CAST:

Cho Kyuhyun

Choi Siwon

Others

Pairing: Wonkyu,

Genre: Friendship, Romance maybe, BL

Disclaimer: Seperti umumnya sebuah Fanfict, semua nama yang disebut hanya pinjaman semata (meski pengennya jadi nyata), karena sejatinya nama-nama tersebut memiliki cerita kehidupan sendiri. Dan mereka milik Tuhan, mereka sendiri dan keluarga mereka.

Satu lagi Fanfict amatir yang lahir dari seorang newbie, mohon dimaklum. Tidak suka, tidak perlu mencoba membacanya. Kritik seperti apapun diterima, asal disampaikan dengan bahasa yang nyaman bagi semua. Dan maaf untuk semua Typo(s)

HEAVENLY FOREST

Ada yang pernah nonton J-Movie Heavenly Forest? FF ini terinspirasi dari sana, tapi tidak persis sama. Saya mengambil garis besar cerita tapi dengan beberapa (banyak) perubahan dan tentu dengan Wonkyu didalamnya, so...enjoy

"Permisi, apa kau bisa menunjukan dimana tempat ini?" Choi Siwon menunjukan secarik kertas pada seorang pejalan kaki. Seorang lelaki kulit hitam dengan raut wajah jernih mengarahkan telunjuknya ke arah persimpangan terdekat.

"Dua blok dari sana, lurus dan kau akan menemukan gedung dengan susunan balok kayu."

"Terimakasih...semoga Tuhan memberkati." Siwon membungkuk dalam, yang dibalas senyuman oleh lelaki itu.

Berikutnya Siwon berjalan menuju arah yang dimaksud. Senyuman tidak pernah lepas dari bibirnya, telapak kakinya seperti bersayap sehingga membuat langkahnya ringan. Pria itu mengabaikan rasa lelah yang dirasakannya, perbedaan waktu yang mencolok antara Korea dan Amerika bukan menjadi penghalang bagi dia untuk menunda tujuan utamanya berada di negara yang baru pertama kali dikunjunginya. Hanya berbekal peta dari sebuah undangan yang diterimanya seminggu lalu, Choi Siwon membulatkan tekad untuk berada di Freutz D'art tepat sesuai tanggal yang tercantum diundangan.

Siwon menggosokkan telapak tangannya satu sama lain, bukan karena cuaca dingin mengingat ini sudah memasuki musim semi yang hangat. Dia hanya berusaha meredam rasa gugup yang dirasakannya. Rasa gugup yang membuat dadanya bergemuruh dalam artian yang menyenangkan, oh dia bahkan berharap pesawat yang membawanya terbang bisa secepat pesawat ulang alik.

Waktu lima tahun terakhir yang dilaluinya seakan menyiksa. Pertanyaan yang tidak pernah terjawab, pencarian seseorang yang hampir membuatnya putus asa, bayang-bayang memori yang membuatnya gelisah, dan keinginan terpecahkannya teka-teki hati.

Undangan yang diterimanya langsung dari seorang teman lama. Seorang gadis cantik yang pernah menjadi bagian dari masa lalunya,undangan yang akan membawanya pada seseorang.

Siwon menahan napas ketika sampai didepan sebuah gedung dengan desain yang menarik. Lelaki kulit hitam itu benar, gedung itu tersusun dari susunan balok kayu. Siwon tidak mengerti tentang teknik arsitektur, tapi dia setuju jika bangunan itu terlihat unik. FREUTZ D'Art

Siwon tersenyum lebar sebelum akhirnya melangkahkan kaki memasuki area gedung itu.

5 Tahun Lalu

Klik

Klik

Klik

Choi Siwon mengarahkan lensa kameranya pada segerombolan pelajar berseragam yang tengah menyebrangi zebra cross.

Siwon memutar fokus lensa kamera sebelum akhirnya mengarahkan kembali pada objek yang menarik perhatiannya.

"Omo...!"

Siwon hampir menjatuhkan kamera yang dipegangnya ketika lensa kameranya menangkap sesosok wajah yang berada tepat didepan lensa.

"Apa kau yang disebut paparazzi?" pemilik wajah itu memiringkan kepalanya, bola mata dibalik kacamata berbingkai lebarnya mengerjap beberapa kali.

Sesaat Siwon mengamati sosok (bocah laki-laki) yang berdiri tepat didepannya.

"Kau mengambil fotoku tanpa ijin, bukankah itu pekerjaan paparazzi?" Bocah laki-laki itu melipat tangannya didepan dada. Wajahnya ditekuk dengan pipi yang dibuat mengembung.

Siwon menghela napas, dia menggantungkan kameranya dileher sebelum akhirnya mengikuti pose yang dibuat bocah lelaki didepannya, melipat lengan didepan dada dan membalas tatapan bocah yang jauh lebih pendek darinya.

"Apa kau selebiritis atau anak dari selebritis?"

Bocah laki-laki itu menggeleng, pipi yang terlihat pucat itu masih mengembung membuat bibirnya mengerucut.

"Maka aku bukan paparazzi.."

Siwon memutar tubuhnya dan berjalan meninggalkan spot yang baru saja menjadi tempatnya membidikan kamera. Padahal dia baru saja mendapatkan objek yang menarik.

Siwon membalikan tubuhnya ketika merasakan ada seseorang yang mengikuti langkahnya. "Kau.." Siwon mengarahkan telunjuknya pada bocah laki-laki yang tadi ditemuinya. "Sudah kubilang aku bukan paparazzi, dan kau tidak bisa memintaku untuk menghapus objek yang baru saja ku foto, ini kamera analog."

Giliran bocah laki-laki itu yang mengerutkan dahi, "Aku bukan selebritis jadi tidak ada alasan untuku untuk memintamu menghapus hasil bidikan kameramu." Bocah laki-laki itu mengetukan jari telunjuknya dibibir. "Apa kau baru saja mengakui kalau kau memfotoku tanpa ijin?" manik dibalik kacamata itu membulat. Jari telunjuknya diarahkan pada wajah Siwon.

Siwon memundurkan wajahnya sedikit. "Entahlah, aku hanya membidik gerombolan pelajar penyebrang jalan." Siwon lalu mengamati bocah laki-laki yang ada dihadapannya dengan teliti. Perawakan kurus dengan tinggi badan hanya sedadanya, celana denim yang tampak longgar, kemeja kotak-kotak dengan rompi wool dibagian luar yang seperti menelan tubuh mungilnya. Ibu dari anak ini jelas memilihkan ukuran baju yang salah.

"Kurasa kau akan berada didalam foto-fotoku nanti, sepertinya kau bagian dari pelajar itu Meski kau tidak memakaki seragam seperti mereka. Hey..apa kau sedang membolos? Tsk tsk.."

"Yah...aku bukan pelajar, aku mahasiswa."

Siwon tidak menggubrisnya, dia melanjutkan langkah dengan bocah laki-laki yang mengaku sebagai mahasiswa mengekor dibelakangya.

WONKYU

EVERADIT

Siwon mendengus pelan, ditatapnya brosur berisi list kegiatan orientasi mahasiswa yang diterimanya dari pihak akademik.

Pengenalan kampus

Pengenalan mahasiswa satu jurusan

Pengenalan klub mahasiswa

Sosialisasi ...

Dan seterusnya...

Tipikal kegiatan penerimaan mahasiswa baru, semua berisi pengenalan dan sosialisasi, artinya akan banyak orang yang harus diingat nama dan wajahnya. Artinya dia harus berada ditengah orang-orang yang baru dikenalnya, artinya dia akan berada dikeramaian, artinya dia akan berbicara dengan banyak orang, artinya dia harus bisa menebak reaksi yang ditunjukan orang lain dan artinya dia harus siap ketika respon yang sama yang selalu didapatkannya dari orang disekelilingnya.

Siwon memijit keningnya pelan, kalau dia bisa dia ingin menghindar dari kegiatan yang bisa membuatnya harus berinteraksi dengan orang lain. Dia bukan anti sosial, hanya saja ada suatu alasan yang membuatnya sedapat mungkin menghindari sesuatu yang disebut sosialisai. Ya, dia harus berusaha menghindar.

Maka dilangkahkan kaki panjangnya menjauhi antrian mahasiswa baru yang menuju hall utama Yeonggi University. Kehilangan satu mahasiswa barunya tidak akan mempengaruhi apapun bukan?

Siwon memutari lahan terbuka ditengah area kampus dan berjalan kearah belakang bangunan bagian barat, tampak lengang hanya satu dua orang yang berpapasan dengannya. Tidak saling mempedulikan.

"Aish..lagi-lagi aku kehilangan beberapa seri-nya."

Sebuah gerutuan menarik perhatian Siwon. Matanya melebar ketika mendapati seseorang dengan pakaian yang seperti dikenalnya berjongkok diatas bangku taman yang harusnya diduduki bukan diinjak seperti itu. Rasa penasaran akan sosok bocah-mengaku mahasiswa- yang baru ditemuinya tadi pagi membuat dia mendekati sosok itu.

"Kau, apa yang kau lakukan disini?" siwon memiringkan badan, panasaran dengan apa yang sedang dilakukan bocah laki-laki itu.

Bocah itu mendongak, rambut hitamnya terurai menutupi kacamata besar yang dipakainya. Pipi putih pucatnya bergerak-gerak tak jelas, dengan bibir dibuat mencebil dan beberapa kali dijilat.

"Ini.." Bocah itu mengacungkan pin karakter salahsatu kartun didepan wajah Siwon. "Apa kau memiliki seri ke 20, 46, 51? Oh bukan, maksudku seri ke 52?"

Siwon mengerutkan alis, matanya fokus melihat seri yang dimaksud.

"Setidaknya aku harus menghabiskan beberapa lusin Ring Donuts untuk mendapatkan seri-seri itu." Bocah itu mengerucutkan bibirnya. "Apa kau membolos dari orientasi mahasiswa?"

Siwon mengangguk. 'Tapi darimana bocah itu tahu kalau dia mahasiswa baru?' pikir Siwon

Bocah laki-laki yang masih bertahan dengan posisi jongkoknya menyeringai lebar."Kau masih memegang brosur yang sama yang kubuang ke tempat sampah tadi. Aku juga tidak tertarik mengikuti hal-hal seperti kita bisa duduk bersama disini, duduklah.." Bocah itu menepuk ruang kosong disampingnya memberi isyarat bagi Siwon untuk duduk. Dia sendiri akhirnya menurunkan kaki dan duduk.

Keduanya duduk bersisian, sesekali Siwon melirik bocah yang duduk disampingnya. Nampaknya bocah itu tetap asyik dengan pin karakter yang disusunnya berseri, mulutnya komat kamit menggumamkan sesuatu yang tidak jelas.

"Euheum...yah apa kau benar-benar mahasiswa?" Siwon membuka pembicaraan.

Bocah itu menoleh sekilas sebelum akhirnya kembali fokus pada pin yang dipegangya. "Aku sudah mengatakannya tadi" Bocah itu merengut, sebelah tangannya merogoh bagian dalam tas ransel dan mengeluarkan sesuatu.

"Cho Kyuhyun, umur 18 tahun mahasiswa tingkat pertama Yeonggi University jurusan Science. Dan foto yang ada disini benar-benar aku." Bocah itu mengacungkan kartu pengenal mahasiswa langsung didepan wajah Siwon.

Bibir Siwon membulat, kemudian akhirnya dia berdehem. Dia tidak merasa bersalah dan harus meminta maaf, bocah –ralat- mahasiwa bernama Cho Kyuhyun ini benar-benar berpenampilan seperti seorang bocah. Tubuh kurus dengan tinggi badan tidak lebih sebatas dadanya, rambut hitam lurus dengan bagian depan menutupi dahi bahkan sampai matanya. Pipi bulat berwarna putih pucat, bibir tebal yang selalu tampak mencebil atau mengerucut, kacamata berbingkai lebar. Dan pakaian yang dikenakannya, sepertinya dua nomor lebih besar dari yang seharusnya. Dan setumpuk pin karakter yang dipegangnya menguatkan anggapan kalau Cho Kyuhyun terlihat seperti bocah lelaki yang seharusnya masih berada duduk disekolah menengah atau mungkin sekolah menengah pertama?

Keduanya terdiam, lebih tepatnya hanya Siwon yang terdiam karena Kyuhyun justru menggumakan sesuatu, mirip seperti theme song sebuah serial kartun. Siwon hanya mengernyit, tangannya mengutak-atik kamera yang diambilnya dari tas selempang.

Siwon terlihat serius, sesekali dia menempatkan view finder tepat didepan salahsatu matanya sedangkan mata satunya dipaksa memejam. Siwon tampak merubah-rubah ekspresi wajahnya ketika serius membidik objek melalui lensa kameranya yang diatur sedemikian rupa.

Tuk

Siwon terkaget ketika mendapati sebuah telunjuk mendarat dipipinya, tepat dilekukan yang terbentuk dari ekspresi yang dibuat Siwon.

Siwon menoleh kepelaku yang kini tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi putihnya.

Klik/splash

Seketika, sebuah kilatan blitz mengagetkan Kyuhyun.

"Yah..."Pekik Kyuhyun yang sama sekali tidak dipedulikan Siwon.

Kyuhyun mencebil, terlebih Siwon sama sekali tidak berbicara apapun setelah mencuri sebuah bidikan yang diyakini Kyuhyun adalah image wajahnya dari jarak dekat.

"Apa kau seorang fotografer?" Kyuhyun memiringkan kepalanya."Ani..ani...ani.." Kyuhyun menggelengkan kepalanya cepat. "Apa bermain kamera sangat menyenangkan?" Kyuhyun kembali memiringkan kepalanya.

Siwon tidak menjawab, dia masih asik dengan objek yang diintipnya melalui lensa kamera.

"Pasti menyenangkan, terlihat dari ekspresi wajahmu." Kyuhyun menopangkan kedua tangannya didagu, mengamati wajah Siwon dari samping dengan lekat.

Tuk

Kyuhyun kembali menyentuh lekukan dipipi Siwon, dan tersenyum lebar ketika Siwon menoleh kepadanya.

Siwon menyerahkan kamera yang dipegangnya kearah Kyuhyun, memberi isyarat agar Kyuhyun mengambilnya.

Kyuhyun mebetulkan letak kacamata dengan ujung jarinya, memandang Siwon seolah meminta kepastian. Siwon yang mengerti keraguan Kyuhyun mengangguk mantap.

Kyuhyun meraih kamera yang disodorkan Siwon, dia menggerak-gerakan bibirnya. Kyuhyun meniru apa yang dilakukan Siwon beberapa saat lalu, menempatkan view finder didepan salah satu mata, meski sedikit terganggu dengan kacamata yabg diletakannya. Dia menggerakan kepalanya kesana kemari, mengamati objek melalui lensa kamera. Tanpa sadar Kyuhyun memekik girang.

Dia berdiri dan mulai berjalan perlahan dengan view finder kamera masih berada didepan matanya. Sesekali dia merendahkan tubuhnya, terlihat membidik objek yang ada direrumputan yang diinjaknya. Sesekali dia berjongkok bahkan kini dia tampak berguling diatas rumput. Kekehan kecil terdengar.

Siwon mengernyitkan dahi mengamati tingkah orang yang baru dikenalnya, orang bernama Cho Kyuhyun mahasiswa yang satu angkatan dengannya tapi penampilannya jauh dari umurnya, tampak seperti bocah. Bahkan bocah-mahasiswa-itu kini benar-benar berguling direrumputan. Tanpa sadar Siwon tersenyum, untuk pertama kalinya dihari itu.

Siwon menyentuh perut, kuku jarinya menggaruk pelan salahsatu tempat. Seakan tersadar akan sesuatu, dia merogoh kantong tersembunyi dari tasnya, sebuah cepuk kecil dengan tulisan mandarin dibagian tutupnya. Siwon mencolek isi cepuk yang berupa gel putih dan lengket, kemudian dia mengoleskannya pada bagian yang dia garuk. Seketika dia terhenyak dan segera menyembunyikan cepuknya kembali kedalam tas. Dia terlihat gelisah dan mengamati Kyuhyun yang masih asik dengan kamera. Kyuhyun kini berjongkok didepan akar sebuah pohon. Siwon menghela napas, merasa lega akan sesuatu.

WONKYU

EVERADIT

Tak

Brugh

Choi Siwon mengulum sumpinya sesaat, matanya memperhatikan Kyuyun yang kini menempatkan diri dikursi tepat diseberang mejanya. Nampan makan siang yang disesaki berbagai jenis makanan –didominasi makanan manis- dua kotak susu berlainan rasa, kemasan Ring Donuts yang sudah terbuka. Semenatar pemiliknya sibuk mengaduk isi tas ransel , mencari sesuatu.

Siwon tidak mempedulikan, dia kembali melanjutkan makan siangnya. Sampai akhirnya..

Klik

Klik

Siwon memundurkan wajahnya, melotot ke arah Kyuhyun yang dibalas cengiran lebarnya.

Sretttt...

Kyuhyun mengeluarkan dua lembar foto yang segera dikibas-kibaskannya. Tertawa melihat hasilnya lalu menyerahkannya pada Siwon.

" Seperti janjiku, aku membeli kamera."

Kyuhyun tertawa dan memperlihatkan kamera disisi wajahnya.

Siwon hanya mengangkat kedua alis tebalnya, merasa terbiasa dengan sikap Kyuhyun yang sedikit beda untuk ukuran mahasiswa. Ya, setelah pertemuan dan membolos bersama Siwon terbiasa dengan sosok Kyuhyun yang akan selalu mengekorinya. Well, mereka sama-sama berada dijurusan sicence meski beda konsentrasi. Kyuhyun matematika dan dirinya fisika, tapi mereka akan tetap sering bertemu dibeberapa kelas dan tentu mereka berada di blok kampus yang sama. Sebenarnya tidak mengherankan.

Siwon tidak mempermasalahkan keberadaan Kyuhyun yang seakan menempel padanya, dia tidak merasa terganggu toh Kyuhyun kadang asik dengan dunianya sendiri meski mereka sedang bersama.

"Polaraoid?" Siwon mengomentari kamera baru yang diperlihatkan Kyuhyun.

Kyuhyun mengangguk mantap, kacatamanya turun sampai pertengahan hidung.

Siwon mendengus lalu menggelengkan kepala. Kyuhyun pernah menceritakan kalau dia tertarik dengan kamera seperti yang dilakukan Siwon, dan bocah –teman sesama mahasiswanya- itu berjanji akan segera membeli kamera hingga mereka berdua bisa melakukan kegiatan memotret bersama.

"Hyung penjual kamera mengatakan kepadaku, kalau polaroid lebih cocok untukku." Cengiran lebar tidak hilang dari wajah Kyuhyun. Dia mulai melahap menu makan siang –aneka menunya-. "Dan kau objek pertama yang kufoto"

Siwon mengalihkan wajah sekilas, mengamati aktifitas kantin kampus di jam makan siang yang selalu tampak sibuk. Keriuhan terjadi dibeberapa meja, bahkan disalahsatu meja yang dijadikan satu beberapa mahasiswa terbahak dengan lelucon yang dilontarkan salah satu diantara mereka. Seperti mahasiswa pada umumnya, sosialisai adalah hal mutlak dan normal. Duduk dengan dua orang atau lebih adalah hal biasa atau bahkan harus. Siwon sudah dua bulan menjadi mahasiswa, dan kondisinya tetap sama. Menghindari kegiatan sosialisai jika tidak benar-benar diperlukan. Sedapat mungkin menghindari obrolan yang akan memakan waktu lebih dari lima menit, menolak ajakan beberapa klub dan memilih duduk dipojok belakang ketika mengikuti kelas, dan tentu dengan Kyuhyun ketika kelas-kelas tertentu yang mereka ikuti bersama.

Sekali lagi dia bukan anti sosial, hanya saja dia lebih merasa nyaman untuk menghindari berinteraksi kecuali dengan seseorang. Seseorang yang berusaha dia acuhkan keberadaannya, seseorang yang tidak mampu dia tolak kehadirannya disekitar, seseorang yang tidak memperlihatkan respon yang biasa diberikan orang lain ketika berada didekatnya. Dan orang itu kini tengah meremas kotak susu rasa vanilla dan menepuk perutnya pelan.

"Hai Choi Siwon" Sebuah tepukan mendarat dibahu Siwon. Tiga orang mahasiswa yang kini menyeret kursi dan duduk mengitari meja yang ditempati Siwon dan Kyuhyun.

Siwon menatap ketiganya bergantian, dia bukannya tidak mengenal mereka yang nyatanya teman satu jurusan dengannya dan Kyuhyun. Hanya saja kejadian langka mereka menghampiri dan duduk bersamanya di kantin meski mereka tidak tampak akan mengambil makan siang.

"H-Hai.." Siwon memaksakan sebuah senyuman. Dia bergerak gelisah dalam kursinya, reaksi biasa ketika dia berhadapan dengan orang lain.

"Oh, apa kami harus memperkenalkan diri? Aku.."

"Kurasa tidak perlu Lee Hyukjae-ssi, kita sudah saling kenal bukan?"

"Oh syukurlah..." orang bernama Lee Hyukjae itu tersenyum lebar, sekilas memberi isyarat kedua temannya.

"Well, Siwon-ssi kulihat kau belum memilih kegiatan klub satupun, benar?" Kim Junsu tersenyum ke arah Siwon.

Siwon menggosok tengkuknya, baiklah...sosialisasi memang sangat diharuskan di kampus ini.

"Bagaimana dengan klub olahraga? Kami masih memerlukan banyak anggota." Orang dengan berbadan besar bernama Kim Kangin menggedikan bahu. "Tidak menghabiskan banyak waktu, anggap saja kegiatan pengganti latihan fisikmu." Kangin melirik sekilas kearah lengan siwon, tonjolan otot terlihat disana, dibalik t-shirt hitamnya.

"Kau bisa memilih olahraga yang kau sukai, tapi sepakbola kurasa yang paling populer saat ini." Kim Junsu memperlebar senyumannya.

Siwon menanggapinya dengan tersenyum, "Hmm..yeah akan kupikirkan.."

Lee Hyukjae menjetikan jarinya. "Harus kau pikirkan." Dia mencondongkan badannya ke arah Siwon. "Terutama dengan kehadiran gadis-gadis seperti mereka disisi lapangan." Hyukjae melirik dengan ekor matanya kesatu arah.

Siwon mengikuti arah yang ditunjukkan Hyukjae. Seketika Siwon terbatuk, gadis-gadis tepatnya lima orang gadis dengan kaki jenjang yang dibalut jeans ketat melempar tawa satu sama lain.

Blush

Siwon memalingkan wajah ketika salahsatu diantara mereka menatap kearahnya. Wajahnya sektetika terasa menghangat.

"Aigoo..Lee Hyori dengan white shirt-nya." Hyukjae bersiul.

"meski sedikit menggelikkan mengingat kita berada di universitas, tapi klub cheer yang mereka bentuk cukup menghibur." Kangin tertawa.

Klik

Klik

Ketiga orang itu terkaget dengan asal suara seperti jepretan kamera.

"Anyyeong.." sang pelaku melambaikan tangan dengan senyuman lebar.

" Kau" kangin mendengus. "Siwon-ssi, kau harus benar-benar mengikuti sebuah klub untuk mengisi waktu positif dikampus ini." Kangin menatap sosok Kyuhyun yang kini memasukan Ring Donuts kemulutnya, setelah sebelumnya donat-donat mini itu diputar-putar ditelunjuk Kyuhyun membuat ketiga orang itu berjengit.

Menyadari itu Siwon berdehem, ketiga orang –yang mungkin akan menjadi teman klubnya- benar tentang mencoba mengikuti sebuah klub. Hanya saja kini Siwon merasa tidak nyaman ketika mereka bertiga memberi tatapan tajam kearah Kyuhyun, tatapan yang sama ketika kau melihat sesuatu yang aneh dan mengganggu.

Siwon berdiri, secepat kilat dia meraih ransel Kyuhyun yang diletakan diatas meja lalu menarik pergelangan tangan Kyuhyun membuat Kyuhyun terkaget dan hampir terjatuh.

"Akan kupikirkan, sekarang kami permisi." Siwon membungkukkan badan sekilas dan berlalu dengan pergelangan Kyuhyun yang masih dipegang-dan diseret-nya. Mengabaikan gerutuan Kyuhyun tentang ring donuts yang berceceran akibat ulah Siwon.

Ketiga orang yang ditinggal Siwon melempar pandang satu sama lain, kemudian menggedikkan bahu.

"Apa kalian mencium bau aneh dari tadi?" Hyukjae mengibaskan telapak tangan didepan hidungnya.

Junsu mengangguk "Kurasa bumbu rempah dari dapur kantin, atau bau dari pabrik kimia." Junsu menunjuk kearah bangunan yang terlihat sangat jauh dari tempat mereka berada. Kedua orang temannya memutar bola mata, selalu merasa 'takjub' dengan pemikiran teman mereka itu.

"Lupakan, baunya hilang sekarang. Mungkin ada setan buang angin." Ujar Kangin yang langsung mendapat jitakan dari kedua temannya.

Siwon masih dengan jelas mendengar pembicaraan ketiganya. Tanpa sadar dia memperkuat cengkraman dipergelangan Kyuhyun membuat pemuda itu mengaduh dan mengerucutkan bibir.

WONKYU

EVERADIT

"WILAYAH TERLARANG"

Kyuhyun mengeja tulisan yang terpampang pada sebilah kayu yang menempel dibalik gerendel gerbang besi. Kyuhyun menoleh ke arah Siwon, matanya mengerjap beberapa kali.

Tanpa diduga Siwon merendahkan tubuhnya didepan gerbang besi itu, dia menoleh ke arah Kyuhyun yang masih kebingungan. "Naiklah...lalu loncat." Siwon menggerakan bahunya.

Kyuhyun terbelalak, belum bergeming.

"Cepat, sebelum petugas pos penjaga menemukan kita."

Meski belum sepenuhnya mengerti Kyuhyun melepas sepatunya lalu menginjakan satu kakinya dibahu kokoh Siwon. Awalnya nampak ragu, tapi ketika melihat Siwon sama sekali tidak memperlihatkan ekspresi keberatan, Kyuhyun menempatkan kaki yang satunya. Dengan kaki yang sedikit gemetar Kyuhyun meloncat keatas gerbang, Siwon memegangi betis Kyuhyun lalu memberi aba-aba agar Kyuhyun segera melompat kebawah.

Kyuhyun sempat terjungkal ketika mendaratkan kakinya membuat Siwon tertawa. Siwon sendiri bisa dengan mudah meloncati pagar dengan tubuh tinggi kokohnya, menyusul Kyuhyun yang sudah berada dibalik gerbang.

"Kau belum menjelaskan, tempat apa ini?" Kyuhyun menggerutu, mengikuti langkah Siwon.

Mereka berjalan memasuki wilayah yang ditumbuhi pepohonan tinggi, suara ranting dan daun kering yang terinjak menjadi satu-satunya sumber suara. Kyuhyun sudah berhenti menggerutu dan memilih diam. Berjalan terseok mengikuti langkah lebar Siwon, dengan satu tangannya memegang ujung ransel Siwon.

Kyuhyun menubruk punggung Siwon didepannya ketika Siwon mengehentikkan langkahnya. Dia melihat sekeliling dan

"WHOAAAA Daebak..." Jeritnya kemudian.

Kyuhyun berlari sambil membentangkan kedua tangannya, membuat Siwon menggelengkan kepalanya. Dia mulai mengeluarkan kamera dan peralatannya dan meletakan ransel dibawah salahsatu pohon rindang yang bayak tumbuh ditempat itu.

"Tempat apa ini?Hwoaaaa..." Kyuhyun masih berlarian kesana kemari. Sesekali dia berhenti dan menatap takjub pemandangan disekitarnya.

Rerumputan yang menghijau alami dengan beberapa semak yang ditumbuhi bunga kecil berwana kuning. Pepohonan rindang tumbuh disana sini, dan disana...jauh didepan mereka danau dengan air tenang terlalu luas namun ketenangan dan kejernihan airnya sangat memanjakan mata.

"Siwon-ssi, darimana kau menemukan tempat ini?" teriak kyuhyun dari tepi danau.

Siwon tidak menjawab, tangannya kini sibuk dengan kamera yang diarahkan kesana kemari.

"Apa danau ini dihasilkan dari tumbukan meteor yang jatuh? Kenapa ada tulisan terlarang didepan sana? Oh Ommo..apa ini area bekas ledakan nuklir seperti chernobyl? Tapi ini terlalu indah untuk hal-hal seperti itu"

Siwon mengarahkan lensa kameranya kearah wajah Kyuhyun. "keluarkan kameramu, ambil gambar sebanyak yang kau inginkan. Aku sedang mengajakmu ke surga."

Kyuhyun terkekeh lalu memeluk lengan Siwon sekilas, sebelum akhirnya mengikuti apa yang diperintahkan Siwon.

Keduanya kini bergerak kesana kemari, mengamati berbagai objek dari sudut kamera masing-masing. Siwon tampak tenang, sesekali dia mengganti lensa kamera dan memutar rol film. Sementara Kyuhyun tampak heboh dengan polaroid ditangannya. Sesekali dia tersandung semak dan berguling kemudian tertawa nyaring. Celana dan sweater rajutan yang tampak kebesaran kini dipenuhi bunga ilalang dan serbuk dendelion yang menempel. Namun Kyuhyun terlalu sibuk untuk memperhatikan hal-hal seperti itu. Sesaat tingkah Kyuhyun yang berguling kesana kemari mencuri perhatian Siwon, dia tersenyum dan mengabadikan objek tersebut.

Siwon merasa nyaman dengan kehidupannya kini. Meski sebagian orang menganggapnya gsebagai pribadi yang kaku tapi Siwon tidak memperdulikannya. Keluarganya sendiri sudah memaklumi sifat Siwon yang cenderung tertutup. Siwon sudah terbiasa denan sedikit mengasingkan diri dari teman-temannya sejak masih sekolah. Dan kini ketika masuk universitas, Siwon tidak merasa perlu untuk merubah sifatnya, kecuali pemikiran tentang mengikuti sebuah klub.

Keberadaan Kyuhyun, adalah hal lain bagi Siwon. Mereka tidak pernah menyatakan diri sebagai teman satu sama lain, atau mereka tidak pernah bertukar nomor telepon sekalipun. Namun, entah kenapa Siwon merasa perlu untuk membagi sesuatu dalam hidupnya kini dengan sosok yang selalu tampak kekanakan itu, termasuk keberadaan tempat ini yang ditemukannya tidak sengaja ketika Siwon jenuh dan mencari objek untuk dia potret.

Tuk

Siwon merasakan pipinya disentuh seseorang, dan siapa lagi kalau bukan Kyuhyun? Siwon sudah terbiasa dengan tingkah ajaib Kyuhyun yang senang menyentu pipinya dengan ujung telunjuk. Keduanya kini duduk bersisian dibawah sebuah pohon, menghadap langsung ke danau.

"Gomawo Siwon-ssi, tempat ini sangat indah. "

Hanya gumaman yang diberikan Siwon.

"Ceritakan kepadaku tentang klub olaharagmu itu, apa menyenangkan?" kyuhyun meletakan salahsatu sisi wajahnya diatas lutut yang ditekuk. Mengamati wajah Siwon dari samping.

"Yeah...membuatku berkeringat." Jawab Siwon, kini dia menselonjorkan kakinya kedepan dengan kedua tangan menopang tubuhnya dibelakang.

"Kau terlihat menguasai lapangan, larimu kencang."

Siwon menoleh kearah Kyuhyun yang masih memandanginya dari samping.

"Kau melihat kegiatan kami?'

Kyuhyun mengangguk kecil. "Aku bosan, dan persediaan Ring Donuts-ku habis. Jadi kuputuskan melihat klub olahraga dilapangan dan ternyata sangat ramai dengan penonton." Kyuhyun mencebil. "Kurasa kalian akan memiliki banyak penggemar."

"Oh yah?"

"Ya..bahkan gadis-gadis itu tidak berhenti meneriakan nama kalian. Oh bahkan ada satu yang meneriakan namamu dengan kencang."

Siwon mengalihkan pandangannya kearah lain. Dia bukannya tidak tahu, dia mengetahui dan mendengar sendiri ketika namanya diteriakan oleh gadis-gadis. Termasuk gadis yang mencuri perhatiannya beberapa waktu ini, gadis bernama Lee Hyori. Tanpa sadar Siwon menyunggingkan senyuman, dan semuanya tidak luput dari perhatian Kyuhyun.

" Gadis bernama Lee Hyori itu sangat menarik." Kyuhyun merubah posisinya menjadi berbaring telentang. "Dan dia sangat sexy, tubuhnya tinggi dengan pantat berisi dan dada bes..."

"uhuk..." siwon terbatuk. "Yah..kau tidak boleh membicarakan tubuh seorang gadis seperti itu. Itu bisa dikatakan pelecehan."

Kyuhyun menyibakan poninya kasar. "Tapi orang-orang mengatakan hal yang sama ketika bergosip tentang Lee Hyori. Dan mata mereka juga seolah mengatakan hal yang sama ketika melihatnya. Emmm termasuk matamu juga."

"Yah..Cho Kyuhyun"

"Wae? Bukankah benar? Aku sering melihatmu mencuri pandang ke arahnya ketika berpapasan. Oh aku ingat kau pernah diam-diam mengarahkan kameramu kearahnya."

"Yah...:"

"Apa kau menyukainya?"

Kyuhyun merubah posisi berbaringnya menjadi menyamping menghadap Siwon.

" Hmmm...kurasa dia layak disukai banyak orang, termasuk aku." Siwon memandang kedepan, seolah mengukur luasnya danau.

"Yah...maka kau harus berjuang." Kyuhyun meninju lengan Siwon dengan tangan kecilnya. "Aku akan membantumu." Seringai Kyuhyun kemudian.

Siwon hanya tertawa, berusaha untuk tidak membayangkan bantuan seperti apa yang akan ditawarkan Kyuhyun kepadanya. Well, seorang Cho Kyuhyun yang dikenalnya.

Pluk

"Ommo..." Kyuhyun bangkit dari berbaringnya, tertarik dengan benda yang tiba-tiba jatuh dari dahan pohon. Dia mendekati benda tersebut lalu terpekik. "Siwon-ssi ini burung kecil. kurasa anak burung ini jatuh dari sarang induknya, ayo kesini cepat."

Siwon segera bangkit lalu mendekat. "Benar" Siwon menengadah mengamati dahan pohon. "Disana, induknya masih ada diatas sana." Siwon mengarahkan telunjuknya kesarang burung diatas dahan yang tidak terlalu tinggi namun tidak bisa dijangkau dengan tangannya.

"Ommo...ommo kasihannya. Apa kau ketakutan burung kecil?" Kyuhyun mengangkat burung kecil yang bercicit itu dengan kedua telapak tangannya, hati-hati.

Siwon menunduk, memperhatikan burung dalam genggaman tangan Kyhuhyun. Lalu perhatiaannya beralih pada ekspresi wajah Kyhuhyun, Siwon melihat kilatan kekhawatiran disana.

"Tenanglah Hyung..eh Oppa..mmm...akan membawamu kembali pada indukmu." Kyuhyun mengangguk-ngangukan kepalanya seolah memberikan keyakinan pada burung kecil itu.

Siwon tersenyum, dan perlahan mengarahkan lensa kamera pada objek yang ada didepannya itu.

"Apa sudah sampai Kyu?"

"Ani..sedikit lagi Siwon-ssi...ahh ternyata dahan ini tinggi, ingat kau tidak boleh menjatuhkannku Siwon-ssi demi suksesnya penyelamatan yang kita lakukan."

Siwon hanya terkekeh dan mencoba menjaga keseimbangan badannya dengan Kyuhyun yang ada diatas pundaknya. Ya, akhirnya mereka memutuskan untuk melakukan 'aksi penyelamatan' anak burung yang terjatuh. Setelah mencoba beberapa cara, akhirnya Siwon memutuskan untuk mengangkat tubuh Kyuhyun dipundaknya.

Kedua kaki kyuhyun menyilang dileher Siwon, Siwon berusaha menahan tubuh Kyuhyun dengan memegangi pinggang pemuda berbadan mungil diusianya yang ke delapan belas. Siwon tidak merasa kesulitan untuk mengangkat Kyuhyun dengan cara seprti itu, bahkan tubuh sepupunya Choi Minho lebih besar meski baru duduk di sekolah dasar.

"Yeayyy...berhasil." Kyuhyun berteriak senang." Selamat berkumpul kembali dengan keluargamu burung kecil." Kyuhyun merangkul kepala Siwon sambil berteriak Senang. Siwon hanya tertawa dan dia menggoda Kyuhyun dengan menggoyangkan tubuhnya, membuat pemuda bertubuh mungil itu menjerit ketakutan.

WONKYU

EVERADIT

"MWOOOO...?"

Sebuah koor menyambut kedatangan Siwon.

Tiga orang pemuda dengan beberapa gadis menatap tidak percaya kedatangan Siwon yang ditunggunya. mereka sedang berada dipantai, mengisi liburan musim panas dengan berjemur dipantai dengan pasir putih bukan ide yang buruk.

Kangin berdecak, "Kukira kau datang sendiri Siwon, ternyata.."

Siwon menggaruk tengkuknya, kemudian tersenyum pada teman klub olahraganya dan beberapa gadis anggota cheer yang emm..terlihat sangat mempesona dengan balutan pakaian khas musim panas.

"Tadinya begitu, tapi kurasa tidak buruk jika kuajak Kyuhyun kesini. Bukankah kalian mengatakan boleh mengajak siapapun?"

Hyukjae menepuk dahinya, dia tahu Siwon tidak buruk dalam score mata kuliahnya, membuktikan kalau kecerdasanyya tidak bermasalah hanya saja kenapa teman dengan tubuh tegapnya itu memilih Kyuhyun untuk diajak ke pantai? Terlebih mereka kini dikelilingi gadis-gadis yang wow..

Siwon bukannya tidak mengerti arti tatapan teman-teman satu klub-nya itu, dia sangat mengerti. Keberadaan Kyuhyun di pantai ditengah mahasiswa yang mempertontonkan otot-otot tubuhnya, dan gadis kampus yang memamerkan tubuh indah dibalik bikini dan baju pantai mereka. Kyuhyun dengan celana selutut dan kaos longgar bukanlah pemandangan yang serasi ditengah mereka.

Siwon bukan tanpa alasan mengajak Kyuhyun ke sini. Dia sangat senang ketika teman satu klubnya mengajak dirinya kepantai. Bahkan Lee Hyori mengundang langsung dirinya untuk ikut serta. Hanya saja ketika Kyuhyun bersemanagat menceritakan rencananya untuk memotret seharian di surga rahasia mereka, Siwon tidak tega untuk menolaknya langsung. Maka dengan alasan Kyuhyun diundang ke acara liburan klub olahraga, pemuda mungil itu tersenyum lebar dan menyetujui untuk ikut.

"Siwon-ssi bergabunglah dengan teman-temanmu. Aku akan berkeliling, sepertinya banyak hal yang bisa kupoto." Kyuhyun tersenyum lebar. Dia memandangi Siwon dengan tatapan sendu. Siwon ditengah teman-teman satu klub dan para gadis terlihat sangat baik dan serasi.

"Oh? Baiklah...kembali kesini setelah kau selesai. Jangan terlalu jauh, arraseo?"

Kyuhyun mengangguk mantap, sebelum akhirnya melangkahkan kaki menjauhi tenda tepat berkumpulnya teman-teman Siwon.

"Apa kau selalu baik pada siapapun Siwon-ssi?"

Siwon terhenyak, rasa gugup perlahan menyerangnya. Tanpa sadar tangannya bergerak kearah perut, mengusap permukaan kaos singlet yang dikenakannya. "Apa maksudmu Hyori-ssi?' Siwon berusaha agar suaranya tidak bergetar karena gugup, meskipun bukan pertama kalinya Siwon berbicara langsung dengan Lee Hyori, namun tetap saja dia selalu merasa gugup ketika berhadapan dengan gadis yang sering mencuri perhatiannya.

Hyori memandangi Kyuhyun yang berjalan makin menjauh. "Anak itu, kau pasti tahu dia sering menjadi bahan pembicaraan dikampus kita. Hmmm bukan sesuatu yang baik kurasa, yeah..dia terlihat berbeda dengan yang lainnya."

Siwon terdiam, apa yang dikatakan Hyori memang benar. Kyuhyun terlalu mencolok dengan fisiknya, penampilannya dan sifatnya.

"Jujur saja, banyak yang menyayangkan kedekatanmu dengan anak itu. Apa kau sadar kau begitu populer Siwon-ssi? Di klub kami kau sering menjadi pembicaraan.." Hyori menundukan wajahnya, berusaha menyembunyikan rona merah yang kini menjalar dipipi meskipun tidak akan terlalu kentara mengingat warna kulitnya yang cenderung coklat. "Dan kurasa..akan makin populer jika kau bergabung dengan mereka disana, surfing bertelanjang dada."

Siwon berdehem, dia mencoba menguasai gemuruh yang ada didadanya. Berada dipantai artinya dia harus siap mempertontonkan tubuh yang sering dilatihnya. Kemudian dia teringat sesuatu dan kembali menyentuh perutnya.

"baiklah, kami menunggu disana, half naked. Ingat?" Hyori tersenyum dan berjalan meninggalkan Siwon.

Siwon menelan ludah memandangi siluet Hyori. Tubuh tinggi semampai, ramping tapi tidak kurus. Dengan pinggul dan bentuk dada...

Siwon tiba-tiba merasa menjadi manusia paling beruntung bisa berada disini, bersosialisasi sepertinya bukan hal yang buruk.

Dia masuk kedalam tenda, melepas kaos singlet yang dikenakannya, melihat kearah perut dengan cetakan otot sempurna disana. Meskipun di bagian kiri bawahnya ada plester cukup lebar, berterima kasihlah pada Kyuhyun yang memberinya plester yang bisa menutup sempurna seperti itu sehingga dia bisa dengan percaya diri memperlihatkan tubuh bagian atasnya ditempat umum, dan didepan Lee Hyori.

Seorang pemuda bertubuh mungil duduk dibawah payung pantai. Pandangannya lurus terarah pada kumpulan orang yang tertawa. Sepertinya mereka menikmati suasana pantai. Terik matahari yang menimpa langsung kulit yang terbuka. Membuat tubuh-tubuh itu seolah bersinar. Bentuk fisik yang indah dan sesuai dengan usia mereka yang menginjak dewasa. Laki-laki dengan cetakan otot yang mulai terbentuk sempurna, dan para gadis dengan lekukan indah tubuh mereka. Oh pakaian minim yang mereka kenakan seolah menyempurnakan segalanya.

Kyuhyun menarik napas, dia memandangi flask obat yang digenggamnya.

"Eomma...apa dulu kau merasakan apa yang kau rasakan? Apa kau juga memimpikan bisa tumbuh tinggi dan besar? Apa kau tetap meminum obat ini saat kau menyukai seseorang?" Lirihnya.

Kyuhyun memandangi langit, mencoba membuka kacamata yang dipakainya. Ah...bahkan pandangannya tetap kabur. Dia menghirup udara pantai yang kata orang-orang sedikit amis namun menyenangkan. Namun sekuat apapun Kyhuhyun menghirupnya, dia tidak menemukan apapun dalam penciumannya.

To Be Cont..

Annyeonghaseyo...

Jika kalian bertanya ini apa? Maka sayapun bingung, kkkk

Baiklah ini tidak bisa dibandingkan dengan Heavenly Forest yang asli, karena jelas itu film yang sangat-sangat kereeeennn. Anggap aja ini hanya unek2 dan buah dari jejelan ide di otak saya, so...bagi penggemar heavenly forest jangan protes ne. Kalaupun mau tetap protes, layangkan lewat PM aja, biar nyaman bagi semua okeh?

Baiklah...ini harusnya oneshoot tehehehhe (saya bener-bner gak bisa nlis oneshoot, jadinya pasti betele-tele kayak gini). Anggep aja ini cemilan, kkkk.

Katakan sesuatu tentang fanfict ini dikolom review,

Gamshamnida

SEBARKAN CINTA WONKYU SEJAGAD RAYA

Everadit