Hola minnacchi! maaf banget nih kyo jarang muncul T.T. Kyo lagi sibuk sama berbagai hal jadi baru sempet ngeramein fandomnya hari ini. Iya iya Kyo tau masih banya ff yang masih belom kyo lanjutin.. jadi tolong sabar yah.. kalo bisa minggu depan kyo bakal update ff yang lain buat bayar kesalahan kyo oke? kali ini ff kyoagak ngefeel nih.. bersiap aja yah :v saa, CHECK IT OUT MINNA!


IRI

.

.

.

warning: bahasa indonesia tidak sesuai EYD, typo, OOC, OOT, Plot gak jelas, SHO-AI, BOIFANG, DLL

Disclaimer: Boboiboy punya Animonsta,ok?

.

.

,


Fang iri. Fang iri dengan Boboiboy yang mempunyai apa yang dia inginkan. Kepopuleran, kekuatan yang lebih kuat darinya, bakat dan kemampuan yang bagus dan pujian dari semua orang. Sebenarnya beberapa hal ini tidak terlalu masalah karena Fang sendiri kadang mendapatkannya walau tidak sebanyak Boboiboy. Tapi ada hal yang Boboiboy punya sementara Fang tidak bisa mendapatkannya, kasih sayang dari teman dan keluarga. Fang selalu iri saat melihat Tok Aba memuji dan memberi kasih sayang pada cucunya itu. Fang selalu iri saat melihat teman-teman Boboiboy yang selalu mendukung dan menyemangati Boboiboy saat mulai jatuh. Terlebih lagi, Ia iri pada Boboiboy yang mempunyai tempat bersandar dan mengadu sementara ia tidak punya. Kadang, Fang benci melihat hal itu. Silahkan katakan kalau dia egois dan keanak-anakan, tapi memang itu yang ia rasakan. Abangnya, Kaizo, sibuk dengan tugasnya untuk menjaga keamanan galaksi. Bahkan, menelpon hanya untuk sekedar melepas rindu pun jarang. Alhasil, Ia tidak mempunyai seorang pun untuk mendukung dan menghiburnya disaat dia jatuh. Bahkan, untuk seseorang untuk menemaninya mengobrol dan berbagi keluh kesah pun tak ada. Sesekali, jika ia sudah tidak bisa menahannya , Ia hanya bisa meringkuk, menangis bahkan menjerit sendiri di rumahnya. MIris memang, tapi apa yang bisa dilakukannya? Toh, hanya dengan cara inilah setidaknya perasaanya akan lebih baik dan menjalankan hari-harinya seperti biasa.

Hari ini Fang menjalankan kegiatannya seperti biasa. Ia berangkat ke sekolah, berusaha menghiraukan keadaan yang ada disekitarnya, masuk ke kelasnya, menaruh tasnya di tempat favoritnya dikelas-meja belakang dekat jendela—, dan menjalankan aktivitasnya sebagai murid biasa. Saat bel istirahat berbunyi, ia pergi ke kantin untuk membeli makanan favoritnya, donat lobak merah. Ketika ia sudah mendapatkan makanannya, ia hendak kembali ke kelas. Ia berjalan sambil terlarut dalam pikirannya hingga secara tak sadar ia menabrak seseorang. Ia menganggkat kepalanya, hendak meminta maaf pada orang yang ditabraknya sampai ia sadar kalau orang yang ditabraknya itu orang yang selalu membuatnya iri, Boboiboy. Ah, apa aku sudah mengatakan kalau Fang juga iri pada Boboiboy yang sekarang lebih tinggi daripadanya?

"Ah Fang, maaf aku tidak sengaja. Aku terlalu terburu-buru tadi jadi tidak melihatmu." Ucap Boboiboy sambil menggaruk canggung bagian belakang lehernya.

"Hn. Tidak apa-apa. Aku duluan." Balas Fang sambil membetulkan posisi kacamatanya.

Saat Ia hendak berjalan menjauhi Boboiboy, Ia merasa tangannya ditahan oleh Boboiboy. Menoleh kearah si pelaku, Fang memasang wajah datar.

"Apa?" tanya Fang singkat.

"Mau makan bersama?" Tanya Boboiboy.

Fang terdiam, mencoba memproses kata-kata Boboiboy. Boboiboy hanya menatap bingung kearah Fang dan hendak memanggil Fang sampai terdengar balasan "Tidak, terima kasih." dan Fang yang menarik tangannya dari genggaman Boboiboy. Tapi, sepertinya Boboiboy tidak begitu peduli dengan jawaban Fang dan menarik tangan Fang lagi untuk ikut dengannya.

"He-hei! Bagian mana yang kau tidak mengerti dari "Tidak, terima kasih.", hah?!" Fang setengah berteriak, tidak terima karena Ia diseret begitu saja oleh Boboiboy.

"Aku mengerti kok. Cuma, sekali-kali kau harus berkumpul dengan teman-teman,kan? Walau itu hanya sekedar makan siang bersama." Ucap Boboiboy sambil tetap menari Fang kearah taman sekolah.

Fang terdiam kemudian tertawa sebentar.

"Berkumpul dengan teman-teman katamu? Jangan bercanda." ucapnya pelan

Boboiboy yang merasa ada yang aneh dengan Fang kemudian berhenti dan menghadap kearah Fang. Fang kemudian menarik tangannya kasar dari genggaman Boboiboy dan menunduk.

"Kau kenapa, Fang?" tanya Boboiboy bingung.

"KAU YANG KENAPA! KAU BERUSAHA MENGHINA KU, HAH?!" Teriak Fang. Ia bersyukur sekarang taman sekolah agak sepi. Karena kalau tidak, mungkin mereka akan dilaporkan ke guru.

"Ha-hah?"

"KAU PIKIR AKU PUNYA TEMAN, HAH?! TIDAK ADA SEORANG PUN YANG MAU BERTEMAN DENGAN KU!" Fang berteriak sambil mengangkat kepalanya kepalanya kearah Boboiboy.

Boboiboy hanya terdiam menanggapi hal tersebut kemudian angkat suara,

"Tapi, bagaimana dengan Gopal, Yaya, Ying dan Ochobot? Bagaimana dengan teman yang lain? Bagaimana dengan ku?"

Fang kembali menunduk dan tertawa lirih.

"Hahaha… kau pikir mereka menganggap ku sebagai teman mereka?"

"Ten—"ucapan Boboiboy terpotong dengan teriakan dari Fang.

"TIDAK! APA KAU TIDAK LIHAT TATAPAN MEREKA SAAT MEREKA MELIHATKU?! MEREKA TIDAK INGIN AKU BERADA DI DEKAT MEREKA!"

Boboiboy terdiam, tak tau harus membalas apa.

"SAAT KITA BERTARUNG MELAWAN MUSUH, SAAT AKU TERLUKA PARAH, MEREKA LEBIH MEMERHATIKAN DIRIMU DAN MELUPAKAN AKU!"

"I-itu…"

"DAN KAU! AKU TIDAK PERNAH MENGANGGAPMU SEBAGAI TEMAN! AKU TIDAK SUDI DEKAT DENGANMU KALAU BUKAN UNTUK BERTARUNG! BAHKAN AKU BERHARAP TIDAK PERNAH BERTEMU DENGAN MU SEUMUR HIDUPKU! KAU HANYA MEMBUAT AKU KESAL DAN MENDERITA!"

Boboiboy terkejut mendengar kata-kata yang dilontarkan Fang. Dadanya merasa sesak saat Fang mengatakan kalau Ia hanya membuat Fang menderita. Ia ingin membalas perkataan Fang. Tapi entah kenapa, otak dan mulutnya bekerja sama untuk menyuruhnya tetap diam. Fang terengah-engah karena terlalu emosi. Merasa Boboiboy tak membalas perkataannya, ia menarik napas panjang, menghembuskannya perlahan dan melanjutkan berbicara,

"Aku tahu aku tidak punya siapa-siapa. Aku tahu aku tidak seterang kau. Tapi, bukan berarti hal itu membuat orang merendahkan ku. Jadi, berhentilah mengganggu ku…"

Fang kemudian berbalik, berjalan menjauhi Boboiboy. Boboiboy yang melihat hal itu hanya terdiam. Ia bingung. Ia bingung kenapa Fang semarah itu. Ia ingin menahan Fang lagi dan meminta penjelasan pada Fang. Namun, tanpa Ia sadari, Fang sudah berjalan jauh darinya. Boboiboy hanya bisa mendecih frustasi dan mengepal tangannya erat-erat. Ketika bel berbunyi, ia berjalan sambil menunduk menuju kelasnya.


Boboiboy bingung. Bingung dengan sikap Fang yang selalu saja dingin. Ia selalu berusaha membuat Fang setidaknya tersenyum. Namun, bukannya berhasil, keadaanya malah bertambah buruk, seperti sekarang ini. Ia hanya bermaksud untuk mengajak Fang makan bersama dengan teman-temannya yang lain. Tak disangka akan berakhir seperti ini.

Boboiboy kemudian menghela napas lelah dan membenturkan kepalanya keatas mejanya. Sakit, tapi setidaknya cukup membantunya untuk melupakan kata-kata Fang tadi. Gopal yang melihat tingkah kawannya itu kemudian berjalan mendekati Boboiboy dan menepuk bahu kawannya itu.

"Kau kenapa Boboiboy?"

Boboiboy menoleh kearah Gopal dan menjawab, "Ah… Gopal rupanya." Kemudian ia kembali meletakan kepalnya diatas meja.

"Ey, Kau belum menjawab pertanyaanku,la."

Boboiboy hanya menghela napas dan menutup matanya.

"Tidak apa-apa… hanya sedikit lelah…" Ucap Boboiboy.

"Kau mau ku antar ke UKS?" Tawar Gopal.

"Ah, Tidak usah… lagipula sekarang sampai pulang nanti jam kosong. Aku tidur disini saja." Jawabnya sambil melihat lengannya dan menaruh kepalanya.

"Oh, yasudah kalo begitu. Tapi kalau mau ke UKS bilang ya, biar nanti ku antar."

"Iya, iya. Udah sana balik ke meja mu." Ucap Boboiboy sambil membenamkan kepalanya kedalam lipatan lengannya.

Merasa Gopal sudah jauh darinya ia menolehkan kepalanya kearah luar jendela. Angin yang datang menerpa wajahnya perlahan membuat matanya semakin berat. Ia terdiam sejenak saat melihat langit kemudian ia membatin, 'Apa Fang benar-benar berpikiran seperti itu?'. Setelah itu ia memejamkan mata dan terlelap.

.

.

.

To be Continued(or no?)


YAK! sekian dulu cerita kyo buat chap ini. Akhir kata, MIND TO REVIEW/REQUEST PLOT?

v

v

v