Playfull Kiss
By: Akira Yasuhiro
.
Disclaimer : Masashi Kishimoto-sensei, berikan Hyuga Hinata padaku, maka aku tidak akan mengganggu hidupmu lagi. #ditabokin
Pair : NaruHina, slight NaruSaku, KibaHina, KibaMatsuri, GaaraHina, SasuSaku
Warning : Gomen kalau Bahasa Indonesia-nya ancur, biasanya di rumah pakai Bahasa Jepang XD, AU, Out Of Character , EYD berantakan, Alur Muter-muter, Typo bertebaran, Bikin Muntah, Sesak Nafas, Gagal Jantung, DWL (Dan Warning2 Lainnya).
Genre : Romance/Humor/Friendship
Tolong Review, Concrit, tapi jangan FLAME, Belum Siap Mental ^.^
don't like don't read don't flame OK!
Kisah ini dimulai saat ada seorang laki-laki berambut pirang, bermata sapphire, dan berkulit tan berada ditaman. Dia mencium harumnya bunga lavender. Tapi perhatiannya teralihkan oleh sesosok gadis berambut indigo dan bermata lavender yang tengah tertidur dibawah pohon.
Laki-laki tersebut menghampirinya dan mencium bibir gadis itu. Saat gadis itu terbangun, dia merasakan sesuatu yang terjadi. Ia melihat seekor kuda putih yang mulus dan karena penasaran akhirnya ia mengikuti kemanapun kuda itu pergi.
Tiba-tiba Kuda itu menghilang, dan ia melihat seorang laki-laki sedang berdiri dihadapannya. Laki-laki tersebut memajukan wajahnya hendak mencium Gadis itu lagi. Sang gadis pun sudah menyorongkan bibirnya
.
5 cm
.
.
4 cm
.
.
3 cm
.
.
2 cm
.
.
Namun semua itu hanya...mimpi.
.
.
'Huuh... aku memimpikan dia lagi,, oh Namikaze Naruto, andai kau tahu perasaanku'
Hinata terbangun dari tidurnya dan terburu-buru pergi kekelas karena bel masuk sudah berbunyi.
Di dalam kelas Hinata masih memikirkan mimpinya tadi, ibu guru Kurenai menggoda Hinata "Hei Hinata, apa yang sedang kamu pikirkan pagi ini?" sementara itu Kiba memandangi Hinata dari belakang. Kurenai-sensei kembali berkata "Apakah kalian tahu betapa sulitnya menjadi seorang guru senior?"
Hinata bersama teman-temannya sedang berada di kantin, mereka sedang membicarakan mengenai nilai-nilai mereka yang selalu berada di bawah.
"Pembangunan rumahmu sudah selesaikan? kau tidak akan mengadakan pesta musim panas dirumah?" tanya Ino.
"Aku belum bisa membereskan semuanya, karena ayahku pulang terlambat setiap hari, aku juga sering terlambat sampai rumah" jawab Hinata.
"Hei Temari, apa kau tidak bosan selalu membawa kipas di tanganmu?" tanya Ino.
"Apa? ini? (menunjuk kipas di tangannya)..ah..kalau anak penjual kipas bosan dengan kipas, lalu siapa yang akan membeli? Hinata-chan..apa kau bosan makan ramen, sebagai seorang putri pemilik restaurant ramen?"
Hinata menggerakan jarinya pertanda tidak, "Kau tidak akan pernah bosan makan ramen ayahku"
Ino menjawab dengan riang "Itu benar, ramen Tou-san mu benar-benar lezat, aku setuju, aku setuju"
"Aku juga setuju". Ucap Temari.
Karin lewat di depan meja Hinata and the gang. "Hi Hyuga Hinata" sapa Karin. Dan Hinata membalas sapaannya "Hi Karin-chan".
Karin mencoba untuk mengambil minuman ringan dari dalam mesin namun minumannya tidak juga keluar.
#Hinata P.O.V
"Kurasa ini adalah waktu yang tepat untuk memamerkan bakat terpendamku."
Hinata menurunkan leggingnya dan berjalan menuju mesin minuman dengan yakin dan mantap. Hinata akan melakukan gerakan akrobatik, Hinata meregangkan ototnya dulu dan Hinata menendang mesin minuman itu, dan yeah minuman ringannya keluar. Hinata sukses membuat orang se-kantin berswe ria, dan dia pun berbalik dengan bangga dan bersorak bersama Ino dan Temari. Karin mengambil minumannya.
"Hinata, Apa kau tahu? Namikaze Naruto mendapat nilai sempurna di semua mata pelajaran lagi? Apakah dia manusia?" tanya Ino.
"Dia pasti bukan manusia"
Ino dan Temari memandang Hinata dengan aneh.
"Dia jin, jin dari hutan" Hinata mulai mengkhayal lagi, Temari dan Ino hanya bisa menghela napas melihat sahabatnya itu.
Hinata menceritakan mimpinya "Aku mengikuti kuda putih sampai tiba-tiba kuda putihnya menghilang dan muncul lagi dihadapanku, bagaimana mengatakannya ya, kecantikan kuda putih itu membuatku ingin mengigitnya"
"Kamu mengigitnya?" tanya Temari.
"Ya, itu pertama kalinya aku mengerti perasaan vampir. Ah! apakah perasaan vampir seperti itu juga? Karena leher satu-satunya perempuan yang dicintai begitu putih dan begitu indah. mereka harus mengigitnya kedalam"
"ckckc, dasar! Hinata-chan" Kata Ino sambil menyuapkan sesendok nasi kemulut Hinata.
Para siswi berteriak-teriak saat Naruto masuk ke kantin. Mereka terus memanggil "Kyaaaaaaa~ Naruto-kun" yang membuat perhatian Hinata, Temari, dan Ino terpecahkan. Hinata melihat Naruto dengan salting dan jantung berdebar saat Naruto lewat dibelakangnya.
Naruto menuju mesin minuman dan memasukan koinnya, tapi minumannya tidak juga keluar. Karin mendekati Naruto.
"Naruto-kun, minum saja punyaku, aku baru saja mengambilnya." Karin menawarkan minuman kalengnya pada Naruto.
Naruto tidak memperdulikannya dan menekan tombol mesin namun masih tidak keluar juga. Karin tertawa pelan.
"Naruto-kun, Kaa-sanku titip salam padamu, oh ya, namaku Karin dari kelas XII IPA 3. Kaa-san kita adalah seorang sahabat loh." Ucap Karin.
Karin menyadari kalau minumannya masih tidak keluar dan dia memanggil Hinata.
" Hinata-chan! Ini tidak keluar lagi"
Hinata menelan ludah, Naruto menoleh ke arah nya. Karin memanggil Hinata lagi.
#Hinata P.O.V
"Ya ampun,, bagaimana ini, sekarang kan ada Naruto-kun, mau dikemanakan mukaku? Kami-sama tolonglah aku."
Hinata berjalan dengan kaku ke arah mesin dan tidak mau melihat Naruto. Hinata mengetuk-ngetuk mesin lagi tapi masih tidak keluar juga. Hinata bersiap menendang dan meregangkan kembali ototnya dengan ragu. Akhirnya Hinata melakukannya dan minuman pun keluar. Naruto sedikit terperangah dengan apa yang dilihatnya dan memandang Hinata.
#Naruto P.O.V
"Ehehe,, apa aku tidak salah lihat? Dia benar-benar gadis yang bodoh."
Hinata lemas dan pasrah saja akan imagenya dimata Naruto. Karin mengambil minumanya dan memberikannya pada Naruto. Naruto menerima minumannya dan pergi, Karin masih mengikutinya. Ino agak kesal dengan sikap Naruto dan dia berteriak-teriak memangil Hinata "Hinata-chan, Hyuga Hinata ! HI!NA!TA!"
Naruto berbalik dan berjalan mendekat, Hinata sudah memasang senyum termanisnya, namun Naruto malah mengambil koinnya didalam mesin, *hehehehe XD. Naruto pun pergi dan Hinata terdiam.
Di dalam Kelas Hinata, Temari, dan Ino duduk bersama lagi.
"Hinata, apa tidak sebaiknya kamu mengungkapkan perasaanmu pada Naruto-kun? Kita kan hampir lulus sekolah."
"Itu benar Ino, mungkin karena aku belum mengaku padanya, dia tidak tahu hatiku, itulah sebabnya dia tidak menyapaku, karena dia malu" Ucap Hinata.
"Itu benar! Aku harus mengaku perasaanku dengan baik, tapi bagaimana aku mengakui? Harus pengakuan yang meninggalkan kesal mendalam pada dirinya" Ucap Hinata.
"Aku punya usul Hinata, bagaimana kalau kau menggunakan kostum hantu yang seram dan kau nyatakan cintamu pada Naruto-kun." Usul Temari.
"Idemu tidak buruk Temari." kata Hinata.
Temari berkata "Kau mengatakan ini tidak buruk? Apa maksudmu?".
Hinata bertanya pada Ino, "Eee, Apakah kau memikirkan sesuatu? kau yang paling baik disekolah"
"Ehmm, Hewan menari saat mereka mengaku"
"Menari?" tanya Hinata
"Ya, ikan, burung, pinguin bahkan lalat rumah juga melakukan ini hewan mengakui cintanya satu sama lain, mereka akan menari. Tarian kawin" jawab Temari.
"Tarian Kawin?" Hinata mengkhayal lagi.
Hinata menari balet dan Naruto sebagai penari prianya. Saat Naruto mengulurkan tangannya, Hinata menolaknya. Lalu Naruto mengangkat tubuh Hinata ke atas dan Naruto melemparkannya! *wkwkwkwkXDDD. Hinata kesal dengan Khayalannya sendiri.
Hinata masih dikelas dan sedang merapikan buku-buku. Karin mendatangi Hinata.
"Hinata, dimana Kiba-kun, dia kan model kita untuk kelas seni"
"A,aku tidak tahu Karin-chan, mungkin dia di kantin."
Dilorong sekolah Ketiga anak muda sedang bergaya. Ternyata itu Kiba and the gang, Rock Lee dan Chou Jhi. Mereka berjalan menuju kelas. Mereka muncul dengan masing-masing kepalanya dari balik pintu. Karin yang menyadari keberadaan Kiba langsung membawanya (baca: menyeretnya) ke dalam kelas.
"Hei hei Kiba-kun, hari ini kau adalah model untuk kelas seni, ayo cepat berpose"
"Baiklah baik karin-chan, bagaimana aku harus berpose?" tanya Kiba dengan malas.
Karin mengatur bagaimana Kiba harus berpose. Para Murid mulai menggambar Kiba. Waktu berlalu, "Ah, aku sudah tidak tahan dengan posisiku ini" batin Kiba. (Badan membungkuk ke depan, berdiri dengan kaki kanan dan kaki kiri bergantung di belakang). "Tapi aku harus bertahan karena Hinata sedang menggambarku dan menatapku juga, ini sakit tapi tidak apa-apa."
Tak lama kemudian. Kiba sekarang bisa berhenti berpose walaupun ia membutuhkan sedikit bantuan dari anak buahnya . Karin berjalan ke sekitar para siswa dan memeriksa gambar semua orang ... kemudian ia berhenti di meja Hinata. Ternyata Hinata menggambar tubuh Kiba... dengan wajah Naruto ! XDD
_
Setelah sekolah , Hinata pergi ke restoran ramen Tou-sannya untuk membantu. Hinata meminta Tou-saannya menceritakan bagaimana Tou-saannya mengakui cintanya untuk ibunya .
"Tou-san, apa aku boleh tahu bagaimana Tou-san menyatakan cinta pada Kaa-san. Jangan salah sangka Tou-san, ini untuk Temari, dia meminta saran padaku Tou-san". Tapi Hiashi tidak cukup bodoh untuk tertipu atau memang hinata yang cukup bodoh untuk membiarkan apa yang dia tahu . Hiashi menceritakan kisah dramatis tentang bagaimana dia membawa ibunya keluar untuk bertanya , " Apakah kau ingin menciumku atau berkencan denganku ? Apakah kau ingin berkencan denganku atau tinggal bersamaku ? Apakah kau ingin hidup denganku ... atau apakah kau hanya ingin mati bersamaku ? "
Hinata mulai berfantasi ... lagi. Dalam fantasi kali ini , dia melihat Naruto berlari dari kejaran geng haus darah ke sebuah gudang tua . Geng masuk , diikuti oleh seluruh anggota ... termasuk pemimpin mereka : Hinata . Hinata sekarang bergaya lengkap dengan smoy eyes dan rambut norak . Anggota gang mengelilingi Naruto ... dan Naruto melihat peti mati.
Hinata mendekati Naruto ( yang terlihat sangat takut! ) dan menanyakan pertanyaan :
" Apakah kau ingin menciumku atau berkencan denganku ?... Apakah kau ingin berkencan denganku atau hidup denganku ?... Apakah kau ingin hidup denganku ... atau mati?" Dan ternyata Naruto memilih masuk ke dalam peti mati.
Untungnya, Hiashi memberi saran yang lebih praktis daripada teman-temannya dan menyarankan Hinata untuk membuat surat cinta. Hinata setuju dan keesokan harinya, surat jatuh dari loker Naruto saat dia membuka lokernya. Kemudian, Naruto berjalan di sekitar ruang tunggu tapi tidak menunjukkan tanda apapun pada Hinata, ini membuat Hinata berpikir mungkin Naruto belum membaca surat itu. Ino kembali melakukan aksi yang sama dengan hari kemarin dengan memanggil nama Hinata dengan suara keras dan kali ini, Temari juga ikutan. Naruto berkata, "Apakah kau Hyuga Hinata?" Naruto mendekatinya dengan amplop ditangannya.
Hinata mulai tersenyum, dan mengatakan ia tidak mengharapkan balasan dari Naruto. Hinata memutuskan untuk membukanya di depan teman-temannya yang sedang berkumpul dan dia membuka surat itu. Tapi saat dia membacanya, senyumnya diwajahnya perlahan tapi pasti memudar. Karin merebut surat dari tangan Hinata dan tertawa. Ternyata Naruto tidak membalas suratnya, melainkan Naruto memberi penilaian pada surat Hinata ... dan memberinya nilai D-! XDDXDDXDD
Karin mulai membaca surat itu dengan keras sampai menghentikan langkah Kiba. Naruto berkata pada Hinata "Maaf, aku tidak suka gadis bodoh" (Owhh...Kejamnya dikau Naruto mentang-mentang di Fict ini ku buat kau jadi jenius, padahal di Fict2 laen kan kau orang bodoh Dobe, Naruto: Salah siapa bikin aku jadi jenius!)
Kiba meminta Naruto untuk meminta maaf dan Naruto membalas dengan dingin, "Untuk apa? Memperbaiki kesalahan-nya?"
"Apakah kau hanya melihat kesalahan? Jangan melihat suratnya. Lihatlah isinya!"
Naruto hanya tersenyum mengejek.
Kiba marah dan bersiap menyerang Naruto. Kiba mengayunkan tangannya tapi Naruto berhasil menghindar. Kiba akan melakukannya lagi tapi terhenti karena Kakashi-sensei datang dan memarahi Kiba sementara Naruto yang menjadi anak emas dilepaskan begitu saja.
Naruto menunjuk poin grafik dengan jarinya yang menunjukkan setiap siswa dan nilai ujian mereka: Hinata dan teman-temannya berada diurutan terakhir. Lalu ia menunjukkan daftar dari 50 siswa yang diberi ruang studi khusus. Naruto mengatakan pada Hinata kalau Hinata hanya membuang-buang waktu dengan memikirkan tentang hal-hal yang tidak penting:
Naruto : "Aku benci gadis yang tidak punya pikiran."
Hati Hinata hancur, Hinata adalah siswa dengan skor terendah. Dia memilih berlari di sekitar sekolah, untuk menghilangkan rasa frustasinya. (wah kalau Author sih pasti maen game ato baca manga kalau mau ngilangin stress, hehehe) Hinata lelah dan terhuyung-huyung. Teman-temannya menyuruhnya dia untuk berhenti, tapi dia bersikeras untuk berlari dua laps lagi, meskipun dia basah oleh keringat dan seragamnya berantakan. Teman-temannya memberinya tangan (harfiah) dan berjalan bersamanya di lap terakhir.
Peristiwa pertemuan memalukan Hinata dengan Naruto menyebar ke seluruh sekolah, membuat Hinata menjadi pusat perhatian yang tidak diinginkan. Saat di kantin semua siswa yang sedang antri makanan juga menggosipkan Hinata. Hinata yang berada dalam antrian hanya tertunduk saat dia meminta makanan pada ibu kantin memberinya porsi yang lebih. Hinata kaget juga dengan apa yang didapatkannya.
Ino, Temari, dan Kiba datang ke rumah Hinata untuk mengagumi rumah barunya, -?-, mereka berjalan berkeliling dan menikmati pemandangan dari jendela lantai atas.
Kemudian mereka duduk untuk makan makanan lezat yang disiapkan Hiashi.
"Heemmhh,, Hinata, sebagai seorang gadis seharusnya kau bisa memasak. Ambillah kelas memasak." Ujar Hiashi. "Tenang saja Hiashi-jisan, ji-san tak perlu khawatir, aku yang akan mengurus Hinata" Kata Kiba mendeklarasikan -?- kesanggupannya.
Yang lain menertawakan deklarasi Kiba dan menggodanya, yang membuatnya memukul-mukulkan -?- kepalanya di dinding. Yang memicu serangkaian jerit ... dan bergemuruh
Berikutnya tiba-tiba terjadi hal yang tidak kita semua inginkan (Lebay)... GEMPA terjadi! Lantai mulai bergocang semua benda-benda berjatuhan.
Mereka semua bergegas keluar rumah. Rumah Hinata hancur sementara bangunan disekitar rumah Hinata masih berdiri kokoh. (Aneh, tapi itulah yang Author inginkan, *Di jyuuken Hinata)
Sementara itu di suatu tempat nun jauh di sana, berita yang meliput gempa bumi dan menunjukkan video close-up ayah memeluk putrinya. Wajahnya muncul di TV dan seorang pria berambut Pirang berteriak, "Oh Oh Hyuga Hiashi?"
Hiashi melihat sekeliling dan melihat bahwa semua rumah lainnya berdiri utuh. Jadi hanya rumahnya yang ambruk? Hiashi tampaknya tidak terlalu senang tentang itu.
Seolah-olah semua yang terjadi pada Hinata belum cukup buruk, sekarang Hinata menjadi pusat perhatian yang tidak diinginkan lagi. Pertama, ada wanita aneh yang terus mengambil gambar dirinya dalam perjalanan ke sekolah. Kedua, semua siswa menatapnya dan berseru, "Ini dia Itu dia!" dan tertawa.
Kiba berdiri di depan sekolah dengan megafon atau bahasa kita mah TOA sementara krunya memegang tanda-tanda dan membawa sebuah kotak. Kiba sedang meminta sumbangan!
Kiba bermaksud baik, tapi dia benar-benar tidak membuat sesuatu menjadi lebih baik. Hinata mencoba untuk pergi tanpa diketahui namun Kiba melihatnya dan menyeret dia masuk dalam acara amal Kiba.
Saat itu Naruto sedang berjalan dan dihentikan oleh Kiba. "Hei Naruto! Kau harus bertanggung jawab untuk semua perbuatanmu ini, Kau harus menyumbang."
"Hn. Apa urusannya denganku? Gempa yang menghancurkan rumahnya. Dan bukan aku yang menyebabkan gempa itu." Bela Naruto.
Kiba sempat sedikit emosi.
"Kalau begitu kau harus bertanggung jawab untuk gempa bumi di hatiku (Lebay), karena kau telah menyakiti Hinata."
Naruto menawarkan untuk berkontribusi 20.000 Ryo (Anggap aja 1 Ryo sama dengan 1 Rupiah) dan akan memasukkannya ke dalam kotak ketika Hinata muncul dari balik tembok dan berkata "Simpan saja uangmu
Naruto-kun, aku tidak akan menerima bantuan darimu meskipun aku adalah seorang pengemis tunawisma!.
Tentu saja, ini tidak mempengaruhi Naruto tapi Hinata belum selesai. Dia meledak marah
"Siapa kau memandang rendah orang-orang seperti itu? Aku berani bertaruh denganmu, semua anak-anak ini terlihat olehmu seperti idiot, ya? Kau pikir kau mengejek kami? Apakah kau benar-benar hebat? Jadi kau memiliki IQ tinggi? Kau murid yang baik? Kau tampan dan tinggi dan ... "
Hinata melanjutkan "Aku juga bisa belajar, aku hanya tidak mau repot-repot melakukannya!"
"Kalau begitu, buktikan" tantang Naruto.
Hinata tidak bisa menarik perkataannya dan harus membuktikannya pada ujian berikutnya untuk mendapatkan salah satu kursi di ruang studi khusus. Itu berarti Top 50! Naruto Jelas tidak percaya padanya,"Aku akan menggendongmu keliling sekolah jika kau berhasil."
Hiashi dan Hinata berada didalam van, mereka dalam perjalanan menuju rumah seorang sahabat lama Hiashi yang menawarkan mereka tempat tinggal. Hiashi senang karena akan bertemu kembali dengan sahabatnya yang sudah "seperti saudara" dari sejak lahir.
Ketika mereka tiba di rumah besar milik sahabat Tou-sannya, Hinata mengagumi rumah besar itu. Hiashi dan sahabatnya (yang ternyata orang berrambut pirang!) Melompat-lompat, saling berpelukan seperti anak kecil.
Orang berambut pirang itu bernama Namikaze Minato dan istrinya bernama Uzumaki Kushina.
" Wah, ternyata Hinata jauh lebih cantik dari fotonya, iya kan Kushina?" ujar Minato.
" Aku sangat ingin tahu mengenai Hinata dan aku tidak tahan, akhirnya Aku mencari Hinata di sekolah" Aku Kushina..
Hinata menyadari, Kushina adalah wanita aneh yang mengambil gambarnya tadi pagi. Kushina lalu memanggil anaknya untuk membantu membawakan barang bawaan Hinata dan ayahnya ke dalam rumah.
Sementara Hinata sedang membereskan barang-barang bawaannya, si anak muncul di belakangnya dan bertanya "Apakah kau butuh bantuan?". Hinata berpikir itu anak Kushina-san dan dia berkata " Eh, Tidak perlu.". Saat Hinata berbalik dan mendongak. Dia terperangah tak percaya dengan apa yang sekarang ada di hadapannya. Namikaze Naruto ada didepan Hinata.
Hinata berusaha mengontrol emosinya dan bertanya "Kau! Kau..apa yang kau lakukan disini?"
Naruto dengan tenang menjawab "Hn. Aku tinggal disini, ini rumahku"
Kushina-san berkata lewat speaker :"Naru-chan, Hinata-chan, ayo masuk ke Rumah!"
Hinata masih tidak percaya kalau dirinya akan tinggal satu atap dengan Naruto.
TBC (Tukang Boker di Celana)/(To Be Continued)
Karena ini adalah Fict pertama saya, jadi tolong di review ya, kalo ada yang review, akan saya lanjutkan. Bye...
Jangan lupa, REVIEW. R n R. ^.^
