Aishiteru, Sensei!
Ringkasan:
Suatu hari, seorang guru pengganti bernama Kiyoteru Hiyama mengajar di kelas 12-5. Karena ketampanannya, sensei tersebut menjadi populer dalam waktu beberapa hari di kalangan gadis-gadis Crypton High School. Tetapi, seorang murid bernama IA Shigure membenci sensei tersebut karena sensei itu cuek. Tapi, ternyata pandangan IA terhadap Kiyoteru-sensei mulai berubah!
penolakan:
Vocaloid milik Crypton Future Media
Aishiteru, Sensei! Milik Hikaru Shigure
.
.
Aishiteru, Sensei!
.
.
.
.
-Crypton High School-
(Kelas 12-5)
Saat ini, teman-teman cewekku ngobrol, pasti 80% temanya tentang orang itu.
"Eh, guru baru di kelas 8-5 keren ya!"
"Iya, keren banget! Kyaa~"
"Agak seram, tapi cool! Cowok banget!"
"Punya pacar nggak ya?"
"Pasti punyalah!"
Oi, oi... Pembicaraan apa ini...
.
.
"Hei! Cepat kumpulkan buku tulisnya! Hari ini dikumpul 'kan?!" teriakku sambil memasuki kelasku.
"Hari ini? Mustahil! Lagian aku nggak tahu tuh!?" Len berteriak panik dengan wajah pucatnya. Sedangkan teman-temanku yang lain langsung mengumpulkan buku tulis yang kumaksud.
"Hari ini tau!" omelku. Len hanya cengengesan.
"Ketua kelas bohong ah!" Kaito menambahi.
(Maaf telat mengenalkan. Aku IA Shigure, ketua kelas 12-5.)
"Kan sudah kuberitahu!" omelku.
Uh, baka! Buku tulisnya harusnya memang dikumpul hari ini! Kalau tidak, aku kena marah Kiyoteru-sensei! pikirku kesal.
Kalau bukunya nggak dikumpulkan, aku yang bakal kena getahnya...
.
.
Aku pergi ke ruang guru dan menemui seorang guru laki-laki berambut cokelat yang sedang membaca. Yep, Kiyoteru-sensei.
"Buku-bukunya sudah terkumpul semua?" tanya Kiyoteru-sensei.
"A-ano... Maaf pak..." ujarku pelan.
"Kalau begitu, kutunggu sampai besok. Bilang ke teman-temanmu ya!" perintahnya.
"Baik..."
Aku dimarahi...
Sebagai pengganti wali kelas kami yang sedang cuti hamil, bar-baru ini, diperkerjakan seorang guru penanggung jawab. Namanya Kiyoteru Hiyama (20 tahun). Sejak dia datang, dia langsung digandrungi oleh para siswi. Setiap kali mereka ngobrol, pasti temanya tentang guru ini.
"Ada apa?" Kiyoteru-sensei menyadarkanku dari lamunanku. "kamu sudah boleh kembali ke kelas, kok."
"Baik."
Tapi sejujurnya,
Aku benar-benar nggak suka padanya.
.
.
.
00:57 (Minggu)
"IA! Tolong bantu ibu dong!"
"Baik, bu!"
Ternyata ibu menyuruhku ke minimarket untuk membeli garam, gula, daun bawang, jeruk, dan pisang.
-Skip waktu-
Setelah membeli itu semua, aku beranjak pulang. Di tengah perjalanan pulang dari minimarket menuju rumah, sepertinya panas matahari makin menyengat saja.
Hari ini panas banget, berapa derajat sih..? pikirku sambil menutupi sebagian wajahku dengan telapak tanganku.
"Eh?" gumamku heran saat pandanganku mulai mengabur.
Gawat nih... Aku terduduk di tengah jalan. Kepalaku pusing. Aku menundukkan kepalaku.
"Hei, kamu tidak apa-apa?!"
"...?"
Saat itu, aku merasa mendengar suara seseorang...
.
.
Aku tersadar saat merasakan ada udara dingin mengalir disampingku. Ah, ada yang mengipasiku rupanya.
"Kamu udah sadar?" aku melihat wajah-
"HIYAMA-SENSEI!?" aku terkejut dan spontan terbangun. Ternyata, aku terbaring di kursi taman.
"Kamu roboh di tengah jalan, lho. Untung aku lewat, Shigure-san." katanya.
"Uh..." mulutku sulit berkata-kata saat melihat wajah Hiyama-sensei.
Kenapa!? Kenapa!? Kenapa Kiyoteru-sensei ada di sini?! sejuta pikiran masih berkelebat di pikiranku.
"Ini, minum dulu." Kiyoteru-sensei menyerahkan sebotol minuman dingin.
Saat meminum minuman itu, aku menyadari satu hal...
Penampilan Kiyoteru-sensei berbeda dari biasanya karena ia tidak memakai seragam guru..
"Se-sensei? Kok ada di sini?" tanyaku gugup dan menaruh minuman tadi tepat di sampingku.
"Apa?"
"Bajumu?"
"Penyelidikan," jawabnya sambil mengusap rambutnya.
"Heh? Penyelidikan?" tanyaku heran.
"Yep, aku baru saja pindah ke kota ini. Karena belum tahu apa-apa tentang wilayah ini, jadi aku menyelidiki." jawabnya tenang.
Aku hanya terdiam.
"Ternyata kota ini indah ya. Pemandangannya bagus, makanannya juga enak. Aku bersyukur aku datang ke sini." lanjutnya sambil tersenyum senang.
"...Tumben ekspresinya begitu..." aku memalingkan kepala saat mengucapkan kalimat itu.
"Hah?"
"Ha-habisnya... Biasanya sensei selalu marah, sama aku juga bersikap dingin!" jawabku.
"Hahaha!" ia tertawa trerbahak-bahak. "maaf ya, kalau sedang bekerja, otomatis ekspresiku memang begitu. Maaf ya, aku akan lebih berhati-hati. Oh ya, sebagai ketua kelas, bantuanmu luar biasa lho, Shigure-san." ia tertawa canggung.
Ya ampun, dia tertawa! Aku baru kali ini melihatnya tertawa.
"Sensei orang baru disini 'kan?" tanyaku.
"Ya."
"Sudah pernah coba 'Kawakudari*' belum?"
"Kawakudari?"
.
.
.
Aku dan Kiyoteru-sensei akhirnya memesan sebuah perahu untuk 'Kawakudari'.
"Kita bisa mengelilingi kota kecil ini dengan perahu kecil dalam satu putaran. Kawakudari di sini paling terkenal, lho!" jelasku sambil mendayung.
"Wow! Pemandangannya keren!" ia terpesona.
"Syukurlah, Sensei menyukainya." aku tersenyum.
"Luar biasa!" ia bertepuk tangan. "eh, gedung apa itu?" tanyanya sambil menunjuk ke sebuah gedung besar.
"Eng, itu pabrik tahu."
"Lalu yang diatas sungai itu apa?" tanyanya lagi heboh.
"Itu bebek liar."
"Kalau yang itu!?"
"Hmph-" aku menahan tawaku. "sensei kayak anak kecil, aku nggak sangka deh..."
"Eh!" dia terkejut. "hei, jangan tertawa, Shigure-san!" katanya lagi.
"Ha-habisnya..." aku masih berusaha untuk menahan tawa saat tiba-tiba Sensei menepuk kepalaku.
PILIH!
"Jangan mengejek orang yang lebih dewasa," katanya.
Aku terdiam.
Hari ini, untuk pertama kalinya, aku mengenal Kiyoteru-sensei yang sesungguhnya.
.
.
.
09:52 (Senin)
-Crypton High School-
"Sensei!" aku memanggil Kiyoteru-sensei di kantornya sambil membawa buku Matematika. "tolong ajari aku soal yang ini."
"Yang mana?" ia mendekatkan wajahnya ke arahku.
ANDA!
"Ya-yang ini..." jawabku gugup sambil menunjuk ke sebuah soal.
"Oh, yang ini pakai rumus a kuadrat dikali..."
Aku sekarang benar-benar ingin tahu lebih banyak tentang Kiyoteru-sensei... pikirku.
.
.
.
14:45 PM (Di kelas 12-5)
"Aku tahu, kalian pasti mengantuk di pelajaran ke-5. Tapi semangatlah, tinggal 15 menit lagi. Mikuo, bangun!" tegur Sensei pada Mikuo yang sudah setengah tertidur.
Sensei diam-diam melirikku yang sedang menulis dengan semangat.
"Kamu hebat!" bisiknya.
Aku terdiam, kurasakan wajahku memerah sekarang.
.
.
.
(Waktu istirahat)
Kiyoteru-sensei... mulai memperhatikan kami satu persatu... gumamku saat melihat Kiyoteru-sensei tersenyum kepada seluruh murid perempuan yang dilaluinya.
"Kiyoteru-sensei jadi asyik ya!"
"Dia jadi baik, dan sering ketawa."
"Iya, benar!"
Aku hanya terdiam mendengar komentar teman-temanku.
"Ketua kelas, kenapa mukamu merah begitu?" Temanku, Hatsune Miku menyadarkanku dari lamunanku.
"Ng-nggak kok!" aku mengelak.
"Merhatiin Kiyoteru-sensei ya~?" godanya.
"Nggak!"
"Kalau begitu, ajari aku soal ini dong Shigure-san!" lanjut Miku.
"Eh soal yang mana?" tanyaku. Miku menunjuk soal Sains yang ingin ditanyanya.
"Eh, ini 'kan gampang! Masa nggak bisa?" ledekku.
"Uh, Shigure-san jahat." Miku ngambek.
"Ha ha ha...!"
Tanpa kusadari, Kiyoteru-sensei rupanya memperhatikanku dari luar kelas.
.
.
Di Perpustakaan,
"Uh..." aku kesulitan mengambil buku komik yang berada di rak paling atas.
"Yang ini?" tiba-tiba Kiyoteru-sensei datang dan mengambilkan buku itu, lalu memberikannya buku itu padaku.
"Sensei? Kok di sini!?" tanyaku kaget.
"Kamu sendiri, kemapa merapikan buku disini?" sensei malah bertanya balik!
"Aku dimintai tolong pengawas perpustakaan untuk membantunya." jawabku sambil kembali merapikan buku.
"Shigure-san banyak penggemarnya ya." Kiyoteru-sensei bersandar di sebuah rak buku dengan sebuah buku di tangannya.
"Eh?"
"Tadi aku lihat kamu dikerubuti para siswa." jawab Sensei.
"Bukan begitu! Eng, aku..." aku kebingungan menjawab. "Mereka bahkan nggak menganggapku sebagai cewek! Mereka bukan penggemarku!" elakku.
"Apa?" Kiyoteru-sensei terheran.
"Iya."
"Shigure-san, jangan bergerak." Kiyoteru-sensei mendadak mengunciku diantara kedua tangannya.
"Eh?" gumamku saat Kiyoteru-sensei mendekatkan wajahnya ke wajahku.
"Ki-Kiyoteru-sensei! Sensei mau ngapa-"
"Awas!"
"Eh !?"
(Bersambung)
Hikaru : "Yo! Oyasumi, Minna~! Kali ini saya menggantikan Hiro yang sedang sakit... Mohon doanya untuk dia..."
Miku: ". Sayang Bahkan, ia mengusulkan gagasan bahwa itu adalah."
Rin : "Biarin aja!"
Luka : *tabok Rin
Len : "Enak aja adek gua lu tabok!" *giles Luka pake Roadroller
Hikaru : "Udahan woi! Ehm, ano... Boleh minta reviewnya? Agar saya tahu saya lanjutin atau gak cerita ini... Terimakasih!"
Hiro : *batuk-batuk
Akhir kata,
Tinjau silahkan,
