Chapter 1 : Hello!

MOM

Main Cast : Byun Baekhyun. Park Chanyeol

Genre : Romance, Family

.

.

THIS IS GS FOR UKE! TYPO

.

HAPPY READING!

Baekhyun sibuk mengutuk eommanya. Bagaimana tidak? Gadis bermarga byun tersebut sudah masuk semester 4 dan eommanya ingin ikut mengambil nilai mata kuliahnya. Ya Tuhan, ia bukan anak kelas 1 sekolah dasar yang perlu bantuan orang tua untuk mengambilkan rapot.

Sejak semalam, gadis manis ini sudah uring-uringan. Sebisa mungkin menolak secara halus keinginan orang tuanya dengan berbagai alasan. Entah karena dosennya tidak masuk atau letak ruangannya yang jauh dari parkiran. Bahkan mahasiswa yang sering menggoda ibu-ibu juga turut dijadikan alasan.

" Baekhyun-ah, memangnya kenapa kalau eomma ke kampusmu?"

Nyonya Byun bertanya penuh selidik pada putrinya itu. Baekhyun mengerucutkan bibirnya. Tak habis pikir dengan akal pikiran wanita tua itu.

"Eomma, aku malu.. Aku kan bukan anak sekolah dasar lagi" Baekhyun merajuk dengan puppy eyesnya. Salah satu senjata khas untuk meluluhkan hati siapapun. Well, tapi itu tak berlaku untuk Nyonya Byun.

Nyonya Byun menatap putrinya penuh sayang. Umurnya sudah 20 tahun dan putrinya itu masih saja berperilaku layaknya gadis umur 10 tahun. " Tenanglah. Eomma kan hanya ingin tahu nilai mu. Memangnya salah dengan itu? Eomma janji tak akan bertingkah menyebalkan"

"T-tapi.."

"Kenapa, takut kalah cantik dengan eomma mu?"

Baekhyun ternganga mendapati lelucon garing eommanya. Heol, wanita di hadapannya benar-benar tak tahu umur. Usianya sudah berkepala empat dan ia masih ingin adu kecantikan dengan anaknya yang baru berumur 20 tahun, berparas cantik dengan hidung bangir, mata berkilau, dan pipi yang menggemaskan. Kurasa kalian sudah tau siapa pemenangnya.

Nyonya Byun melepas tawanya kala mendapati Baekhyun ternganga. Ia cukup percaya diri dengan penampilan modis dan wajah yang menurutnya tak kalah cantik dengan putrinya itu.

Dan Baekhyun hanya bisa menghela napas pelan melihat kelakuan eommanya. Katanya, ia tidak akan bertingkah menyebalkan tapi sekarang saja sudah begini. Ia benar-benar tak habis pikir jika besok eommanya ikut ke kampus dan bertemu teman-temannya. Hancur sudah image cantik nan menawan miliknya selama berkuliah di kampus tersebut.

Ketika Nyonya Byun tengah sibuk dengan tawanya dan baekhyun yang sibuk menyumpah serapahi ibunya itu, munculah sosok ketiga di antara mereka. Bukan, bukan Tuan Byun. Ialah Byun Sehun, tak lain adalah adik Baekhyun.

Sehun menatap dua wanita berbeda usia itu. Bibirnya melengkung ke atas kala mendapati sang kakak yang cemberut. Sejujurnya, Sehun bukan tipikal adik yang baik, yang selalu menanyakan 'kenapa?' ketika kakaknya cemberut. Harus diakui, ia senang melihat Baekhyun menderita.

"Wah! Noona, cantik sekali wajahmu!"

Bagus, kata pertama yang keluar dari mulut Sehun membuat mood Baekhyun semakin jelek. Langsung saja, ia mengambil bantal dan melemparkannya ke wajah tampan sang adik.

" Byun Sehun, tunggu pembalasanku!" Api di sekitar kepala Baekhyun mulai berkobar. Matanya mendelik ke arah Sehun dengan tangan yang tergenggam. Sedikit saja, Sehun bertingkah menyebalkan, ia akan mati di tangan Baekhyun hari ini juga.

Nyonya Byun melihat pemandangan kedua putra-putrinya dengan sedikit khawatir. Dua sejoli itu bisa saja bertengkar hebat dan membuat seluruh isi rumah berantakan. " Baekhyun, Sehun, jangan mengacau!"

"Eomma, jangan membela cadel kurang ajar itu. Ia yang mulai semuanya"

Oke, pertarungan ini telah dimulai dan diawali oleh si cantik Byun Baekhyun.

"Noona, aku hanya bertanya. Kau saja yang terlalu sensitif" Byun Sehun tengah mengirimkan pesan kematian dengan menjulurkan lidah dan memincingkan mata ke arah sang kakak.

" YA! Sehun! Kau ingin mati sekarang? "

" Well, noona harus mati duluan sebelum aku"

" BYUN SEHUN!"

" Hei, sudahlah! Kalian ini sudah besar kenapa harus bertengkar terus setiap hari?"

Kesabaran Nyonya Byun benar-benar sudah di ubun-ubun. Baekhyun dan Sehun, kakak-beradik yang saling menyanyangi walaupun setiap hari berkelahi. Sebagai seorang ibu, Nyonya Byun cukup lelah dengan itu.

Sebelum amarah Nyonya Byun benar-benar memuncak, dua kakak-beradik ini langsung melempar senyum (palsu) dan berpelukan. Setelah itu, Sehun langsung mendudukan diri bersama eomma dan kakaknya.

"Eomma, kenapa noona bertingkah aneh begitu?" tanya sosok paling muda diantara keluarga Byun ini.

Nyonya Byun tersenyum licik dan menyilangkan tangannya di depan dada. " Noona mu tidak mau eomma datang ke kampus. Cih, padahal kan eomma hanya ingin bertemu teman-teman noona-mu. Siapa tahu, ada yang tampan. Ah, masa kuliah benar-benar indah. Hahaha"

Sehun dan Baekhyun benar-benar sweatdrop melihat Nyonya Byun yang masih asik berkhayal.

" Eomma, berhenti bersikap seperti ini" Baekhyun memandang sebal ke arah eommanya. Gadis bermata sipit itu mendengus kesal sambil memperhatikan sang adik yang mulai terseyum (setan).

Sehun yang mendengar celotehan antara eomma dan kakaknya hanya bisa tertawa. Ia teringat akan satu hal yang membuat sang kakak tak ingin eommanya datang ke kampusnya.

" Eomma, kau tahu apa yang membuat Baekhyun-noona tak ingin eomma datang ke kampusnya?"

"Wae? Apa itu Sehun-ah?" tanya Nyonya Byun penuh selidik.

"Ini pasti tentang seseorang yang sangat dekat dengannya. Eomma tahu lah, apa yang terjadi antara remaja laki-laki dan perempuan." Ucap Sehun sembari mengerlingkan mata ke arah sang eomma.

Baekhyun tahu apa maksud pembicaraan ini. Ia memberi deathglare kepada sang adik, seakan peringatan kalo ia berkata lebih jauh lagi, maka ini akan menjadi hari terakhirnya hidup di dunia. Ia bersumpah akan membunuh Byun Sehun, memutilasinya menjadi bagian yang lebih kecil, lalu akan ia beri kepada kucing kesayangannya, Baekby.

" Sehun-ah, apa noona-mu punya pacar?"

Sehun memberikan smirk andalannya. " Ya, itu dia. Ini pasti tentang pacar Baekhyun noo—"

"SEHUN-AH, KAU INGIN MATI, HAH?"

Baekhyun bangkit dan mengepalkan tangannya di dahi sang adik. Wow, ini akan menjadi turnamen tinju antar keluarga yang tak kunjung menyentuh kata 'berakhir'.

"Byun Baekhyun, apa kau punya pacar? Siapa namanya?" tanya Nyonya Byun tanpa ekspresi. Nada bicaranya pun terkesan dingin.

" T-tid-dak begitu eomma, aku.. aku bisa jelaskan" Baekhyun benar- benar panik. Kalau sudah begini, ia tak tau harus berbuat apa. Dan akhirnya, ia hanya bisa mendengus pasrah sambil mendudukan dirinya di sofa.

" Baiklah eomma, aku sudah punya pacar"

"Benarkah? Siapa namanya? Apa dia tampan?"

Di luar perkiraan Baekhyun, eommanya ini malah berteriak senang dengan mata berkilauan. Bahkan teriakannya sudah cukup membuktikan betapa semangatnya ia.

Baekhyun cengo sendiri. Ia bahkan dibuat speechless melihat kelakuan aneh bin ajaib wanita di hadapannya itu.

Tak lain pula dengan Sehun. Huh, ia bahkan sempat berharap eommanya akan memarahi sang kakak. Well, kalau sudah begini, kedudukan akan berbalik. Dapat dipastikan, kakaknya akan memukulinya setelah ini.

" Namanya Chanyeol-hyung, eomma. Dia mahasiswa jurusan bisnis. Mereka sudah berpacaran dari setahun yang lalu. Saat itu, Chanyeol-hyung menembaknya di lapangan basket. Lalu, ia memberi Baekhyun-noona sebatang coklat, bunga dan album fotonya dari awal ia masuk kampus." Sehun berceletuk seenaknya, seakan ia tahu lika-liku kehidupan percintaan Baekhyun.

" Sebenarnya, yang pacaran itu dia atau aku, sih" maki Baekhyun dalam hati.

" Chanyeol-hyung itu sangat baik. Dia sering bermain basket denganku. Aku bahkan bingung, kenapa ia mau dengan nenek sihir ini."

Nyonya Byun tersenyum mendengar cerita Sehun mengenai pacar putrinya itu. "Baiklah, sudah eomma putuskan, untuk ikut ke kampusmu. Sekalian, ingin berkenalan dengan calon menantu eomma. Hahaha" tawa Nyonya Byun menggelegar di sepanjang ruang tengah. Wanita cantik yang tak lagi muda itu, beranjak ke kamarnya, meninggalkan dua orang berbeda kelamin yang saling bermusuhan.

Sehun memandangi kakaknya yang masih terdiam. Selepas kepergian eommanya, ia pikir sang kakak akan membantainya habis-habisan. Tapi lihatlah, ia malah sibuk melamun entah apa yang dipikirkannya. Bagus, ini adalah saat yang tepat untuk kabur seribu langkah.

Baekhyun masih terdiam dan tak tahu situasi apa yang sedang berlangsung. Kemarin, ia baru saja bertengkar dengan sang kekasih dan ia memutuskan untuk mogok bicara. Tapi, apa yang terjadi sekarang. Eommanya ingin bertemu dan berkenalan dengan kekasihnya. Hell, ia harus bicara apa jika eommanya tahu mereka sedang bertengkar.

Baekhyun masih sibuk menerawang langit-langit. Ia ingat ada satu orang yang patut disalahkan atas kejadian ini. Orang itu harus mendapat paling tidak cekikan di leher atau cakaran di sekujur lengannya. Ya, Byun Sehun harus bertanggung jawab atas semua ini!

Ketika gadis mungil ini hendak berteriak, ia bingung dengan sosok di sampingnya yang tiba-tiba saja menghilang. Dasar, ia pasti melarikan diri lagi. Byun Sehun, awas kau!

.

-MOM-

.

Kyungsoo menyajikan segelas teh di hadapan sang kakak yang terlihat lemas. Peluh mengucur begitu saja di wajah tampannya. Napasnya tersenggal-senggal. Entah kemana image cool dan tampannya selama ini.

" AH, AKU BISA GILA!"

"Chanyeol-oppa, apa-apaan sih. Kenapa berteriak seperti orang kesurupan gitu." Ia membulatkan matanya menjadi semakin bulat kala mendapati teriakan sang kakak. Ia mulai mendudukan tubuh mungilnya di sofa sebelah.

"Dosenku, kyung. Dosenku" Chanyeol mulai mengatur napasnya. Tangannya sibuk menghapus peluh yang sedari tadi tak henti mengucur.

"Dia gila. Aku harus menyelesaikan proyek ku malam ini juga, kalau mau nilai mata kuliahku bagus. Astaga, kenapa harus ada orang seperti dia, sih" Ungkap Chanyeol dengan segala keluh kesahnya.

Sang adik tentu saja tak hanya diam mendengar gerutuan laki-laki bermarga Park itu. Ia mulai menyodorkan segelas teh yang telah ia persiapkan untuk kepulangannya.

" Sudahlah, oppa. Aku akan membantumu sebagian nanti." Ucap Kyungsoo santai sembari mengibaskan tangannya.

Chanyeol tersenyum remeh mendengar ucapan Kyungsoo. "Apa yang bisa dilakukan anak desain jika berhubungan dengan bisnis, ha? Tak usah sok pandai, lah." Chanyeol tertawa dengan suara husky nya yang begitu menggema. Mengacuhkan Kyungsoo yang bersedekap dada sambil menatapnya penuh amarah.

"Ya, Park Chanyeol! Berhenti tertawa sebelum aku memukulmu!" Gadis bertubuh mungil itu mulai beranjak dari tempatnya

"Wae? Pukul saja. Aku tak takut."

"KU SUMPAHI, KAU TAK AKAN MENYELESAIKAN TUGASMU ITU. DAN JANGAN HARAP KAU BISA LULUS TAHUN DEPAN" Teriakan Kyungsoo benar-benar maha dahsyat. Chanyeol sediri tak tahan dengan suara adiknya itu. Ia bahkan sempat berpikir, bagaimana adiknya bisa cerewet itu sedangkan eommanya adalah wanita lemah lembut?

Berbicara tentang nyonya park, wanita itu kini menghampiri putra-putrinya yang berseteru di sofa putih kesayangannya. Tentu saja, Nyonya Park juga tak tahan dengan teriakan putrinya. Ia memutuskan untuk mengampiri mereka.

"Chanyeol, Kyungsoo, kenapa lagi?" Tanya Nyoya Park yang kini mulai mendudukan diri diantara kedua anaknya. Wanita yang tak lagi muda itu masih terlihat cantik. Kulitnya putih bersinar walau terdapat sedikit kerutan. Kacamata baca yang dikenakannya justru menambah kesan lemah lembut yang dimilikinya.

" Eomma pulang? Tidak ke Butik?" Chanyeol berseru riang sambil memeluk eommanya penuh kasih sayang. Lelaki ini teramat mencintai eommanya. Dan ia tak segan bermanja-manja sekalipun di depan adiknya sendiri.

Kyungsoo mendecih melihat kelakuan sang kakak. Apa-apaan coba. Park Chanyeol itu lebih tua darinya, apalagi ia seorang laki-laki tulen. Dan sekarang, good! Ia bahkan bermanja-manja layaknya anak usia lima tahun yang mengadu pada ibunya.

Nyonya Park masih sibuk mengelus kepala putranya. Baginya, Park Chanyeol tetaplah Chanyeolie kecilnya. Sedingin apapun ia, semarah apapun ia, ia tak akan pernah tahan untuk mendiamkan ibunya. Ia tak segan bercerita mengenai apa saja yang dianggapnya masalah. Kini Chanyeol-nya sudah besar. Tampan, pintar, dan ia yakin banyak wanita yang terpikat pada putra sulungnya itu. Meski begitu, Nyoya Park senang, Chanyeol-nya tak pernah berubah.

Beda lagi dengan adiknya. Park Kyungsoo jauh berbeda. Wanita dewasa yang ingin mengatasi segala masalahnya seorang diri. Tak lupa dengan kicauan mulutnya yang menerocos begitu saja. Akhir-akhir ini Kyungsoo mulai mengupgrade teriakannya ke level yang lebih tinggi. Ia lebih sering berteriak pada kakaknya dan bercerita panjang lebar tanpa jeda sedikitpun pada appanya.

Omong-omong, ia lebih dekat dengan appanya, ketimbang eommanya. Satu hal lagi, yang menjadi keanehan gadis bermata belo itu. Ia sering berteriak tak karuan di kamarnya, seperti... seperti orang yang

Jatuh cinta?

Tenang saja, itu hanya pemikiran nyonya park..

Tapi, seorang ibu pasti punya batin yang kuat dengan anaknya, bukan?

Kembali lagi ke acara chanyeol yang memeluk eommanya erat dan Kyungsoo yang sibuk mencibir oppanya.

"Eomma dengar kau tadi sedang ada masalah. Ada apa Chan?"

"Intinya dosenku memberikanku tugas lembur semalaman. Kalau tidak nilai semesteranku akan tamat."

" Eiyy, bagaimana bisa seperti itu. Kau berbuat salah? Atau kau lupa mengerjakan tugas?"

"Ani, semua mahasiswa diberi tugas ini oleh dosen gila itu"

Chanyeol benar-benar pasrah. Sepertinya, ia harus ditemani lagi oleh laptop kesayangannya dan segelas kopi. Huh! Menyusahkan saja!

Nyonya Park tertegun sebentar menatap Chanyeol yang mendengus pasrah. Ia usap punggung putra tampannya. Seperti biasa, Kyungsoo hanya menatap kejadian itu tanpa minat. "Chanyeol-ah, malam ini kau kerjakan tugas itu dengan appamu. Saat penerimaan nilai semester nanti, eomma akan ke kampusmu dan menendang pantat si dosen gila itu"

Krik..krik..

...

Entah mengapa suasana mendadak hening.

"Hey, kenapa diam saja?" Nyonya Park bertanya pada kedua anaknya yang melamun serempak. Apa ada yang salah dengan ucapannya?

Lain lagi dengan Chanyeol dan Kyungsoo yang sama-sama melamun. Mata belo keduanya semakin belo saja. Jika digambarkan, mereka memiliki awan pikiran sendiri dalam benak masing-masing . Hingga tiba-tiba, "ANDWAE!" Park bersaudara itu tiba-tiba saja berteriak memecah keheningan.

"Eomma, jangan ke kampus plis. Aku akan bilang sendiri pada dosennya!"

" Chanyeol-oppa bener, tuh. Eomma ga usah ke kampus, hehehe"

" Kalian bersekongkol, ha?" Iris mata itu mendelik tak karuan. Tapi yang di dapati justru cengiran tanpa dosa milik putra-putrinya.

Nyonya Park menghela napas pelan. Beberapa menit lalu, keduanya bertengkar hebat. Tapi sekarang?

" Kenapa memangnya kalau eomma ke kampus?Eomma hanya ingin membantumu, Chan" tanya Nyonya Park lagi. Kacamata baca miliknya ia lepas dan ia taruh di meja yang berhadapan dengannya. Tampaklah mata bulat yang dimiliki seluruh keluarga Park.

"Tidak usah, eomma. Aku tidak mau eomma capek nantinya. Apalagi jika banyak orderan di butik" Jawab Chanyeol yang masih sibuk nyengir.

Nyonya Park hanya menggelengkan kepalanya melihat sang putra sulungnya. " Eomma tidak keberatan, Chan. Kan, ini demi kamu juga. Mengerti?" tatapannya berubah tajam seakan berbicara agar putranya itu tak usah mengkhawatirkannya.

"Eomma.. Aku dan Chanyeol-oppa kan sudah besar. Kami bisa mengatasi ini sendiri. Iyakan,oppa?" Kyungsoo merajuk dengan nada (sok) imutnya. Apalagi dengan kerlingan mata di bagian akhir. Sungguh ingin membuat Chanyeol muntah sekarang juga.

Lagi-lagi wanita paling tua diantara mereka menggelengkan kepalanya. Entah sudah berapa kali ia lakukan. Sepertinya Nyonya Park kita tak takut terserang asam urat ataupun tengeng. Wanita perkasa! Atau authornya hiperbolis, ya? Hehehe

"Park Kyungsoo, eomma tak bertanya padamu. Ini kan masalah Chanyeol."

"Ya sudahlah, eomma. Datang saja ke kampusku. Jangan lupa tendang bokong dosen gila itu" Chanyeol mendengus pasrah pada akhirnya. Iya tau, eommanya itu keras kepala. Lebih keras darinya tapi tak lebih keras dari Kyungsoo. Adiknya itu selalu menang apapun perdebatannya. Cih!

Dan entah mengapa kini Kyungsoo kalah begitu saja..

Seiring dengan Chanyeol yang pasrah, senyum Nyonya Park semakin melebar. Ouch, jangan lupakan princess Kyungsoo kita yang tengah mendumel dalam hati. Lihat saja wajahnya! Seakan ingin menelan Chanyeol hidup-hidup karena tak membelanya. Ayolah! 2 lawan 1. Tentu saja kalah.

" Baik, Chan. Akan eomma tendang pantatnya. Kalau bisa eomma adukan pada rektornya. Sekalian..." Nyonya Park tersenyum jahil sambil menyenggol lengan Chanyeol.

"Sekalian apa?" Tanya Chanyeol penasaran. Terlebih dengan senyum 'aneh' milik sang ibu yang ditunjukan olehnya.

"Eomma, ingin bertemu gadis yang ada di bingkai foto kamarmu. Yang pakai bando kelinci itu, lho. Pacarmu, kan?"

Heol, mata Chanyeol kian membola. Bahkan sudah melebihi Kyungsoo yang juga ikut membola. Bedanya Chanyeol tengah bergidik ngeri sedangkan Kyungsoo tampak berbinar-binar.

" Eomma! Eomma! Eomma tahu darimana?"

"Waa.. Baekhyun-eonni!"

Okey, kalian tahukan respon mana yang dari anak sulung Park dan mana yang dari anak bungsu Park.

"Ooo. Jadi namanya Baekhyun!" Nyonya Park tersenyum penuh makna menatap sang putra yang tengah kehilangan kata-kata. Speechless. Ia tatap adiknya itu. Pasti dia! Adiknya itu pasti sudah memberitahu foto 'itu pada eommanya.

"Iya, eomma. Baekhyun-eonnie itu orang yang sangat baik. Aku heran kenapa ia mau dengan lelaki menyebalkan ini." Entah kenapa Kyungsoo jadi sangat antusias dengan topik pembicaraan ini. Padahal ia baru ingin merutuki, membunuh, dan mencincang sang kakak.

" Kyungsoo, kau kenal? Coba ceritakan tentang Baekhyun." Nyonya Byun tak kalah bersinar dengan putrinya.

"Cih, dasar drama queen. Bukannya, dia tau semuanya dari Kyungsoo" Chanyeol mendecih dalam dua wanitanya bergosip tentang wanita terbaiknya.

"Baekhyun-eonnie itu seniorku di kampus. Dia juga jurusan desain. Anaknya baik banget, lho, eomma. Sebelum kenal sama Chanyeol-oppa, dia sering ntraktir aku. Ya, walaupun sering kupaksa dikitlah. Kalo aku tanya tugas, diselesaiin sama dia. Eh, begitu Park idiot ini jadi pacarnya, kita jadi ga sedekat dulu lagi."

"Orang ini selalu nyabotase baekhyun-eonni. Setiap pulang sekolah, eonnie selalu ngajak aku pulang bareng naik bus umum. Terus dengan seenak jidat, Chanyeol-oppa ngajakin eonnie pulang bareng dia naik motor. Pake alasan biar hemat uang segala, lah. Padahal aku aja jarang diboncengin sama Chanyeol-oppa."

Entah ceritanya yang lucu nan menarik atau gaya bicara Kyungsoo yang membagus-baguskan Baekhyun dan menjelek-jelekan Chanyeol (?) membuat Nyonya Park tertawa begitu saja. Pacar anak pertamanya itu, menarik sekali. Dari foto yang dilihatnya, Baekhyun itu cantik. Sangat cantik.

Dan dugaan Nyonya Park benar, kalau perempuan itu adalah pacar Chanyeol-nya.

Kalau boleh jujur, mantan pacar Chanyeol itu lumayan banyak. Biasa lah, si tebar pesona. Dan hampir mantannya itu aneh-aneh. Setidaknya begitu pemikiran Nyonya Park. Kyungsoo juga biasanya tak pernah senang dengan pacar Chanyeol. Baru kali ini, Nyonya Park mendapati gadis mungilnya itu kelewat antusias dengan pacar Chanyeol. Dan itu sukses membuat Nyonya Park penasaran dengan si cantik Baekhyun.

Dipandanginya sang putra sulung, "Eomma benar-benar akan ikut ke kampus Chanyeol-ah. Bertemu Baekhyun juga, kalo bisa.

HEH?

Chanyeol terbelak mendengar sautan eommanya. Tidak ada acara mari mengunjungi Baekhyun, kan? Kenapa sekarang jadi begini?

"Eomma, Baekhyun sedang sibuk akhir-akhir ini. Jadi kupikir, jangan temui dia dulu!" Ucap Chanyeol was was. Ya hanya sebagai pengalih perhatian saja, agar eommanya tak ke kampus.

"Sibuk apanya? Aku tau kalian sedang bertengkar akhir-akhir ini, bukan?" Terkutuklah mulut Kyungsoo. Ingin rasanya, Chanyeol sumpal dengan kaos kaki miliknya yang tidak dicuci selama sebulan. Biar pingsan, sekalian.

"Itu hanya salah paham. Baekhyun belum mendengar penjelasanku!" Chanyeol geram jika mengingat kejadian itu. Ia ingin bicara pada si mungil penakluk hatinya itu. Tapi, Baekhyun tak mau mendengarkannya.

Nyonya Park bangkit sembari mengelus puncak kepala Chanyeol. "Nilai semestermu masih 3 hari lagi, kan? Selesaikan masalahmu dengan Baekhyun secepatnya, Chan. Eomma ingin melihatmu sudah baikan dengan Baekhyun,nanti" Nyonya Park berlalu setelahnya. Meninggalkan Park bersaudara yang tengah terdiam.

Kyungsoo mendekati Oppa-nya. Ia tersenyum melihat wajah murung Chanyeol. Aneh, bukan? Tidak, senyum yang diberikannya lain. Bukan senyum evil atau undangan pertengkaran. Kali ini tulus 100%.

"Oppa, aku akan membujuk Baekhyun-eonnie." Ucapnya dengan senyuman yang memikat. Chanyeol menoleh pada adiknya itu.

"Kau tak boleh sia-sia kan restuku. Aku hanya setuju jika kakak iparku Baekhyun-eonnie." Ucap Kyungsoo lalu meninggalkan oppa-nya yang tengah mematung.

Chanyeol sendiri masih terdiam seribu bahasa. Pikirannya berkecamuk begitu saja. Mungkin, ia harus lebih gentle kali ini. Ia harus ungkapkan apa yang sebenarnya terjadi. Baekhyun marah padanya. Berarti, ia sendiri yang harus membuat Baekhyun memaafkannya. Itu saja.

Bagaimana dengan tugas lembur Chanyeol?

Nanti! Persolan itu dibahas nanti saja, lah! Si pemilik tugas tengah melamun dengan tatapan sendunya. Sibuk menerawang apa yang akan terjadi pada hubungannya esok.

.

.

To Be Continued

.

.

Hello! I'm a newbie

Maaf banget, ini masih intro tentang keluarga masing-masing. Gimana keluarga mereka?

Diusahain, next chapter akan dibanyakin moment berduanya. Konflik juga akan muncul di chap depan. Dan ga cuma Chanbaek aja, ada juga official couple lain, kok!

~Jangan lupa reviewnya ya.. Gomawo~