a maze runner trilogy fanfiction:
he doesn't know
Maze Runner Trilogy © James Dashner
saya tidak mengambil keuntungan apapun dalam fanfiksi ini
Tubuhnya terbujur di atas kasur. Keningnya basah oleh keringat, badannya menggigil dan gemetar, ekspresinya hancur berantakan.
Langit-langit kamar terasa mengawang di angkasa. Ruangan itu gelap. Seakan tubuhnya ditarik ke gelap pelan-pelan, membuat napasnya sesak tak keruan, pikirannya gelisah dan kacau ke mana-mana. Newt sudah hampir-hampir meraung ketika ia mencoba mengambil napas panjang yang sejujurnya tidak ada gunanya. Tarikan napas itu hanya berefek sebentar, seakan bisa menenangkan diri selamanya, lalu dirinya kembali tenggelam ke dalam sunyi dan pekat yang terasa benar mencekik erat lehernya. Ia tak berdaya; menggeliat di ranjang tanpa bisa berbuat apa-apa.
Sesekali selimutnya hampir merosot mencium lantai akibat dirinya berguling-guling ke samping atau menggapai-gapai ke udara. Bantal-bantal remuk dicakar oleh kuku-kukunya yg bahkan tidak begitu panjang. Seprainya kusut di seluruh sisi dan warnanya sudah merah di matanya.
Dunia rusak. Dunianya rusak. Bintang di luar yg terlihat dari celah jendela membuatnya muak sekaligus mual. Apalagi bulan yang tersenyum begitu cerah; seakan dunianya baik-baik saja, di mana bunga-bunga bermekaran di tangannya, di saat dia masih tetap ada di genggaman tangan kiri atau kanannya, ketika hidup terasa begitu lengkap dan sempurna.
Newt menangis dan menjerit lagi. Entah untuk keberapa kalinya untuk malam ini.
Jemari-jemari tangan kanannya yang benar-benar dingin dan kaku tetap meremas-remas dada kirinya. Lebih keras. Lebih kencang. Sampai dadanya terasa terluka, piyama rusak, matanya makin bengkak.
Pemuda itu sudah tidak bisa berpikir lagi. Dipaksa apapun juga percuma. Kepalanya pecah, nyerinya di mana-mana.
Newt sudah tidak tahu lagi apakah kedua kakinya yang hilang adalah penyebabnya ataukah karena Minho hilang dari sisinya maupun dunianya dan untuk selamanya.
Ia sudah tidak tahu lagi.
Ia tidak mau tahu lagi.
...
(Newt terguling dari ranjang. Tulangnya makin remuk menghantam lantai.
—hatinya juga, serpihannya tak lagi bisa disatukan.)
end
a/n: penghuni baru, salam kenal semuanya!/o/
