Kim Jongin | Oh Sehun | Kris Wu | Byun Baekhyun | Park Chanyeol

rappicasso

presents

an alternate universe fanfiction

E-MAIL

:: first shoot ::

.

kau bisa mengabaikan pesan ini jika kau menganggapnya tak penting. karena ini hanya tentang sebaris pengakuan

.

"Jadi, apa kata Chanyeol? Apakah aku bisa mengambil cutiku?" Kim Jongin memutar posisi duduknya, menghadap ke arah Byun Baekhyun, teman kerjanya yang baru saja kembali dari ruangan manager mereka, Park Chanyeol yang kebetulan adalah kekasih Baekhyun sendiri.

Baekhyun menggeleng pelan sambil melemparkan tumpukan dokumen ke atas meja. Ia mendudukkan tubuhnya ke atas kursi kerjanya. "Ada banyak hal yang harus kita lakukan di akhir tahun ini, Jongin. Masa kau tega membiarkanku menyelesaikannya seorang diri?" balas Baekhyun.

Jongin menggerutu pelan. "Aku sudah melakukan banyak hal selama setahun terakhir ini. Masa aku juga yang harus melakukan penyelesaian di akhir tahun?" protesnya tak suka. Apa yang dikatakan Jongin memang benar. Pemuda manis itu sudah melakukan banyak hal untuk perusahaan tempatnya bekerja, lembur hingga larut malam bahkan tetap bekerja meski tanggal di kalender berwarna merah sekalipun. Namun anehnya, atasannya, si Park Chanyeol sialan itu tetap belum memberikan ijin cuti padanya. "O-oh, atau jangan-jangan, kau yang menghasut Chanyeol agar aku tidak kabur dan menemanimu menyelesaikan semua ini, eh?" tebak Jongin. Ia sadar ia sangat dekat dengan Baekhyun―bahkan Jongin seolah tak bisa hidup tanpa Baekhyun, begitu pula sebaliknya. Jadi, wajar saja jika Baekhyun tak rela jika Jongin lebih dulu mengambil cuti dan bersenang-senang di luar sana.

Baekhyun hanya meringis sambil terkekeh pelan―mengiyakan tebakan Jongin.

Jongin mendengus keras. "Oh, ayolah Baekhyun. Jangan kekanakan. Kita sudah sama-sama dewasa," tegur Jongin. "Aku benar-benar membutuhkan waktu liburan berdua dengan Sehun," lanjutnya, mengutarakan keinginannya yang terpendam. Sehun―atau lebih tepatnya Oh Sehun adalah kekasih Jongin. Pria itu hanya beberapa bulan lebih muda dari Jongin, namun ia sudah mendapatkan posisi yang bagus di sebuah perusahaan perminyakan. Sehu juga merupakan seorang pekerja keras seperti Jongin―tak bisa dipungkiri jika cintanya pada pekerjaannya sama besar dengan cintanya pada Jongin, namun Jongin bisa memaklumi hal itu. Dan keduanya pun mulai merasa bahwa intensitas pertemuan mereka semakin menurun drastis mengingat pekerjaan mereka yang menumpuk―apalagi ini sudah mendekati akhir tahun. Maka dari itu, Sehun berniat mengajak Jongin untuk mengambil cuti bersama agar mereka bisa berlibur ke suatu tempat―well, Sehun masih merahasiakan tempat liburan mereka dari Jongin.

"Kau akan berlibur dengan Tuan Sok Sibuk, eh?" tanya Baekhyun terkejut. Ia tahu betul jika Sehun selalu menyibukkan diri dengan pekerjaannya dan agak mengesampingkan sahabatnya itu.

Jongin menyandarkan punggungnya pada kursi. Ia memejamkan matanya sambil mengangguk pelan. Ia bingung bagaimana ia harus mengatakan hal ini pada Sehun. Ia tak mungkin mengecewakan pria itu, karena ini adalah kesempatan yang langka.

Baekhyun menggaruk kepalanya. "Urm, bagaimana ya? Masalahnya, pekerjaan di kantor memang masih sangat banyak," ucap Baekhyun sedih.

Jongin membuka matanya. "Ah, sudahlah, tak apa-apa," ucapnya. Ia kembali menatap ke arah layar komputernya dan mulai melanjutkan pekerjaannya. "Aku akan tetap berada disini sampai pekerjaan kita selesai semua."

"Kau yakin tak apa-apa?" tanya Baekhyun ragu.

Jongin menoleh ke arah Baekhyun sekali lagi sambil tersenyum tulus.

"O-oh, terima kasih, Jongin-ah. Aku berjanji akan membawakan banyak kue buatan ibuku untuk pesta pernikahanmu dengan Sehun suatu saat nanti," ucap Baekhyun gembira.

Jongin tertawa pelan di tempat duduknya.

.

000

.

"Jadi, kau tak bisa mengambil cuti?" Suara Sehun terdengar kecewa di ujung telepon sana.

Jongin mendesah kecil. Untung saja, keduanya hanya saling bertelepon dan tidak bertemu secara langsung. Ia pasti tak akan tega melihat kekasihnya itu kecewa seperti ini. Mendengar suara kecewanya saja bisa membuat hatinya tersayat-sayat. Mungkin jika ia melihat langsung wajah kecewa Sehun, ia ingin menceburkan tubuhnya ke air mendidih saat itu juga. Yah, meskipun Sehun lebih sering mementingkan pekerjaannya, namun pria itu adalah pria yang baik. Ia selalu mengusahakan mengirim pesan-pesan singkat untuk menanyakan hal-hal sepele pada Jongin. Dan bagi Jongin, itu sudah lebih dari cukup. Asalkan mereka saling mencintai, tak ada masalah, kan? "Urm, begitulah."

"E-eh, tunggu!"

"Ada apa?" Jongin penasaran.

"Atasanmu itu Park Chanyeol, kan?"

"Ya. Kenapa?" Jongin bingung. Sehun kenal dengan Chanyeol, ya?

"Aku akan bicara padanya untuk memberimu cuti minggu depan."

"Ha?" Jongin melongo. "T-tidak perlu, Hun. Kau berlebihan sekali," tolak Jongin.

"Tak masalah. Aku kenal baik dengan Chanyeol Hyung. Tenang saja."

"Tapi, Hun―"

"Sudah ya, Sayang? Sampai bertemu di bandara minggu depan! Bye!"

"Hun-ah? Sehun? Sehunnie?!" Jongin memekik panik sendiri saat menyadari bahwa Sehun sudah memutuskan panggilannya. Jongin menggurutu pelan dan melemparkan sumpah serapah pada ponselnya yang tak berdosa itu. Yah, ia hanya bisa berharap semoga Sehun tak perlu melakukan hal-hal konyol di hadapan Chanyeol.

.

000

.

"Sehun menghubungiku semalam."

"Y-ya?" Jongin menelan ludahnya dengan gugup. Setelah menyerahkan laporannya pada Chanyeol, sepertinya pria bertubuh jangkung itu masih ingin mengatakan sesuatu padanya. Sepertinya, ini mengenai Sehun yang memintakan cuti Jongin pada Chanyeol.

Chanyeol melepaskan kacamatanya dan meletakkannya di atas meja kerjanya. "Kalian akan berlibur, ya?" tanya Chanyeol lembut.

Jongin mengangguk ragu. Oh sial, Sehun juga bercerita bahwa mereka akan berlibur berdua?

Chanyeol berdecak pelan. "Baiklah, setelah kupertimbangkan kembali, aku akan memberikan cuti untukmu, tapi ada syaratnya―" Chanyeol menggantungkan kalimatnya.

Jongin seharusnya senang, tapi ia tahu tak ada yang gratis di dunia ini. Jadi, pasti ada syaratnya agar ia bisa mendapatkan cutinya.

"―ada beberapa tugas di e-mailmu yang harus kau kerjakan pekan ini."

Nah kan.

.

000

.

Jongin meletakkan dagunya di atas meja pendek yang berada di ruang tengah apartemennya. Tangannya bergerak malas di atas notebooknya. Ia harus membuka e-mail yang dikirimkan Chanyeol padanya. Dan seluruh e-mail tersebut berisi tugas-tugas yang harus diselesaikannya pekan ini.

Jongin sudah membuka e-mailnya dan terdapat berbagai macam pesan masuk dalam inboxnya. Jongin memang tidak pernah membuka e-mailnya, kecuali jika ia memang membutuhkannya dalam hal pekerjaan. Maka dari itu, ada banyak pesan masuk dari banyak akun-akun yang digunakannya di sosial media―mengirimkan notifikasi atau promosi. Dan selama ini Jongin tak pernah membuka pesan-pesan itu karena dirasa tidak berguna.

Jongin pun mulai mengklik pesan-pesan dari Chanyeol dan terlarut dalam pekerjaannya seorang diri.

.

000

.

Jongin meregangkan tangannya ke atas. Akhirnya, pekerjaannya itu bisa diselesaikan. Jongin melirik ke arah jam digital di sudut kanan bawah notebooknya.

02.39

Sekarang sudah dini hari dan Jongin masih terjaga karena tugas-tugasnya. Namun, Jongin justru tidak merasa mengantuk. Ia melirik ke arah tumpukan pesan-pesan di inboxnya. Iseng, ia pun membaca pesan-pesan itu sekilas. Namun, sepertinya tak ada yang cukup penting untuknya. Beralihlah dia pada kotak spam. Dan terkejutnya Jongin saat mendapati nama yang tak asing lagi dalam kotak spam tersebut.

Kris Wu.

.

000

.

Sehun pernah mengatakan bahwa pesan akan ditandai sebagai spam jika sang pengirim pesan tidak menuliskan subjek pada pesannya. Sehun mengatakannya, karena saat itu, Jongin mengeluh pada Sehun mengenai e-mailnya kepada beberapa client dianggap sebagai spam. Katakanlah Jongin gagap teknologi, karena begitulah kenyataannya dan Jongin pun tak terlalu peduli.

Karena yang dipedulikannya saat ini adalah pesan dari Kris Wu.

Oh, kalian bertanya, siapa Kris Wu?

Oke, sesungguhnya, ceritanya akan cukup panjang dan rumit. Tapi, dengarkan saja.

Kris Wu adalah kakak kelas Jongin di sekolah menengah. Kris adalah murid pindahan. Dia tampan dan berbakat dalam berbagai bidang―wajar jika namanya langsung terkenal dan banyak siswa yang mengaguminya, termasuk Jongin.

Dan beruntunglah Jongin, karena dia cukup dekat dengan Kris. Keduanya saling bertukar nomor ponsel dan bisa saling berkomunikasi secara lebih intens. Jongin sama sekali tak menduga jika ia akan semakin jatuh pada pesona Kris. Dan ia menceritakan perasaannya spesialnya untuk Kris itu pada sahabatnya semasa sekolah, Do Kyungsoo.

Namun sepertinya, apa yang dirasakan Jongin, tidak dirasakan oleh Kris. Saat Jongin masih dekat dengannya, Kris justru memutuskan untuk menjalin cinta dengan teman seangkatan Jongin, Huang Zhitao. Menyakitkan memang, tapi itulah kenyataannya.

Jongin mencintai Kris, namun Kris mencintai seseorang yang lain.

Maka Jongin pun mulai menjauhkan dirinya dari Kris agar ia bisa mengubur perasaannya itu dalam-dalam. Hingga akhirnya, ia benar-benar lost contact dengan Kris dan ia sudah mulai menjalin hubungan spesial dengan Sehun. Untung saja, pria itu bisa merebut hati Jongin dan membuat Jongin kembali jatuh cinta.

Jongin bertanya-tanya tentang isi pesan Kris yang dikirimkan untuknya. Maka, ia pun membukanya. Selagi ia menanti pesan itu terbuka, muncul berbagai pertanyaan di benaknya. Mungkinkah itu hanya pesan basa-basi? Atau ada pesan penting di dalamnya?

Pesan sudah terbuka.

Jongin melirik ke tanggal pengiriman e-mail tersebut.

10 Agustus.

Dan sekarang adalah bulan Desember. Itu artinya, pesan itu berada di kotak spam selama lebih dari 4 bulan.

Jongin buru-buru membaca pesan itu.

Hai, Kim Jongin.

Kau masih mengingatku? Aku Kris Wu, kakak kelasmu saat di sekolah menengah. Aku tak berharap kau membaca pesan ini, apalagi membalasnya. Kau bisa mengabaikan pesan ini jika kau menganggapnya tak penting. Karena ini hanya tentang sebaris pengakuan.

Maaf, jika aku langsung pada intinya, karena aku tak cukup pandai berbasa-basi.

Aku mencintaimu, Kim Jongin.

Aku mencintaimu sejak pertama kali kita bertemusaat itu kau memberikan air mineral padaku saat aku sedang kelelahan berlatih basket. Dan sejak saat itu, aku tak bisa berhenti memikirkanmu. Kau adalah pemuda yang manis dan baik. Perasaanku semakin dalam seiring dengan kedekatan kita.

Namun, aku tak berani mengutarakan perasaanku, karena aku sempat mencuri dengar pembicaraanmu dengan Kyungsoo. Kau menyukai seseorang. Aku tak ingin merusak kebahagianmu itu. Jadi, aku memutuskan untuk memendam perasaanku, berusaha mengubur impianku untuk menjadikanmu sebagai kekasihkusalah satunya adalah dengan berpacaran dengan Tao. Kau tahu, aku tak pernah benar-benar mencintainya.

Dan barulah sekarang, aku berani mengutarakannya padamu. Maaf, jika aku terkesan pengecut. Tapi, sejauh ini, hanya inilah yang bisa kulakukan. Aku hanya bisa mendapat alamat e-mailmu.

Aku tak mengharapkan balasan darimu. Sungguh.

Wakaupun kau hanya membacanya, aku sudah merasa sangat lega. Setidaknya, kau mengetahui perasaanku. Dan asal kau tahu, perasaanku hingga detik ini pun masih sama.

Kris Wu

Jongin membeku. Ia tak bisa berkomentar apa-apa setelah membaca pesan itu. Ia juga tak tahu apakah ia harus membalasnya atau tidak. Kalaupun ia harus membalasnya, ia pun tak tahu apa yang harus ia tuliskan dalam pesan balasannya.

Pikirannya berkecamuk. Perasaan yang sudah mati selama bertahun-tahun itu perlahan hidup kembali.

Jongin bimbang.

Di saat ia merasakan kebahagiaannya dengan Sehun, Kris justru kembali, membawa fakta baru bahwa cinta Jongin dulu sama sekali tidak bertepuk sebelah tangan.

Jongin bingung.

Apa yang harus ia lakukan?

.

TBC

.

Okay, Jongin lagi bingung, jadi mari kita bantu dia memilih.

Saya sudah menyiapkan dua plot; jika akhirnya Jongin memilih Sehun atau jika Jongin memilih Kris. Tenang aja, walaupun saya ini lebih sering bikin ff KrisKai, tapi saya juga SeKai Shipper hohoho. Jadi, kalian masih bisa ngevote, kira-kira bagaimana ff ini berakhir. Apakah SeKai atau KrisKai atau malah ga ada pair di akhir cerita?

Kalian bisa menyampaikan vote kalian lewat review atau PM saya langsung. Kalo bisa, sertakan alasan yang menarik. Jadi, itu bisa memantapkan hati saya untuk memilihkan jodoh buat Jongin /loh

so, mind to review?

love,

rappicasso

P.S. PM saya masih terbuka buat menerima request atau tawaran collab fic yaa