NEW NEIGHBOUR

CHANSOO/HUNSOO

Rate: M

Warn: GS, explicit contents, threesome, tidak ada maksud bash so take it easy

o-o-o

Deru napas terengah-engah menjadi salah satu suara yang menghiasi suasana pagi di sekitar taman komplek. Kyungsoo meraba kantung belakangnya mencoba mencari botol minum yang disiapkannya untuk mengantisipasi rasa haus yang datang seperti saat ini.

Jogging di sekitar komplek menjadi rutinitas pagi yang dijalaninya akhir-akhir ini. Setelah perceraiannya dengan suaminya –Kim Jongin, Kyungsoo mulai merubah kegiatannya. Sebelumnya dia menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan suaminya untuk bekerja pagi-pagi buta, menyiapkan sarapan lalu dilanjutkan dengan beberes rumah, tipikal ibu-ibu rumah tangga. Tetapi pernikahannya dengan Jongin yang baru saja berumur satu tahun harus kandas saat seorang perempuan cantik bernama Jung Soo.. Hyun? Soo Jun? Atau siapalah itu, Kyungsoo tidak mau mengingatnya. Datang ke rumahnya dengan wajah sembab dan mengaku tengah mengandung anak suaminya.

Reaksi Kyungsoo? Kaget tentu saja, marah apalagi. Siapa yang tidak akan mengamuk jika kau tau suamimu bermain dibelakangmu lalu membuahkan hasil yang bahkan Kyungsoo saja menundanya karena permintaan Jongin yang belum siap menjadi ayah. Padahal kalau boleh jujur Jongin selalu menyerang Kyungsoo saat kesempatan apapun, bahkan mereka pernah bermain diatas trampolin tua yang ada di halaman belakang rumah mereka dan berakhir saat menyadari kalau beberapa anak remaja mengintip di celah sempit pagar yang membatasi halaman belakang dengan gang sempit yang terletak dibelakang rumah. Kurang Kyungsoo apa coba kalau mau dipikir lagi? Memang dia saja yang nafsunya seperti anjing dimusim kawin.

Setelah menaruh botol minumnya kembali ke kantung belakang, Kyungsoo mulai melangkahkan kakinya kembali ke arah rumah sambil menetralkan kembali tarikan napasnya yang sempat memburu karena kompensasi dari tenaga berlebih yang dikeluarkannya.

Saat masuk ke mulut gang rumahnya, di dapatinya sebuah mobil pick-up hitam yang terparkir sedikit miring sehingga menutupi sebagian badan jalan persis di depan rumah yang terletak tepat disamping kanan rumah Kyungsoo. Tetangga baru mungkin, mengingat rumah itu dulunya memang ditempati seorang nenek tua tanpa keluarga yang meninggal lima bulan lalu.

Untuk ukuran rumah yang ditempati seorang nenek-nenek tua, rumah disebelahnya ini tidak bisa dikatakan tidak terawat. Bangunannya masih bagus walaupun beberapa cat ada yang terkelupas tetapi tanaman yang menghiasi sekitar rumah tersebut cukup teratur dan menimbulkan kesan asri saat rumah itu dilihat dari depan. Bagian dalamnya pun terawat, beberapa kali Kyungsoo memang menemani nenek Yejin –namanya, untuk sekedar menonon drama atau memasak bersama nenek Yejin sekaligus membunuh waktunya yang kadang terbuang percuma di rumah selagi menunggu Jongin. Kyungsoo jadi teringat saat-saat bersama beliau, sedih rasanya, orang baik selalu diambil lebih dulu.

Kita berbicara tentang nenek Yejin bukan Jongin, tolong ditekankan.

Sesosok pria jangkung keluar dari dalam rumah. Sepertinya sehabis memindahkan beberapa barang dari pick-up ke rumah barunya, dilihat dari kaos hitamnya yang basah sehingga menceplak sebagian tubuh kencangnya juga rambut merahnya yang terlihat lepek menempel di dahinya. Apakah dia pindahan hanya seorang diri?

Kyungsoo mendekat kearah pria tersebut. Mungkin sedikit bantuan pada pagi hari menjadi awal yang baik untuk pertemanan mereka. Sebagai makhluk sosial wajar kan kalau menjalin pertemanan? Apalagi ini adalah tetangga barunya. Jadi niat untuk membantu bukan hal yang buruk, mengingat shift kerja Kyungsoo yang baru akan mulai setelah jadwal makan siang nanti. Tentu saja Kyungsoo mulai bekerja setelah bercerai dengan Jongin. Mau makan apalagi dia kalau tidak ada pendapatan? Minta ke orang tua? Malu, lagipula dia punya ijazah hasil tiga tahun kuliahnya di bidang akuntansi.

"Hei tetangga baru!" panggil Kyungsoo setelah dirinya berada cukup dekat dengan tetangga barunya. Orang yang merasa dipanggilpun menolehkan wajahnya ke sumber suara. Kalau dilihat-lihat pria ini mungkin seumuran dengannya atau sedikit lebih tua mungkin? Who knows? "Butuh bantuan? Ku lihat tidak ada lagi orang yang ada di sekitarmu, dan itu menjadi tidak wajar untuk orang yang baru saja pindah rumah," sambungnya mencoba ramah.

Pria ini terdiam pada awalnya. Hanya melihat Kyungsoo dengan tatapan menilai, pertama dari wajah lalu pandangannya turun menelusuri bagian bawah tubuhnya dan kembali lagi ke wajahnya. Kyungsoo yang merasa dipandangipun merasa risih. Apa yang salah dengan badannya? Wajar kan kalau tubuhnya berkeringat dan pakaiannya basah dibeberapa tempat? Toh dia sehabis jogging. Lalu Kyungsoo mulai melihat cara berpakaiannya. Apakah salah kalau orang jogging memakai tank top dan celana legging setungkai? Tidak ada yang aneh sepertinya, sepatunya pun cukup bagus mengingat Kyungsoo membelinya juga dengan harga yang bagus tentu saja.

"Ap-" "Park Chanyeol." Baru saja Kyungsoo membuka suara untuk bertanya apakah ada yang aneh pada dirinya saat suara bass dari pria di hadapannya terdengar. Kini giliran Kyungsoo yang bengong. Apa katanya tadi? "Namaku Park Chanyeol," ulangnya sekali lagi saat tidak mendapat tanggapan dari wanita dihadapannya sambil menjulurkan tangan kanannya yang sebelumnya ia usap di kain celana guna menghilangkan beberapa debu yang menempel pada telapaknya.

Sadar akan sikap bodohnya Kyungsoo balas menyambut jabatan tangan besar orang yang bernama Chanyeol ini "O-oh, maaf. Aku Do Kyungsoo, mungkin kita akan bertetangga karena rumahku persis disebelah kiri rumahmu ini," jelasnya tidak penting. Memang prianya ini akan peduli kalau mereka akan bertetangga? Tetapi kemudian pria jangkung ini tersenyum sumringah menatap Kyungsoo dan rumah yang ada di sebelah kirinya bergantian.

"Benarkah? Wah aku tidak menyangka akan bertetangga dengan orang secantik dirimu," ucapnya bersemangat. Apakah pria ini sadar atau tidak kalau Kyungsoo sedang menganggap dirinya sedang menggombal tetapi menggunakan nada seperti anak-anak yang excited ketika mengetahui akan dibelikan mainan baru?

Mengabaikan perkataan Chanyeol, Kyungsoo mengingat niat awalnya untuk membantu Chanyeol. "Jadi, Chanyeol-ssi. Apa kau butuh bantuan? Sepertinya –melirik pick-up, barang-barangmu cukup banyak."

"Kalau itu tidak merepotkanmu aku dengan senang hati menerima bantuanmu hehe," jawabnya disertai senyumnya yang sedikit... bodoh. Jujur pertamakali melihat pria ini Kyungsoo akui kalau pria ini tampan. Wajahnya yang serius saat ia mengangkat salah satu box besar yang mungkin berisi perabotan berat dilihat dari alisnya yang menajam serta rahangnya yang mengatup sehingga garis rahangnya yang tegas terlihat jelas sehingga menimbulkan kesan bahwa tetangganya ini mungkin orang yang kurang bersahabat. Tetapi apa yang dilihatnya sekarang –yaitu senyum Chanyeol yang kelewat lebar, membuat kesan tampan dan tidak bersahabat tersebut buyar seketika. Apa benar mereka adalah orang yang sama?

"Okay, aku bantu dari mana?" Pertanyaan Kyungsoo mengakhiri pemikiran absurdnya akan sosok berambut merah ini. "Mungkin kau bisa bantu aku untuk menurunkan kardus-kardus kecil itu." Tunjuk Chanyeol pada bagian terluar mobil pick-up yang pembatasnya sudah terbuka, disana memang terdapat kardus-kardus berukuran 1x1x1 mungkin. "Tenang saja isinya tidak berat, aku yakin tubuh mungilmu masih bisa mengangkutnya. Oh iya, cukup memanggilku dengan nama saja. Tidak usah terlalu formal. Kulihat kita masih seumuran, dan aku tidak terlalu suka dengan hal-hal yang kaku." Ujarnya disertai kedipan mata.

Oh. Pria ini belum tau saja kalau dia sudah pernah menikah, walaupun hanya satu tahun.

Kyungsoo mulai mengangkat barang Chanyeol satu per satu menuju kedalam rumah. Ia juga membantu Chanyeol yang kewalahan saat pria itu memindahkan sebuah spring-bed yang tentu saja ukurannya besar dan butuh dua orang untuk memindahkan kalau tidak mau bagian bawahnya berwarna coklat karena terkena tanah dari halaman rumah.

Selama mereka memindahkan barang. Chanyeol dan Kyungsoo sempat bertukar beberapa cerita, dari bagaimana Chanyeol yang bisa pindah ke komplek ini, pekerjaan Chanyeol, fakta bahwa pria ini mempunyai adik bernama Sehun yang akan menyusul kesini karena harus mengurus beberapa surat serta sedikit tentang kehidupan Kyungsoo. Saat Chanyeol mengetahui fakta bahwa wanita ini adalah seorang janda ekspresinya menunjukan keterkejutan lalu langsung berganti menjadi sebuah tawa lalu menyatakan ketidakpercayaannya dengan nada bercanda. Bukannya tidak percaya tetapi Kyungsoo tidak menunjukan tanda-tanda bahwa dirinya adalah janda. Lihat saja, tubuh Kyungsoo masih terlihat kencang dengan proporsi yang tepat dibagian-bagian tertentu.

Dan percakapan itu terus berlanjut sampai semua barang Chanyeol yang ada di pick-up sudah terangkut semua kedalam rumah.

o-o-o

Saat ini Kyungsoo sedang duduk dipinggiran teras yang memiliki undakan guna meluruskan kakinya yang sedikit pegal akibat dirinya yang belum terbiasa lagi beraktivitas banyak seperti tadi. Tangannya memijat-mijat pelan bagian-bagian tubuhnya yang dirasa sedikit kaku saat dirasakannya perutnya mengeluarkan bunyi pertanda bahwa dirinya sudah mulai lapar. "Chanyeol, apa kau tidak lapar? Ayo kita ke ru-" perkataan Kyungsoo terputus saat dirinya yang menengok kebelakang tepatnya kebagian dalam rumah guna mencari Chanyeol dan malah disuguhkan pemandangan Chanyeol yang tengah bertelanjang dada. Entah kaos hitamnya yang basah itu dimana, tetapi kini tangannya memegang kaos lain yang berwarna merah maroon.

Kyungsoo bukan pertamakali ini melihat pria bertelanjang dada. Dulu Jongin juga sering berkeliaran di rumah tanpa menggunakan baju, malah dirinya sudah melihat yang lebih dari itu. Bahkan Kyungsoo sudah hapal diluar kepala bagaimana kontur dari benda hitam Jongin yang menggantung bebas di kedua kakinya. Tetapi entah kenapa matanya tidak bisa berhenti memerhatikan tubuh bagian atas Chanyeol yang ter-ekspose apalagi bagian celananya yang sedikit melorot, sehingga memperlihatkan garis yang terbentuk dari otot perutnya menuju ke bagian selangkangannya mengintip malu-malu minta untuk terus diperhatikan.

Tatapannya berhenti saat kaus merah yang tadi Chanyeol bawa-bawa sudah menutupi tubuh bagian atasnya. Segera saja dia membalikan badan kembali menatap jalanan di depan sana yang masih terdapat mobil pick-up milik Chanyeol. Apa Chanyeol sadar kalau tadi dia sempat berpikiran mesum saat melihat tubuh telanjangnya?

Tapi mau bagaimana lagi, Kyungsoo terlanjur penasaran akan kelanjutan dari garis yang terbentuk oleh otot perut menuju selangkangan itu. Rasa penasarannya muncul karena Jongin tidak punya hal semacam itu, garis yang seakan mengantarkan pada senjata pria itu tidak terlalu jelas ditubuh Jongin. Ini pertamakalinya Kyungsoo melihat secara langsung dan Kyungsoo melihatnya ada di Chanyeol.

Damn. Bahkan sekarang Kyungsoo mengira-ngira seberapa ukuran Chanyeol. Kalau dilihat dari tinggi tubuhnya yang memang lebih tinggi dari Jongin, mungkin saja punya Chanyeol juga lebih besar. Jika diingat-ingat, saat Jongin memasuki dirinya saja sudah terasa sesak apalagi saat Jongin mendekati waktu ejakulasinya bagaimana jika milik Chanyeol yang memenuhi lubangnya? Mungkin akan lebih terasa penuh dan nikmat.

Tepukan pelan dibahunya menyadarkan Kyungsoo dari imajinasi liarnya tentang pria jangkung itu. Tapi yang lebih buruknya lagi sekarang tatapan matanya sudah beradu dengan jelaga kelam milik Chanyeol. Mata bulat itu seakan menyedotnya ke dalam tatapan yang memabukan sehingga membuat Kyungsoo susah untuk mengalihkan tatapannya.

Hal yang sama terjadi pada diri Chanyeol. Niat awalnya yang menghampiri Kyungsoo untuk memastikan kalau dirinya tadi dipanggil oleh wanita ini harus melupakan tujuannya, karena di hadapannya kini wajah ayu Kyungsoo tengah menatapnya dengan tatapan yang sulit didefinisikan. Mata Kyungsoo yang jernih dihadapannya seakan mengungkapkan secara non-verbal kalau pemiliknya mengharapkan sesuatu dari Chanyeol. Pandangan Chanyeol otomatis berpindah ke arah bibir Kyungsoo kala dilihatnya bibir tebal itu digigit ujungnya oleh sang pemilik. Sial. Wanita ini berniat menggoda Chanyeol atau apa? Karena kalau tujuannya memang seperi itu dia sangat-sangat berhasil sebab Chanyeol mulai merasakan bagian selatannya yang selalu ia bangga-banggakan mulai sedikit tegang.

Entah siapa yang memulai duluan saat dirasakannya bibir belah milik Chanyeol bertemu dengan sesuatu yang lembut dan sedikit basah yang membuatnya secara tak sadar membungkukkan tubuh tingginya mencoba untuk mensejajarkan tubuh mereka supaya pagutan kecil itu terasa nyaman. Dirasanya tangan Kyungsoo yang melingkar apik disekitar leher jenjangnya bersamaan dengan dirinya yang menutup kedua belah matanya mencoba menikmati apa yang tengah berlangsung saat ini. Tidak terlalu dipedulikannya posisi mereka yang kini masih berada di teras rumah dan kemungkinan-kemungkinan besar kalau mereka akan kepergok sedang bercumbu oleh tetangga atau bahkan satpam komplek. Toh pick-up miliknya masih terparkir sembarang di depan sana mendukung untuk menyembunyikan kegiatan menyenangkan yang saat ini sedang ia lakukan.

Cumbuan-cumbuan itu awalnya hanya sekedar saling mengecup atau menghisap kecil bergantian antara bibir atas lalu ke bibir bawah. Tetapi semakin bertambahnya waktu, intensitasnya pun ikut bertambah, dari sekedar menghisap, menggigit, menarik, bahkan sekarang lidah mereka sudah mengeksporasi mulut lawan mainnya mencoba mencecapi seluruh rongga teratas pencernaan tersebut. Tangan Chanyeol pun entah sudah merambat kemana saja karena saat ini struktur lembut kulit pinggul Kyungsoo sudah terasa oleh syaraf-syaraf peraba yang ada di telapaknya.

"Uuuh.. mmh" lenguhan memabukkan dari Kyungsoo tercetus pelan saat dirasanya tangan Chanyeol sudah berhasil merambat sampai ke bagian bawah payudaranya yang masih ditutupi bra hitam yang dipakainya. Sadar akan kelakuannya yang menyebabkan keluarnya desahan itu, Chanyeol memutus persatuan dari kedua bibir mereka, menyebabkan ada benang bening panjang yang tercipta saat mereka perlahan memisahkan diri dan terputus mengenai sudut bibir Kyungsoo.

Napas mereka terengah-engah. Wajah merekapun tidak jauh dari kata berantakan, karena warna merah yang mendominasi keseluruhannya serta liur mereka yang terceplak di pinggiran bibir. Dan oh jangan lupakan tatapan mereka yang diliputi kabut nafsu.

Dengan tangan yang masih berada di dalam tank-top Kyungsoo, sebuah pertanyaan meluncur begitu saja dari bibir belahnya "Kita lanjutkan atau-" "Lanjutkan. Di dalam." Belum sempat Chanyeol menyelesaikan pertanyaan, jawaban Kyungsoo yang tidak disangkanya keluar dari bibir manis itu diiringi nada tegas seakan tidak ingin dibantah.

Tanpa membuang-buang waktu, diangkatnya tubuh mungil Kyungsoo yang ringan itu menuju ke arah dalam. Sempat bingung awalnya ia akan kemana karena rumahnya ini masih berantakan –tentu saja, tetapi pandangan Chanyeol seakan menemukan titik terang saat dilihatnya spring-bed yang tadi diangkutnya masih tergeletak tidak teratur di ruang tengah. Niatnya tadi sih ia akan memindahkan barang ini ke kamar saat Sehun tiba tetapi sekarang dirinya dalam keadaan urgent tingkat dewa mengingat kesejatiannya tidak bisa berhenti berkedut akibat sosok mungil ini.

Segera saja diletakannya tubuh ramping-berisi Kyungsoo di atas spring-bed putih tersebut dengan cara yang tidak bisa dikatakan halus. Saat dirinya bersiap untuk menghampiri Kyungsoo dan menyurukkan wajahnya ke leher Kyungsoo tiba-tiba saja bahunya ditahan pelan oleh tangan putih dari sosok dibawahnya. "Chanyeol sendalmu," ujarnya lirih. Dilihatnya bagian kakinya, ah hampir saja lupa. "Sepatuku juga, tolong..." suara imutnya terdengar lagi dan uh.. itu makin membuat Chanyeol tidak sabar. Dengan tergesa segera saja ia melepaskan alas kaki mereka berdua terlihat sekali kalau ia tidak ingin membuang-buang waktunya.

Disurukkannya kepala merah itu diperpotongan leher putih Kyungsoo, menggigit gigitnya gemas sesekali menggigit pipi gembilnya juga meninggalkan warna merah samar yang wajar terjadi jika kulit mendapat tekanan keras. Usapan serta jambakan dikepalanya seakan menjadi penyemangat dirinya untuk melakukan kegiatan ini lebih liar lagi. Desahan Kyungsoo sudah tidak bisa ditahan dari bibir tebal itu, keluar begitu saja saat secara berantakan Chanyeol menggigit area sensitif di lehernya. Gigitan pria merah itu terus turun menuju dada Kyungsoo saat didapatinya bagian sisi teratas tank-top Kyungsoo yang memang sudah tersingkap bagian perutnya karena ulah tangan Chanyeol yang bermain-main dikulit halus Kyungsoo.

"Bolehkah?" tanya Chanyeol meminta persetujuan untuk melepaskan pakaian atas Kyungsoo. Wanita itu mengangguk "Tapi kau juga," lanjutnya dengan gelisah menggerakan tubuhnya ke kanan dan kekiri saat cumbuan Chanyeol berhenti sebentar.

Seakan mendapat lampu hijau segera saja ia melepaskan kaos merahnya yang baru saja ia pakai lalu berlanjut melepas tank-top serta bra Kyungsoo dengan sedikit bantuan dari wanita dibawahnya yang menunjukan bahwa wanita ini juga tidak sabaran. Dilihatnya payudara Kyungsoo yang menggantung bebas setelah terlepas dari sangkarnya "Kyung, kau cantik. Sungguh," pujinya tulus seakan belum percaya kalau dihadapannya ini wanita yang sudah pernah menikah. Karena yang Chanyeol lihat sekarang tubuh wanita ini begitu indah. Payudara ranum yang penuh dengan puting coklat muda diatasnya dilapisi kulit putih susu yang dengan dilihat saja tertebak kalau itu sangat lembut. "Terimakasih, kau bisa merabanya kalau ingin." Tangan besarnya dituntun oleh genggaman yang lebih kecil untuk merasakan tekstur bongkahan indah Kyungsoo. Empuk. Dirematnya pelan. Mendapat respon berupa desahan indah ia menambah intensitasnya dan sekarang ia dengan berani memasukan puting tegang Kyungsoo ke dalam mulut hangatnya.

"Ooh Chanyeol hisaaap seperti itu a-ah.." Kyungsoo tidak peduli akan suaranya yang menjijikan sekarang. Kakinyapun mulai melingkar di pinggang Chanyeol berharap bisa merasakan gundukan dibawah sana. Karena sungguh, ini begitu nikmat. Sudah tiga bulan ia absen dari sesi bercinta, karena sekarang ia sudah tidak punya kewajiban untuk melayani seorang suami. Tetapi ternyata tubuhnya ketagihan akan sentuhan intim yang biasanya diberikan Jongin. Kyungsoo tidak pernah munafik untuk bilang kalau ia tidak menyukainya karena pernah secara gamblang ia menagih sesi bercinta dari Jongin saat pria itu hendak masuk ke alam mimpinya karena pekerjaannya yang membuatnya harus lembur dan dirasa tubuhnya terlalu lelah hari itu. Tetapi disaat Kyungsoo naik keatas tubuhnya dengan menggesek-gesekkan kemaluan mereka disertai kata-kata seduktif membuat Jongin tidak jadi istirahat dan jam lemburnya pun bertambah sampai jam tiga pagi.

Tangannya yang mungil ikut serta meramaikan kegiatan mereka dengan meraba-raba punggung Chanyeol. Sesekali naik ke kepala Chanyeol untuk menjambak dan menekan kepala itu supaya lumatan di dadanya semakin dalam. Chanyeol yang menyadari bahwa wanita dibawahnya ini sudah terlalu tenggelam dalam nafsunya hanya bisa menyeringai kecil di sela-sela gigitannya akan puting Kyungsoo. Dirinya merasa bangga akan kemampuannya dalam memberikan kenikmatan.

Bunyi 'plop' terdengar saat kuluman Chanyeol berhenti dan berpindah untuk mengulum bibir seksi Kyungsoo yang langsung disambut desahan tertahan dari sang submissive. Tangannya dan tangan Kyungsoo seakan berlomba ditubuh lawan bermainnya untuk meraba beberapa titik sensitif dan berusaha agar tidak ada satu jengkalpun yang terlewat. Bulu-bulu halus di dada Chanyeol disisir berantakan oleh Kyungsoo yang mencoba mencari puting dari pria jangkung ini. Saat ditemukannya tangan kanannya memelintir puting Chanyeol sedangkan tangan kirinya ia tuntun terus kebawah. Mulai menyelinap diantara celana katun yang Chanyeol kenakan.

Tubuhnya menegang kala ditangannya sekarang ada benda Chanyeol yang sangat keras dan besar. Sungguh, pikirannya tadi tidak salah. Punya Chanyeol lebih besar dari punya Jongin, jauh lebih besar. "Yeol. Kau..besar..aku.." racauannya jadi tidak jelas. Chanyeol yang menangkap kekagetan dari Kyungsoo hanya bisa terkekeh maklum. "Kenapa? Kau takut?" Gelengan didapatinya sebagai jawaban. "Punyaku ini sudah diakui nikmat kok. Tenang saja. Kau mau melihatnya?" Sisi sombong Chanyeol muncul saat ini. Dirinya mundur dan mencari sesuatu yang bisa digunakannya untuk sandaran lalu dengan perlahan membuka celana katunnya yang memang terlihat menggembung sampai kesejatiannya mencuat begitu saja saat lepas dari celana Chanyeol seakan sudah tidak sabar untuk menunjukan dirinya yang gagah.

Kyungsoo yang dapat pemandangan seperti itu hanya bisa bengong memperhatiakan. Tatatapannya tidak lepas dari milik Chanyeol yang sekarang berdiri tegak menjulang diantara kedua paha Chanyeol. Kakinya ia bawa mendekat dengan beban tubuhnya yang di tumpukan pada lutut ke arah si Chanyeol Junior. Tangannya dengan ragu di arahkan pada kepala penis Chanyeol yang sudah terlihat berlendir dibagian lubangnya, mengusapnya perlahan sehingga cairan pre-cum milik Chanyeol rata ke bagian atas kepala penis pria itu. Chanyeol yang memerhatikan tingkah Kyungsoo hanya bisa menahan desahnya yang sudah diujung bibir. Sedikit gemas karena Kyungsoo hanya melakukan sentuhan kecil itu cukup lama sampai dirasanya sesuatu yang hangat menghisap kepala penisnya cukup kuat.

"Kyung arrrgh." Masa bodo dengan geramannya. Hisapan Kyungsoo yang begitu tiba-tiba terlalu memabukkan. Memang hanya bagian atas penisnya saja yang dimanjakan karena Chanyeol sadar milikya yang panjang tidak akan muat di mulut mungil Kyungsoo. Tetapi kuatnya hisapan serta remasan dibagian penis yang tidak ikut masuk ke rongga hangat itu membuat Chanyeol merasa melayang seketika. Kepalanya pening seakan dirinya diangkat tiba-tiba.

Kyungsoo mencoba membaca ekspresi yang Chanyeol tunjukan dari bawah. Dilihatnya Chanyeol yang menengadahkan kepala dengan mulut terbuka menggambarkan seberapa nikmat hal yang ia kerjakan saat ini. Ditambahnya lagi kekuatan hisapannya yang menyebabkan Chanyeol meremat salah satu payudara Kyungsoo. Dia suka respon Chanyeol yang seperti itu sehingga terus dilakukannya berulang-ulang sambil menaik-turunkan hisapannya disepanjang penis Chanyeol sampai gerakannya tertahan oleh tangan Chanyeol sendiri.

"Tahan soo. Aku mau keluar," ujarnya dengan suara berat. Kyungsoo yang mengerti pun segera melepas genggamannya dan bergerak kepinggir. Tetapi kalau Chanyeol mau keluar kenapa tidak dikeluarkan saja? Dia bahkan sering menelan sperma Jongin.

"Terlentanglah. Giliranku untuk mencecap rasa mu." Oh. Jadi karena ini? Supaya mereka adil begitu? Baiklah. "Okay. Aku butuh service yang hebat," balas Kyungsoo dengan nada jenaka yang ditanggapi Chanyeol dengan menggigit kecil ujung hidungnya. "Pasti sayang.."

Kyungsoo sudah berbaring pasrah dengan kaki sedikit terbuka. Matanya memerhatikan Chanyeol yang memandagi tubuhnya dengan tatapan memuja lagi. Gerakan seduktif dimulai Chanyeol dengan meraba pinggiran celana legging Kyungsoo yang masih membalut kaki ramping wanita mungil ini disertai dengan kecupan-kecupan untuk sisi yang berhasil terlihat setiap Chanyeol makin menurunkan celana tersebut. Saat legging Kyungsoo sudah sepenuhnya terlepas menyisakan panties berwarna hitam, Chanyeol melebarkan kedua sisi kaki Kyungsoo sehingga kini kepalanya berada didepan kemaluan Kyungsoo yang masih tertutup.

Menyadari posisinya yang memalukan membuat dirinya menghalangi pandangan dengan tangan yang menempel di sisi luar kelopak matanya. "Hei jangan ditutup. Lihatlah apa yang akan aku lakukan dan nikmati, okay?" Itu suara Chanyeol yang menyuruh dengan tangan besarnya yang juga memegang tangan Kyungsoo mencoba menyingkirkan organ tersebut dari hadapan mata Kyungsoo.

Chanyeol mulai mengecupi kemaluan Kyungsoo yang dibatasi oleh celana dalam hitamnya dari luar. Lidahnya menjilat-jilat mencoba menekan satu gumpal daging kecil yang ada di dalam sana. Kyungsoo yang mendapat perlakuan seperti itu hanya bisa mendesah keras. Dirasakannya cairan yang sedari tadi memang keluar dari kemaluannya semakin banyak terproduksi. Jari Chanyeol menyingkap celana dalam Kyungsoo dari samping sehingga vagina merah muda Kyungsoo yang ditumbuhi bulu-bulu halus terlihat sebagian. Dijilatnya cairan yang keluar dari sana sampai bersih. Walaupun ia sadar pasti cairan itu akan keluar lagi dan lagi.

Pinggiran celana dalam Kyungsoo ditarik kebawah mencoba untuk dilepaskan, membuat Kyungsoo sedikit mengangkat pinggulnya guna membantu usaha Chanyeol untuk menelanjangi dirinya. Langsung saja ia lumat bibir bawah milik Kyungsoo saat vaginamerekah tersebut terpampang didepan wajahnya. Di kecup-kecupnya seperti mencium bibir Kyungsoo, lidahnya ia tanamkan di lubang vagina wanita ini guna menarik keluar semua cairan yang ada didalamnya. Sementara lidahnya masih berputar liar di dalam lubangnya, klitoris Kyungsoo menjadi korban sasaran hidung mancung pria jangkung ini karena tidak berhenti menekan nekannya sedari tadi diselingi dengan senggolan-senggolan halus.

"Aah Chaaan~ Channie~ A-aku tidak tahan..." Desahan Kyungsoo yang sedari tadi memanuhi ruangan itu semakin keras saat Chanyeol merasakan lidahnya terjepit di lubang vagina Kyungsoo. Chanyeol yang menyadari kalau wanita ini sudah dekat dengan orgasmenya hanya memperliar gerakan lidahnya. Tangannyapun ikut meremat payudara Kyungsoo, tangan yang satunya mengelus-elus pelan lubang anal wanita ini yang juga berkedut-kedut. "Chaaaan... Aku keluaaarhhh~ aaah~" Sungguh indah desahan Kyungsoo saat mendesahkan namanya mengiringi waktu orgasmenya.

Chanyeol yang masih berada di antara kaki Kyungsoo menghisap habis cairan kenikmatan yang wanita ini keluarkan. Seakan tidak mau ada yang terbuang sia-sia. Kyungsoo yang baru saja mengalami badai orgasme hanya bisa terengah-engah, kakinya masih merapat menjepit kepala merah tersebut. Matanya memandang langit-langit rumah Chanyeol dengan berkedip untuk menghilangkan rasa pusingnya sesaat.

Masih dengan kesadaran yang diambang batas, dirasakannya sesuatu yang keras menggesek bagian terluar kewanitaannya. Itu penis Chanyeol. Bisa dilihat penis itu hanya bergerak maju mundur tanpa mau masuk kedalam lubangnya. "Aah owh.. Chaan.. masukkan saja," pintanya sedikit merengek.

Chanyeol hanya mengabaikan permintaan Kyungsoo. Dia hanya mau menggoda wanita dibawahnya ini sekaligus pemanasan ulang untuk penisnya yang sempat menganggur. "Sabar sayang, pasti aku masukkan, tapi nanti," ucapnya sambil mengecup pelipis Kyungsoo tanpa menghentikan gerakan maju mundurnya.

Gerakan tersebut bertambah liar seiring dengan kejantanan Chanyeol yang mulai terasa tegang lagi. Tanpa aba-aba dia masukkan kesejatiannya yang panjang dan besar ke dalam lubang kenikmatan Kyungsoo yang menyebabkan teriakan penuh pemujaan dari keduanya.

"Arrgh Chaan.."

"Kyung, kau sempit sekali. Aku arrgh hah hah"

Desahan tersebut terus bersahut-sahutan mengiringi penyatuan mereka yang terbilang cukup kasar. Cairan Kyungsoo yang tersisa didalam lubangnya membantu proses masuk penis Chanyeol yang tidak bisa dikatakan kecil. Kyungsoo bahkan mencakar punggung bidang Chanyeol guna meredakan sakit yang dirasakannya saat penis Chanyeol menyeruak di dalamnya, memenuhi sisi-sisi vaginanya yang belum pernah terjamah. Bisa ia rasakan penyatuannya sekarang lebih nikmat dari yang pernah ia rasakan bersama Jongin. Sisi terdalamnya seakan dibuka lebar oleh penis besar Chanyeol sampai bisa ia rasakan mulut rahimnya yang berciuman oleh kepala penis pria gagah diatasnya ini.

"Oh Chan, aku penuh. Sungguh," racaunya tidak jelas. Tubuhnya terhentak keatas dan kebawah sesuai dengan irama yang Chanyeol berikan " Inih lebih nikmath aahh.."

Chanyeol yang mendengar itu hanya bisa terkekeh bangga. "Apa aku lebih nikmat dari suamimu?" tanyanya seduktif persis di sebelah telinga Kyungsoo tanpa memperlambat tempo genjotannya. "Mantannhh Chaaan... ya disitu terus tumbuk disit-aaah.. Chanyeooool~" jawab Kyungsoo diantara kenikmatan yang melandanya saat titik kenikmatannya ditubruk keras-keras seakan kewarasannya sudah tidak ada.

Gerakan pinggul itu masih terus berlanjut sampai dirasakannya vagina dibawahnya mengetat menekan disekitar penis Chanyeol "Soo, jangan diketatkan hah.. aku bisa sajah.. keluarhh" bisik Chanyeol putus asa. "A-aku sudah dekat yeolh.." balas Kyungsoo memberi tahu bahwa sebentar lagi wanita ini akan mendapatkan orgasmenya yang kedua. Tangannya sudah gemas meremas rambut merah Chanyeol yang sekarang sudah berada di dadanya lagi untuk menghisap bergantian putingnya.

Dirematnya payudara kanan Kyungsoo begitu tau wanita ini akan sampai. Laju genjotannya pun makin ditambah seakan dia adalah kuda yang sedang bersenggama. Begitu kuat begitu berstamina. Sampai teriakan Kyungsoo yang menandakan dirinya sampai menggaung disekitar mereka. Vaginanyapun makin ketat menjepit milik Chanyeol, memancing sperma Chanyeol yang tertahan sedari tadi untuk ikut dileburkan. "Soo-yah, aku datang ngh.."

Cairan hangat pun terasa membanjiri sisi dalam tubuh Kyungsoo, memenuhi lubang rahimnya dengan volume yang banyak sampai ada yang keluar menetes diantara penis Chanyeol dan lubang ketatnya. Napas memburu mereka masih bersahutan di ruang tengah tersebut. Kepala Chanyeol yang sekarang terantuk diantara leher Kyungsoo mengecup pelan leher menuju ke pipi lalu kebibir dan terakhir di dahi wanita mungil ini seakan membarikan ketenangan atas apa yang terjadi barusan.

Kyungsoo hanya bisa tesenyum kecil. Tangannya yang tadi mencakar liar punggung Chanyeol sekarang mengelus tubuh itu juga kepala yang dihiasi rambut merah tersebut.

"Hyung..." suara berat dari luar menyadarkan kedua insan berbeda kelamin ini. Buru-buru mereka mencoba merapihkan keadaan tubuh mereka. Tetapi belum sempat niatan itu terlaksana, sosok pemuda dengan tubuh tinggi serta alis tajam itu sudah keburu masuk dan mendapati pria dan wanita dengan posisi sang pria yang sedang menimpa wanita dibawahnya dengan penis si lelaki yang menancap di kewanitaan perempuan bermata bulat.

Sehun baru akan mengusir pasangan gila yang bercinta dirumah barunya ini sebelum menyadari bahwa salah satu dari pasangan tersebut adalah kakaknya sendiri. Ia langsung mengenalinya dari rambut ngejrengnya yang merusak mata itu.

"Boleh aku bergabung?"

TBC

catatan eray:

A-apa ini? Gue nulis NC yawlaaa.. maafkan daku kalau failed..

Baru terjun buat nulis udah bikin ff nista macam ini *sujud

Dan ini udah buka kan? Jadi ga bikin batal kan? Hahaha