-27 Days-

*Prolog/Day 0*

*Reqmartinachristy54*

Story by: Kiriko Alicia

Vocaloid belongs to Crypton Media and Yamaha Corp

Rating: T

Genre: Romance, Drama.

Warning: Typo(s), alurlambat/ngebut, request martinachristy54, mungkin fluff, multi-chap, latar musim dingin, AU (maybe).

Summary: 27 hari-waktu yang terbuang 'sia-sia' akibat permainan tersebut. InnocentRin & TsundereLen.

"Kau yakin kita akan melakukan ini?" tanya Len takut-takut ketika melihat berbagai kertas yang digulung rapi dalam sebuah kotak—yang juga terbuat dari kertas.

"Tentu! Memangnya kau takut, Len?" tanya Kaito dengan nada meremehkan, "Aku tak menyangka kalau ternyata seorang Kagamine—"

"Aku tidak takut kok! Ayo kita jalan!" Len pun memotong ucapan Kaito dengan tampang berani, padahal sebenarnya ia sendiri takut dengan apa yang akan terjadi dengannya. Kaito menyeringai gembira mendengar jawaban sahabatnya itu.

Ah, kini merupakan giliran Len untuk melakukan permainan berbentuklottery tersebut. Untuk beberapa orang yang belum terlalu mengerti atau murid baru, permainan ini disebut winter project (karena dilakukan tepat sebelum liburan musim dingin).

Tapi, untuk yang sudah melakukan permainan ini berulang-ulang, mereka akan sadar bahwa sebenarnya nama asli permainan tersebut adalah pairing project–permainan lottery yang dibuat oleh Hatsune Miku pada saat ia kelas SMP 1, dan sejak saat itu, permainan tersebut terus berjalan.

Baik itu untuk Miku sendiri, maupun semua teman-temannya (baik itu dari kelasnya sendiri maupun kelas lain) harus berpartisipasi. Kuulangi, harus! Itu sudah merupakan peraturan dari pertama. Tujuannya, supaya murid-murid lelaki dan perempuan bisa lebih mengenal satu dengan yang lain—namanya juga pairing project.

Cara bermainnya adalah:

1). Nama para murid perempuan dituliskan di sebuah kertas kecil yang kemudian digulung lalu dimasukkan ke dalam kotak yang—juga—terbuat dari kertas. Namun, nama masing-masing anak perempuan hanya dapat ditulis sekali.

2). Murid-murid lelaki akan mengambil—secara terpaksa—sebuah kertas di dalam kotak tersebut dan membukanya. Nama yang tampak di kertas tersebut adalah orang yang akan bersamanya selama liburan musim dingin.

3). Mereka berdua diharuskan untuk segera membuat holiday plans bersama-sama selama waktu yang ditentukan murid perempuan. Dan permainan akan selesai setelah waktu yang ditentukan murid perempuan tersebut selesai (minimal seminggu).

Dan bagi Len, permainan ini adalah suatu hal yang baru. Ah, Len adalah murid baru, ia baru saja masuk ke Vocaloid High School tahun ini—pada saat ia menduduki kelas 1 SMA.

Karena itulah ia hanya menganggap ini sebagai sebuah permainan bernama winter project dimana ia menghabiskan beberapa hari saat liburan musim dinginnya bersama seorang murid perempuan yang bahkan ia belum kenal dekat.

Len pun menatap kertas-kertas di dalam kotak tersebut dengan tatapan harap-harap cemas. Entah mengapa ia merasa gugup. Mengapa? Karena semua teman perempuan yang berada di kelasnya dan ia cukup kenal—namun tidak dekat—sudah memiliki pasangan.

Dan itu berarti, yang tersisa hanyalah murid dari kelas lain yang merupakan teman seorang Hatsune Miku. Len menghirup nafas dalam-dalam lalu mengambil satu kertas yang berada di urutan terbawah.

Perlahan tapi pasti, ia pun mulai membuka kertas itu...

Hingga tampak nama seorang gadis ditulis rapi di dalam kertas tersebut.

'Kamine Rin'.

Len menautkan kedua alisnya. Nama itu benar-benar terdengar asing di telinganya.

"Aku tidak pernah mendengar nama ini sebelumnya..," batinnya, "Pasti anak kelas lain..."

Kaito yang melihat perubahan raut wajah Len langsung mendekati Len lalu membaca nama yang tertera di kertas kecil tersebut. Kemudian matanya melebar melihat nama gadis yang merupakan teman senasib sepenangungannya itu.

"Len... Kau sebenarnya sangat beruntung, mengerti? S-A-N-G-A-T B-E-R-U-N-T-U-N-G!" Kaito tampak mengeja satu-satu huruf dari kedua tersebut. Len menaikkan sebelah alisnya, tampak heran.

"Apanya yang beruntung ketika kau terjebak bersama seorang gadis selama liburan musim dingin?!" Jerit Len dengan suara meninggi dan wajah sedikit memerah. Kaito menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Tidak, kau benar-benar beruntung mendapatkan Rin. Ohya, Rin juga setuju kok. Ia pasti setuju. Harus setuju," Kaito tampak mengucapkan kata-kata tersebut dengan nada datar. Len mulai merasa merinding.

Entah mengapa ia merasa Kaito akan melakukan suatu hal yang fatal dan dapat membahayakan keselamatan gadis bernama Kamine Rin tersebut jika ia tidak setuju dengan hal yang telah disepakatinya.

Dan ia juga merasa Kaito dekat dengan gadis bernama Kamine Rin ini. Buktinya? Ia langsung memanggil nama gadis ini dengan nama depan, dan lagi tidak menggunakan embel-embel –san.

"Aku bahkan tidak tahu dia itu siapa! Bagaimana jika ia itu fangirl-ku?! Itu akan tambah mengacaukan suasana, Kaito!" Jerit Len dengan wajah sedikit memerah. Kaito terdiam lalu menunjuk seorang gadis yang sedang duduk di pinggir kelas.

"Setidaknya lebih baik kau bersama Rin daripada bersama gadis berambut abu-abu itu," ucap Kaito dengan nada sarkastik. Len mamandang ke arah yang ditunjukkan Kaito lalu merinding. Ia ingat, gadis itu adalah gadis tipe himedere bernama Hanako Mayu.

Gadis yang katanya akan membuatmu menderita jika menjadi pelayannya. Dan Len kini mulai mengerti mengapa Kaito berkata bahwa dirinya beruntung—sangat beruntung.

"Hah...," Len pun menghela nafasnya lalu menatap Kaito, "Baiklah... Tapi sebelumnya, mana gadis bernama Kamine Rin itu?" tanyanya penasaran. Kaito tampak menyeringai.

"Tenang saja, kau akan bertemu dengannya besok di depan gerbang sekolah jam sepuluh pagi," ucap Kaito sambil tersenyum, "Tidak hanya Rin, tapi Miku, dan aku pun akan berada disana."

"Eh? Jadi hanya kita berempat yang di depan gerbang sekolah?" tanya Len. Kaito mengangguk.

"Besok di depan gerbang sekolah kita akan bertemu Rin dan Miku. Lalu kita akan berjalan-jalan dan berpencar dua dua," tutur Kaito. Len menaikkan alisnya.

"Bagaiman dengan teman sekelas lainnya? Seperti Gumo, IO, dan Gakupo?" tanyanya lagi.

"Tenang saja. Kan panitia permainan ini tidak hanya Miku! Setiap empat orang yang bertemu di suatu tempat, setidaknya harus ada satu orang yang merupakan panitia permainan," jelas Kaito. Len hanya mengangguk walaupun ia sendiri sebenarnya masih cukup ragu.

"Ingat itu, di depan gerbang sekolah! Besok jam sepuluh pagi! Hari ini kan hanya mengambil rapot, jadi besok sudah libur!" Peringat Kaito.

"Ha'i, ha'i...," jawab Len lalu mencatat ucapan Kaito di buku notes-nya.

'Jam sepuluh pagi besok di depan gerbang sekolah Vocaloid Academy! (dengan Kaito, Kamine Rin-san, dan Hatsune Miku-san)'

.

Huff... Prolognya panjang ._. Tapi Day 1 bakalan lebih panjang lagi #disikat

Sore ja, jaa ne!

~Kiriko Alicia