Main Cast : Hunhan

Other Cast : bermunculan sesuai dengan cerita

"Appa, aku mau makan es krim" Sehan merengek pada papanya untuk mengambilkan es krim padanya

"Kau bisa ambil sendiri kan Sehan" Sehun yang baru pulang dari kuliah langsung dihadiahi dengan rengekan Sehan yang tidak berguna yang membuatnya tambah lelah menghadapi anaknya dengan Luhan

"Aku maunya appa yang mengambilkan untukku" Sehan kembali merengek karena sang papa tidak menuruti permintaannya

"APPA LELAH, KAU HARUS BISA MEMAKLUMI KALAU APPAMU BARU SELESAI BELAJAR" Sehun memarahi anaknya tanpa segan sehingga Sehan menangis dengan keras dan membuat Luhan yang sedang didapur berlari kearah Sehan

"Shhh.. Sehan jangan menangis lagi ya" Luhan membujuk anaknya dan mengambil es krim dari kuklas untuk anaknya yang tercinta

"Eomma, aku mau sama appa" Sehan kembali merengek setelah mendapatkan es krim yang dia mau

"Shhh.. Sehan dengar eomma ya. Appa sedang lelah, jadi jangan menggangu appa" Luhan membujuk anaknya untuk tidak menggangu Sehun yang tidak akan menyukai kehadiran Sehan diantara mereka

"Sehan duduk disini ya, eomma mau jumpai appa dulu" Luhan mendudukkan Sehan di kursi khusus anak – anak sedangkan dirinya ingin memarahi Sehun

"Iya eomma" Sehan menurut dengan perintah sang eomma

.

.

.

"Sehun, kenapa kau berteriak seperti itu pada Sehan" Luhan mencoba bertanya dengan perlahan pada sang suami, mereka menikah tiga tahun yang lalu setelah mendengar Luhan hamil

"Lu, kau jangan ikutan seperti Sehan. Aku sedang lelah" Sehun berusaha menghindari untuk tidak bertengkar dengan Luhan

"Aku bertanya dengan baik – baik padamu Sehun, kau jangan egois. Aku juga lelah setelah dari kampus tetapi kewajiban sebagai orang tua aku tidak lupa" Luhan sungguh kesal dengan Sehun yang tidak pernah bersikap dewasa sebagai sang suami dan kepala keluarga

"Kau juga sama dengan dia, selalu mencari ribut denganku. Pantas saja anak itu manja, dia sungguh mirip denganmu" Sehun kesal dengan Luhan yang sama dengan Sehan manjanya dan suka mencari ribut

PLAK

Luhan menampar Sehun karena dia sungguh sakit hati dengan perkataan Sehun tentang dirinya dan anaknya, ingatkan Sehun bahwa Sehan adalah anak kandungnya bukan anak adopsi.

"Kau tahu betapa sakitnya melahirkan, dan setelah dia lahir kau malah tidak menganggap dia ada. Kau berubah Sehun" Luhan sungguh marah dengan perkataan Sehun yang menyinggungnya

"Aku berubah, yang ada kau yang selalu memanjakan anak manja itu" Sehun tidak terima disalahkan dalam hal ini

"Aku memanjakannya karena aku ibunya, bukan seperti kau yang tidak menyayangi putranya. Kalau seperti itu aku tahu lebih awal, aku tidak akan mau menyerahkan keperawananku kepadamu saat itu dan menghamili anakmu. Kau adalah pria bejat yang hanya bisa membuat anak tetapi dia mengakui keberadaanya, aku kecewa padamu" Luhan mengeluarkan semua keluh kesahnya pada Sehun walaupun nyatanya dia sungguh malas berdebat dengan Sehun yang ujung – ujungnya tidak akan saling menyapa baik dirumah maupun dikampus

"Kalau kau tidak mau denganku, kau bisa angkat kaki dari rumah ini dan bawa anakmu yang manja itu" Sehun mengatakannya sambil mengelus pipinya yang ditampar Luhan

"Kau mengusir kami" Luhan terkejut dengan pengusiran yang baru saja diucapkan Sehun

"Iya" Sehun berlalu dan meninggalkan Luhan sendirian yang masih mematung, dia kecewa dengan Sehun yang egois tetapi dia masih mencintai pria tersebut

.

.

.

"Nak, ayo kita siap – siap" Luhan menyuruh anaknya untuk bersiap – siap untuk mandi karena mereka akan meninggalkan rumah tersebut

"Kita mau kemana eomma" Sehan heran dengan eommanya yang memasukkan semua bajunya dan baju sang eomma kedalam koper yang besar

"Kita akan pindah rumah, kerumah halmoeni" Luhan menjawab pertanyaan sang anak sambil memasukkan semua bajunya dan Sehan kedalam koper

"Yeah... Sehan mandi dulu ya eomma" Sehan langsung masuk kekamar mandi yang ada dikamarnya karena dia akan berjumpa dengan halmeoni yang sangat dirindukannya

.

.

.

"Ayo Sehan" Luhan mengandeng tangan Sehan untuk memasuki mobilnya, dia tidak ingin berlama – lama dirumah yang membuatnya selalu berkelahi dengan Sehun

"Iya eomma, kenapa appa tidak ikut" Sehan memasuki mobil dengan cepat dan heran ketika tidak melihat appanya ikut dengan mereka

"Kita akan kerumah halmeoni tanpa appa sayang" Luhan mencoba mengalihkan perhatian sang anak yang masih belum tahu dengan kondisi yang sebenarnya

"Tidak asik eomma" Sehan cemberut karena appanya tidak ikut dengan mereka

'Sehun, kau tidak tahu betapa Sehan menyayangimu. Kuharap kau berubah setelah kepergian kami, aku ingin kau menjadi dewasa dan menjadi appa yang baik bagi Sehan' Luhan mengucapkan hal tersebut dalam hati karena tidak ingin sang anak tahu mengenai keadaan sang appa yang tidak menyukai kehadirannya

Mobil Luhan membelah jalan dan menempuh satu jam untuk menuju rumah orang tuanya yang terletak di Seoul.

"Sehan ayo bangun, kita sudah sampai" Luhan membangunkan Sehan untuk memasuki rumah orang tuanya, sedangkan barang – barangnya yang lain sudah dibantu oleh pembantu dirumh tersebut

"Nghh... ma, aku masih mengantuk" Sehan sungguh mengantuk dan tidak ingin diganggu

"Sehannie" eomma Luhan memanggil Sehan setelah dia menuju pintu utama dan menemukan Luhan yang sedang membujuk sang anak

"Halmeoni" Sehan yang dipanggil langsung bangun, karena dia rindu dengan halmeoninya dan berlari dengan tergesa – gesa untuk memeluk halmeoni

"Aigoo cucu halmeoni sungguh tampan" eomma Luhan menggendong Sehan dengan semangat karena dia sungguh rindu dengan cucunya yang hidup jauh darinya

"Kita masuk dulu eomma" Luhan menengahi dan menyuruh semuanya masuk setelah barang – barang mereka diangkut oleh pembantu yang dikerjakan oleh eomma Luhan

.

.

.

"Sehan bermain dulu ya eomma, halmeoni" Sehan meninggalkan kedua wanita tersbeut dan berlari kearah kamarnya apabila dia akan menginap dirumah halmeoni untuk bermain dengan mainan kesayangannya

"Lu, ada apa kau datang sambil membawa banyak koper" eomma Luhan heran dengan anaknya yang membawa koper lebih banyak dari biasanya ketika berlibur kerumahnya

"Hiks.. aku diusir eomma dari rumah Sehun" Luhan mengadu pada eommanya tentang tragedi pengusiran yang dilakukan Sehun untuknya dan sang anak

"Coba kau ceritakan Lu" eomma Luhan ingin mendengar semua cerita sang anak dan memberikan saran yang baik bagi anaknya yang cantik ini

Luhan menceritakan apa yang terjadi pada sang eomma dengan tangisannya yang memilukan, sedangkan sang eomma yang tidak tahan mendengar cerita sang anak juga ikutan menangis karena sakit hati pada menantunya yang mengusir anaknya dengan seenak hati.

"Lebih baik kalian berpisah saja Lu" eomma Luhan sungguh tidak ingin anaknya disakitin lebih oleh Sehun

"Aku masih mencintainya eomma" Luhan tidak bisa berpisah begitu saja dengan Sehun, karena setengah hatinya sudah dimiliki Sehun

"Kau mencintainya tetapi dia tidak mencintaimu, dan juga Sehan yang terus disakiti appanya akan menjadi anak yang sadis dikemudian hari. Eomma takut kalau Sehan tumbuh dengan rasa benci appanya, dia akan tumbuh sama dengan Sehun yang membenci orang dan yang paling eomma takutkan dia akan membunuh appanya" eomma Luhan mencoba menjelaskan maksud dari perkataanya untuk berpisah dengan Sehun

"Aku tidak mau anakku sebagai pembunuh, dan mirip dengan Sehun yang egois eomma" Luhan sungguh takut apa yang dikatakan eommanya benar dan terjadi pada Sehan

"Maka dari itu, kalian menetap disini saja selamanya. Eomma juga tidak mau Sehan yang polos jadi jahat"

"Iya eomma" Luhan memeluk eommanya karena dia sudah mendapat pencerahan dari sang eomma yang selalu mengerti dirinya

~TBC~