"A New Girl is a New Life"
Keadaan Desa Konoha yang tidak berubah mwmbuat kehidupan Nameru Kizuya membosankan. Gadis bersurai hitam kecokelatan ini memutuskan untuk tinggal di Sunagakure. Ia segera membereskan pakaian dan barang-barang lainnya untuk segera berpindah. Ia mengepang rambutnya dengan cukup rumit namun tetap indah dan cantik. Ia juga mengenakan dress berwarna pink yang sangat indah. Matanya yang kecokelatan menatap langit cerah dan langsung melangkahkan kaki keluar rumahnya menuju desa Suna.
Perjalanan jauh telah ia tempuh. Sesampainya di sana, ia disambut warga Sunagakure yang terkesima melihat kecantikannya. Sampailah ia di sebuah pasar.
"Nona cantik, kemarilah. Ada buah-buahan segar untukmu." Seorang pedagang menawarinya.
"Terimakasih. Aku mencari tempat tinggal. Bisakah kau memberitahuku?" jawab Nameru.
"Teruslah telusuri pasari ini. Tak lama, kau akan menemukan tempat tinggal."
Nameru mengangguk senang. Ia berlari secepat mungkin dan mengabaikan godaan-godaan orang-orang. Tepat di penghabisan pasar, ia menemukan sebuah rumah bertuliskan "DIJUAL"dan ada seseorang di sana.
"Sumimasen.. Watashi wa Nameru desu. Bisakah aku tinggal di sini? Tapiii... kurasa uangku tidak akan cukup membeli rumah ini." Ucap Nameru sedikit memelas. Pemuda itu melihat Nameru dan terpesona.
"K..kau boleh menyewa rumah ini dengan setengah uang yang kau punya." jawabnya tanpa berkedip menatap Nameru. "Tapi kau harus mendata dirimu ke kantor Sang Kazekage." Tambahnya.
Transaksi pun telah dilakukan. Nameru memasuki rumah itu dan membereskan barang-barangnya.
...
...
Matsuri, Sari dan Yukata sedang memperbincangkan pertunangan Matsuri dengan Gaara, Sang Kazekage. Mereka sudah cukup lama menjalin hubungan.
"Sungguh beruntung kau, Matsuri. Dappat memiliki Sang Kazekage seutuhnya." Ucap Yukata.
"Kau mengenali Gaara-sama melaluiku. Mengapa kau yang ia pilih?" sindir Sari kepada Matsuri.
"Gomenasai. Aku harap kalian mau membantu mengurusi pertunanganku." Pinta Matsuri.
"Tenanglah, kami sahabatmu. Kami akan menolongmu. Ayo pergi ke Konoha temui Yamanaka Ino untuk memesan rangkaian bunga." ajak Yukata.
"Aku akan pergi ke tempat Hinata untuk memilihkan gaun." Ucap Sari lalu mereka bergegas pergi ke Konoha.
...
...
Sesampainya di gedung Kazekage, Nameru disambut oleh pria bercoreng-coreng ungu di wajahnya, Kankuro. Ia melihat Nameru dengan perasaan aneh dan terpesona.
"Kau seperti orang baru di sini, bukan? Kenalkan, aku Kankuro" tanya Kankuro dengan jantungnya yang berdegup kencang.
"Y-ya, aku Nameru. Aku datang dari pinggir Desa Konoha. Bukankah disini aku bisa bertemu Kazekage untuk mendata diriku?" Nameru membalasnya dengan pertanyaan.
"Tentu. Mari aku antar ke ruangan adikku, Gaara. Dia adalah Kage ke-5. Berhati-hatilah, sikapnya sangat dingin, tidak tampan, sangat percaya diri, dan irit bicara. Dia bisa saja memakanmu hidup-hidup. Percayalah ia takkan menoleh kepada gadis secantik dirimu. Um.. maksudku, gadis selugu dirimu." Jelas Kankuro.
...
...
"Ini ruangannya. Ketuk saja." Kankuro meninggalkan Nameru.
Tok..tok..tok..
"Masuk." Suara datar tardengar dari dalam dan Nameru membuka pintunya.
"Sumimasen, a..apa aku bisa mendata diriku menjadi penduduk baru di sini?" tanya Nameru gugup.
"Ambil kertas hijau di sana dan isi." Tunjuk Gaara ke arah meja kecil disudut ruangan tanpa menoleh sedikit pun pada Nameru karena terfokus pada dokumennya.
'Apa yang diberitahukan pria bercoreng itu tidak benar. Tuan Kage sangatlah tampan.' Pikir Nameru. Tanpa disadari, kayu penyangga meja terjatuh dan nameru tersandung olehnya. Nameru terjatuh ke arah meja tempat kertas itu tersimpan hingga seluruh kertas berterbangan di udara. Gaara terkejut.
Brakk!Wush!
Gaara terlihat amat kesal melihat ruangannya berantakan.
"Ceroboh sekali! Dimana kau simpan matamu?!"
Nameru masih membelakangi Gaara. Hingga saat Gaara membantunya berdiri, wajahnya menoleh ke hadapan wajah tampan Gaara. Seketika mata jade Gaara membeku melihat Nameru.
"Gomenasai, Gaara-sama. Biar kubereskan." Nameru mulai mengambil kertas yang berserakan.
"Tidak perlu. Ambil 1 kertas dan isi datamu." perintah Gaara.
Nameru mengangguk karena ia takut. Ia segera mengisi kertas itu. Tak lama, Gaara selesai membereskan kertas-kertas dan Nameru selesai mengisi datanya.
"Kazekage-sama, sudah kuisi. Aku simpan di mejamu. Aku harus pergi." Nameru pergi dengan pakaiannya yang sedikit berantakan.
"Hn" Gaara tetap menjaga sikap tanpa menoleh Nameru. Setelah ia melihat Nameru pergi, ia bergegas membaca datanya. "Ternyata namanya Nameru Kizuya."
...
...
Matsuri melihat Nameru keluar dari ruangan Gaara dengan pakaian yang sedikit berantakan. Matsuri curiga. Ia berlari memasuki ruangan Gaara tanpa mengetuk.
"Gaara! Siapa wanita tadi? Ia keluar ruangan ini dengan pakaian berantakan. Apa yang telah kalian lakukan di ruangan ini? Jawab, Gaara! Jawab!" ucap Matsuri dengan nada keras. Gaara yang merasa dicurigai langsung menggebrak mejanya dan langsung berjalan ke hadapan Matsuri.
"Sejak kapan aku mencurigaimu? Kau malah seperti ini kepadaku." Gaara berkata dengan sangat kesal bahkan jarak wajahnya dengan Matsuri hanya 3 cm. Lalu ia pergi meninggalkan Matsuri sendirian. Kaki Matsuri sudah tidak mampu menopang tubuhnya lagi hingga ia terjatuh.
Temari heran melihat adiknya keluar ruangan dengan wajah kesal. Temari mendapati Matsuri duduk di lantai ruangan Gaara. Temari langsung memeluk Matsuri. Tak sanggup membendung air matanya lagi, Matsuri menangis di pelukan Temari dan menceritakan semua yang telah terjadi 1 menit yang lalu. Temari pun merasa aneh dengan sikap adiknya itu.
...
...
Gaara melihat Nameru yang sedang berdiri sendirian di tapi danau. Tak sengaja, Gaara menginjak sebuah ranting pohon. Secara refleks Nameru menoleh ke belakang.
"Kazekage-sama!" Nameru terkejut.
"Maaf jika aku mengejutkanmu." Gaara berkata dengan sangat datar dan tanpa ekspresi seperti biasanya.
"A-apakah kau datang untuk memintaku mengganti kerugian yang kubuat tadi? Aku bersedia tapi tolong maafkan aku, Kazekage-sama."
"Kau tak perlu memanggilku 'Kazekage'. Panggil saja 'Gaara'. Lupakan masalah tadi." Senyum kecil terlukis pada wajah tampan Gaara. Setiap Gaara menatap mata nameru, jantungnya berdegup kencang seperti akan meledak.
"Suatu kehormatan apabila Kazekage,um,maksudku Gaara bersedia datang ke kediamanku. Akan kubuatkan teh hijau rasa mint untukmu" ucap Nameru. Gaara mengangguk dan mereka pun pergi.
Tanpa mereka sadari, Temari dan Matsuri melihat perbincangan mereka. Matsuri menangis, sedangkan Temari merasa kesal.
"Kau lihat itu? Itu adalah wanita yang kutemui tadi. Apa yang ia lakukan sehingga Gaara mau mengikutinya pergi?" ucap Matsuri sambil tak kuasa menahan tangis.
"Jujur saja, ia itu sangat cantik, menarik dan terlihat sangat pintar, mungkin juga baik hati. Hanya saja ia terlihat lugu, tak memiliki jurus apapun dan tak bisa bela diri." ucap Temari.
"Temari-chan?! Mengapa kau memujinya seperti itu?"
"Aku berbicara fakta."
"Lihat saja, besok aku akan menemuinya,"
...
...
Secangkir teh hijau, semangkuk sup, dan sepotong kue dipersembahkan untuk Gaara. Gaara meminum tehnya.
"Itadakimasu!" Gaara merasakan sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
"Nameru, ini sangat enak. Ini adalah teh terbaik sepanjang masa. Kau membuat ini sendiri?" tanya Gaara yang terus meneguk teh tersebut.
"Ya, sebelum aku menemuimu, aku membuatnya terlebih dahulu."
Pujian Gaara membuat wajah putih Nameru memerah dan mambuathatinya berbunga-bunga.
'Mungkinkah aku menyukainya?' pikir Nameru.
Tiga jam telah berlalu, Gaara dan Nameru telah banyak berbincang-bincang tentang Sunagakure hingga akhirnya hening.
Tiba-tiba...
"Sebenarnya aku akan bertunangan, namun hubunganku sedang kurang baik dengannya." Gaara tiba-tiba bicara dan Nameru sangat terkejut. Rasanya Nameru sangat ingin berteriak. Perasaannya hancur bagai terkena hantaman Chidori. Ia bingung, haruskah senang karena hubungannya sedang tidak baik, atau sedih karena hubungan itu bisa diperbaiki dan mereka bertunangan? Nameru semakin yakin bahwa dirinya menyukai Gaara.
"Si-siapa wanita yang beruntung itu?"
"Matsuri, muridku."
"A..ap..a yang membuat hu..hubunganmu kurang baik?"
"Akhir-akhir ini ia sering mencurigaiku. Terlalu sering mencampuri urusanku."
"Oh."
"Ini sudah terlalu sore. Aku harus pulang. Sayonara." Gaara pergi meninggalkan Nameru.
Mata Nameru sangat panas sehingga membuat air matanya mengalir deras. "Mengapa aku harus menangis? Padahal ini adalah hari pertama aku bertemu dengannya. Aku sungguh yakin bahwa aku menyukainya, tapi mengapa?" Nameru berkata peda dirinya sendiri sambil menangis dan meletakkan kepalanya di atas meja.
Seseorang mendengar Nameru menangis dengan keadaan pintu rumah yang terbuka. Rasa penasaran pun membuatnya mendekati sumbar suara tersebut.
"Nameru, kaukah itu?" tanyanya. Nameru terkejur dan langsung menoleh ke belakang.
"Kau? Sejak kapan kau di sana? Hey, kau adalah pria yang kutemui tadi di gedung Kazekage, bukan? Kan.. Kanku..ro?" tanya Nameru.
"Ya. Apa yang membuatmu menangis? Apa karena sikap Sang Kage kepadamu?" tanya Kankuro.
Entah apa yang membuat Nameru kesulitan bernapas tapi seperti ada sesuatu yang menyangkut di tenggorokannya setelah Kankuro barkata seperti itu. Namru heran mengapa Kankuro bisa mengetahui isi hatinya saat ini.
"Ya, eh, tidak, hm, maksudku ya, Ya, itu karena Gaara-sama." Nameru tidak dapat menahan tangisnya lagi maka ia terjatuh ke dalam pelukan Kankuro.
"Sudah kuduga. Tunggu, apa kau menyukainya?" tangis Nameru terhenti mendengar pertanyaan Kankuro. Bagaimana bisa Nameru menceritakan semua yang is rasakan kepada orang yang baru dikenalinya?
"Aku baru bertemu kau hari ini. Aku tak mungkin menceritaknnya kepadamu."
"Katakan saja."
"Y-ya, aku menyukainya saat pertama kali aku melihatnya."
Jantung Kankuro bagai berhenti berdetak. Sebenarnya Kankuro pun menyukai Nameru saat pandangan pertama. Tak ingin mengecewakan siapapun, Kankuro berusaha menutupi perasaannya.
"Tenanglah, tak sedikit orang yang berani menceritakan isi hatinya kepadaku. Aku adalah seorang penasehat." ucap Kankuro dengan beribu-ribu perasaan tidak menentu.
Nameru pun menceritakan semuanya karena ia merasa bahwa Kankuro dapat dipercaya.
...
...
Di taman Sunagakure, Matsuri, Sari, dan Yukata berkumpul.
"Aku sudah memesan rangkaian bunga." Yukata berkata dengan gembira.
"Gaunmu dan tuxedo Gaara-sama pun sudah siap, Matsu-chan!" seru Sari.
Wajah Matsuri sama sekali tidak menunjukkan rasa bahagia sedikir pun.
"Sari, Yukata, sebenarnya aku ada sedikit masalah dengan Gaara. Ia menyukai wanita lain." air mata menetes di pipi Matsuri. Ekspresi kedua sahabatnya pun menjadi sedih.
"Siapa orangnya?" tanya Sari dan Yukata bersamaan.
Tiba-tiba Nameru berjalan melewati mereka.
"Itu dia!" seru Matsuri kesal.
"Hey! Wanita berkepang! Kemari kau!" seru Yukata. Nameru menoleh dan mendapati mereka bertiga yang sudah berada di belakangnya.
"Sore nanti, kutunggu kau di tengah desa. Kita buktikan siapa yang paling kuat. Aku yakin kemampuanmu itu rendah." ucap Matsuri dengan sedikit senyum jahat. Nameru tidak mengerti apa yang Matsuri ucapkan.
"Apa maksudmu? Siapa kalian? Sebelumnya perkenalkan, watashi wa Nameru desu." Nameru memperkanalkan dirinya lalu mengulurkan tangannya.
"Aku adalah Matsuri. Tunangan Gaara!" memperlihatkan wajah angkuh lalu menepis uluran tangan Nameru dan pergi meninggalkannya.
'Apa? Matsuri? Jadi ia adalah tunangan Sang Kage?' piikir Nameru dan langsung bergegas ke rumahnya mempersiapkan diri.
Sesampainya di rumah, Nameru mempersiapkan 2 buah katana dan 8 buah kunai. Ia pun mengenakan pakaian seperti ninja, namun tetap dengan penampilan memukau yang tak luput dari kepangannya. Ia bahkan terlihat sangat cantik dengan jubah birunya dan dua katana yang menyilang di punggungnya memberi kesan ia haus akan darah. Seketika penampilannya yang seperti gadis anggun yang cantik berubah menjadi seperti ratu kegelapan.
...
...
Sore hari telah tiba, Matsuri, Sari, Yukata, Temari, dan Kankuro sudah menunggu di tengah desa. Kankuro panik, yang ia takutkan adalah Nameru mandapat kekalahan.
"Sudah cukup lama kita menunggu. Aku yakin ia tak akan datang. Hmph! Pecundang!" ucap Matsuri kesal.
"Siapa yang kau sebut pecundang?" sebuah suara terdengar dari belakang Matsuri. Saat Matsuri menoleh, ia dikejutkan oleh Nameru yang berubah 180°.
"Na..Nameru?" Kankuro keheranan.
"Bagus kau datang. Kita mulai sekarang. Jangan kau bilang penampilanmu itu hanya untuk membodohi kami semua. Hahaha!" ucap Matsuri.
Nameru mengeluarkan kedua katana miliknya. Matsuri menggunakan dua tombak bermata tiga. Matsuri menyerang Nameru dengan mengarahkan tombaknya sejajar dengan jantung Nameru. Dengan lihai, jari Nameru memutar-mutar katananya hingga tombak Matsuri mengarah ke atas dan terlepas dari tangannya. Matsuri terus menyerang dengan banyak pergerakkan, sedangkan Nameru hanya menggunakan pergerakkan tangan saja dengan terus melakukan putaran-putaran dengan jari-jarinya dan tubuhnya yang lain tetep diam pada posisi semula. Semua yang melihat hal itu pikirannya teringat kapada Gaara yang jika bertarung hanya pasirnya saja yang bergerak. Tak ada yang berani berkata apapun pada saat melihat mereka bertarung. Semua itu sungguh jauh dari yang mereka bayangkan.
"Mengapa kau tidak menyerangku? Apa kau takut dengan pertahananku?" ucap Matsuri.
"Sungguh kau menginginkan aku menyerangmu?" Nameru berlari mengarahkan katananya ke leher Matsuri yang berikatkan pelindung kapala dengan simbol Sunagakure. Tak sempat menangkis serangan Nameru karena sangat cepat, goresan yang hampir menembus besi pelindung kepala tersebut tercipta oleh katana milik Nameru. Matsuri terkejut melihatnya. Jika Akatsuki melihat ini, mereka bisa menculik Matsuri karena dianggap sudah mengkhianati Sunagakure. Tak sadar bahwa tendangan Nameru akan mendarat di tubuhnya, Matsuri pun terhempas jauh.
"Tunggu, hentikan menggunakan senjata! Kita coba tangan kosong." pinta Matsuri yang tidak ingin mengakui kemampuan hebat Nameru.
Nameru dan Matsuri melemparkan masing-masing senjata mereka. Kali ini, Nameru menyerang Matsuri dengan berbagai macam jutsu yang baru dilihat oleh semua yang hadir di sana.
"Darimana ia berasal? Sesungguhnya Sunagakure, Konoha dan desa lainnya pun yang kutahu tidak memiliki jutsu seperti itu. Ia sungguh bagaikan haus akan darah, seperti Gaara sebelum menjadi Kazekage. Ia sungguh seperti haus akan darah." Temari angkat bicara dan yang lain setuju akan itu.
Pukulan, hantaman, dan tendangan terus dilontarkan ke arah Matsuri tanpa ada jeda sedikitpun. Matsuri sudah sangat terluka, namun Nameru sama sekali tak tersentuh. Darah segar yang keluar dari mulut Matsuri ketika hantaman terakhir yang mendarat di dadanya menandakan bahwa Matsuri ingin serangannya berhenti, tetapi serangan Nameru bagaikan tak memberinya kesempatan untuk berbicara.
"Hentikan! Hentikan!" suara datar terdengar dari belakang orang-orang yang hadir di sana. Semuanya melihat ke arah suara tersebut. Ternyata Gaara sebenarnya sudah mengetahui pertarungan mereka dan mungkin saja ia melihat dari awal pertarungan dari sisi lain tengah desa. Semuanya terkejut melihat Gaara datang dengan membawa gentong pasir di punggungnya. Ia melihat Matsuri yang terluka sangat parah namun sama sekali tidak menolongnya.
"Apa kalian berpikir pertarungan ini adil? Aku memiliki cara yang lebih baik." ucap Kazekage itu tanpa menoleh pada siapapun. Tiba-tiba pasirnya bergerak dan membentuk tiga lingkaran yang berdiri di tanah. Tak satu pun yang berani berbicara.
"Kalian akan melempar target dengan menggunakan kunai. Jika salah satu dari kalian melempar tepat di tengah-tengah ketiga lingkaran itu maka aku akan memilih kalian menjadi pasanganku." jelas Gaara.
"Tunggu, Kazekage, tapi kedatanganku ke Sunagakure bukan untuk itu, tapi ..." perkataan Nameru terpotong.
"Sudahlah, aku tahu semuanya. Kankuro menceritakannya kepadaku." potong Gaara.
Nameru terkejut, ternyata Kankuro tidak bisa manyimpan rahasianya. Ia lalu mengeluarkan 3 buah kunai dari kantung jubahnya.
"Biar aku yang pertama melempar target." ucap Matsuri seolah rasa sakit yang dideritanya telah hilang.
Matsuri melempar kunai satu per satu. Lemparan pertama dan kedua tepat di sasaran, namun saat lemparan yang ketiga, rasa sakit karena hantaman Nameru membuatnya tidak fokus sehingga lemparannya mandarat di pinggir target. Matsuri terkejut.
Sekarang adalah giliran Nameru. Nameru berharap lemparan kunainya tidak ada yang tepat di target sama sekali. Nameru berharap ia gagal karena sebenarnya tujuannya ke Sunagakure buka untuk merebut tunangan orang lain. Nameru akan melempar kunai dengan cara melakukan sekali lompatan. Ia ingat bahwa teknik itu tidak pernah berhasil ia lakukan. Ia selalu gagal. Nameru pun melakukan sekali lompatan dan langsung melemparkan tiga kunai bersamaan. Sayang sekali, yang diharapkan Nameru tidak sesuai yang diinginkannya. Ketiga kunai tersebut mendarat sempurna tepat di target. Takdir seolah menyuruh Nameru bersanding dengan Gaara.
"Ya. Nameru yang kupilih." ucap Gaara sambil berjalan meninggalkan mereka semua.
Nameru bingung. Apa yang harus ia rasakan sekarang? Sejujurnya ia sangat bahagia karena dapan memiliki Gaara seutuhnya, namun bagaimana pandanganorang-orang terhadap dirinya?
Matsuri merasakan sakit yang amat sangat di hatinya. Ia pun berlari mengejar Gaara dan memeluk kaki Sang Kage serta memohon dengan berlutut.
"Gaara, kumohon tetaplah bersamaku. Sebelum kedatangannya kau masih tetap bersamaku. Apa salahku? Apa karena aku terus mencurigaimu? Aku minta maaf. Apapun kesalahkanku kumohon maafkan aku. Aku akan melakukan apapun untukmu, Gaara. Gomenasai.." Matsuri memohon dan menangis tersedu-sedu.
Gaara hanya tetap diam tanpa menoleh, menjawab, dan berekspresi.
"Gaara, aku kemari bukan untuk membuat kau memilihku. Aku sadar aku bukanlah orang yang pantas memilikimu. Tetaplah bersama Matsuri dan aku akan pergi." Nameru melangkahkan kakkinya menjauhi Gaara, namun Gaara langsung meraih tangan Nameru.
"Tidak."
"Tapi mengapa? Aku bukan siapa-siapa di sini. Aku saja baru mengenalmu."
"Kau tetap bersamaku."
"Jika aku tetap bersamamu apa kau akan menuruti keinginanku?"
"Apapun itu."
"Baiklah, Gaara. Aku akan tetap bersamamu, tapi aku tidak bisa memilikimu. Jadi permintaanku adalah tetap bersama Matsuri."
Matsuri benar-benar terkejut, ternyata orang yang ia curigai sama sekali tidak bermaksud jahat.
Tiba-tiba...
...
...
Deidara dan Sasori sedang terbang di atas mereka menggunakan burung putih ciptaan Deidara.
"Kau lihat wanita yang berlutut itu? Ia menggoreskan tanda pengkhianatan di ikat kepalanya." ucap Deidara lalu tersenyum licik.
"Ia akan menjadi anggota baru Akatsuki. Hey, lihatlah. Itu adalah pria berpasir yang pernah kita ambil Shukaku miliknya. Bukankah ia mati?" jawab Sasori.
"Kau benar. Ia adalah Gaara. Seingatku saat aku menduduki tubuhnya, jantungnya sudah tidak berdetak lagi." ucap Deidara.
Mereka mendarat di tengah desa.
"Masih ingatkah kau kepadaku, pria berambut merah?" tanya Deidara.
"Kau bicara kepada siapa,Dei? Rambutku juga merah." ucap Sasori
"Baiklah. Masih ingatkah kau kepadaku, pria dari Sunagakure?" tanya Deidara.
"Aku juga berasal dari Sunagakure." jawab Sasori.
"Kau sangat berisik, Sasori. Bagaimana aku bisa memberi kesan menyeramkan jika kau selalu menjawab pertanyaanku. Hey, tapi wajahmu dengan pria pasir itu mirip sekali. Hahahaha!" ucap Deidara.
"Ya terserah apa katamu." jawab Sasori.
"Kau ingat kapan kau memutuskan tanganku? Sekarang Sasori telah membuatkan lengan bonekanya untukku. Mwahahahaha!" ucap Deidara.
"Kau sudah mengambil Shukaku milikku, sekarang apa yang kau mau?" tanya Gaara.
"Aku melihat ada seseorang yang berkhianat disini. Berkhianat dari Sunagakure sepertiku." ujar Sasori yang lalu menunjuk Matsuri.
"Ayo bawa gadis itu." ajak Deidara.
Saara Sasori dan Deidara berlari, pasir Gaara menyerang mereka dengan tembakan.
"Baiklah kalau begitu, kita berperang." ucap Sasori.
Sasori mengubah diri menjadi Hiruko dan menyebarkan 50 boneka ciptaannya yang dapat bertarung juga. Mereka semua bertarung terkecuali Matsuri yang dilindungi di dalam pasir buatan Gaara. Kankuro adalah seorang pengendali boneka juga seperi Sasori maka tak terlalu sulit baginya melawan pasuka boneka-boneka itu. Itu memudahkannya untuk membalikkan boneka buatan Sasori yang menyerang balik Sasori. Temari berhasil menerbangkan banyak boneka dengan kipasnya yang besar. Akhirnya Deidara membuat burung kecil yang dapat meledak sesuai perintahnya. Ia meledakkan burung itu tepat di belakang Gaara. Gaara pun terlempar. Saat Gaara terkapar, Sasori dengan mode Hirukonya menghampiri dan siap untuk menusukkan ekor kalajengking raksasanya ke tubuh Gaara. Dengung ledakan masih berada dipikiran Gaara maka ia belum bersiap menepis ekor kalajengking itu. Saat Sasori menusukkannya tiba-tiba..
"Aahh!" teriak seseorang yang tertusuk ketika melindungi Gaara.
Semua yang mendengar langsung menoleh ke arah suara itu. Mereka semua terkejut melihat Nameru yang tertusuk ekor kalajengking Sasori hingga menembus tubuhnya. Sasori dan Deidara pun bingung apa yang harus mereka lakukan. Tujuan mereka kemari bukan untuk membunuh, tapi menculik. Mereka pun bergegas pergi menaiki burung buatan Deidara.
Gaara benar-benar terkejut. Ia langsung memeluk Nameru. Gaara meluluhkan semua kekuatannya termasuk perisai yang ia buat untuk Matsuri.
"Mengapa kau melakukan ini? Biarlah aku mati." Gaara sedikit menangis melihat hal itu.
"Jika kau mati. Siapa pelindung Sunagakure?" jawab Nameru.
Tiba-tiba Naruto, Sakura, Rock Lee, Neji, Hinata, Shikamaru, dan Ino datang.
"Gaara! Tadi aku melihat Deidara dan Sasori mengarah ke sini, maka kami datang kemari. Gaara ..." ucap Naruto yang mengubah nada bicaranya ketika melihat Gaara menangis memeluk Nameru. Darah yang menetes dengan deras di tanah dan tangan Gaara membuat mereka yang baru datang terkejut.
"Apa? Wanita ini? Aku pernah melihatnya di Konoha. Kami sempat berbincang-bincang. Naruto, bukankah kau menyukainya? Tapi bagaimana Gaara bisa mengenal wanita ini?" ucap Neji.
"Ah, Neji, kau bisa saja. Tapi ia memang cantik, bukan?" ucap Naruto tersipu malu. Hinata berekspresi seperti tidak senang mendengar bahwa Naruto 'menyukainya'.
"Apa yang telah dilakukan para Akatsuki itu? Apa mereka membunuhnya?" tanya Shikamaru.
"Ya. Kami sempat bertarung. Saat ekor Hiruko hampir menusuk Gaara, Nameru menghadangnya." jelas Temari. Lalu Shikamaru langsung memeluk Temari karena melihat Temari sedih.
"Biar kucoba sembuhkan. Semoga racunnya tidak menyebar." ucap Sakura.
Nameru dibaringkan di tempat tidur pasir buatan Gaara. Sakura berusaha menyembuhkan Nameru yang sudah sekarat. Pasir keemasan milik Gaara berubah menjadi kemerahan karena darah Nameru yang terus mengalir.
"Racunnya sudah menyebar. Tidak ada harapan." Sakura dengan sedih mengatakannya.
"Gaa..ra.." panggil Nameru.
"Ber..ja..janjilah ke..padaku kau akan tetap ber..sama.. Mat..Matsuri." ucap Nameru yang kemudian hilang kesadaran dan memejamkan matanya untuk selamanya.
"Tidaaaaakkk!" seru Gaara.
"Andaikan saja ia memanggil namaku." ucap Rock Lee sambil menangis.
"Tidak, namaku yang akan dipanggil!" ucap Naruto.
"Sudah! Kenyataannya nama Gaara yang ia panggil" ucap Ino.
Hinata tersenyum kecil mendengar pernyataan Ino.
Semua yang melihat hal itu menangis, termasuk Matsuri.
"Matsuri, aku akan tetap bersamamu." ucap Gaara.
Matsuri hanya mengangguk.
Untuk yang terakhir kalinya Gaara mencium kening Nameru, dan melepaskan kalung yang dipakai Nameru. Lalu memasangkannya di leher Matsuri.
"Berjanjilah kau akan terus memakai kalung ini." ucap Gaara kepada Matsuri.
"Ya. Aku janji." ucap Matsuri.
Bagaimanapun juga mereka bisa bersatu lagi melalui peristiwa yang terjadi saat ini. Mereka semua mencoba merelakan kepergian dari orang yang pernah masuk ke hati mereka meskipun pernah memberi kesan kurang menyenangkan. Tetap saja, rasa sedih tidak secepatnya hilang bahkan ketika warga Sunagakure mengetahui warga baru yang mereka idolakan pergi secepat itu.
"Sayonara, Nameru-chan!"
Owari!
Review? Favorite? Follow?
Thank you for reading
