. Disclaimer : Inuyasha – Rumiko Takahashi

Pairing : Inuyasha – Higurashi Kagome

Rated : T

Warning : OOC, Typos, Alur kecepatan dan lainnya

.

.

.

.

.

A Story about Pain

By

Sentimental Aquamarine

Tok.. Tok.. Tok..

Terdengar suara pintu diketuk. Sosok berambut hitam muncul dari balik pintu. Sosok bernama Miroku itu berjalan menghampiri sosok lain yang sedang berdiri di depan jendela.

"Kagome" panggil pemuda berambut hitam itu

"…."

"Kagome" panggil Miroku lagi

"…."

"Kagome"

"…."

Tidak ada respon, sosok yang masih mematung di depan jendela itu sama sekali tidak merespon panggilannya. Ini bukan yang pertama kalinya bagi Miroku jika Kagome tidak merespon panggilannya. Miroku memandang gadis berambut hitam itu. Mata indah itu kini redup, kelam. Senyum yang selalu bertengger di bibir ranum itu kini tidak ada lagi. Wajah itu pun kini sudah tampak tirus dan kusam. Rambut sekelam malam yang dulunya selalu tertata rapi itu kini berantakan. Miroku menghela napas berat. Sampai kapan dirinya melihat Kagome terus begini? Sampai kapan sahabat yang di sayanginya ini seperti ini?

Tanpa disadari oleh Miroku, air mata yang sudah 2 tahun ini ia tahan kini meluncur keluar dari matanya. Dalam diam Miroku menangis, merutuki dirinya yang tak bisa menemani sang sahabat di saat sahabatnya membutuhkan seseorang untuk berbagai. Miroku merasa terlambat, merasa bersalah karena dirinyalah Kagome jadi seperti ini. Kagome gila ya Kagome gila. Sahabatnya itu gila dan itu karena kesalahannya. Andai saja waktu itu dia tidak meninggalkan Tokyo pasti Kagome tidak akan depresi dan berujung gila seperti sekarang ini.

Miroku mendongakkan kepala saat sebuah tangan memegang bahunya. Mata itu membulat seketika saat tahu siapa yang memegang bahunya.

"K-kagome" ucapnya

"Kenapa kau menangis, Miroku?"

.

.

.

.

.

.

#Flashback

Naruto tidak pernah habis pikir dengan jalan pikiran kekasihnya. Dia memang tahu jika semua kekasihnya itu keras kepala dan selalu bertindak semaunya sendiri tapi dia juga tahu bahwa kekasihnya si Inuyasha tidak akan pernah mungkin pergi meninggalkan apartement yang sudah 3 tahun mereka tinggali dan memilih pindah ke apartement yang baru dengan alasan bahwa apartement yang mereka tinggali jauh dari kantornya. Oh, ayolah sudah 3 tahun mereka menempati apartement ini kenapa baru sekarang si kekasihnya itu berkomentar.

"Kau akan pindah sendiri tanpa membawaku?" tanya Kagome sinis

Inuyasha tidak menggubris pertanyaan kekasihnya, dia masih terlalu sibuk dengan barang-barangnya yang akan ia bawa ke apartement barunya nanti.

"Inuyasha" panggil Kagome

"…."

Kagome tidak menjawab dia seakan menulikan pendengarannya.

"Inuyasha" suara Kagome mulai meninggi tapi Sasuke tetap tidak bergeming.

"…."

"Hei, Inuyasha! Aku sedang berbicara denganmu bukan dengan tembok"

"Tanpa ku jawab pun kau sudah tahu jawabannya Kagome" ucap Inuyasha datar

Inuyasha memandang datar kekasihnya itu sedangakan yang dipandang malah memalingkan wajahnya.

"Kenapa kau tak ingin membawaku bersamamu? Apa kau sudah tidak mencintaiku lagi?" ucap Kagome lirih.

Inuyasha berjalan menghampiri Kagome, merengkuh sang gadis ke dalam dekapannya. Kagome menenggelamkan wajahnya ke dada bidang sang kekasih. Inuyasha memeluk tubuh Kagome mencoba menenangkan gadisnya yang kini hampir menangis.

"Aku sangat mencintaimu Kagome"

Kagome mendongakkan kepalanya, menatap wajah sang kekasih.

"Kalau kau mencintaiku, kenapa kau memilih pindah ke apartement baru? Apa kau sudah tidak ingin tinggal bersamaku lagi?"

"Aku sudah menjelaskan kepindahanku ini padamu dan kupikir kau sudah mengerti Kagome"

"Ta-

Perkataan Kagome terputus karena Inuyasha menyelah ucapannya

"Dan aku tak ingin kau berpikir yang tidak-tidak atas keputusanku ini"

Ya, Inuyasha memang sudah menjelaskan keputusannya untuk pindah dari apartement mereka seminggu yang lalu. Tapi Kagome merasa dia butuh penjelasan lebih dari 'karena apartement itu lebih dekat dengan kantorku yang baru'. Oh ayolah, insting seorang Kagome mengatakan jika kekasihnya itu tengah menyembunyikan sesuatu darinya dan Kagome tidak tahu apa itu.

.

.

.

.

.

.

Sudah dua minggu sejak kepindahan Inuyasha ke apartementnya yang baru dan selama itu pula Kagome sangat sulit menghubungi kekasihnya itu. Seperti hari ini, Kagome sedang berdiri di apartement Inuyasha, berulang kali dirinya menekan-nekan bel tapi tetap saja tak ada yang membukakan pintu untuknya. Kagome melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Pukul 9 malam, dan sudah dua jam lamanya dia berdiri di depan pintu apartement Inuyasha dan kini perutnya sudah berteriak minta di isi. Akhirnya dengan sangat terpaksa Kagome meninggalkan apartement Inuyasha dan pergi mencari restoran terdekat. Kagome sudah sampai di restoran setelah memesan makanan dan segelas orange juice dia pun mencari tempat duduk dan pilihannya tertuju pada tempat duduk yang berada di pojokan restoran.

Kagome mengetuk-getuk meja dengan jari telunjuknya sampai sebuah pemandangan menghentikan kegiatannya itu. Inuyasha berada di restoran yang sama dengan Kagome, tapi, tunggu dulu, ada seorang gadis berada disampingnya bergelayut mesra di lengan Inuyasha. Kagome yang merasa cemburu langsung menghampiri mereka berdua.

"Inuyasha?" panggil Kagome

Merasa namanya di panggil Inuyasha pun menoleh ke sumber suara dan betapa terkejutnya dia saat melihat Kagome berdiri di belakangnya sekarang. Inuyasha yang sudah dapat menyembunyikan keterkejutannya memandang Kagome datar.

"Kenapa kau ada disini?" tanya Inuyasha dingin

Kagome memandangi kekasihnya itu, hatinya sakit saat nada dingin terlontar dari bibir Inuyasha.

"Seharusnya aku yang bertanya kenapa kau ada disini Inuyasah"

"Itu bukan urusanmu" ucap Inuyasha datar

Gadis yang sedari tadi berdiri di samping Inuyasha akhirnya angkat bicara.

"Apa kau mengenal gadis ini, Inuyasha?"

"Tidak"

Betapa terkejutnya Kagome saat mendengar jawaban Inuyasha tadi.

"Apa kau bilang? Kau tidak mengenalku" tanya Kagome heran

"Inuyasha tidak mengenalmu, sebaiknya kau pergi saja gadis pengganggu" ucap gadis itu

"Siapa kau?" tanya Kagome "Seenaknya saja kau menyebutku gadis pengganggu"

"Seharusnya aku yang bertanya padamu" ucap gadis itu sengit "Kenapa orang asing sepertimu mengaku mengenal Inuyasha?"

'Apa dia bilang? Dia bilang aku ini orang asing. Dasar gadis genit tidak tahu diri. Apa dia tidak tahu kalau aku ini adalah kekasih Inuyasha' batin Kagome

"Asal kau tahu saja, aku adalah ke-

"Cukup Kagome!" bentak Inuyasha"

Ucapan Kagome terputus karena Inuyasha menyela perkataannya dengan membentaknya. Kagome yang tidak pernah menerima bentakan Inuyasha membeku di tempat. Dia tidak pernah melihat Inuyasha semarah ini padanya. Tapi apa salahnya? Apa kesalahan yang dibuatnya sehingga Inuyasha membentaknya seperti ini?

"K-kau membentakku?"

" …."

"Kenapa kau membentakku?"

"…."

"Apa salahku?"

"…."

"Inuyasha! jawab aku."

Suara Kagome dan isakan yang keluar dari bibir ranum itu menarik perhatian pengunjung restoran dan mereka pun menjadi tontonan gratis para pengunjung.

Inuyasha tidak menjawab dia malah menepis dengan kasar tangan Kagome yang berada di kemejanya. Kagome yang menerima perlakuan kasar dari kekasihnya itu hanya memandang tidak percaya. Dengan terisak-isakan Kagome bekata.

"Kenapa kau kasar begitu padaku?" ucap Kagome lirih

"…."

"Apa itu ada hubungannya dengan gadis ini?" tanya Kagome seraya menunjuk gadis yang masih setia merangkul lengan Inuyasha

"…."

"Apa keputusanmu untuk pindah dari apartement kita juga karena gadis itu?"

"…."

"Kenapa kau diam saja, Inuyasha?"

"…."

"Inuyasha!"

"Cih, kalau kau sudah tahu kenapa harus bertanya lagi. Dasar bodoh" ucap Inuyasha dingin

Inuyasha menarik pergelangan tangan gadis bernama Kikyo di sebelahnya, menyeretnya keluar dari restoran terkutuk itu meninggalkan Kagome yang masih diam tidak percaya dengan apa yang telah terjadi barusan.

.

.

.

.

.

.

Sudah kesekian kalinya Kagome menghubungi ponsel Inuyasha, mengirimnya SMS tapi tetap saja Inuyasha tidak pernah membalas pesannya. Sejak kejadian seminggu lalu di restoran, Kagome terus menghubungi Inuyasha, mencarinya di apartement dan kantornya hanya untuk mengetahui tentang penjelasan dari perkataa laki-laki itu tempo hari. Jujur saja, Kagome tidak percaya bahwa Inuyasha mengkhianati dirinya. Dia yakin sekali jika Inuyasha hanya bercanda dan mencoba untuk mengetest seberapa besar cintanya pada pemuda itu. Ya, walaupun dengan cara berpura-pura kencan dengan gadis lain. Kagome yakin itu, seorang Inuysaha tidak akan mungkin mengkhianati seorang Kagome karena dia adalah cinta pertama dan terakhir dari pemuda tersebut. Tapi, tetap saja dia takut jika apa yang di katakan Inuyasha itu benar, dia masih terlalu mencintai pemuda itu. Kagome masih belum siap untuk ditinggalkan oleh Inuyasha, bagaimanapun juga mereka sudah 5 tahun bersama dan jika itu benar terjadi, Inuyasha meninggalkannya, mengkhianatinya dengan memilih bersama gadis bernama Kikyo itu mungkin mati adalah pilihan yang terbaik untuknya.

Kagome sedang memandangi foto Inuyasha. Memeluknya erat, mengelus permukaan foto tersebut, seakan foto itu benar-benar Inuyasha. Haah, betapa Kagome sangat merindukan sosok itu.

Kringg! Kringg! Kringg!

Suara ponsel Kagome menggema ke penjuru kamarnya. Dengan malas Kagome mengangkatnya. Dahi Kagome berkerut saat Private Number tertulis di layar ponselnya.

"Moshi-moshi"

"…."

"Moshi-moshi"

"…."

"Moshi-moshi"

"…."

Emosi Kagome semakin memuncak saat orang yang ada di seberang sana tidak merespon panggilannya.

"Baiklah, aku akan menutup telpon i-

"Ini aku"

"I-inuyasha"

"…."

"Apa ini benar kau?"

"Ya"

"Kemana saja kau? Aku menghubungimu tapi kau tak pernah menjawab panggilannku, aku juga datang ke kantormu tapi aku tak pernah bisa bertemu ke denganmu. Setiap aku pergi ke apartementmu, kau juga tidak ada disana dan apartementmu selalu sepi. Oh ya kata tetanggamu kau jarang pulang kesana, apa itu benar? Dan a-aku merindukanmu Inuyasha" ucap Kagome panjang lebar

"…."

"Inuyasha?"

"…."

"Kau masih disana?"

"…."

"Apa kau baik-baik saja?"

"Kita putus"

To be Countinue

Pojok Suara :

Fic pertama saya untuk fandom Inuyasha. Bagaimana? Apa pembaca menyukainya? Jika responnya cukup baik, saya akan melanjutkan chapter berikutnya.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Mind to Review?