Disclaimer : Yuki tak punya Naruto!! Yang punya tuh Masashi Kishimoto!!
Pairing : SasuXNaru
Warning : YAOI inside!! Bagi yang anti Yaoi, di harap amat sangat sekali untuk keluar dari halaman ini!!
Summary : Piano...itulah benda yang tidak bisa lepas dari kehidupan Sasuke. Karena piano itulah dia bisa bertemu dengan Naruto, dan juga karena piano itulah kematian datang menjemputnya....
Age :
Uzumaki Naruto : 21 tahun
Uchiha Sasuke : 22 tahun
Have a Nice Read...!!
0o0o0oXxXo0o0o0
Sonata Bedhoven
Chapter 1
Jari jemari itu menekan tuts-tuts piano yang menimbulkan nada yang amat merdu. Dengan gemulainya, pria bermata onyx hitam pekat itu memainkan jari jemarinya, menggoda penonton yang menyaksikan setiap gerakan tubuhnya mengikuti alunan nada dari piano itu.
Sepuluh menit setelahnya, Sang Pianis memberhentikan gerakan jari tangannya, yang dengan otomatis melenyapkan surara-suara merdu yang di timbulkan piano itu. Dengan gerakan badannya yang lincah, Sang Pianis menghadap ke arah penonton dan menunduk hormat ke arah mereka, yang di sambut oleh tepuk tangan meriah dari penonton sekalian.
"Terima Kasih." Ucap Sang Pianis sopan.
Dengan langkah ringan, Sang Pianis pergi meninggalkan panggung megah itu. Meninggalkan tempat ketenarannya, meninggalkan tempat dimana ia bisa menjadi orang yang di kagum-kagumi seperti ini.
0o0o0oXxXo0o0o0
Di balik panggung...
"Good Job, Sasuke-kun..." Ucap seorang gadis berambut pink sembari menepuk pelan bahu pemuda yang di sebut.
"Hn." Jawab Sasuke singkat.
"Biar aku pijat bahu mu Sasuke-kun~...siapa tahu kau capek setelah tampil di panggung tadi." Ujar gadis berambut pink dengan nada manja.
"Aku tidak butuh, Sakura!" Balas Sasuke sambil memberikan death glare-nya pada gadis genit tersebut.
"Sa...Sasuke-kun..." Ucap gadis berambut pink itu takut.
"Permisi, aku harus pergi ke tempat mengajarku..." Kata pemuda berambut seperti pantat ayam tersebut seraya berjalan meninggalkan tempat Sakura berdiri.
Benar. Selain pekerjaan Sasuke mengisi acara di panggung, dia juga harus meyempatkan diri untuk mengunjungi tempat les piano yang dia dirikan sendiri di rumahnya.
Sasuke keluar dari gedung dimana ia memulai aksi panggungnya di sana, ke tempat parkiran mobil. Tanpa melayangkan pandangannya kemana-kemana, Sasuke segera memacu mobilnya cepat menuju ke tempat les pianonya.
0o0o0oXxXo0o0o0
Di tempat les piano...
Sesampainya di tempat yang ia tuju, Sasuke memarkirkan mobilnya di bagasi depan rumahnya. Dia kemudian beranjak memasuki rumahnya yang megah, besar, mewah, dan indah itu.
Ketika akan memasuki ruangan tempat les piano, Sasuke terpana melihat seorang dewi yang cantik, emm...maksudnya seorang pemuda yang sedang duduk di bangku depan sambil menggembungkan pipinya, menampakkan tiga goresan yang mewarnai kedua pipinya.
Sasuke memberanikan diri untuk mendekat ke arahnya, "Hei, kau siapa?" Tanyanya.
Bisa di lihat wajah pemuda berambut pirang itu kaget mendengar seseorang memanggilnya dengan tiba-tiba.
Kemudian pemuda itu menjawab, "A-eh...maaf mengganggu! Saya murid baru di les piano ini!" Ucapnya sambil menundukkan badannya.
' Jadi dia murid baru? Manis juga....'Batin Sasuke.
"Ma-maaf...kalau boleh tahu, pemilik les piano di sini siapa ya...?" Tanya Naruto.
"Memangnya ada apa?" Tanya Sasuke balik.
"Soalnya aku ingin menghajarnya habis-habisan!! Bisa-bisanya dia membuatku menunggu seperti ini sampai aku menjamur di tempat ini!!" Seru Naruto kesal.
Sasuke mengangkat sebelah alisnya mendengar jawaban dari Naruto. Sasuke tak menyangka kalau pemuda di hadapannya ini berani mengatakan kalau dia akan menghajar pemilik les piano.
"Ah! Tuan Sasuke! Akhirnya anda kembali juga!" Seru seorang pria yang berlari menuju ke tempat Sasuke dan Naruto berdiri.
"Ada apa?" Tanya Sasuke geram.
"Maaf! Pemuda ini menunggu anda dari tadi. Dia adalah murid baru yang ikut di tempat les piano. Oh ya, Naruto! Perkenalkan dia adalah Uchiha Sasuke, pemilik les piano ini, dan...Tuan Sasuke! Dia adalah Uzumaki Naruto." Ucap pemuda tersebut dengan muka Innocent-nya.
Spontan mulut Naruto menganga lebar. Keringat dingin tak henti-hentinya mengalir dari dahi ke pipi Naruto. Dalam hati, Naruto berteriak histeris karena sudah mengatakan akan menghajar sang pemilik les piano ini habis-habisan.
Sasuke menyeringai menyeramkan ke arah Naruto. Sedangkan Naruto hanya dapat menelan ludah melihat wajah Sasuke yang menakutkan.
"Ja-Jadi...A-Anda...Pe-Pemilik les pi-piano ini...?" Tanya Naruto terbata-terbata.
Sasuke hanya mengedipkan kelopak matanya, pertanda dia memang benar-benar pemilik asli.
'DEG'
Detak jantung Naruto tak mampu untuk ia kuasai, saking kagetnya melihat pemilik asli ada di hadapannya. Naruto mengutuk dirinya sendiri dalam hati.
'Dasar bodoh kau Naruto....!! Kenapa kau mengatakannya blak-blakan pada orang yang sebenarnya adalah pemilik asli les piano ini....!!! Mati saja kau Naruto setelah ini!!'Kutuk Naruto dalam hati.
"Jadi kau yang bernama Uzumaki Naruto?" Tanya Sasuke pada Naruto yang sudah mematung, tak dapat menjawab apa-apa.
"Baiklah kalau begitu, mulai sekarang kau boleh mengikuti les piano ini...tapi...." Sasuke tak melanjutkan kata-katanya.
Naruto yang mendengar kata-kata Sasuke menyangkut di tengah-tengah sudah mengecap-ngecapkannya bibirnya, berdo'a meminta perlindungan agar tidak terkena semprotan dari sang pemilik les piano yang amat dahsyat mengerikan.
"Tapi...kau harus menerima persyaratannya terlebih dahulu." Lanjut Sasuke.
Naruto memiringkan kepalanya, pertanda ia sama sekali tidak mengerti dengan maksud Tuan Uchiha ini. Seingatnya, tak ada persyaratan apapun untuk menjadi murid di les piano ini, semuanya bebas.
"Kalau boleh tahu, apa persyaratannya?" Tanya Naruto.
Pemuda yang ada di sebelah Sasuke pun ikut bingung juga dengan persyaratan Tuan-nya. Ketika akan menanggapi persyaratan dari Tuan mudanya, Sasuke membungkam mulut pemuda itu.
"Ssstt...kau diam saja! Ini hanya rencanaku untuknya! Mengerti!" Ucap Sasuke dengan nada mengancam.
"Ba-Baik...Tuan Sasuke!" Balas pemuda itu.
Sasuke melepaskan tangannya dari mulut pemuda itu, kemudian Sasuke melayangkan pandangannya pada pemuda satunya, yang memiliki rambut berwarna pirang, beserta dengan wajahnya yang super kiyuuut.
"Kau! Masuklah ke ruanganku!" Perintah Sasuke.
"Glek! Ba-Baik..." Jawab Naruto dengan tampang pasrah.
Sesampainya di ruangan pribadi Sasuke, Naruto segera duduk pada bangku yang tersedia, berhadapan dengan sang Uchiha bungsu.
"Sya-syaratnya apa?" Tanya Naruto memecah keheningan.
Sasuke kemudian beranjak mendekati Naruto, "It's Just Kiss..." Ucapnya tepat di telinga Naruto.
Naruto terlonjak kaget mendengar perkataan Sasuke dengan nada menggoda yang menusuk telinganya.
"A-Apa-apan kau ini? baru pertama kali bertemu langsung minta di cium!! Kau ini sinting ya? Kita kan sama-sama cowok!!" Seru Naruto yang langsung menjauh dari Sasuke.
"Oke...kau tidak menerima persyaratannya. Jadi, terpaksa kau tidak di terima." Ucap Sasuke enteng.
"Apa??!!" Seru Naruto tak percaya.
'Ba-bagaimana ini? aku tidak di terima disini, kalau aku tidak memenuhi persyaratannya. Ayah juga pasti akan marah sekali kalau aku tidak mengikuti les piano ini. Bisa-bisa aku di cap sebagai anak yang tidak mau meneruskan bakat seni dari ayahnya! Tapi....' Batin Naruto.
"Hei, Tuan Sasuke...! Aku mau tanya, apa semua murid yang les piano di sini harus menerima persyaratan yang sama sepertiku tadi? Berarti kalau begitu, bibir mu itu sudah banyak di rasakan oleh wanita-wanita cantik di sini dong!!" Tanya Naruto asal.
Sasuke menyeringai licik, "Jadi, kau cemburu? Dengar ya...Hanya kau yang ku ajukan persyaratan di sini Dobe...selain kau, tidak ada!"
"Apa?" Kali ini Naruto tak bisa mengeluarkan sepatah kata apapun.
"Jadi, bagaimana? Terima, atau tolak?" Ucap Sasuke menawarkan.
"Err..." Naruto terlihat pura-pura berpikir.
Sudah tidak sabar lagi, Sasuke langsung menarik lengan Naruto dan membawa dalam dekapannya. Mendekatkan bibirnya pada bibir Naruto dan melumatnya secara paksa.
Naruto kaget setengah mati menerima perlakuan dari Sasuke yang menurutnya tiba-tiba itu. Dirasakannya Sasuke mulai memperdalam ciumannya. Naruto kehabisan nafas dan mulai memberontak, tapi malang nasib Naruto, tenaganya tidak lebih kuat dari Sasuke, sehinnga dia sampai sekarang masih berada dalam dekapan Sasuke dan harus pasrah terhadap semua yang Sasuke lakukan padanya.
Sepuluh menit berlalu, Sasuke masih terus melakukan aktivitas itu pada Naruto. Naruto benar-benar sudah kehabisan nafas, mau tak mau dia harus melepaskan ciuman Sasuke dengan menggigit bibir Sasuke sekuat tenaga.
Akhirnya, dengan segala kemampuan Naruto yang dimiliki, dia bisa terlepas dari ciuman maut Sasuke.
"Hhh...Hhh...Kau gila ya, Sasuke? Baru pertama kali bertemu langsung nyerang orang seenaknya!!" Seru Naruto kesal.
"Aku gila itu juga karena kau Naruto..." Ucap Sasuke enteng.
"Hhh...Orang bodoh!! Nah...sekarang, aku sudah memenuhi persyaratanmu. Jadi, aku di terima kan?" Tanya Naruto dengan jurus Puppy eyes no jutsu-nya.
"Terserah kau, Dobe..."
"Hei, aku memanggilmu baik-baik dengan sebutan Sasuke! Tapi, kenapa kau malah memanggilku Dobe, Teme??!!!" Bentak Naruto.
"Sesukaku, Dobe..."
"Kurang ajar! Sekarang, cepat ajari aku main piano, Teme!!"
"Energiku belum penuh, Dobe! Cium aku sekali lagi, baru aku akan mengajarimu."
"Jangan main-main, Teme!! Aku butuh kamu!!"
Sasuke memandang Naruto dengan wajah memerah, kemudian terlintas ide jahil di benaknya.
"Baik, Naru-koi..."
"Bodoh..." Balas Naruto yang ikut bersemu merah juga.
0o0o0oXxXo0o0o0
Di ruang Piano...
"Apa kau hafal tuts-tuts nada 'Do' sampai 'Si'?" Tanya Sasuke.
"Jangan anggap remeh aku, Teme!! Begini-begini, aku juga pernah juara lomba piano waktu SD!!" Ucap Naruto membanggakan diri.
"Oh ya? Tingkatan apa, Dobe?"
"Err...Tingkat kecamatan..."
"Hmmphh..."
"Jangan tertawa, Teme!!"
"Ok, aku tidak akan tertawa. Mungkin tingkatan juaramu juga menggambarkan prestasimu memainkan piano untuk lagu anak-anak." Ejek Sasuke.
"Teme!! Berhenti bercanda!! Ajari aku atau tidak?!!" Ucap Naruto mengancam.
"Baik! Perhatikan jari-jariku baik-baik ya..."
Sasuke memainkan tuts-tuts piano itu dengan sempurna, menghasilkan suara bening yang keluar dari piano itu. Naruto memperhatikan jari jemari Sasuke yang lincah bermain di atas tuts-tuts piano itu. Naruto di buat kagum olehnya.
'Hebat!! Dia memang hebat! Pantas saja dia di sebut-sebut sebagai raja pianis pujaan hati wanita-wanita.' Batin Naruto.
"Sekarang giliranmu Naruto!"
Merasakan Sasuke tidak di perhatikan oleh pemuda di sampingnya, Sasuke kemudian menaikkan tingkatan nadanya sampai beberapa oktaf.
"Naruto!!"
Spontan Naruto jatuh terduduk mendengar suara Sasuke yang kencang bagaikan deru angin.
"A-ada apa, Teme!!" Seru Naruto sambil mencoba untuk berdiri kembali.
"Makanya, jangan melamun, Dobe!! Sekarang giliranmu memainkan piano ini!!" Perintah Sasuke.
"A-eh...tapi kan...aku tidak bisa, Teme!! Gerakan tanganmu tadi begitu cepat!!"
"Tenang saja, lihat itu!" Ucap Sasuke sambil menunjuk selembar kertas yang bersandar di dekat piano.
"Itu akan menjadi petunjukmu memainkan piano ini." Jelas Sasuke.
"Ba-baiklah..." Balas Naruto pasrah.
Naruto mencoba untuk memainkan tuts-tuts sesuai dengan petunjuk not yang tertera di kertas itu. Tapi, Naruto sama sekali tak dapat menafsirkan arti dari not-not yang ada di dalamnya. Sehingga hasil suara yang keluar dari piano itu pun kacau di buat oleh Naruto.
"Dobe! Kalau main, perhatikan baik-baik notnya!!"
"Err....Sasuke, aku tidak tahu arti dari not-not ini..." Ucap Naruto memelas.
"Kenapa kau tidak bilang dari tadi, Dobe!!"
"Ma-maaf...! Aku takut kau akan marah lagi!" Kata Naruto sembari menundukkan kepalanya.
Melihat wajah Naruto yang memelas seperti itu, akhirnya Sasuke kalah di buatnya. Kemudian Sasuke mengangkat wajah Naruto dan berkata,
"Tenang saja....aku akan mengajarkannya padamu, Dobe..." Ucapnya diikuti dengan kecupan lembut yang mendarat di dahi Naruto.
Wajah Naruto bersemu merah, "Kau mengambil kesempatan dalam kesempitan ya...!! Sasuke...Soalnya, aku takut dimarahi oleh ayahku. Bisa-bisa aku di anggap sebagai anak yang tidak mau meneruskan bakat seni ayahnya." Ujar Naruto sambil memeluk erat tubuh Sasuke.
"Oh...jadi ayahmu seorang seniman juga...?" Tanya Sasuke yang membalas pelukan Naruto.
"Iya." Jawab Naruto singkat.
"Hooo begitu ya?! Berarti besok calon mertuaku seorang seniman dong!!" Ucap Sasuke blak-blakan.
Refleks wajah Naruto memerah mendengarnya, Naruto melepas pelukan Sasuke, kemudian memukul pelan kepala Sasuke.
"Apa-apan sih kau ini...? baru bertemu juga!" Seru Naruto malu-malu.
"Memangnya tidak boleh ya?"
"Bukan begitu!! Tapi kan, tidak sewajarnya seseorang yang baru bertemu langsung jatuh cinta padanya!"
"Lho? Aku kan tidak bilang cinta padamu, Dobe?"
Wajah Naruto kembali memerah, "TEME JELEK!!!"
"Hmphh....ya...ya...I love you at first sight, Dobe..." Ucap Sasuke dengan nada menggoda.
"Aku tidak peduli!!" Balas Naruto cuek, sembari memalingkan wajahnya.
"Terserah kau mau bilang apa!" Balas Sasuke cuek juga.
"Kau yakin...?" Tanya Naruto sambil mengarahkan wajahnya pada pemuda di sampingnya. Bertujuan untuk meminta kepastian pada yang bersangkutan.
"Aku tidak pernah main-main, Dobe!!" Balas Sasuke meyakinkan.
"Sasuke...." Ucap Naruto yang langsung menerjang Sasuke.
"Bagaimana hari-hari kita besok ya, Dobe?" Tanya Sasuke.
"Aku tidak tahu." Balas Naruto sekenanya.
To be continued...
Nah....chapter pertama sudah selesai.
Sudikah minna san untuk mereview fic gaje Yuki ini...?
Akhir kata, terima kasih buat minna san yang sudah mau membaca dan mereview fic Yuki ini....Doomo Arigatou Gozaimasu!! -m( _ _ )m-
