"Kau sudah tau targetmu kan Jung ?"
"Ne, Soo Man sshi…"
"Baik, Kuberi kau waktu paling lama sebulan untuk menghabisinya tanpa menimbulkan kecurigaan, kau tau kan dia adalah orang yang sangat popular?"
"Ne.. Pasti.."
*******YJ*******
Blood Taste
Pair : Jung Yunho, Kim Jaejoong (YunJae)
Genre : Romance, Crime
Rated : T/PG-15
Cast : All of TVXQ's member and another chara
Desclaimer : They are not mine, they belongs to theyself
*******YJ*******
Chapter One-WTF?-
Namja yang dipanggil Jung itu membungkukkan badannya dengan hormat sebelum melangkahkan kaki-kaki jenjangnya keluar dari ruang bawah tanah gelap yang merupakan markas para penjahat dan pembunuh itu. Ya, dia adalah seorang pembunuh bayaran yang namanya sudah sangat dikenal di dunia kriminal sebagai pembunuh yang profesional dan berdarah dingin.
Ia tidak memandang maupun mempedulikan korbannya, dengan santaiia bisa saja membunuh dengan cara sadis. Namun sampai saat ini belum pernah ada polisi maupun detektif yang dapat menangkap dan melacak keberadaannya.
Saat ini Jung harus menuntaskan 'mangsanya'. Seorang artis yang terkenal di seluruh penjuru Korea Selatan. Tentu saja Jung ini sudah bisa menebak siapa yang membayarnya untuk membunuh artis terkenal itu.
Ia melengkungkan bibir sexy nya yang berbentuk hati membentuk sebuah seringai dingin yang tak mencapai mata rubahnya yang tajam. "Kasihan sekali kau, Kim Jaejoong.."
*******YJ*******
Seorang namja cantik kini sedang mengerucutkan bibir cherrynya dengan kesal. Mata besarnya yang bening menatap sebal pada namja paruh baya di hadapannya yang kini sedang nyengir tak bersalah.
"Buat apa hyung memasang iklan untuk mencarikan aku bodyguard?" sergah namja cantik itu dengan suara indahnya yang bagaikan lantunan lonceng gereja. "Buat apa? Tentu saja untuk keselamatanmu Kim Jaejoong," ujar namja paruh baya yang kini menatap serius namja cantik yang dipanggil Kim Jejoong di hadapannya.
"Hyung berhentilah mengatur hidupku, aku tahu kau menejerku tapi kan tidak semua urusanku bisa kau campuri!" gerutu Jaejoong sambil menyeruput jus strawberrynya.
"Jae, aku hanya mengkhawatirkan keselamatanmu,"
"Aku tau hyuung, dan aku sudah dewasa! Aku bisa menjaga diriku sendiri."
"Oh ya? Ingat insidenmu saat di pulau Jaeju. Kau harus menderita dan mendapat masing-masing 5 cakaran di kedua pipi mu, aku tak akan heran saat ke Jepang nanti kau akan diculik dan diperkosa secara missal, apalagi aku tak akan bisa mendampingimu."
"Oke, oke stop! Aiish Juwon hyumg kau mendo'akanku mendapat musibah seperti itu, ne?" omel Jaejoong sambil menggebrak meja restoran di depannya. Juwon hanya tersenyum simpul melihat artis yang diasuhnya itu terlihat kesal. Kim Jaejoong dari dulu memang cepat sekali tersulut emosinya.
"Ani, Jae aku hanya memikirkan keselamatanmu seperti yang kukatakan tadi. Percayalah, aku tidak mungkin mempekerjakan sembarang orang untuk menjadi bodyguardmu, aku sudah mendapatkan orangnya dan aku yakin tidak akan mengecewakan." Juwon menjelaskan dengan nada sangat tenang, membuat emosi Jaejoong yang meluap-luap kini mereda.
Jaejoong menatap Juwon yang terlihat tenang dan sungguh-sungguh. Mau tak mau ia merasa tersentuh juga. Menejer yang mendampinginya selama 3 tahun ini memang sudah dianggapnya sebagai bagian dari keluarganya. Setidaknya Jaejoong kini harus mempertimbangkan usul Juwon. Sebenarnya ia juga sedikit mengkhawatirkan keselamatan dirinya sendiri selama promo albumnya di negeri Sakura selama sebulan.
Jaejoong memejamkan matanya, menyembunyikan irisnya yang hitam pekat di balik kelopaknya yang pucat. Dihelanya nafas dalam-dalam sebelum membuka bibirnya untuk mulai berbicara. "Ne, aku setuju hyung,tapi aku tidak menerima yang mukanyabengis dan kriminalis." Ucap Jaejoong sambil mengibas-ngibaskan jemarinya yang lentik.
Juwon tersenyum kini, semakin lebar mengetahui akhirnya Jaejoong akhirnya menyetujui usulnya. Jadi ia tak perlu khawatir dengan keadaan Jaejoong selama di Jepang. Jaejoong ikut tersenyum bersama Juwon. Ia hanya perlu berdo'a semoga bodyguard yang disewa Juwon tidak semenyeramkan yang dibayangkannya.
*******YJ*******
Jaejoong melangkah dengan gontai ke apartemennya. Seharian ini tenaganya terkuras habis. Ia harus menghadiri Variety Show, menyanyi untuk Music Bank, menyelesaikan syuting MVnya,hingga harus membintangi sebuah iklan kosmetik.
Jaejoong merogoh-rogoh saku celananyamencari-cari kunci apartemennya. Setelah berkutat agak lama akhirnya Jaejoong menemukannya. Dengan tergesa ia membuka kunci, di otaknya hanya ada ranjang king size-nya yang empuk dan sedari tadi rasanya sudah memanggil-manggil namanya. Oke itu memang berlebihan.
Jaejoong meraih gagang pintu dan membukanya, lalu menutup dan menguncinya kembali. Kamar apartemennya begitu gelap sehingga ia tidak dapat melihat apapun. Dan ia pun menggerakkan jari-jarinya menggerayangi dinding untuk mencari saklar lampu.
Setelah Jaejoong menekan saklar, sesaat cahaya terang memenuhi seluruh ruang depan. Jaejoong mengerjapkan matanya untuk membiasakan diri dengan cahaya yang tiba-tiba. Begitu Jaejoong membuka matanya..
"AAAAAARRRRRRGGGHHH!"
.
.
.
"Kau bisa saja membangunkan seluruh penghuni apartemen ini dengan suara indahmu," Jaejoong membelalakkan matanya menatap namja yang kini membekap mulutnya. Mata besarnya kini bertemu pandang dengan sepasang mata musang yang menatapnya dengan tajam. Sangat tajam sehingga Jaejoong merasa seperti tertusuk.
Dengan sekuat tenaga Jaejoong melepaskan bekapan namja itu. "Aish! Apa yang kau lakukan? Siapa kau?" sembur Jaejoong bertubi-tubi membuat seringai tercetak di wajah tampan namja berbibir sexy itu.
"Yunho imnida." Namja itu menyebutkan namanya diakhiri dengan kedipan maut yang mau tak mau membuat Jaejoong tercengang.
"Kenapa kau bisa ada di sini ? memangnya kau siapa bisa seenaknya masuk kamar apartemenku tanpa izin!" Jaejoong kembali melancarkan serangannya setelah sadar dari keterkejutannya. Tentu saja ia terkejut. Bagaimana bisa seorang namja tak dikenal tiba-tiba bisa ada di apartemen pribadi yang diyakininya telah terkunci.
"Apa perlu aku menyebutkan namaku dua kali, cantik?" Tanya namja bernama Yunho itu sambil terkekeh pelan. Dengan santai ia menghempaskan bokongnya di sofa milik Jaejoong. "Maksudku bukan namamu pabbo!" teriak Jaejoong frustasi sambil menjambaki rambut almondnya.
Yunho kembali tertawa pelan, "Aku bodyguardmu, bukankah hyungku sudah memberitahumu?" ujarnya sambil mengarahkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan. Jaejoong menautkan alisnya dengan heran, "hyung?" Tanya Jaejoong dengan nada penuh tanya (?).
"Iya Jung Juwon menejermu itu, dia adalah hyungku." Jaejoong melebarkan matanya, bibirnya kembali terbuka lebih lebar. Ternyata namja tampan di hadapannya yang kini sedang menyeringai padanya adalah bodyguard sekaligus adik dari Juwon, menejernya.
"Tidak perlu sebegitu kagum padaku Jaejoong sshi, dan Juwon hyung sudah memberikanku kunci duplikat kamar apartemenmu ini," Yunho menjelaskan dengan nada yang tenang.
"Mwot? Kunci duplikat?" Jaejoong merasa kini emosinya memuncak kembali. Ia merasa menejernya itu sudah benar-benar keterlaluan. Masa bodyguard saja diberi kunci duplikat? Tapi ini suah terlalu larut untuk memulai pertengkaran. Jaejoong berfikir untuk membicarakannya lagi besok engan Juwon. Satu-satunya yang diinginkannya hanyalah kasur empuk.
"Haish terserahlah aku mau tidur!" tegas Jaejoong sambil melangkahkan kakinya menuju kamar tidur satu-satunya yang ada di apartemen pribadi miliknya ini. Baru beberapa langkah, tiba-tiba Jaejoong berhenti. Ia merasa langkahnya diikuti, dan benar saja..
Kini Yunho dengan santai berdiri di belakangnya, "Buat apa kau mengikutiku?" ketus Jaejoong sambil mem-poutkan bibirnya yang semerah buah plum segar. Yunho hanya kembali menampilkan seringainya yang khas sebelum mulai mengeluarkan suara sexynya.
"Aku kan juga mau tidur Jaejoong sshi, kuperhatikan hanya ada satu kamar kan di sini?"
"Aiish tidur di sofa sana! Kau kan hanya bodyguard, mana bisa kau tidur sekamar denganku, apa kau tidak tau aku ? aku ini penyanyi papan atas, mana bisa diselaraskan dengan bodyguard macam ka.. APA YANG KAU LAKUKAN?" untuk kesekian kalinya Jaejoong melebrkan mata beningnya.
Yunho telah melepas kemeja yang dipakainya dan dengan sukses kulitnya yang kecoklatan terpampang di hadapan Jaejoong. "Aku hanya kepanasan Jaejoong sshi tidak mungkin aku nyaman tidur dengan keadaan kepanasan seperti ini." Lalu dengan santainya Yunho menuju tempat tidur Jaejoong dan menghempaskan tubuhnya di sana.
"Jaejoong sshi ayo, kau bilang mau tidur kan?" Tanya Yunho sambil menepuk tempat kosong di sebelahnya. Jaejoong benar-benar merasa emosi sekarang. Bagaimana bisa bodyguard bersikap semenyebalkan itu.
Namun karena rasa kantuk yang begitu kuat menyergapnya, Jaejoong merasa tidak sanggup lagi mendebat Yunho, dengan pasrah ia ikut menghempaskan tubuhnya di samping Yunho dan tak perlu menunggu lama untuk mengantarkannya kea lam mimpi.
*******TBC*******
Ahoooy *lambai kutang Jaemma* saya author newbie mempersembahkan karya pertama saya, untuk para reader diminta kesediaannya untuk menyampaikan kritik dan saran kepada saya dengan mengklik ktak biru di bawah ini… :D
