Disclaimer:

Bungou Stray Dogs © Asagiri Kafka, Harukawa35

False of Love © Riren18 (writer) & Yuchika Kissui (master story idea & editor)

Rate: T+

Main Pairing: Dazai Osamu & Atsushi Nakajima

Genre : Romance, hurt/comfort, and little angst.

Warning: Boys Love Story, typo, OOC, AU, tidak sesuai EYD, rough words , and many more. DLDR.

.

.

.

.

.

"Nakajima Atsushi kun, aku ingin memberitahumu tentang sesuatu"

"Hai, tentang apa, Dazai sama ? "

"Mulai sekarang kau akan menjadi tunangan dari putra tunggalku, Dazai Osamu kun."

"Eh? tunangan? kenapa?"

"Karena aku mempercayaimu untuk menjadi pendamping putraku satu-satunya itu. Karena mulai bulan depan dia akan mengantikanku sebagai pemimpin perusahaan ini dan aku akan menugaskanmu sebagai sekretaris pribadinya. Kau tau kan diriku ini sudah tua, dan aku berharap Atsushi kun mau menerimanya. Kau tahu, aku tak bisa mempercayai orang lain selain dirimu Atsushi kun."

"Tapi, bagaimana jika Dazai san sudah memiliki kekasih ?. Aku tak ingin menjadi perusak hubungan orang lain."

"Soal itu tenang saja. Akan ku pastikan dia menerima pertunangan ini dan satu lagi mulai hari ini kau dan Osamu kun akan tinggal di satu rumah yang telah kupersiapkan."

"Satu rumah!? Apa Dazai sama yakin Dazai san akan menerimanya? "

"Dia kupastikan setuju untuk serumah denganmu, Atsushi kun. Serahkan saja padaku dan segala keperluanmu sudah ku siapkan disana jadi kau tinggal membawa dirimu ke sana."

"Hai wakarimashita, Dazai sama."

"Maaf jika diriku ini mengganggu waktu istirahat makan siangmu. Satu lagi, nanti kau ku jemput tepat jam 5 sore, kita akan ke sana bersama."

"Hai, saya mengerti. Saya permisi, Dazai sama."

"Hai hai."

Atsushi pun keluar dari ruangan atasannya dengan wajah lesu dan seluruh tubuhnya terasa lemas karena permintaan bosnya yang tidak kira-kira dan sedikit- lebih tepatnya sangat-tidak masuk akal. Bahwa menjodohkan putranya dengan dirinya yang juga laki-laki(!?). Atsushi merasa pemikiran bosnya sudah mulai tidak waras tapi Atsushi pun mau tidak mau harus mengikutinya karena Atsushi berhutang budi pada bosnya itu. Bosnya itu pernah mengadopsinya sejak 2 tahun lalu dan Atsushi merasa beruntung bisa di adopsi oleh bosnya itu karena dia bisa terbebas dari panti asuhan yang selama ini berlaku kasar dan kejam padanya. Bosnya pula yang menyediakan tempat tinggal dan pekerjaan untuknya hingga kehidupan Atsushi terasa lebih baik dari sebelumnya. Jika bosnya telah meminta seperti itu, Atsushi pun tak sanggup untuk menolaknya tapi di sisi lain Atsushi merasa bahwa akan terjadi hal yang buruk terutama bagi dirinya akibat dari perjodohan yang mustahil ini, bayangkan saja Atsushi yang hanya berstatus orang biasa saja dijodohkan dengan seorang putra tunggal pemilik perusahaan ternama se-Jepang!?. 'Sungguh perjodohan yang mustahil.' Pikir Atsushi sambil menghela nafas.

Dengan langkah tak bersemangat, Atsushi melangkahkan kedua kainya menuju kafe milik temannya, Kyouka Izumi. Sesampainya di kafe, Atsushi langsung duduk di tempat biasa. Kursi berkapasitas 2 orang yang berdekatan dengan jendela yang menghadap jalanan kota. Perlahan-lahan ada seseorang yang berjalan mendekati Atsushi yang masih menatap keluar jendela…

"Atsushi….."

Merasa namanya dipanggil oleh seseorang, Atsushi langsung menoleh ke sumber suara dan terlihat teman lamanya sekaligus pemilik kafe ini sedang menatapnya dengan tatapan penasaran sekaligus khawatir.

"Kyouka, kau membuatku kaget."

"Maaf jika aku membuatmu kaget. Kau terlihat tidak bersemangat hari ini, ada apa ? "

"Tidak apa-apa. Hanya saja aku mendapat permintaan- tidak lebih tapatnya diperintah- sesuatu hal yang -sungguh itu tidak mungkin- terjadi dari bos ku."

"Perintah? Pererintah seperti apa ? "

"Menjadi tunangan dari putra tunggalnya."

"Maji ? Bosmu mulai tidak waras sepertinya. Lalu bagaimana reaksimu? "

"Maji desu. Awalnya aku pun berpikir begitu tapi kalau boleh jujur aku sedang bingung sekarang, Kyouka. Di satu sisi aku tak bisa menolak permintaan bos ku karena dia begitu baik padaku tapi di sisi lain aku tidak bisa menerima pertunangan itu karena 2 alasan yaitu pertama karena aku dan anak bos ku itu sama-sama laki-laki dan yang kedua aku tidak mau menjadi perusak hubungan orang jika anak bos ku itu ternyata sudah punya kekasih. Dan lebih sialnya lagi bosku meminta-tidak lebih tepat menyuruhku untuk tinggal satu rumah dengan anaknya itu. Sungguh aku tak tau harus bagaimana."

"Hmm…. Cukup rumit juga, ya. Tapi, aku hanya bisa menyarankanmu untuk menuruti apa kata hatimu dan jangan menyesal jika kamu sudah memilih pilihanmu. Aku hanya bisa berdoa untuk kebahagianmu, Atsushi. Gomen ne~, aku tidak bisa membantu banyak. Oh, ya, apa kamu pernah bertemu dengan anak bosmu itu?"

"Tidak apa-apa, Kyouka. Arigatou atas saran dan doanya. Aku hanya pernah bertemu dengannya sekali."

"Bagaimana wajah dan sikapnya ? "

"Dari segi wajah dia memiliki wajah yang cukup tampan dan sikapnya cukup ramah pada orang lain dan semoga aku tidak salah ingat."

"Kamu pernah berbicara dengannya ? "

"Hanya saat perkenalan yang dilakukan bos ku. Seingatku dia tersenyum ramah sambil membalas jabat tanganku."

"Hmm… begitu, ya. Ku rasa dia orang yang baik."

"Aku pun berpikir seperti itu."

"Oh, ya, kamu mau pesan apa ?. Maaf aku terlalu banyak bertanya sampai lupa menanyakan pesananmu."

"Daijoubu desu. Aku ingin pesan seporsi Chazuke dan air putih saja."

"Baiklah. Aku akan segera membuatkannya. Tunggulah 5 menit lagi, Atsushi."

"Ok."

Kyouka pun pergi meninggalkan Atsushi sendirian. Selepas kepergian Kyouka ke dapur, Atsushi kembali menatap keluar jendela untuk sekedar menatap pemandangan kendaraan yang lalu lalang di jalanan. Tapi, secara tak sengaja dia melihat sesuatu yang membuat matanya terbelalak. Atsushi melihat 2 orang yang sedang berciuman di kafe seberang dan salah satunya sangat dikenal oleh Atsushi. Ya….. Atsushi melihat Dazai san sedang berciuman dengan orang lain di lantai 2 kafe seberang dan yang membuat Atsushi terkejut yaitu orang di cium Dazai san itu adalah seorang laki-laki yang memiliki perawakan yang mungil dan berambut sewarna matahari senja.

Seketika Atsushi dilanda kepanikan setelah melihat kejadian tersebut hingga dia tak menyadari Kyouka telah kembali membawa pesanannya.

"Ini pesananmu, Atsushi."

Atsushi tidak merespon perkataan Kyouka dan tentu saja membuat perempuan mungil ini menjadi khawatir karena Atsushi tidak merespon perkataannya. Kyouka pun memegang bahu Atsushi dan Atsushi pun merespon dengan ekspresi wajah yang terkejut dan terlihat panik di waktu yang bersamaan.

"Doushita no, Atsushi?"

"Nandemonai desu, Kyouka. Aku hanya melamun saja."

"Benarkah?"

"Ya, benar. Wah…. Chazuke pesanan ku sudah datang dan seperti biasa aromanya harum sekali. Terima kasih, Kyouka."

"Sama-sama, Atsushi. Maaf aku tidak bisa menemanimu karena aku harus memeriksa laporan keuangan bulan ini. Oh, ya, jika kamu ada masalah atau ingin bercerita langsung hubungi aku. Jangan sungkan, ok ? "

"Tidak apa-apa, Kyouka. Aku bisa mengerti. Aku akan menghugungimu jika saatnya tiba."

"Baiklah. Jaa matta, Atsushi."

"Jaa….."

Kyouka pun pergi meninggalkan Atsushi sendirian lagi. Setelah Kyouka kembali ke ruangannya Atsushi hanya bisa menatap makanan kesukaannya dengan tatapan tidak berminat untuk memakannya setelah melihat kejadian tadi yang membuat rasa laparnya hilang seketika. Atsushi merasa jika hal buruk akan datang kepadanya sebentar lagi.

.

.

.

.

Waktu bergulir dengan cepat dan sang fajar pun sudah berada di ufuk barat. Langit biru kini telah berganti warna menjadi jingga menjadi pertanda jika sebentar lagi malam akan tiba. Jarum jam telah menunjukkan pukul 5 sore. Atsushi telah mengerjakan semua pekerjaannya dan segera berjalan menuju parkiran mobil yang berada di basement. Sesampainya di parkiran, Atsushi segera menghampiri mobil bosnya dan segera dia masuk ke dalam mobil dan duduk belakang bersama dengan bosnya.

"Maaf saya terlambat, Dazai sama."

"Tidak apa-apa, Atsushi kun. Mori, menuju ke tempat tinggal Osamu kun."

"Baiklah, Dazai sama."

Tak lama mobil buatan negara Jerman itu pun melaju meninggalkan gedung Dazai Corporation. Selama perjalanan Atsushi semakin merasakan hal buruk akan datang menghampirinya walau itu belum terbukti benar atau salah.

"Atsushi kun, bolehkah aku bertanya sesuatu ? "

"Tentu boleh. Tentang apa, tuan ? "

"Bagaimana tanggapanmu tentang putraku ? "

"Tuan muda Dazai menurutku orang yang ramah dan baik."

"Begitu, ya. Apakah kau menyukainya ? "

"Soal itu saya belum tahu, tuan. Tapi, saya kagum padanya karena pada usia muda dia sudah bisa memimpin perusahaan Dazai Co. yang besar ini."

"Ku harap kau bisa menyukainya dan juga menyayanginya. Aku bangga memiliki putra seperti dia."

"Ano….Dazai sama, bolehkah saya bertanya tentang beberapa hal ? "

"Tentu. Silahkan saja."

"Kenapa anda ingin saya dan putra anda bertunangan? Padahal jelas-jelas kami itu laki-laki ? Kenapa tidak dijodohkan dengan seorang perempuan ? "

"Putraku itu tidak normal karena dia tidak suka pada perempuan dan hal itu sudah terbukti sejak dia masih kecil. Awalnya aku terkejut dan tak bisa menerimanya tapi waktu mengubah cara berpikirku karena aku tak mau membuat putraku tunggalku bersedih karena aku melarangnya berhubungan dengan laki-laki. Lalu aku mempercayaimu untuk menjaga dan menyayangi dia, Atsushi kun. Aku tidak percaya dengan orang lain untuk menjaganya. Aku mempercayaimu karena kau itu anak yang baik, jujur, dan penyayang. Oleh karena itu ku mohon jaga dan sayangilah, Osamu kun. Aku mohon kepadamu, Atsushi kun."

Atsushi langsung tidak tega sekaligus luluh setelah bosnya memohon kepadanya. Atsushi pun tak mungkin bisa menolak, tapi di sisi lain dia merasa semakin bersalah pada Dazai san jika dia menerima pertunangan ini setelah melihat kejadian di kafe siang tadi. Seketika Atsushi merasa hidupnya seperti kapal yang terombang-ambing di laut. Atsushi hanya bisa pasrah menerima keadaannya sekarang dan Atsushi berharap semoga ke depannya tidak terjadi hal yang tidak diinginkannya.

.

.

.

Setelah satu jam lamanya perjalan akhirnya mobil buatan Jerman itu berhenti di sebuah mansion yang bisa dikatakan cukup mewah dan luas. Atsushi bahkan sampai tak berkedip saat melihat halaman mansion dan pintu depannya tersebut yang sangat besar dan terlihat mewah karena terdapat ukiran pada kedua daun pintunya. Keterkejutan Atsushi bertambah saat masuk ke dalam mansion tersebut karena adanya barisan butler dan maid yang berjajar rapih menyambut bos dan juga dirinya.

Atsushi terus mengikuti bosnya hingga menuju suatu ruangan di lantai 2. Ternyata di dalam ruangan tersebut, Dazai telah menunggu di sebuah sofa sambil membaca sebuah buku tebal bersampul merah. Tak lama Dazai mengalihkan pandangannya ke arah ayahnya dan juga Atsushi.

"Okaerinasai, Otou sama."

"Tadaima, Osamu kun."

"Kenapa Nakajima kun ikut bersamamu, otou sama ? "

"Nanti akan otou sama jelaskan padamu setelah makan malam. Sekarang otou sama ingin mandi dulu. Kau ajak bicara Atsushi kun, ya."

"Baiklah, otou sama. Nakajima kun, silahkan duduk."

"Terima kasih."

Bos pun pergi meninggalkan tuan muda Dazai dengan Atsushi dan hanya ada keheningan di antara keduanya. Dazai kembali membaca buku dan Atsushi hanya bisa duduk dan terdiam tanpa kata sambil memandang rak buku besar dihadapannya.

"Kau suka membaca juga, Nakajima kun?"

"Ya, lumayan suka."

"Suka membaca buku tentang apa ? "

"Novel modern. Kalau anda sendiri ? "

"Aku suka membaca buku apapun."

"Begitu, ya."

"Oh, ya, kau mau minum apa ? "

"Tidak usah repot-repot, Dazai san."

"Aku yakin kau pasti haus. Jangan sungkan padaku, Nakajima kun."

"Jika tak keberatan aku ingin segelas air putih saja."

"Kau yakin tidak ingin yang lain ? "

"Tidak. Itu saja sudah cukup untuk saya, Dazai san. Maaf merepotkan."

"Daijobu. Aku akan menyuruh pelayan untuk mengantarnya ke sini."

Dazai san pun langsung menghubungi pelayan untuk membawa segelas air putih untuk Atsushi dan sebotol sake kecil untuk dirinya lewat interphone. Tak butuh waktu lama seorang pelayan datang membawa pesanan Dazai san dan menaruhnya di atas meja kecil yang ada di hadapan Atsushi dan Dazai san.

"Terima kasih. Kau bisa kembali ke tempatmu."

"Baiklah. Saya permisi, Osamu sama, Atsushi sama."

Pelayan itu pergi dan meninggalkan keduanya. Hening kembali terjadi di antara keduanya.

"Silahkan diminum, Nakajima kun."

"Terima kasih. Saya minum."

Atsushi pun meminum air putih dalam gelas yang ada di hadapannya begitu pula dengan Dazai san yang juga meminum sake nya dalam cawan kecil yang sebelumnya dituang dari botolnya. Hingga makan malam menjelang, keduanya hanya berdiam diri karena keduanya memang tidak begitu saling mengenal.

.

.

.

Satu jam setelah makan malam, mansion Dazai pun kehadiran sesosok laki-laki berambut jingga memasuki rumah yang mewah dan luas itu tanpa permisi seperti sudah biasa main ke rumah itu. Sosok laki-laki itu bertanya di mana sang pemilik rumah kepada salah satu pelayan dan tanpa ragu pelayan itu menjawab jika sang pemilik rumah sedang berada di ruang tamu. Sosok laki-laki itu pun melangkah menuju ruang tamu dan langkahnya seketika terhenti saat mendengar suara asing sedang berbicara dengan sang pemilik rumah. Sosok laki-laki itu pun lebih memilih untuk menguping pembicaraan mereka.

"Otou sama, apa yang kau katakan saat sebelum makan tadi? Apakah ada sesuatu yang penting?"

"Terima kasih sudah mengingatkannya, Osamu kun. Otou sama ingin memberitahukanmu sesuatu yang sangat penting. Dengarkan perkataan otou sama dan jangan memotongnya sebelum otou sama selesai berbicara."

"Baiklah. Aku akan mendengarkannya sampai selesai."

"Otou sama berniat menjodohkanmu dengan Atsushi kun dan otou sama ingin kalian bertunangan. Alasan otou sama memilih Atsushi kun sebagai tunanganmu itu karena otou sama mempercayainya sebab dia adalah pemuda yang baik, jujur, pekerja keras, dan penyayang serta sopan santun pada orang lain. Otou sama tidak bisa mempercayai orang lain untuk menjadi pendampingmu. Otou sama harap kau mau menerimanya jika kau menyayangiku sebagai orang tuamu."

Sang tuan muda Dazai pun terdiam setelah mendengar ucapan sekaligus permintaan dari otou sama nya yang tentu saja membuatnya kaget sekaligus tercengang begitupula dengan sosok laki-laki yang sedang mendengarkan pembicaraan mereka. Tuan muda Dazai itumengatur nafasnya sejenak sebelum dia memulai bicara yang tentu saja membawa perasaan deg-degan kepada Atsushi, otou sama nya, dan sosok laki-laki yang diam-diam mendengarkan pembicaraan mereka.

"Kalau aku menolaknya, apakah otou sama akan membenciku ?"

"Kenapa menolaknya, anakku ?"

"Karena aku telah memiliki kekasih, otou sama."

"Pemuda bernama Nakahara Chuya itu ?. Otou sama tidak akan pernah memberikan restu jika kau ingin dia menjadi pendamping hidupmu."

"Kenapa otou sama lebih memilih Nakajima kun yang tidak jelas asal-usulnya ? "

"Jaga ucapanmu, Osamu kun!. Otou sama memilihnya karena dia anak yang baik walau memiliki latar belakang keluargayang kurang jelas dan itu terbukti selama 2 tahun dia bekerja pada otou sama. Atsushi jauh lebih baik daripada kekasihmu itu yang latar belakang keluarganya sangat buruk karena di penuhi banyak kasus kriminal dan otou sama tidak suka dengan kelakuan dan cara bicara kekasihmu yang sembarangan serta kasar. Tanpa sepengetahuanmu otou sama menyelidiki kekasihmu itu dan segala tentangnya. Sampai otou sama mati pun tidak akan pernah setuju apabila kau lebih memilih pemuda itu daripada Atsushi. Sekarang otou sama bertanya padamu, kau pilih Atsushi atau pemuda itu ? "

Dazai terdiam kembali saat ayahnya bertanya seperti itu. Sulit untuk menjawabnya karena otou sama nya memberi pilihan yang sangat sulit. Jika dia memilih Chuya maka dia akan menyakiti perasaan otou sama nya dan tuan muda Dazai takut apabila jika otou sama nya terkena serangan jantung akibat pilihannya tapi di sisi lain tak mungkin dia meninggalkan Chuya dan memilih Atsushi yang jelas-jelas tak dicintainya yang sebentar lagi akan menjadi pendamping hidupnya. Setelah berpikir dengan sangat keras, akhirnya Dazai memilih jawaban yang mungkin akan menyakiti salah satunya.

"Baiklah. Aku memilih mengikuti perkataan otou sama karena Osamu sangat menyayangi otou sama bukan karena Osamu menyukai Nakajima kun atau semacamnya. Hanya itu, tidak lebih."

Jawaban dari Dazai sukses membahagiakan sang otou sama tercinta sekaligus menghancurkan perasaan sosok laki-laki yang bersembunyi di balik dinding dan sosok itu pun langsung berlari menjauh dari tempat itu tanpa Dazai ketahui. Sementara Atsushi hanya bisa menatap takut Dazai yang kini menatapnya dengan tatapan yang dingin dan menusuk, berbeda saat sebelum makan malam. Atsushi merasa ini adalah awal dari penderitaan hidupnya yang baru.

Kini Atsushi harus tinggal seatap dengan pemuda yang sangat membenci dirinya karena kehadiran Atsushi membuat hubungan pemuda itu dengan kekasihnya harus kandas di tengah jalan walau Atsushi tak pernah berniat seperti itu pada pemuda tersebut. Bagaimana kisah hidup Atsushi selanjutnya ?

Tunggu di chapter berikutnya, minna san :)

.

.

.

.

.

Author Note :

Hello minna san ^_^

Riren18 & Yuchika Kissui mempersembahkan fict hasil kolaborasi kami yang pertama (Riren : semoga ada fict kolaborasi selanjutnya bersama Kissui san ^_^ )

Akhirnya chapter pertama fict ini selesai juga setelah sekian lama Riren mengetik fict ini *ngelap keringet* dan terima kasih kepada Kissui san yang telah banyak membantu dalam ide dan editing fict *ojigi*

Riren berharap fict ini bisa menghibur para reader san terutama yang membaca ff di fandom Bungou Stray Dogs *wink* dan Riren mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam fict ini dan mohon masukkan kritik dan sarannya dalam kolom review jika para reader san berkenan memberikannya karena bagi Riren review dari para reder adalah semangat dan bahan pembelajaran untuk Riren.

Mungkin hanya ini yang bisa Riren sampaikan dan sampai jumpa di chapter selanjutnya ya minna…...

Jaa matta ne…

RIREN