Luhan bersenandung ringan ketika dia keluar dari dalam kamarnya, dia menggerakan kepalanya ke kiri lalu ke kanan berhenti sejenak lalu melakukan gerakan memutar sebelum dia berjalan ke dapur untuk mengambil susu favoritnya dari kulkas kemudian menuju ruang tengah. Dia meraih remote TV yang tergeletak di atas meja lalu menjatuhkan dirinya dengan nyaman ke sofa.
Dia menekan tombol on lalu memencet angka untuk memindah channel. Luhan tersenyum ketika anime favoritnya mulai. Bibirnya bergerak mengikuti lagu pembuka yang sedang di putar.
" Xiao Lu, apa yang kau lakukan pagi – pagi seperti ini ? biasanya kau susah untuk meninggalkan kasurmu, " Luhan hanya melirik, Kris kakaknya yang hanya beda satu tahun sekilas lalu mengalihkan pandangannya kembali ke layar televisi tanpa menjawab.
Kris berdecak pelan kemudian duduk di sebelah Luhan lalu dengan santainya dia meraih remote lalu memindah salurannya menjadi saluran berita.
" Kris, kenapa kau mengganti salurannya ? " teriak Luhan kepada Kris yang sekarang memasang wajah tidak bersalahnya seperti biasa
" Aku ingin melihat berita, " jawab Kris enteng, " sore ini aku ada kegiatan klub dan kau tahu sendiri cuaca akhir-akhir ini sering jadi aneh jadi aku harus melihat berita tentang ramalan cuaca hari ini, "
Rahang Luhan terbuka, tidak percaya dengan apa yang baru didengarnya , " Kau bisa mengakses ramalan cuaca dari smartphone-mu Kris ! " Luhan berusaha meraih remote yang masih berada di genggaman Kris namun Kris dengan cepat menjauhkannya dari jangkauan Luhan
" Tidak mau, tidak asyik kalau tidak melihatnya langsung dari televisi, aplikasi ramalan cuaca seperti itu tidak akurat, "
" Tapi kau mengganggu acaraku menonton anime, Kris ! "
Mendengar hal itu Kris langsung menoleh kea rah Luhan dengan tatapan meremehkan , " Kau itu sudah hampir 21 tahun dan masih menonton anime ? itu tontonan untuk anak kecil Luhan, "
Luhan mendengus kesal, lagi-lagi dia harus mendengar ocehan bodoh kakaknya yang sok menasehatinya soal kesukaannya menonton anime. Sudah berapa kali Luhan bilang kalau anime itu bukan sekedar tontonan untuk anak kecil tapi masih saja Kris bilang anime itu untuk anak kecil
" Siapa bilang anime hanya untuk anak kecil ? "
" Aku barusan, " sahut Kris, " kau itu sudah dewasa Luhan, tapi hobimu masih seperti anak kecil, kalau tidak menonton anime, kau membaca komik. Kau harusnya mempunyai hobi yang sesuai dengan usiamu, "
Luhan yang kesal langsung mengambil bantal kursi yang berada di sebelahnya lalu melemparnya tepat ke muka Kris , " hobi dan umur seseorang tidak ada hubungannya tahu ! dasar kau bodoh ! " seru Luhan kesal lalu pergi meninggalkan Kris speechless di tempatnya.
" Dasar Kris bodoh ! sudah bodoh, ceroboh pula, tapi suka sekali sok menasehati, sok cool ! dompet saja bisa ketinggalan , " gumam Luhan ketika dia memasuki area kampus sore harinya. Semarah-marahnya dia pada Kris tapi tetap saja dia tidak bisa menggabaikan Kris begitu saja bagaimanapun juga setelah memutuskan untuk kuliah di Korea dan meninggalkan rumah orang tua mereka di Cina, mereka harus saling menjaga dan Kris walau bodoh sebenarnya dia orang yang bertanggung jawab dan sangat menjaga Luhan.
Luhan berjalan melalui koridor kelas yang biasanya sangat padat namun sepi di hari minggu seperti ini, sebenarnya agak takut juga sih berjalan sendirian lewat sini, apalagi hari sudah sore dan mulai gelap namun lampu belum menyala semuanya.
Tiba-tiba saja Luhan mendengar suara langkah kaki mengikutinya dari belakang, bulu kuduk Luhan berdiri namun dia tetap berjalan dalam hati mengumpat karena ruangan tim sepakbola tempat Kris berada masih jauh letaknya.
Luhan terus berjalan sedikit lega karena akhirnya dia keluar dari koridor sepi yang menyeramkan itu, sekarang sudah terlihat banyak orang yang berlalu lalang di area halaman tengah kampus, mereka juga mengikuti kegiatan klub namun ada juga yang hanya duduk – duduk di bangku taman sambil bermain laptop. Luhan sendiri tidak mengikuti kegiatan apapun berbeda dengan Kris yang dari dulu hobi sekali melibatkan diri dengan berbagai macam kegiatan. Kris sudah beberapa kali mengajaknya namun Luhan menolak dengan alasan kalau itu merepotkan dan buang-buang tenaga saja.
Luhan kembali memasuki koridor panjang tempat beberapa ruangan klub berada dan ternyata langkah kaki yang mengikutinya masih ada, Luhan yang sempat lupa akan hal itu jadi merinding lagi, ruangan tim sepakbola tinggal 50 meter lagi jadi Luhan mempercepat langkahnya karena di rasanya langkah kaki yang mengikutinya itu jaraknya semakin dekat saja.
Dia sedikit terengah ketika sampai di depan pintu ruang tim sepakbola dia baru saja mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu namun tubuhnya menegang ketika dia melihat ada bayangan orang lain dibelakangnya berhenti dan menggerakan tangannya mendekati Luhan. Sontak Luhan ketakutan lalu berteriak dan berjongkok sambil memegangi kepalanya sendiri.
" Heh, kau kenapa ? "
Suara menyebalkan itu ? bukan, itu bukan suara Kris tapi itu benar-benar suara menyebalkan yang sangat Luhan benci. Perlahan dia menurunkan tangannya dari kepalanya sambil membuka matanya lalu dengan hati-hati dia melihat ke arah sumber suara tersebut.
Oh Sehun, teman seangkatan Luhan yang sangat dia benci berdiri dengan tampang datarnya seperti biasa memandang heran ke arah Luhan yang masih berjongkok seperti orang bodoh. Luhan baru saja akan membuka mulutnya ketika pintu ruang klub terbuka dan Changmin, yang Luhan tahu sebagai kapten tim, menyembulkan kepalanya dari balik pintu , " Sehun, aku seperti mendengar suara teriakan apa yang terjadi ? "
Sehun tidak menjawab namun menunduk melihat ke bawah, dimana Luhan masih betah dengan posisi berjongkoknya. Changmin mengikuti gerakan kepala Sehun dan terkejut melihat Luhan, " Xiao Lu ? apa yang kau lakukan di situ ? "
Dan wajah Luhan memerah bukan karena dia malu, namun karena Changmin kapten tim yang tampan dan seksi itu memanggilnya dengan nama kecilnya. Changmin memang senior dan kapten tim sepakbola, dia juga sangat populer namun dia tetap baik dan ramah pada siapa saja itu yang membuat Luhan suka karena diam-diam dia juga mengidolakan Changmin. Alasan lain kenapa Luhan yang sedang marah mau mengantarkan dompet Kris adalah untuk bertemu dengan Changmin, tentu saja.
" Changmin, ada apa ? " Kris menyusul Changmin keluar lalu terkejut juga melihat Luhan berjongkok , " Xiao Lu, apa yang kau lakukan di situ ? "
Luhan tidak menjawab, dia membersihkan celananya yang terkena debu lalu berdiri pandangan matanya menatap tajam ke arah Sehun yang masih memasang ekpresi tidak peduli. Luhan ingin marah namun ada Changmin di sini, bagaimanapun juga dia harus menjaga image-nya. Jadi dia hanya mendengus ringan kemudian membuka tas selempangnya untuk mencari dompet Kris
" Nih, dompetmu ketinggalan, " kata Luhan sambil menyerahkan dompet itu ke Kris yang sedikit kesusahan menangkapnya karena gerakan Luhan yang tiba-tiba
" Oh ? jadi dompetku ketinggalan ? "
" Itu karena kau bodoh , " gumam Luhan , " Ya sudah aku pulang dulu, Changmin sunbae aku pulang dulu, " kata Luhan sambil menundukkan kepalanya ke arah Changmin, saat dia berbalik pandangan matanya kembali bertemu dengan Sehun, dia malas menyapa Sehun jadi dia hanya berjalan melewatinya saja namun baru beberapa langkah Changmin memanggilnya lagi, Luhanpun menolehkan kepalanya , " Iya, sunbae ? "
" Setelah ini klub akan pergi makan malam, kau ikut saja, "
Mendengar ajakan Changmin Luhan tentu saja senang tanpa berpikir panjang dia langsung menganggukkan kepalanya , " Bolehkah ? kalau begitu aku mau ! " kata Luhan sambil memasang senyuman lebarnya yang membuat Kris merasa jijik dengan adiknya itu.
" Minseoki .. Minseoki .. " Luhan langsung melompat sambil melambaikan tangannya seperti anak kecil ketika dia sampai di kelas keesokan paginya saat dia melihat sahabatnya Minseok duduk dengan sahabatnya yang lain Baekhyun
" Kau ini kenapa ? biasanya kau akan muram pada kelas pagi seperti ini ? " tanya Minseok heran pada tingkah Luhan yang sedikit tidak normal
" Aku hanya sedang senang saja haha, " Luhan tertawa ringan lalu matanya melihat kea rah Baekhyun yang biasanya heboh hanya diam sambil memelototi handphonenya dengan mata sipitnya, Luhan langsung diam dan berbisik kepada Minseok, " Dia kenapa ? " hanya Luhan sambil menunjuk Baekhyun dengan dagunya
Minseok menoleh pada Baekhyun di sebelahnya , " Aku juga tidak tahu, saat aku datang dia sudah aneh seperti itu, " bisik Minseok pada Luhan
" Ah, kenapa tidak dibalas sih !, " seru Baekhyun tiba-tiba hingga membuat sebagian mahasiswa yang ada di kelas menoleh ke arahnya, Luhan dan Minseok sendiri hanya memandangnya aneh.
Minseok dan Luhan berpandangan sejenak sebelum Luhan memutus kontak mata mereka lalu mencolek Baekhyun yang sekarang manyun sambil memandang handphone-nya yang tadi dia letakkan di meja, " Baekhyun-ah, apa terjadi sesuatu ? " tanya Luhan pelan
" Ah, Luhan ? kau sudah datang ya ? " Baekhyun sedikit kaget dengan Luhan yang tiba-tiba saja sudah duduk di sebelah Minseok
" Kau tidak lihat dia tadi datang seperti monyet melompat-lompat ? " sambung Minseok yang langsung mendapat pukulan Luhan di bahunya
Baekhyun tersenyum kemudian menoleh, " Tidak, aku tidak tahu, memangnya ada apa sampai kau bertingkah seperti monyet ? padahal ini kelas pagi, kau biasanya juga datang bersamaan dengan dosen dengan tampang masih mengantuk, ada sesuatu yang membuatmu senang yah ? "
Luhan mengangguk dengan semangat, " Kau tahu Changmin sunbae .. "
" Anak-anak Kim ssaem, menyuruh kalian untuk menemuinya di lab sekarang, " Panggilan dari asisten lab memutus pembicaraan Luhan dan teman-temannya
" Kita lanjutkan nanti saja ceritanya, pagi-pagi sudah di suruh ke lab, merusak suasana hati saja, " Keluh Luhan sambil berdiri dari dari kursinya diikuti dengan Baekhyun dan Minseok
" Sudahlah Lu, biasanya kalau di lab kita kan bisa keluar lebih cepat dari biasanya , " kata Minseok sambil merangkul Luhan
" Kau benar ! "
Mereka akan melakukan uji praktek larutan asam-basa dan mereka dibagi menjadi beberapa kelompok namun Kim ssaem sendirilah yang menentukan kelompoknya dia hanya mengurutkan nama mahasiswa dari NBI mahasiswa yang tertera di buku absen, Luhan tentu saja senang karen NBI-nya memang berututan dengan Minseok dan Baekhyun namun yang membuat dia kesal adalah ketika Kim ssaem menambahkan Oh Sehun menjadi anggota kelompoknya juga. Minseok dan Baekhyun tidak keberatan karena Sehun termasuk mahasiswa yang pintar hanya saja mereka tahu hubungan buruk antara Luhan dan Sehun jadi mereka mengerti kenapa Luhan tidak mau sekelompok dengan Sehun.
Sebenarnya pada saat masa orientasi dulu Luhan lumayan dekat dengan Sehun. Awalnya mereka kenal karena pada hari pertama ospek Luhan yang ceroboh lupa menaruh dimana tanda pengenalnya setelah jam istirahat, dia sudah panik karena tidak bisa menemukannya, dia ingin meminta tolong Kris tapi gengsi apalagi Kris yang memang beda fakultas mengurusi junior-juniornya di gedung yang lain. Luhan kesal dan sudah putus asa jadi dia sudah menyiapkan mental untuk menerima hukuman dari para senior, Minseok dan Baekhyun yang baru menjadi temannya tidak tahu harus berbuat apa jadi mereka hanya bisa menyemangati Luhan.
Lalu Sehun tiba-tiba datang dan menyerahkan tanda penggenal Luhan, sejak itu Luhan yang merasa kalau Sehun itu penyelamatnya terus menempel kepada Sehun walaupun begitu dia tidak melupakan Minseok dan Baekhyun, Sehun yang awalnya pendiam dan suka menjaga jarak jadi terbuka dengan Luhan mereka jadi akrab sudah seperti sahabat yang kenal lama, namun entah karena apa Luhan merasa Sehun jadi berubah, dia jadi angkuh dan kembali menjaga jarak dengan Luhan.
Luhan yang penasaran dengan perubahan sikap Sehun berusaha untuk mencari tahu, bagaimanapun juga dia ingin menjadi sahabat yang baik, siapa tahu dia bisa membantu kalau memang Sehun ada masalah, namun yang terjadi malah Sehun marah dan menyuruh Luhan untuk tidak sok ikut campur urusan orang lain. Hal itu tentu membuat Luhan sakit hati, dia hanya berniat baik tapi malah mendapat perlakuan buruk seperti itu, jadi sejak saat itu Luhan tidak mau dekat-dekat Sehun lagi. Sehun sendiri seperti tidak peduli dan itu membuat Luhan makin benci dengannya.
" Kau bisa masukkan cairannya dengan benar tidak sih ? kalau terkena tangan bisa bahaya tahu ! " Kata Sehun menegur Luhan yang sepertinya kesusahan mencampur larutan yang satu dengan yang lain.
Minseok dan Baekhyun yang sedang melakukan hal lain berhenti sejenak untuk memperhatikan Luhan dan Sehun
" Begini salah, begitu salah, kenapa tidak kau lakukan sendiri saja ? " bentak Luhan tidak mau kalah
" Tidak bisa, aku harus melakukan pengamatan terhadap reaksi larutan pertama yang Minseok kerjakan dan juga harus menulis laporan, " kata Sehun lagi
" Kalau begitu urus saja pekerjaanmu sendiri, kenapa kau harus repot-repot mengurusi aku sih, " karena ribut dengan Sehun, Luhan tidak sengaja menumpahkan larutan asam hingga mengenai tangannya, pada awalnya Luhan tidak bereaksi dia hanya memandangi tangannya yang mulai terasa nyeri
Minseok dan Baekhyun yang menjadi saksi insiden itu langsung berdiri dari kursi mereka namun Sehun lebih dulu tertindak dia meraih lengan Luhan, " Kalian tolong bereskan ini dulu, hati-hati jangan terkena tangan, " kata Sehun sebelum dia membawa Luhan menuju wastafel, untung saja cairan yang mereka gunakan bukanlah yang berbahaya namun tetap saja karena konsentrasi dari larutan itu sendiri walau tidak sampai membuat melepuh seperti air keras tapi tetap saja harus ditangani dengan benar.
Luhan meringis ketika Sehun mengusap punggung tangannya dengan air lalu mengeringkannya dengan handuk tissue yang tersedia lalu menuntun Luhan kembalik ke meja mereka.
Kim ssaem yang mendengar keributan yang mereka buat tadi datang menghampiri mereka untuk melihat luka luhan , " Syukurlah hanya sedikit merah, tapi harus dinetralkan dengan ammonia 5%, "
Tanpa disuruh Sehun pergi lalu kembali dengan botol ammonia dan kapas, dengan telaten dia mengelap tangan Luhan yang terluka lalu meniupnya seolah-olah itu akan membuat nyerinya entah kenapa jantung Luhan berdegup lebih kencang saat Sehun melakukannya. Benar-benar aneh melihat perhatian seperti ini.
Sudah hampir pukul enam sore namun tidak ada satu bus-pun yang kosong, Luhan terpaksa harus menunggu lebih lama lagi. Biasanya dia akan pulang dengan Kris, tapi kakaknya bilang dia akan pergi dengan Tao, pacarnya yang kuliah di kampus lain. Tahu begini dia lebih baik ikut dengan Minseok dan Baekhyun yang mau pergi ke toko kaset karena CD band favorit mereka menolak ikut karena insiden di lab tadi membuat perasaannya tidak enak jadi dia ingin cepat-cepat pulang.
Luhan melihat jam di handphone-nya, sudah hampir setengah tujuh, langit terlihat mendung dan perutnya juga sudah keroncongan. Luhan menendang udara kosong didepannya karena kesal. Kesal kepada Kris, karena Kris pasti sekarang sedang dinner dengan Tao, enak-enakan pacaran sampai lupa menanyakan kabar adiknya sudah sampai rumah belum ? sudah makan belum ? benar-benar keterlaluan kakaknya itu.
Tiba-tiba saja hujan turun dengan derasnya membuat Luhan yang tadinya berdiri bersandar pada tiang halte harus mundur ke belakang agar tidak terkena cipratan air hujan, tapi percuma saja cipratan air hujan itu tetap mengenai kakinya hingga sepatu converse yang dia pakai jadi basah. Udara juga jadi lebih dingin, Luhan yang hanya memakai kaos dan blazer jadi kedinginan.
" Kalau saja Kris tidak bodoh, harusnya dia mengantarku pulang dulu baru keluar dengan Tao, " keluh Luhan sambil menggosok lengannya sendiri. Entah kenapa kalau sedang kesal Luhan selalu saja menemukan alasan untuk menyalahkan Kris, bilang kalau Kris bodoh seolah bisa membuatnya sedikit senang.
Luhan yang sedang asyik mengumpati Kris dalam hati dikagetkan dengan motor yang tiba-tiba berhenti di depannya. Dia seperti kenal dengan pengendara motor itu namun karena helm yang dipakainya dia tidak bisa melihat wajahnya.
" Kuantar pulang, " pengendara motor itu tiba-tiba mengandeng tangan Luhan
" Tu..tunggu, kau siapa ? " Tanya Luhan sambil menghentikan aksi si pengadara yang menariknya
Si pengendara itu membuka kaca helm-nya , " Ini aku, "
TBC
Fic Hunhan pertama karya aku ^.^
Semoga suka ~~~
