Yoval : Hai semua..kembali bersama saya, Yoval yang baik hati dan gak sombong serta*DIGAMPAR*
Pein*tereak pake kuah* : Woy ! fic The Akatsuki ama ADAD tidak kalian lanjutkan ! malah bikin fic baru !
Yoval*ngelap kuah Pein* : Dasar..eng..sebenarnya data fic The Akatsuki dan ADAD semuanya di laptopku tapi my Aniki meminjamnya untuk tugas kuliahnya..
Pein : UAPAAA ! JADI FIC YANG GUE SEBAGAI PERAN UTAMANYA GAK DILANJUTKAN !?
Yoval : NGOMONG TU GAK PAKE KUAH KALEE ! ehem..tenang readers, kami sedang membuat konsep The Akatsuki dan ADAD..ya meskipun agak berbeda dari cerita utamanya..
Pein : Huh, emang fic lu bedua terkenal apa ?!
Yoval: Cih, coba aku dak puasa, kubuat fic rate M kau dengan Kakuzu!
Pein*kejang kejang*
Kakuzu di penjara Nusakembangan khusus para koruptor*kejang kejang*
Yoval : Haah..sudahlah, fic ini kami buat atas ide kakak sepupunya Nowan yang pecinta horror dan ini adalah fic kobalorasi kami yang bertema horror yang pertama..data fic ini ada di komputer Nowan (mudah mudahan gak rusak) dan kami mohon maaf jika horror serta misterinya ini sangat amat jelek..hehe..akhir kata
SELAMAT MEMBACA READERS !
LINGKARAN SETAN
NARUTO MILIK MASASHI KISHIMOTO-SENSEI
GENRE : MYSTERY, HORROR, ADA ROMANCE, DAN SEDIKIT SELINGAN HUMOR UNTUK PENYEGAR (?)
RATED : T SEDIKIT M (UNTUK KATA KATA KASAR)
Pairing : Untuk chap ini belum ada
Warning : OOC,AU, TYPO TEBAR PESONA (?), CERITA AMBRUADUL, HORROR NGGAK NYEREMIN DAN KEANEHAN LAINNYA
Note :
-Pein disini nggak berpierching sehingga wajah Pein disini = Yahiko masih hidup yang bermata manik ungu. Bapak dan ibu Pein namanya Tuan dan Nyonya Yahiko..
-Zetsu tidak itam putih, tapi kita ambil yang putihnya aja *itam nangis gaje*
-Tobi tidak pakai topeng sehingga di fic ini dia pakai wajah Obito
-Kakuzu anggap masih mahasiswa meskipun wajah tua bangkotan*dibantai*
-Kisame..yah, apa adanya. Biarin aja tetep wajah ikan di fic ini *Kisame : UAPAAA ! GUE KIRA WAJAH DI FIC INI MUKA GUE JADI JUSTIN BIEBER ! KRIIK..KRIIK..KRIIK
-Konan punya ibu namanya Misa Haruhi atau Nyonya Haruhi
.
.
HAPPY READING MINNA
.
.
CHAPTER 1 : YANG UTAMA
.
.
Pein mengepak tasnya dengan malas..besok, ya besok..dia melirik jam dinding di atas kepalanya, pukul 22.00 malam..Pein duduk di kasurnya yang terbuat dari bahan yang nyaman. Pein menggoyang goyangkan badannya di kasur tersebut selama beberapa menit dengan wajah malas, lalu dia bangkit dan keluar dari kamar. Dia turun dari lantai 2 melalui tangga dan menuju ruang keluarga. Ayah dan Ibunya berbaring di tikar dan masih menonton TV.
"Tou-san..Kaa-san.."
Kedua orang tua Pein menoleh ke arah anaknya, sang Ayah menaikkan alisnya
"Ada apa Pein ?" tanya sang Ayah
Pein berjalan ke arah orang tuanya lalu dudk di tikar. Sang Ayah langsung bangkit dari sikap baringnya dan duduk tegak di hadapan Pein. Sang Ibu masih berbaring dan matanya menatap layar TV.
"Belum tidur Pein ?" tanya Ibu Pein
"Belum Kaa-san..ng..ada sesuatu yang ingin kutanyakan ?". Ibu Pein pun menoleh ke arah Pein, masih dengan berbaring.
"Apa ?" tanya sang Ayah
"Apa tak apa apa jika membiarkanku di asrama tanpa kalian berdua dan itu kan sangat berbahaya bagi..ng..yaa tahu kan ? aku.."
Kedua orang tua Pein saling pandang..
"Ya..Tou-san dan Kaa-san tahu kan..aku agak kolot kalau memasak.." Pein menggaruk kepalanya "Ng..lalu, mencuci piring ? mencuci baju ? wah, bajuku nanti bertahi lalat..lalu mengepel dan menyapu lalu.."
"Pein..!" kata kata panjang Pein dipotong oleh sang ayah dengan nada tegas
"Ya ampuuun Pein ! kau sudah mahasiswa ! masa' kau mau menyuruh Kaa-san mu mencuci kolor baumu itu ! belajarlah mandiri ! kau sebentar lagi dapat kerja dan menikah ! itu artinya kau tidak bergantung pada orangtuamu lagi !" kata Ibu Pein lalu menggelengkan kepala..
"Hmm, dengar kata Kaa-san mu Pein..kami mengirimmu belajar kuliah ke Konoha bukan cuma karena Universitas di sana lebih baik dari Ame..tapi kami ingin mendidikmu agar lebih mandiri ! sampai kapan kau membiarkan Tou-san mu ini mencebok pantatmu saat kau boker.." kata sang Ayah.
Pein mendengus kesal "Manja sih manja..tapi kalau soal cebok itu..". Kedua orang tua Pein tertawa.
"Sudahlah anak manja ! tidur sana !" kata sang ayah dengan selingan tertawa..sang Ibu mendekati Pein lalu mengelus kepalanya..
"Apa yang kau takutkan hah ?"
Pein menggeleng "Aku..aku hanya merasa belum siap berpisah dari kalian.."
"Oh..anakku sayang, jadi kau juga belum siap untuk menikah ?" tanya Ibu Pein dengan nada menggoda
"Itu gak ada hubungannya dengan menikah..ini, ini masalah.." Pein berhenti sebentar, dia tampak berpikir. Sang Ibu memiringkan kepalanya. Sementara sang Ayah Cuma menggaruk kaki kirinya yang gatal.
"..Ini masalah kelangsungan hidupku.." jawab Pein dengan nada cemas, dia pikir jawabannya agak aneh..
Sang Ibu mengangkat alisnya, lalu tertawa terkekeh kekeh
"Kau tak akan mati karena mandiri.."
"Kau tak akan mati karena bajumu kusut.." goda sang Ayah "..Sudahkah kau belajar menyetrika baju ?"
Pein menghela napas, lalu bangkit dari tikar dan berjalan menjauhi kedua orang tuanya..
"Pein !"
Pein berhenti, lalu menoleh dengan malas
"Ada apa Kaa-san ?"
"Jika kau kesepian dan merasa sedih saat di sana-di Konoha- ingatlah..yang utama..keluargamu..Tou-san dan Kaa-san mu yang cantik ini akan selalu ada di.." sang Ibu menunjuk ke arah dadanya
"..Hatimu..hatimu Pein.."
Pein tersenyum, dia memandang ke-2 wajah orang tuanya dengan bahagia. Sang ayah dan Ibu tertawa melihat ekspresi Pein.
"Ada apa ?" tanya Pein bingung
"Jangan memasang ekspresi begitu..kau seperti anak kecil yang baru bisa berjalan 2 langkah saja..ha ha ha.." ejek Tou-sannya diikuti tawa Kaa-sannya.
"Gak lucu..garing !" kata Pein, membuat ke-2 orang tuanya makin keras tawanya..Pein melihat jam dinding di ruang keluarganya..pukul 22.15..ya, kini waktunya tidur..
~00LS00~
Pein berbaring telentang di ranjang empuk dan nyamannya..kedua tangannya dia taruh di belakang kepala..Pein menatap langit langit kamarnya..dia berpikir tentang keluarganya, hidupnya, kemandirian, asrama di Konoha dan kata kata bijak Ibunya..
Bunyi jarum jam terus berdetak teratur seperti jantung Pein yang sudah tenang. Entahlah, Pein merasa nyaman..tak terasa 10 menit berlalu..20 menit berlalu..30 menit berlalu..tapi Pein belum merasa mengantuk..
Pein berpikir soal keluarganya..keluarganya adalah salah satu keluarga kaya di kota Ame..Ayahnya merupakan dokter di RS terkenal di Ame, sedangkan Ibunya adalah rektor di UNA(UNIVERSITAS NEGERI AME). Pein membayangkan masa kecilnya yang bahagia sebagai anak tunggal, tanpa kakak..tanpa adik. Semua kasih sayang kedua orang tuanya hanya dilimpahkan kepadanya. Dia ingat kejadian ulang tahun ke-10 nya..sang Ayah dan Ibu membawanya ke mall di Ame dan Pein sengaja menghilang dari kedua orang tuanya dan berbaur dengan orang orang di mall. Kedua orang tuanya begitu panik, bahkan sang Kaa-san yang memang orangnya tegar dan tegas..kedua sifatnya itu runtuh dan dia menangis..saat kedua orang tuanya ingin memberitahu hilangnya Pein ke petugas di mall tersebut..dengan segala kekurang ajarannya Pein muncul sambil melompat dengan wajah watados plus suara polos lalu dia bilang "KEJUTAAAN !"
Pein tertawa terkekeh jika mengingat kejadian itu..dia masih ingat perubahan cepat dan lucu dari wajah orang tuanya..dari cemas menjadi terharu..TERHARU ? ya..dikiranya Pein ini sama dengan sinetron lebay yang sering ditonton Kaa-san dan Tou-sannya di salah satu TV swasta..gak lah..Pein gak sama..
Pein memiringkan badannya ke sisi kiri dan wajahnya menghadap meja yang di atasnya ada lampu tidur, sebatang lilin panjang, sebuah flashdisk, earphone, secangkir gelas yang isinya sudah habis dan sebuah figura foto..
Diambilnya figura foto lalu dilihatnya..foto keluarganya..Ayahnya berada di kiri, dia di tengah, ibunya di kanan..semuanya nyengir bahagia..Pein ingat, ini saat mereka berada di Taman Ame pada hari minggu..mereka berfoto setelah menghabiskan bekal makan siang..
Pein tertawa terbahak bahak melihat cengiran sang Ayah..nampak cabe (yang sudah jadi jigong) nyelip diantara gigi Ayahnya..
"WAKAKAKAKA.." Pein tertawa nista..dia kemudian menaruh figura foto itu di atas meja lagi..Pein memejamkan mata, berusaha tidur..tapi tidak bisa..
Tok..Tok..
...
Tok..Tok..
...
Tok..Tok..Tok..TOK !
"GAH !" Pein membuka matanya lebar lebar, dia langsung bangkit dari tidurnya dan duduk di atas ranjangnya..dia melihat jam..pukul 01.02 malam..
Tok..Tok..
'Apa apaan..' batin Pein kesal, siapa yang mengetuk jendela kamarnya malam malam begini..
TUNGGU ! jendela kamarnya ? kamarnya kan di lantai 2..dan jendela kamarnya menghadap keluar..tak mungkin ada yang mengetuknya..
Tok..Tok..
Brengsek ! tak mungkin ! tak mungkin ! tunggu..mungkin saja suaranya dari pintu..Pein bangkit dari ranjangnya dan melangkah ke arah pintu..
Tok..Tok..
Bodoh aku..batin Pein, suaranya memang berasal dari jendela kamarnya..ya, kalau ketukannya berasal dari pintu sih masuk akal, kan ada lantai untuk berpijak..tapi di jendela kamarnya yang berada di lantai 2 ? tiba tiba Pein merasa merinding..
Tok..Tok..
Pein mendengus kesal ! tunggu..ada kemungkinan..
Pein berpikir keras..dia berjalan mendekati jendela kamarnya..
Tok..Tok..
Suaranya makin keras..sebutir keringat mengalir dari dahi Pein..tenguknya mulai meremang..
'Ada kemungkinan kalau yang melakukannya..seorang..err..pencuri atau penjahat yang naik ke jendela dengan tangga ? kemungkinan pasti ada kan ?' batin Pein 'Aku harus waspada..'
Tok..Tok..
Pein berjalan perlahan mendekati jendelanya, kemudian dia menahan daun jendela sebelah kiri dengan kedua tangannya..
Tok..Tok..
Pein merasakan guncangan di daun jendela saat diketok..
'Tak salah lagi..ni orang lagi ngetuk jendelaku !' batin Pein, dia mengambil gitarnya di pojok kamar lalu berjalan dengan tegang menuju jendela yang terus diketok itu..
Tok..Tok..
Pein mengernyit kesal..
'Sialan ! gitarku..ah, tak apa apalah..yang penting pencuri sialan ini akan hancur kepalanya !'
Pein sudah di dekat jendela. Dia pun mencoba membuka gerendel kiri jendela dengan tegang..
TOK..TOK..TOK..TOK..TOK..TOK..TOK..TOK..TOK..TOK.. TOK !
Suara ketukan itu sangat cepat dan kuat ketika Pein mencoba membuka gerendel jendelanya..Pein pun terdiam dengan ketakutan..
'Sialan ! WTF !' batin Pein kesal,
TOK..TOK..TOK..TOK..TOK..TOK..TOK..TOK..TOK..TOK.. TOK !
Pein dengan cepat mencabut gerendel jendela kiri itu dan mendorong daun jendela bagian kiri dengan segenap tenaga..
.
.
.
KELAM..GELAP..
DAN TIDAK ADA KETUKAN..
Pein menjatuhkan gitarnya ke lantai kamarnya..
TRENGG ! bunyi gitar itu mengagetkan Pein, dengan cepat dia memegang pegangan daun bagian kiri dan ingin menutupnya ketika sebuah tangan putih kehijau hijauan menahan daun jendela tersebut dari luar dan menyembul-lah sebuah kepala yang wajahnya ditutupi rambut lebat berwarna hitam kusam..
"JANGAN PERGI KE KONOHA !" kata mahluk itu dengan suara parau dan dalam serta mengerikan..Pein merasakan jantungnya berdegup kencang dan bibirnya kelu..dia ingin berteriak, tapi tidak bisa.
'Apa..apa..' Pein bingung..kepala mahluk itu miring ke kanan..Pein merasakan kakinya bergetar hebat..
'Aku..aku..akuuu !' Pein berusaha membuka mulutnya, tapi tetap terkatup rapat..
"AAAAA !" Pein langsung terlonjak dan terduduk di atas ranjang dengan napas terengah engah..bunyi cicit merdu burung terdengar indah di telinganya..
Pein melihat bajunya..basah oleh keringat..Pein menggeleng..
'Syukurlah itu hanya mimpi..syukurlah..syukurlah..' Pein terus mengatakan kata 'syukurlah' di hatinya dengan tenang..namun matanya terbelalak, mulutnya menganga, lidahnya terasa kelu dan tenggorokannya terasa kering..
Jantung Pein terasa berdegup 100 kali lipat..
Kata 'syukurlah' langsung berhenti di hatinya..
.
.
Jendela sebelah kirinya terbuka dengan indahnya..
Pein tersenyum kecut..mungkin Tou-san atau Kaa-san yang membukanya agar sinar matahari masuk dan membuatnya cepat bangun. Ya, penjelasan yang sangat tidak masuk akal. Tapi..
KRIIET ! Pein terlonjak. Dia menatap pintu kamarnya terbuka dan tampak Tou-san dan Kaa-san nya muncul dengan cengiran khasnya..
"Sengaja bangun lambat Pein ? ayolah..cepat mandi !" kata sang Ayah
"Ayo Pein..kami kira kau ketiduran..hm, kau tampak pucat ?" sang Ibu mendekati Pein dengan wajah khawatir, lalu mengusap keringat di dahi Pein.
"Waduh..kau berkeringat dingin..kau sakit nak ?"
Pein menggeleng..sementara sang Ayah menatap dengan wajah khawatir.
"Ng..Tou-san..Kaa-san..siapa diantara kalian berdua yang membuka daun jendela kiri di kamar Pein ?" tunjuk Pein ke arah jendelanya yang setengah terbuka..
"Bukan Tou-san..Tou-san saja baru datang ke sini bersama Kaa-san..kau kah sayang ?" tanya sang Ayah ke istrinya..Ibu Pein menggeleng lalu berjalan menuju jendela itu dan membuka gerendel daun jendela sebelah kanan dan membukanya..sinar mentari yang lembut masuk ke kamar Pein seluruhnya..
"Tidak Pein..Kaa-san dan Tou-san mu baru ini masuk ke kamarmu..ya, kami sih bangun agak awal..tapi Kaa-san tidak ke atas dan ke kamarmu. Lagi pula aneh kalau aku membuka sebelah daun jendela seperti tadi.."
Ayah Pein mengangguk "Mungkin kau lupa semalam nenutupnya Pein..hati hati Pein..untung tidak ada pencuri yang diam diam memanjat dan.."
Kata kata sang Ayah tidak lagi Pein perhatikan. Matanya menatap ketakutan ke arah jendela kamarnya..
'Jika bukan Tou-san, Kaa-san..siapa yang..? jangan bilang kalau mimpi itu..'
Pein meneguk ludahnya dan terasa pahit
TBC
Yoval: Bagaimana para Readers-senpai ? bagaimana ? seram ? ngeri ? atau malahan membuat sakit mata serta muntaber dini.. ?
Pein : Aku yakin para Readers mencintai fic ini..
Yoval : Lho ? kau kok dukung fic ini ?
Pein : Iya lah..soalnya aku kan pemain utama di fic ini..WAKAKAKAKAKA..
Yoval : Dasar ! baiklah Readers-senpai..terima kasih sudah membaca..kami menerima saran, kritik ataupun apapun yang dapat membuat fic ini menjadi lebih baik..akhir kata..
ARIGATOU DAN DIMOHON REVIEW (jika membaca)
