Something precious
Naruto's characters belong to Masashi kishimoto sensei.
I'm own nothing
Oke, here my new story. Please enjoy
.
.
Sejak dulu yang Pangeran lah yang berkuasa. Seseorang akan di hormati apa bila dirinya lebih baik dari orang lain.
Bagi Uchiha Sasuke, ia beruntung sekali dapat terlahir dari keluarga terpandang, mendapatkan garis keturunan yang bagus, serta mewarisi tampang dan otak yang dapat di banggakan.
Sejak dulu pemuda uchiha ini selalu menganggap bahwa menjadi yang terbaik adalah segalanya. Ia selalu berusaha keras untuk menjadikan dirinya sempurna, keturunan uchiha itu selalu belajar lebih keras dari orang lain, berlatih musik, melatih skill olahraganya, serta kemampuan intelektual lain.
Dapat dilihat, Nama uchiha Sasuke bukanlah suatu kata yang asing di kalangan sekolah elite itu. Oh, siapa yang tak mengenalnya? Pemuda yang tampan, keren, cerdas, berprestasi, nyaris sempurna. Sungguh wajar bila ia di cintai dan di puja oleh orang-orang sekitarnya dan teman-temannya. Dirinya pun sering dibanggakan oleh para pengajarnya.
"hei, Sasuke-kun, kamu pingin punya pacar yang gimana sih?" ino menopang dagunya manja saat bertanya pada Sasuke.
"iya Sasuke-kun aku penasaran" tambah sakura lagi. Ucapan ino seperti komando bagi siswa lain untuk menanyakan masalah pribadi ini pada Sasuke.
Pemuda berwajah tenang itu hanya sedikit memutar bola mata onyx nya yang gelap namun indah.
Saat itu sedang ada pergantian jam pelajaran, dari pelajaran biologi ke pelajaran matematika. Seperti biasa Asuma-sensei selaku guru biologi akan keluar lebih awal sebelum pelajaran berakhir, dan Kakashi-sensei selaku pengajar matematika sudah di predisikan akan telat masuk kelas beberapa jam.
Jadi lah, siswa-siswi kelas unggulan itu memanfaatkan kesempatan untuk mengerubungi idola sekolah, uchiha Sasuke, untuk sekedar mengobrol atau berkontak sosial. Ya, walau tidak semua siswa masuk ke dalam lingkaran itu, karena hanya beberapa orang sajalah yang bisa melingkar di dekat Sasuke.
"biar aku tebak, kalo Sasuke pasti suka yang badannya bagus" celetuk kiba tiba-tiba.
Sasuke hanya mendelik, ia tidak meng-iya-kan, tidak pula mengatakan tidak.
"terus yang otaknya cerdas!" kali ini suigetsu yang bersuara.
"lalu badan yang tinggi."
"sudah pasti harus populer juga!"
"dan harus anak orang kaya!"
Anak-anak lain yang ada dilingkaran itu ikut menyaut, menebak-nebak seperti apa gerangan seseorang yang dapat meluluhkan hati pangeran dari sekolah terpandang ini. Mereka asyik tenggelam dalam percakapan mereka sendiri. Sementara Sasuke, ia hanya tersenyum malas karena mau tidak mau harus meladeni mereka.
Gaara yang duduk di sebelah Sasuke berinisiatf menyikut peurut pangeran sekolah itu. Sasuke suntuk melihat Gaara yang sedang tersenyum penuh arti kepadanya. Sasuke menghela nafas berat. Di sekolah ini, atau tepatnya di dunia ini mungkin hanya dia, Gaara, dan Neji saja lah yang tau seperti apa orang yang akan membuat Sasuke jatuh cinta.
Ehm, bukan hanya mereka bertiga deh, tapi satu orang lagi. Sasuke diam-diam melirik arah belakang, tepat ke meja yang ada di pojok kelas dengan ekor matanya. Diam-diam Sasuke memperhatikan sosok itu dari kejauhan.
Sosok dengan rambut pirang acak-acakan, baju yang juga acak-acakan, memakai kacamata tebal sedang asyik dengan dunianya sendiri saat membaca manga di mejanya.
"Hahahahaha!"
Bukan hanya Sasuke saja, tapi orang-orang yang ada di lingkarannya serta siswa-siswi lain yang sibuk dengan kegiatan masing-masing pun ikut terkejut mendengar suara tawa yang keras dan tiba-tiba itu. Sasuke menepuk keningnya tidak habis pikir.
"apa-apaan sih, si Naruto itu!" sungut sakura, salah satu orang yang ada di lingkaran Sasuke.
"entah deh, dasar anak aneh!" tambah seseorang, entah siapa.
"kita sial karena ada anak seperti itu di kelas" sahut orang lain lagi.
Sasuke tidak tahu sejak kapan topik berganti ke arah lain. Kali ini orang-orang yang ada dalam lingkarannya itu malah membicarakan uzumaki Naruto, seorang cowok penyendiri bertampang biasa saja yang terkesan cupu.
Sasuke merasakan gejolak dari dalam perutnya, jujur saja ia malas sekali mendengarkan ocehan semena-mena di sekitarnya itu. Mereka terus menghina dan membicarakan hal-hal jelek dengan angkuhnya tentang Naruto dengan tatapan merendahkan.
Muak, Sasuke amat muak dengan semua ocehan kosong itu. Ia mengepalkan tangannya erat-erat di bawah meja, sebisa mungkin menekan emosinya untuk tidak membentak para 'teman' nya itu, karena faktanya Sasuke tidak bisa melawan. Ia hanya terdiam meskipun kupignya amat panas karena terpaksa mendengar semua tuduhan itu.
Drrrttt..
Sasuke meraih handphone yang ada dikolong laci meja nya, ia mendekatkan layar handphone ke wajahnya untuk membaca pesan yang baru saja ia terima.
Ada sms dari Naruto, batin Sasuke. Ia tersenyum sambil melirik ke arah Naruto sekali lagi. Sasuke merasakan jantungnya berdebar saat menerima senyuman segar dari Naruto. Hanya beberapa saat saja. Saat Naruto berhenti melihat ke arahnya, Sasuke mengembalikan fokus ke layar handphonenya.
'aku menemukan sesuatu yang lucu di komik, Teme. Hehehe' sms dari Naruto singkat dan terkesan tidak bermakna, tapi itu cukup membuat perasaan Sasuke jadi sangat membaik.
'Dasar Dobe, bikin kaget orang saja' balasan singkat itu di kirim Sasuke untuk Naruto sambil tertawa kecil.
Diantara sekian banyak orang, hanya Gaara lah yang dapat menangkap gerak-gerik dua cowok itu. Ia tersenyum kecil, cukup senang saat melihat Sasuke yang sedari tadi tersenyum palsu saat menanggapi ucapan 'teman' nya kini sedang tersenyum tulus karena hal kecil yang di lakukan Naruto.
Gaara menolehkan kepalanya ke arah pojok kelas yang lain, kali ini di pojok depan. Mata emerald itu menatap punggung bidang dari pemuda berambut panjang coklat yang sepertinya sedang asyik mendengar kan musik dari headset yang bertengger di telinganya itu. Gaara hanya memandangnya tanpa berkata apa-apa.
"Gaara, kau kan sahabatnya Sasuke. Tipe nya Sasuke itu yang gimana sih?" Gaara terkejut karena tiba-tiba ia ditanyai begitu saat sedang melamun. Loh? Sejak kapan pembicaraan kembali ke topik awal? "entahlah" Gaara mengangkat bahunya sambil tersenyum penuh arti.
Di detik Gaara tidak lagi menatapnya, Neji menolehkan kepala. Ia memandang ke arah Gaara yang kini sedang basa-basi dengan orang di sekitarnya. Neji menyandarkan tubuhnya kesandaran kursi sambil bersenandung kecil. "i'm addicted to you.." ucap Neji mengikuti lirik dari lagu yang terdengar dari headsetnya tepat ketika mata lavendernya memandang Gaara yang sedang tertawa bersama teman-temannya.
XXX
Panas, rasanya matahari bersinar tepat di atas kepala saja. Sasuke menghela nafas sekali lagi lantas menyesap milkshake yang ada di tangan kanannya, sementara itu taangan kirinya ia gerakan sekedar untuk mengibaskan angin agar terasa sedikit sejuk. Di bawah pohon itu Sasuke menghentakan kakinya beberapa kali, agak kesal.
"tidak bawa kendaraan lagi, tuan pangeran?"
Seorang pengendara motor baru saja berhenti di depan Sasuke. Ia membuka kaca helmnya sambil tersenyum lebar. Sasuke membalas senyum itu singkat.
"iya, boleh aku menumpang lagi?" Sasuke membalasnya dengan senyuman menggoda kali ini.
"my pleasure.." uzumaki Naruto membenarkan letak posisi kacamatanya, gerakan sederhana yang cukup menarik di pandangan pemuda uchiha di hadapannya.
Sasuke menoleh kan kepalanya ke kanan, kiri, depan, belakang. Tidak ada orang lagi di sekitar sini, aman. Setelah mengucapkan terima kasih, pangeran uchiha itu segera duduk di boncengan belakang motor Naruto.
"pakai helmnya." Titah Naruto sebelum menghidupkan mesin motornya kembali. Sasuke menyambut helm yang di berikan oleh Naruto itu lantas mengenakannya di kepala. Setelah selesai ia mendekatkan kepalanya ke kepala Naruto yang ada di depannya.
"hari ini, sebelum pulang ke rumah tolong antarkan aku kemana saja" kata Sasuke pelan. Naruto terkekeh kecil.
"as your wish.."
Mesin motor itu menderu di taman yang kosong berjalan untuk menyusuri salah satu daerah kota Tokyo. Di atas motor itu Naruto dan Sasuke memulai percakapan seru yang sangat mereka nikmati, terkadang mereka terlibat perdebatan ringan dan seringnya mereka tertawa bersama di sana.
Sasuke mebiarkan hembusan angin yang sejuk meniupi tubuhnya, berada di dekat Naruto benar-benar menyegarkan. Sasuke mendekap Naruto dari belakang. Ia sangat menyayangi pemuda itu. Amat sangat sayang.
"sepertinya kamu tambah kurus teme, gimana kalau kita makan dulu?" Naruto memarkirkan motornya di area parkir sebuah restauran.
"kenapa jadi aku yang kurusan. Dasar, bilang saja emang kamu yang sudah lapar, dobe!" sungut Sasuke, tidak rela di katai kurus padahal badannya masih seperti biasa.
"hehehe.. ketawan deh." Kekeh Naruto yang di balas tonjokan oleh Sasuke, tonjokan sayang.
"ayo makan dulu."kata Sasuke kemudian, ia melepaskan helmnya dan mengaitkan helm di motor Naruto. Naruto mengangguk senang dan melakukan hal yang sama dengan Sasuke.
Setelah atribut berkendara lepas semua Naruto berjalan di sisi Sasuke menuju ke pintu masuk restaurant.
"habis makan kita mau kemana lagi?" tanya Sasuke sambil berjalan.
"hmmm.. ke game center deh, mau?" di sebelahnya Naruto memberikan pendapat. Sasuke mengangguk.
"setelah itu?" tanya Sasuke lagi, ia mulai tertarik.
"ke bioskop? Atau mau ke taman ria? Terserah deh pokoknya kita senang-senang!" kata Naruto mantap yang direspon dengan anggukan semangat dari Sasuke. Oh, sungguh Sasuke sangat bahagia bila ada bersama Naruto. Begitu juga sebaliknya.
.
Say, won't you stay we can talk about nothing at all
Or sit here and make up the words as we go along
The games, we could play, may be silently write us a song
Quietly shout from the roof that we don't belong.
.
Mereka tiba di dalam restauran itu, duduk di salah satu meja dengan posisi saling berhadapan dan memesan makanan. Sebelum makanan datang, saat makanan datang, hingga makanan habis pun mereka terus mengobrol seru. Bersama Naruto pembicaraan apapun terasa menyenangkan. Apa itu table manner? Uchiha Sasuke tidak memakai itu saat sedang bersama pacar kesayangannya itu.
Iya, Pacar. Sasuke uchiha yang merupak pangeran idaman itu diam-diam berpacaran dengan Naruto, sosok yang jauuuuuuh dari bayangan 'teman-teman'nya. Ada suatu alasan tersendiri mengapa mereka berdua merahasiakan hubungan mereka.
Miris memang, tapi tidak masalah karena mereka berdua telah sepakat. Toh, mereka masih bisa bersenang senang setelah pulang sekolah seperti sekarang ini. Setidaknya seminggu dua kali kalau Sasuke beralasan tidak membawa kendaraan ke sekolah. Mereka untuk sekarang ini masih betah dengan status pacaran diam-diam, ya, entah sampai kapan..
They told me "may be he's crazy a little like you're"
Everyone said you're nothing but trouble
And all that i know is that i've never been here before.
XXX
"Gochisousama deshita" ucap Gaara sopan setelah meletakan garpu dan pisau di atas piring kosong yang baru saja selesai ia gunakan untuk makan malam.
Temari yang duduk di hadapan Gaara agak terkejut dengan itu. Mereka berdua makan di saat bersamaan dengan porsi yang sama pula. Entah Temari yang makan terlalu lama melihat porsi nasinya baru berkurang secuil, atau Gaara yang makan terlalu cepat melihat nasinya sudah habis dalam sekejap.
"kau makan cepat sekali Gaara." Suara laki-laki yang berat itu membuat Gaara menoleh.
"kebetulan aku sedang lapar." Kata Gaara sopan kepada ayahnya itu.
"mau tambah lagi Gaara?" Temari hendak membantu Gaara untuk mengambilkan nasi lagi, namun tangannya yang ramping itu segera di cegah oleh Gaara.
"tidak usah temari-nee, sekarang aku sudah kenyang kok" kata Gaara sambil tersenyum ramah.
Di hadapannya Temari mengangguk, gadis itu kembali mengambil peralatan makannya untuk menyantap makanan lagi. Sedangkan Kankuro yang duduk di sebelah Gaara hanya melirik sekali ke adik laki-lakinya itu.
"kalau begitu aku permisi dulu, selamat malam ayah, temari nee, dan kankurou nii." Kata Gaara sopan, ia menepuk pundak kankurou singkat sebelum meninggalkan meja makan itu dan berjalan menaiki tangga menuju lantai dua.
Setelah tiba di depan kamarnya yang di lantai dua Gaara merapihkan piayamanya serta menyisir rambut maroon nya dengan tangan. Ia sekali lagi memastikan bahwa dirinya sudah rapih, lantas membuka pintu dan setelah masuk ia menutupnya secara perlahan. Tidak lupa mengunci pintu itu.
"sudah menunggu lama?" kata Gaara kemudian.
Sabaku no Gaara itu berjalan ke arah pintu balkon kamarnya yang sudah terbuka. Angin malam yang berhembus dari arah balkon itu membuat tirai yang ada di dua sisi pintu itu bergerak-gerak. Pemuda berkepala merah itu kini sudah berdiri di ambang pintu balkon kamar nya sambil tersenyum.
"tidak juga." Pemuda bermata seindah lavender itu tersenyum dibawah sinar bulan yang perak, rambut nya yang terurai panjang menari di tiup angin.
"aku rindu padamu Neji" Gaara menyamankan tubuhnya ke dalam pelukan Neji.
"oh ya? Maksudmu belum puas setelah meliat ku seharian di kelas?" Neji terkekeh pelan sambil mempererat dekapannya.
"aku tidak melihat mu seharian kok!" seru Gaara, ia merasa agak malu.
"ssstt.. jangan kuat-kuat nanti kedengaran ayahmu" Neji mengecup kepala Gaara dengan sayang.
"ah, iya." Gaara mengangguk sambil melepaskan diri dari dekapan Neji. Walaupun Gaara menyukainya, tapi lama-lama malu juga.
"anak pintar." Neji mengacak rambut Gaara perlahan
"ayo masuk dulu, kita ngobrol di dalam kamar saja." Kata Gaara dengan suara pelan, tangannya menarik tangan Neji untuk masuk keadalam kamar setelah ia merasakan udara sudah sangat dingin. Neji hanya mengikuti pemilik kamar dengan patuh.
Neji duduk di sisi kasur berukuran queen size itu dengan nyaman, di sebelahnya Gaara juga duduk sambil memandangnya.
"ada apa?" tanya Neji heran.
"eh, gak apa-apa kok." Kata Gaara ragu. Neji memandang Gaara lagi sambil tersenyum kecil. Gaara selalu terlihat tampan saat memakai seragam sekolah, tapi malam ini di mata Neji, Gaara sangat manis dengan piyama sederhana itu.
"hmm.. tadi 'kalian' bergosip apa di kelas?" tanya Neji kemudian. Ia merebahkan dirinya di kasur milik Gaara..
"siapa yang bergosip?" Gaara melakukan hal yang sama di samping Neji, membaringkan tubuhnya.
"tadi siang sepertinya kalian ngobrol seru banget." Tambah Neji lagi, wajahnya di arahkan ke arah Gaara berbaring di sebelahnya.
"oh, ternyata Neji si Tuan-tidak-perduli-sekitar itu penasaran sama obrolan orang lain ya." Gaara menatap Neji sambil menyeringai.
"nggak juga tuh, enak saja." Kata Neji datar sambil menikmati pemandangan indah di hadapannya. Wajah Gaara.
Mereka berdua mulai mengobrol mulai dari hal kecil sampai hal yang penting. Sesekali mereka saling bercanda dengan suara yang pelan. Dalam hatinya Gaara sangat bersyukur karena Neji mau datang mengunjunginya untuk ke sekian kali.
Ya, semenjak mereka saling jatuh cinta dan mereka sadar kalau cinta mereka berdua tidak di inginkan banyak orang, karena mereka berdua terlahir dari kedua keluarga yang berselisih, maka itu mereka memutuskan untuk berhubungan diam-diam. Meskipun begitu Neji tidak pernah menyesal telah jatuh cinta dengan Gaara. Begitu pula Gaara. Mereka berdua tulus mencintai satu sama lain.
"Neji, sudah hampir tengah malam. Besok sekolah pagi, sebaiknya kamu pulang sekarang." Kata Gaara memutus pebincangan mereka.
"kau mengusirku?" kata Neji sambil menyeringai.
Mendengar itu Gaara menyilangkan tangan di depan dadanya. "iya, kalau lebih larut lagi kau bisa ngantuk di jalan. Bahaya." Kata Gaara serius.
"hm, yasudah, kalau gitu aku pulang dulu." Kata Neji malas-malasan saat bangkit dari kasur Gaara. Gaara hanya mengangguk dan ikut berdiri untuk mengantar Neji ke balkon kamar nya.
Di bawah langit malam yang hitam itu mereka saling berpandangan hanya untuk meneliti keindahan di wajah satu sama lain. Perlahan, Neji mendekatkan wajahnya untuk menjamah bibir Gaara. Memberikan ciuman yang teramat lembut dan memabukan bagi Gaara.
"oyasumi Gaara." Neji tersenyum lembut di akhir ciuman mereka.
"oyasumi Neji." Balas Gaara.
Neji menangguk, setelah berpamitan lagi dengan Gaara ia melompat kecil dari pagar balkon untuk mencapai batang pohon yang tinggi.
"hati-hati." Ucap Gaara pelan saat Neji merosot pelan-pelan dari pohon itu. Neji hanya mengacungkan jempolnya ketika kakinya sudah menapaki tanah di taman belakang rumah Gaara. Kali ini, Gaara memperhatikan Neji yang sekarang memanjat dinding pembatas di belakang rumahnya.
"see you, Gaara." Kata Neji pelan sambil melambaikan tangan sebelum ia menghilang di balik dinding.
"see you.." kata Gaara lemah yang mungkin tidak terdengar Neji.
And no i'll never leave if it's alright with you
Dreaming of oceans while jumping in puddles
And all of my life i pretend that you're there by the door.
I don't need to pretend anymore
TBC
Aaaaakkkhh...
Saya nekat bikin fanfic lagi padahal yang kemaren2 masih ada beberap fic yang belom selesai /matisana
Di chapter ini saya selipin lagu "pretend" dari bandslam. Mudah2an lagunya nyambung :3
Dan untuk di chap ini kebagian romancenya dulu, konflik akan tiba di chap berikutnya.
Jadi minta review nya dulu. ewe
Oh iya, Berhubung saya amatiran, kalo ada yang bisa. minta pendapat dong caranya bikin fic yang menyenangkan itu gimana ya? =A=
Then, arigatou gozaimasu.
