"Hyung!"
Daniel yang awalnya sedang fokus mendengarkan musik melalui earphone itu menoleh, mendapati adik kelas yang juga tetangganya sedang menahan tangis.
"Jihoon? Kenapa? Ada yang menganggumu lagi?" tanya Daniel khawatir sambil berlutut, menyamakan tingginya dengan si anak kelas tiga.
Jihoon menggeleng kuat, menyebabkan beberapa rambutnya ikut bergerak. Lalu bibir kecilnya itu mengeluarkan sepatah kata, yang diiringi sesenggukan.
"Jangan…"
"Jangan apa Jihoon?" tanya Daniel, kedua tangannya kini mengelus pundak Jihoon.
"Jangan menikah dengan Sejeong noona!"
Setelah itu Jihoon menangis dengan kencang, membuat Daniel kelabakan karena si bungsu Park itu benar-benar mengeluarkan suara yang nyaring.
"Hey, hey jangan menangis."
Jihoon mengusap air matanya, lalu menatap Daniel. "Hyung bilang menyukaiku! Hyung bilang menyukai mataku! Hyung bilang mataku cantik!"
"Iya, iya mata Jihoon yang tercantik. Jadi, jangan menangis ya?"
"Tidak mau! Hyung pasti akan menikah dengan Sejeong noona, kan?!"
Daniel kehabisan kata-kata menghadapi si usia delapan tahun itu. Ide cemerlangnya tiba-tiba saja muncul.
"Jihoon mau cokleat? Mau permen? Hyung punya banyak di tas. Mau kan?"
"Pasti hyung menyuruhku makan manis supaya aku gendut kan?! Lalu hyung akan memilih Sejeong noona!"
Dan Jihoon menangis lagi. "Pengantinnya hyung itu hanya aku! Park Jihoon!"
.
.
.
"Jihoon!"
Lelaki dengan balutan sweater baby blue itu menoleh, lalu senyumnya mengembang. "Daniel hyung!"
Daniel tertawa saat melihat Jihoon berlari mendekat dengan cepat, persis seperti delapan belas tahun yang lalu.
"Hey, pelan saja. Kau itu sudah dewasa, kalau terjatuh pasti ditertawakan orang," tegur Daniel saat Jihoon sudah menempati kursi di hadapannya.
Jihoon hanya tersenyum malu, lalu raut wajahnya berubah kesal. "Ya! Kemana saja hyung selama ini?!"
Daniel tertawa. "Aku masih di bumi, tenang saja."
"Tenang saja setelah tahu kau bercerai dengan Sejeong noona tahun lalu?" Jihoon merengut. "Bukankah aku sudah melarangmu untuk menikahi Sejeong noona sejak sekolah dasar? Tidak ingat?"
"Iya Jihoon, hyung yang salah."
"Dan kalian menikah tidak mengundangku?! Hebat sekali ternyata Kang Daniel ini!"
Daniel lagi-lagi tertawa melihat wajah Jihoon.
"Aku tidak sedang melucu, tahu?!" hardik Jihoon yang malah membuat Daniel gemas.
"Jihoon," panggil Daniel lembut.
"Apa?"
"Masih mau menjadi pengantin Kang Daniel?"
.
.
.
"Pasti hyung menyuruhku makan manis supaya aku gendut kan?! Lalu hyung akan memilih Sejeong noona!"
Dan Jihoon menangis lagi. "Pengantinnya hyung itu hanya aku! Park Jihoon!"
Daniel memeluk Jihoon, lalu mengusap punggungnya.
"Iya, nanti saat hyung sudah sukses, mari menikah."
Jihoon mengerjapkan kedua matanya yang bengkak akibat menangis ketika Daniel melepaskan pelukan.
"Hyung janji?" tanya Jihoon sambil mengulurkan jari kelingkingnya.
Daniel tersenyum, lalu mengaitkan kelingkingnya pada milik Jihoon. "Hyung janji."
.
.
.
.
.
.
.
.
Nyontek skenario dari drama black bcs versi ciliknya Haram sama Moogak terlalu oenyoe sampe anak kosku heboh (tbh emg mereka heboh sih, liat mas mas jual cireng ganteng aja heboh)
