Only Friend Who Could
Disclaimer : Naruto hanya punya Masashi Kishimoto
Genre : Adventure & Friendship
Rating : T
Warning : Typo, OOC, gaje
"Ahhh... kenyang, masakan Kaa-chan memang sangat enak" Ucap bocah pirang dengan senyuman keanak-anakannya. Hal itu membuat sang Ibu bocah tersebut tersenyum senang.
"Oh iya, Tou-san mana? Kok tidak ikut sarapan bersama?"
"Tou-san sedang ada urusan jadi dia harus berangkat pagi dan tidak ikut sarapan bersama" Sambil mengambil lauk yang berada di mangkuk dan dipindahkan kepiringnya.
"Ah sayang sekali, pasti nanti Tou-san menyesal tidak makan makanan seenak ini"
"Nanti saat makan malam buat makanan seperti ini lagi ya pasti Tou-san suka" ucap anak itu dengan semangat.
Sang Ibu hanya tersenyum manis sambil mengangguk tanda menjawab iya dari pertanyaan anaknya tadi. "Aku berangkat dulu Kaa-chan" lalu meninggalkan meja makan dan menuju pintu keluar.
"Hati-hati sayang" jawab Ibu itu yang bernama Kushina sambil tersenyum senang, tapi setelah anaknya itu alias Naruto menutup pintu seketika senyuman itu hilang dengan cepat "Kenapa perasaanku tidak enak ya?".
Sore harinya...
"Tadaima Kaa-chan" jawab Naruto dengan semangat dan tak lupa memberikan seyuman khasnya.
"Okaeri" dan tanpa aba-aba langsung menghamburkan pelukannya ke Naruto dengan sangat erat hingga membuat Naruto agak sedikit kesulitan untuk bernafas
"Kaa-chan bisa lepaskan aku sekarang? Aku tak bisa bernafas"
"Eh? Maaf ya hehe"
"Kaa-chan kenapa sih kok tiba-tiba seperti itu? Seperti aku sudah pergi bertahun-tahun saja" tanyanya kesal sambil mengerucutkan bibirnya. Kushina yang melihat itu hanya tersenyum dan mencubit pipi anaknya yang sangat lucu ini.
"Aduh... sakit Kaa-chan! Jangan menyiksaku dong Kaa-chan, tadi memelukku hingga aku tak bisa bernafas sekarang Kaa-chan mencubitku, memangnya aku salah apa Kaa-san?" tanyanya sambil memegangi pipinya yang kesakitan.
Kushina hanya tersenyum tipis "Maafkan Kaa-chan ya,soalnya Kaa-chan kangen sekali sama Naru-chan. Sekarang kamu mandi dulu ya".
"Iya aku maafkan dan berhenti memanggilku seperti itu. Aku ini sedah besar, sudah resmi menjadi murid akademi ninja dan suatu saat nanti akan menjadi ninja paling kuat di Konoha yang melebihi Tou-san dan akan menjadi hokage selanjutnya" ucapnya dengan percaya diri dan sepertinya melupakan rasa sakitnya tadi.
"Iya iya,ya sudah cepat sana mandi" ucap Kushina dan langsung menuju dapur untuk memasak makan malam.
"Oke Kaa-san, masak yang enak ya" Naruto berlari menuju kamar mandi. Tapi entah kenapa Kushina merasakan kembali perasaan seperti tadi pagi 'Kenapa muncul lagi? Dan kenapa lebih tidak enak dari tadi pagi?' batin Kushina
Tak berapa lama makananpun siap. Kushina sudah meletakan semua makanan yang iya masak tadi di atas meja makan "Naruto,makanan sudah siap".
"Iya Kaa-chan, aku akan segera ke bawah" teriak Naruto dari lantai 2 tepatnya dari kamarnya
Sekarang mereka sedang makan malam tetapi hanya berdua, memang tidak seperti biasanya yang selalu bertiga. Itu karena Minato yang mendapatkan tugas mendadak dan belum dapat dipastikan kapan pulangnya.
adalah hal yang paling Naruto benci. Akhirnya Naruto memutuskan untuk menceritakan pengalamannya diakademi hari ini ke Kaa-san nya
"Kaa-chan tau tidak, tadi saat diakademi aku lomba lempar shuriken melawan siTeme dan hasilnya aku menang. Aku berhasil melempar 7 dari 10 shuriken, sedangkaan Teme melempar 6 dari 10 shuriken. Aku hebatkan Kaa-san?" ujar Naruto. Kushina tak menjawab.
"Kaa-chan..." tak ada jawaban
"KAA-CHAN..." teriak Naruto
"Ah iya, kau hebat. Bisa menandingi Sasuke" jawab Kushina sambil memberikan senyuman bangga
Sedangkan Naruto masih terheran-heran, kenapa ibunya hari ini sangat aneh. Tapi Naruto mengabaikan itu, ia hanya berfikir 'Mungkin kaa-chan sedang ada masalah, lebih baik aku tak menanyakannya. Jika aku bertanya pasti akan dijawab "Masih terlalu kecil untuk mengetahuinya". Ah orang dewasa itu memang merepotkan'
Tak lama setelah itu, makan malam selesai. Kushina merapihkan meja makan, sedangkan Naruto pergi kekamarnya
Tok... Tok... Tok...
Perhatian Kushina teralihkan dari aktivitasnya mencuci piring menuju arah pintu yang tadi sempat berbunyi. Setelah membuka pintu, ada dua orang yang memakai topeng ANBU yang memakai jubah berwarna merah. "Kalian siapa dan ada perlu apa?" tanya Kushina
"Kami hanya ingin membawa anak anda, Naruto". Kushina langsung terkejut mendengar pernyataan itu.
"Siapa yang menyuruh kalian dan untuk apa?" tanya Kushina dengan sedikit teriak
Mereka tak menjawab. Mereka langsung masuk kedalam dan memulai pencarian target. "Kaa-chan, tadi ada yang mengetuk pintu ya? Siapa?" ucap Naruto yang keluar dari kamarnya
"Naruto, cepat lari!" teriak Kushina dengan sedikit rasa panik.
Kedua ANBU yang sedang mencari Naruto seketika menoleh kearah suara bocah yang diteriaki Kushina. Lalu mereka perpandangan satu sama lain dan mengangguk.
ANBU yang berada tak jauh dari Kushina langsung memukul tengkuk Kushina. Sedangkan ANBU yang lainnya mengejar Naruto yang berdiri mematung akibat kejadian yang dilihatnya barusan, melihat Ibunya yang dipukul oleh orang yang tidak ia kenal dan sekarang ibunya sudah jatuh tak sadarkan diri. Pandangan Naruto teralih ke kedua orang yang berpakaian ANBU itu sudah berada didepannya.
Seketika Naruto ingat apa yang dikatakan Ibunya 'Lari', iya dia ingat tapi kenapa kakinya terlalu berat untuk di angkat?. Sekarang ANBU itu sudah benar-benar berada didepannya, sudah tak ada celah lagi untuk lari. Naruto hanya pasrah, sementara keringat dingin terus mengalir di deras dipelipisnya.
Karena rasa takut yang terlalu berlebihan membuat Naruto merasa pusing hingga membuatnya tak sadarkan diri dan terjatuh dari posisi berdirinya.
Kedua ANBU tadi tanpa basa basi langsung pergi membawa Naruto yang tak sadarkan diri pergi menjauh dari rumahnya dan meninggalkan Kushina yang juga tak sadarkan diri sendirian.
To Be Continued
(A/N): Hai Minna! Setelah sekian lama menjadi reader, Ahaya mencoba mempublish cerita karanganku. Karena Ahaya masih terbilang newbie, Ahaya minta pengoreksiannya berupa kritik, saran ataupun lainnya. Semoga readers suka ceritaku! Ditunggu reviewnya... :D
