boleh ya aku ikut main sama kalian? bukan nya aku sering main sama kalian?" ucap Ino sewot.
"Sewot amat sih." ucap Kankurou.
"Mana petasan nya, nih duit nya." ucap Sakura sembari memberi uang kepada Kiba.
Kiba memberikan petasan dan juga korek api kepada Sakura dan langsung diterima oleh Sakura sembari memasang wajah bangga gitu. "Ra, tumben masih pake rok sama kerudung?" ucap Kiba menahan ketawa.
"Gue malas ganti baju. Main nya juga bentar gak bakal lama. Kita jailin orang yang lewat yuk?" ucap Sakura sembari menyeringai.
Tiba-tiba Kiba, Kankurou dan Rock lee ikut menyeringai juga dan secara bersamaan, Sakura, Kiba, Kankurou dan Rock lee langsung bersembunyi di balik semak-semak yang ada di lapang itu. Ino yang melihat teman-teman nya berlarian langsung ikut lari. "Sakura tungguin aku." ucap Ino sembari berlari menghampiri Sakura.
Mereka berlima telah bersembunyi di balik semak-semak. Mereka melihat ada seorang yang melewati lapang itu. Sakura langsung menyalakan petasan dan melemparkan petasan yang sudah menyala itu ke pejalan kaki yang melewati lapangan itu. Petasan itu sukses mendarat di samping pejalan kaki itu dan DUAR petasan itu meledak di samping seorang itu. Pejalan kaki itu memasang wajah terkejut dan langsung mencari-cari siapa yang melempar petasan kearah nya. Karena tidak menemukan seseorang dia langsung lari meninggalkan lapangan.
Seketika itu juga Sakura, Kiba, Kankurou dan Rock lee tertawa ngakak. Sedangkan Ino dia menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah teman-teman nya itu. "Aku gak ikutan. Kalau kita ketahuan yang menjaili orang itu, aku akan menjelaskan bahwa kalian yang telah melemparkan petasan itu." ucap Ino sembari menggeleng-geleng kan kepalanya.
"Iya terserah lu aja deh, yang penting lu happy kita happy." Ucap Sakura dan langsung disambut dengan anggukan kepala oleh Kiba cs.
Mereka melakukan seperti tadi setiap ada seorang yang melewati lapangan itu sampai Ino melihat jam tangan sudah menujukkan pukul 20.25. "Ra, hampir setengah sembilan. Bukan nya kamu disuruh pulang sama ayah mu?" ucap Ino.
"Wah iya nih. Gue pulang dulu ya. Takut di marahi sama babeh gue." Ucap Sakura pamit pulang.
"Aku juga mau pulang." Ucap Ino.
"Ya udah. Sana pulang. Besok habis ashar kita main layang-layang oke?" ucap Kiba.
"Oke." Ucap Sakura.
Sakura dan Ino langsung pergi meninggalkan Kiba dan kawan-kawan. Kini mereka sudah sampai di depan rumah Sakura. "Ino, besok kita main lagi ya. dah selamat malam." Ucap Sakura sembari masuk ke dalam rumah nya.
Ino menganggukkan kepalanya. Lalu Ino pergi dari rumah Sakura.
.
Ke esokan harinya, Sakura sekarang sedang berada di rumahnya dia sedang bersiap untuk pergi bermain layang-layang di lapang. Sakura sudah mandi dan sudah sholat ashar. Sakura mengenakan pakaian putih lengan pendek dan di kolor warna hitam juga memakai topi hitam. Sakura langsung keluar dari kamar nya dan mengambil peralatan buat bermain layang-layang nya. "Tinggal beli layang-layang nya." ucap Sakura.
"Sakura, kamu mau kemana?" tanya ibu nya Sakura tiba-tiba.
Sakura kaget begitu mendengar suara ibu nya. Sakura menatap sebal ibu nya. "Sakura mau main, bu." Ucap Sakura.
"Ingat, pulang jam 5 sore nanti malam mau terawih." Ucap Mebuki memperingati Sakura.
"Iya ibu ku sayang. Sebelumnya, Sakura minta uang dong." ucap Sakura sembari memasang wajah tanpa dosa.
Mebuki menatap Sakura sedikit sebal lalu dia merogoh Saku celana nya dan memberi Sakura uang sebesar lima ribu rupiah. Sakura menerima uang itu dengan senang hati. Setelah itu Sakura langsung mencium tangan ibu nya lalu pergi dari rumah sembari mengucapkan salam kepada ibunya.
Sekarang Sakura sudah sampai di lapang barengan bersama Ino. Di lapang sudah ada Kiba yang sudah memulai bermain layang-layang. Kankuro dan Rock lee yang sedang mau menaikkan layang-layang nya kelangit. "Hey, anter gue beli layangan yuk?" ucap Sakura.
"Sama aku yuk" ucap Rock lee semangat.
"Ayo." Ucap Sakura.
"Ino bisa gak kamu pegang benang layang-layang aku?" ucap Rock lee.
"Bisa kok. Tapi aku gak bisa mengadukan layang-layang mu dengan layang-layang lain nya." ucap Ino.
"Jangan di adukan saja. Kamu cukup pegang aja." Ucap Rock lee sembari memberikan benang layang-layang nya ke Ino.
Ino menerima nya dan melihat ke langit, melihat layang-layang rock lee yang sudah berada di atas langit. Sakura dan Rock lee pergi meninggalkan lapangan dan mereka berjalan menuju warung yang menjual aneka layang-layang dan peralatan untuk bermain layang-layang. Setelah sampai, Sakura langsung memilih salah satu layang-layang yang ada disana. Setelah membayar layang-layang yang dia beli, Sakura dan Rock lee pergi ke lapangan lagi.
Saat akan sampai di lapang, Sakura melihat ke atas dan terlihat layang-layang putus dan terbang kearah lapang. Sakura langsung lari mengejar layang-layang itu. 'Gue harus dapat itu layang-layang, lumayan kan gratis dan kayanya layang-layang nya mau turun ke arah lapang.' Batin Sakura sembari mengejar itu layang-layang.
Terlihat seorang remaja laki-laki tengah duduk sembari membaca buku di kursi yang ada di taman itu. Remaja laki-laki itu sedang serius membaca buku nya sampai-sampai tidak tahu ada layang-layang dari atas akan mendarat kearah dirinya. Sakura terkejut menatap remaja laki-laki itu dan layang-layang yang akan mendarat kearah nya. "Awas." Teriak Sakura.
Remaja laki-laki itu yang awalnya menatap buku langsung mengalihkan pandangan nya kepada Sakura. TUK, layang-layang itu sukses mendarat di kepala remaja laki-laki itu. Remaja laki-laki itu memasang wajah terkejut. Sakura menghampiri remaja laki-laki itu dan mengambil layang-layang yang tadi mendarat di kepala remaja laki-laki itu. "Asyik gue dapat." Ucap Sakura senang.
Sakura menatap remaja laki-laki itu yang sedang memegang kepalanya dan mengaduh sakit. Merasa di pandang, laki-laki itu menatap Sakura jadilah tatap-tatapan mata pun terjadi. 'Siapa nih cowok? Keren banget deh.' Batin Sakura.
Sakura begitu terpesona oleh tatapan matanya remaja laki-laki itu. Remaja laki-laki itu pun menatap Sakura dengan tatapan sulit diartikan. Entah kenapa jantung Sakura berdetak lebih cepat. 'Sepertinya, gue suka deh sama ini cowok.' Batin Sakura.
Siapakah remaja laki-laki itu?
Bersambung
hay saya kembali dengan fict yang gaje *tebarpesona
kali ini aku buat fict yang bertema islami. karena sebentar lagi mau puasa. hehe :D
oh ya ada yang tau kitab safinah? kitab safinah itu yang menerangkan tentang fiqih gitu deh xD
dan soal main layang-layang, gaje banget ya =( soalnya bingung, jarang main layang-layang xD
bagaimana ceritanya, menarik kah? jelek kah? atau apa ?
dilanjut atau dihapus?
kasih saran, komentar dan kritik ya buat fict ini. jadi Review ya :D
terimakasih sudah membaca fict saya :)
Azi-chan
