Malam ini adalah hari ulang tahunku yang ke 17 tahun. Suara nyanyian ultah menggema di mana-mana, tiba saatnya untukku meniup lilin yang berbentuk angka tujuh belas itu. "Tuhan, jika aku dapat memilih. Aku ingin hidup di dunia yang sama sekali jauh berbeda dari kehidupanku saat ini". Tepuk tangan dari semua orang yang hadir di acara itupun menyudahi acara tiup lilinku. Setelahnya potongan kue pertama, ku berikan pada ayah dan ibuku, di susul kakak dan adikku.

Banyak yang bahagia di lahirkan di zaman serba modern ini, tapi tidak denganku. Masa ini justru membuatku terbelenggu dengan alat-alat serba modern yang sangat membuatku tidak nyaman. Terkadang sering terlintas di pikiranku ingin hidup di dunia yang jauh dari kehidupanku saat ini, entah itu hidup di pedesaan, atau hidup di masa 50 ribu tahun yang lalu, atau apalah. Itu sangat keren menurutku, tapi sepertinya itu hanya sebuah hayalan.

Dibawah langit aku berdiri sendiri menikmati sejuknya udara malam hari, "hmm.. aku harap malam ini cepat berakhir". Akupun pergi meninggalkan tempat itu menuju halaman taman belakang rumahku, disana ada sumur tua yang usianya sudah ribuan tahun. Sejak aku kecil kakek Dan nenekku selalu melarangku mendekati sumur tua itu, saat aku tanya kenapa, mereka hanya bilang itu wasiat dari nenek moyang. Dan apabila di langgar maka kita akan kena kutukan yang menyeramkan. Dan dengan lugunya aku percaya omongan kakek-nenekku itu. Tapi sekarang aku sudah besar, dan mana mungkin ada kutukan hanya karena mendekati sebuah sumur tua. Karena penasarannya aku dengan sumur tua itu, aku melangkah lebih dekat menuju sumur itu, diatasnya tertutupi oleh baja. Sumur itu tingginya sama rata dengan tanah yang ku pijaki, dan saat aku membukanya tiba" kakiku tergelincir ke dalam dan akupun terjatuh. Saat aku berpikir akan jatuh ke tanah, ternyata pikiranku salah ! rasanya aku malah tidak mendapati tanah dari tadi . Semakin jauh aku terjatuh kebawah, dari sini aku melihat langit begitu indah, bertaburan ribuan bintang atau bahkan lebih, cahaya bulan yang menyilaukan. Seketika semua telihat gelap dan tiba" aku seperti berada di dimensi lain, cahaya warna-warni mengelilingiku. Dan akupun terjatuh di tengah pertempuran hebat. Orang-orang dengan pakaian yang aneh, membawa benda tajam, mereka mengeluarkan sebuah jurus dari dirinya. Ini seperti cerita yang ada di komik-komik ninja, terlintas di pikiranku apa ini mimpi.

Ditengah lamunanku, tiba" sebuah shuriken ledak menuju ke arahku, sontak akupun teriak. Dan tanpa sadar seorang ninja menangkis shuriken itu . " hwaa ! tidak mungkin,, ini pasti mimpi ! Nyaris saja aku mati tadi". Serangan datang bertubi" dari pihak lawan. Terlihat beberapa ninja mati satu per satu di depan ku. Kebingungan menghampiriku saat ini, terperangkap didunia yang asing bagiku tapi selalu aku inginkan. " Stooop ! aku tidak mau mati disini ". Teriakku sambil mengambil kayu yang ada di dekatku, mencoba untuk melawan ninja" itu. Dan sayangnya kayu tidak cukup untukku melawan mereka. " Apa yang kau lakukan dengan kayu itu hah ?!" bentak seorang ninja berkacamata yang membuatku gemetaran hingga terjatuh dan pingsan.

Dengan sigap seorang ninja menggendong dan membawaku menjauh dari tempat itu, darah berserakan dimana-mana, ninja berguguran satu persatu. Dan akhirnya pertarungan pun di menangkan oleh ninja lawan.

To be continue..

Siapakah Ninja yang menolong Hinata ? dan bagaimana nasib hinata selanjutnya ?

Hmm,, harap maklum untuk kekurangan. Semoga kalian suka. Jangan lupa kritik & sarannya..

Next, chapter 2..