Eh, I'm Lost?

Disclaimer:
Shizaya nya punya Narita Ryohgo.
Tsukiroppi nya punya fandom Durarara!

Warning:
Tsukishima x Hachimenroppi pre-slash. Shizaya. AU. OOC.

Pre-story AN:
Fic ini adalah rikues dari hyuku. Saya baru liat lagi kalo ternyata dia rikues nya di fic saya yang rate M dan mungkin dia sebenernya rikues nya rate M, tapi saya lupa jadinya ini rate K+ aja. Huhuhu. Semoga tidak mengecewakan. Dan tentu saja karena saya nggak begitu kenal mereka, sumber informasi saya hanya shizaya wikia. Hihi


Roppi memandang keseluruhan dari kantor yang dia masuki secara ilegal dua menit yang lalu. Kantor ini tidak berbeda dengan terakhir kali dia melihatnya, dua tahun yang lalu. Meja itu masih seperti itu. Komputer itu masih di situ. Bahkan dia yakin novel horor yang dia selipkan di rak buku pun masih ada di situ.

Kakak sepupunya yang sok sosiopat itu mungkin tidak akan mengakuinya, tapi dia memiliki kecenderungan OCD. Karena butuh waktu sebulan bagi novel horor itu untuk tidak berpindah ke tempat sampah setiap Roppi meninggalkannya.

Orihara Izaya adalah informan terkenal. Dan dia bukan terkenal hanya karena dia suka mengacaukan hidup orang. Dia adalah informan yang selalu menyelesaikan pekerjaan yang diambilnya dalam waktu yang relatif cepat, meskipun kadang dengan metode yang membahayakan manusia.

Orihara Hachimenroppi adalah adik sepupu dari sosok menakutkan yang dipertuhankan remaja-remaja labil itu. Berbeda dengan kakak sepupunya, Hachimenroppi bukan manusia narsis yang memiliki kegemaran mengacaukan hidup manusia lain. Well, dia memang bukan manusia yang akan peduli dengan manusia lain. Setiap manusia di dunia ini bisa dibunuh pembunuh berantai dan dia tidak akan mengedipkan matanya: dia tidak peduli.

Roppi mendudukkan dirinya di kursi kerja Izaya dan memandang layar komputer yang tidak menyala, melihat bayangannya sendiri dan sedikit mengernyit.

Dia tidak menyukai betapa miripnya dia dengan kakak sepupunya. Tapi dia masih belum lulus SMA dan tidak punya cukup uang untuk melakukan operasi plastik.

Tentu saja dia bisa meminta tolong pada teman Izaya yang dokter ilegal itu dan membayarnya dengan mencicil, tapi entah kenapa membayangkan berada di meja operasi manusia berkaca mata itu saja sudah membuat Roppi merinding.

Kalau Roppi melihat Izaya sebagai sosiopat, dia melihat Shinra sebagai maniak.

Roppi kembali melihat sosok yang ada di layar monitor itu, sosok yang menghilangkan kecenderungan bunuh diri yang ada di dalam dirinya. Izaya tidak akan mengatakan pada siapa pun kalau dia menolong Roppi, katanya dia hanya membantu salah satu manusianya untuk berkembang.

Dan itu adalah salah satu hal yang membuat Roppi iri pada Izaya: dia bisa mencintai manusia.

Izaya bisa melihat betapa menjijikkannya manusia-manusia yang hidup di dunia dan dia akan tetap mencintainya. Sedangkan Roppi, yang belum melihat kebusukan manusia sebanyak Izaya, masih terperangkap dalam tembok besar yang dibangunnya sendiri.

Dia menginginkannya: bisa mencintai manusia lain.

Dia butuh pasak lain yang memegangnya di dunia.

Roppi baru saja akan menyalakan komputer Izaya untuk mencari keberadaan kakak sepupunya itu saat pintu kantor Izaya menjeplak terbuka.

Siapa orang tidak beradab yang mendobrak pintu sebelum sekali pun mengetuk?

"IZAYA-KUN!"

Roppi memiringkan kepalanya memandang manusia berambut pirang berseragam bartender yang baru saja menghancurkan pintu. Di mata orang lain, dia akan terlihat meremehkan, namun sebenarnya Roppi hanya sedang berusaha mengingat-ingat siapa orang yang sedang ada di hadapannya.

Dia terlihat familiar tapi demi apa pun Roppi tidak bisa mengingat siapa dia.

"Apa yang kau katakan pada Tsukishima, huh?!"

Manusia yang ada di depannya itu terlihat menyebalkan.

"Tsukishima? Memangnya aku terlihat seperti orang yang akan punya urusan dengan orang dengan nama yang payah macam itu? Kau membuang waktumu. Aku tidak mengenal manusia itu,"

Bartender itu terdiam. Roppi tidak mengerti apa yang membuatnya terdiam. Mungkin Izaya memiliki hubungan dekat dengan orang ini dan barusan Roppi mengatakan hal yang salah.

Tapi sejak dua bulan yang lalu Izaya memperlakukannya seperti jurnal rahasia dan tidak sekali pun dia menyebut nama Tsukishima.

Tidak, Roppi tidak mengatakan hal yang salah.

"Kau siapa?"

"Eh?"

Bagaimana bisa orang ini membedakan dirinya dan Izaya? Bahkan ibunya sendiri kadang-kadang memanggil Izaya dengan namanya kalau dia mampir di saat Roppi tidak di rumah. Lalu bagaimana orang ini—

"Kau tidak berbau seperti kutu,"

Belum sampai Roppi mempertanyakan apa maksudnya—

"Ah, hidung Shizu-chan memang hebat seperti biasa~ Padahal aku sudah berniat untuk bersembunyi sampai Shizu-chan pergi. Tapi tentu saja Shizu-chan akan selalu tau mana yang asli dan mana yang imitasi~"

Muncul perempatan di jidat sang bartender dan Roppi.

Izaya berjalan masuk dengan santainya seolah-olah—oke, ini memang kantornya sendiri, sih.

"Ne~ Shizu-chan, jadi apa yang membawamu kemari? Aa, Shizu-chan benar-benar tidak bisa menghabiskan sehari saja tanpaku, ya~ Padahal aku berencana main ke Ikebukuro nanti malam saja… Ah, monster yang ini benar-benar tidak sabaran, deh~"

Perempatan di kepala bartender—Shizu-chan—bertambah lagi.

Roppi mengerti bagaimana mudahnya Izaya menarik urat kemarahan manusia. Sepupunya itu sepertinya tidak bisa menunjukkan cintanya dengan cara yang normal.

Dari mana Roppi tau kalau Izaya mencintai Shizu-chan? Karena Izaya mencintai manusia. Dan mau dilihat dengan posisi apa pun, Shizu-chan terlihat seperti manusia. Atau mungkin dia alien yang mengambil alih tubuh manusia, tapi sungguh, cerita ini bukan cerita beraliran fiksi ilmiah, jadi itu tidak mungkin. Karena itu, Izaya mencintai Shizu-chan.

"Apa yang kau katakan pada Tsuki, Kutu Busuk!?"

"Ne, Shizu-chan, aku tidak se-kesepian itu. Aku punya Shinra dan Shizu-chan dan Dotachin; aku tidak perlu berbicara pada bulan."

Bohong. Roppi pernah melihat Izaya berbicara pada bulan ketika dia yakin di apartemen ini tidak ada orang.

"Siapa juga yang mau mendengarmu bicara! Tsukishima, Kutu. Kemarin dia bilang dia akan menemuimu dan sampai sekarang dia belum pulang. Apa yang kau lakukan padanya, Sialan!"

Ah, jadi Tsukishima adalah korban Izaya. Pantas saja Shizu-chan marah begitu. Biasanya manusia yang sudah menjadi korban Izaya tidak akan bisa kembali 'normal'.

"Oya-oya. Jadi maksudmu Tsuki-chan. Tapi dia tidak datang ke sini. Ah, mungkin aku kurang jelas menjelaskan alamat ini padanya. Hei, Roppi, pergilah ke game center yang ada di dekat stasiun. Temukan manusia yang wujudnya seperti ini," Izaya menunjuk Shizu-chan, "dan bawa ke sini."

"Eh? Kenapa? Aku kan baru saja sampai. Kau kan bisa mencarinya sendiri,"

"Kau? Izaya-nii untukmu. Dan aku tidak menyuruhmu ke sini, jadi, shu shu~"

Tidak mau diusir dengan mudah, Roppi berdiri dari kursi yang didudukinya, menghampiri Izaya, dan menodongkan tangannya.

"Izaya-nii tidak akan membiarkan adik sepupunya datang ke game center dengan tangan kosong, kan?"

Dengan tatapan sewotnya, Izaya menaruh dua lembar uang kertas ke tangan Roppi.

Well, kalau pun nanti dia tidak menemukan manusia bulan apa pun, setidaknya dia masih bisa menghabiskan harinya bermain game.


Daripada game center, Roppi jauh lebih menyukai net cafe. Karena net cafe akan melindunginya dalam sebuah bilik di mana dia tidak perlu berinteraksi dengan manusia lainnya. Di game center, tidak ada yang melindunginya dari manusia lain. Tidak ada yang menutup matanya dari berandalan yang sedang memalak anak kecil, atau pemain game yang dijadikan bahan taruhan oleh teman-temannya.

Roppi tidak menyukai manusia. Roppi membenci segala kelakukan menjijikkan manusia. Dan kalau dia bisa menoleransi kelakuan Izaya, mungkin itu karena Izaya tidak pernah repot-repot memasang topengnya di depan Roppi. Atau karena dia adalah pasak yang menahan agar Roppi tidak lagi kembali menjadi suicidal. Dan mungkin karena Izaya mencintai manusia. Satu kualitas yang dia inginkan tapi tidak pernah bisa dia dapatkan.

Karena siapa yang bisa mencintai mahluk menjijikkan semacam manusia?

Manusia itu menjijikkan. Bukan dalam artian mereka berlarian dengan lumuran kotoran di seluruh tubuhnya. Tapi dalam artian mereka selalu menyimpan 'kotoran' dalam pikiran mereka. Mereka berpikir bagaimana untuk mempertahankan atau mendapatkan apa yang diinginkannya, tanpa mempedulikan yang lainnya. Altruistic kepala sapi. Manusia itu mempunyai pikiran tapi tetap sama egoisnya dengan binatang. Karena bahkan manusia yang terlihat baik di depan banyak manusia lain pun tetap menyimpan kotorannya jauh di dalam.

Kemudian Roppi melihat satu manusia yang beberapa menit yang lalu sudah dilihatnya. Dia terlihat hilang. Terus-terusan mengitari game center seolah sedang mencari harta karun.

Tidak ada yang mencolok dari manusia itu. Karena dia menyembunyikan tingginya yang di atas rata-rata dengan cara jalannya yang agak membungkuk. Karena dia menyembunyikan mata merah kelincinya dengan kaca mata. Karena dia menutupi kostum bartendernya dengan syal putih yang menjuntai ke mana-mana.

Tunggu dulu. Kostum bartender?

Roppi pun mengikuti manusia itu dengan kecurigaan kalau manusia itu adalah target operasinya. Dan benar saja. Kalau dia mengalihkan perspektifnya, manusia itu akan mempunyai tinggi yang sama dengan Shizu-chan. Rambut pirang agak bergelombang yang sama. Dan setelah secara tiba-tiba menarik tangannya sampai dia terpaksa berbalik—

"Manusia bulan,"

"Eh?"

Manusia itu punya ekspresi bingung dan ketakutan yang sangat menakjubkan.

"Izaya-san?"

"Kami memang mirip, tapi bukan. Izaya menyuruhku mencarimu,"

"Izaya-san... mencariku. Tapi... aku yang mencari Izaya-san. Dia mengatakan aku bisa bertemu dengannya di sini. Tapi aku sudah mencarinya sejak kemarin dan dia tidak ada di sini,"

"Dan kau tidak berpikir untuk pulang?"

"Aku sudah berjanji untuk bertemu dengannya di sini...,"

"Di sini?"

Roppi mengerti kalau kadang Izaya tidak bertemu dengan manusia lain di kantornya. Tapi manusia yang ada di hadapannya tidak terlihat seperti manusia-manusia yang biasanya ditangani Izaya (baca: menjijikkan) dan manusia macam apa yang menunggu seseorang sampai kalender berganti angka begitu?

Tanpa sadar, Roppi tertarik pada manusia yang ada di hadapannya. Dia adalah spesimen yang tidak biasa. Dia terlihat seperti manusia yang bahkan tidak tau kalau dia bisa memakai topeng. Dan itu manis.

Manusia itu mengambil secarik kertas dari saku celananya dan menyerahkannya pada Roppi. Tidakkah ada yang mengajarinya untuk selalu mencurigai orang asing?

Meskipun mungkin dia menganggap Roppi bukan orang asing karena wajahnya yang sangat mirip dengan Izaya dan dia mengenal Izaya.

Ah, dia juga ingin mengenal manusia ini.

"Shizuo-nii memberiku peta itu,"

Roppi mengamati gambar yang ada di kertas itu. Gambar berantakan yang seharusnya menjelaskan di mana kantor Izaya. Kertasnya sudah usang pertanda dia sudah dilihat berkali-kali. Dan bahkan Roppi pun tidak bisa memahami bagaimana peta sederhana itu seharusnya mengarah ke kantor Izaya.

"Aku bisa mengantarmu ke tempat Izaya, tapi dia memberiku uang untuk bermain di sini dan aku tidak berniat untuk kembali sebelum aku menghabiskannya. Kau mau menemaniku, Manusia Bulan?"

"Tsukishima,"

"Hm?"

"Tsukishima. Namaku. Bukan Manusia Bulan."

"Oh. Hachimenroppi. Tapi kau bisa memanggilku Roppi."

Roppi tidak mengulurkan tangannya atau menunjukkan gerakan yang membutuhkan sentuhan lainnya. Meskipun dia tertarik pada manusia bulan—Tsukishima—bukan berarti dia akan membiarkan dirinya bersentuhan dengan manusia segampang itu. Ingat: manusia itu menjijikkan. Dan Tsukishima terlihat seperti manusia—meskipun tidak biasa—di mata Roppi.

Tsukishima mengangguk—dan sepertinya mengerti kalau Roppi tidak menginginkan skinship karena dia tidak mengulurkan tangannya—dan mengekor ke mana Roppi mengarah.

Setelah menukar uang kertas yang diberikan Izaya dengan koin, Roppi berjalan menuju permainan yang terdekat dengannya dan mulai bermain.


Tiga jam berlalu dan koin di tangan Roppi masih juga melimpah—sebagian besar karena dia memenangkan koin-koin dari permainannya—namun Roppi sudah melihat letih dari redup sinar mata Tsukishima. Mungkin sudah saatnya dia membawa anak itu pulang. Lagipula dia sudah mendapatkan sebanyak mungkin dari informasi yang bisa dia dapat dari Tsukishima.

Seperti dia yang selalu tersandung meskipun lantai yang dipijaknya hanya memiliki perbedaan tinggi setengah senti. Atau dia akan memegang syalnya lebih kuat di saat Roppi akan memenangkan satu permainan. Atau matanya yang bersinar terang ketika Roppi memenangkan satu permainan yang lainnya. Atau bagaimana pipinya memerah melihat tokoh wanita dalam permainan yang pakaiannya sangat minim, membuat Roppi memakai tokoh itu sebagai avatarnya hanya untuk mempertahankan rona di pipi Tsukishima. Atau bagaimana dia sangat mencintai Shizuo-nii-nya dari caranya mengucapkan nama itu. Sampai alasan dia ingin bertemu Izaya: merencanakan pesta ulang tahun untuk Shizuo-nii.

Mau tidak mau Roppi menjadi penasaran seperti apa wujud Shizuo-nii.

(Tanpa mengetahui kalau dia sudah melihat wujud Shizuo-nii tersebut dan menganggapnya sebagai manusia yang menyebalkan.)

"Kau lelah. Ayo kita pulang,"

Setelah menguap pelan, Tsukishima menjawab ajakan Roppi dengan anggukan.

Dan kali ini, Roppi menggenggam tangan Tsukishima. Dia mengatakan pada dirinya sendiri kalau itu hanya untuk mencegah Tsukishima hilang lagi atau tertidur di jalan; dia terlihat sangat mengantuk.

Baru dua blok berjalan, Tsukishima terlihat kehilangan rasa kantuknya. Karena dia mulai mengungkapkan segala kekagumannya terhadap bangunan-bangunan yang mereka lewati. Roppi hanya setengah mendengarkan apa pun yang Tsukishima katakan tentang sejarah setiap bangunan—yang Roppi yakin Tsukishima dapatkan dari buku—dan setengahnya memperhatikan bagaimana mata merah Tsukishima terlihat bersinar.

Dan meskipun Roppi sudah yakin Tsukishima tidak akan ketiduran di jalan, dia masih menggenggam tangan hangat Tsukishima.

Mulai menjalani tangga menuju apartemen Izaya membuat langkah Roppi semakin berat. Dan Roppi meyakinkan dirinya kalau itu hanya karena adanya prospek bertemu dengan Shizu-chan yang sedang melakukan entah apa dengan—atau pada—Izaya.

Senyum Tsuki menyambut prospeknya bertemu Izaya untuk kemudian membicarakan masalah ulang tahun Shizuo-nii membuat langkah Roppi sedikit lebih ringan. Karena menyusun rencana berarti Tsukishima akan lebih lama berada di apartemen Izaya dan Roppi bisa mengamatinya lebih lanjut.

Tentu saja apa yang mereka lihat di apartemen Izaya bukanlah apa yang mereka harapkan. Karena mereka mengira hanya akan melihat Izaya di apartemen itu. Bukannya Izaya yang menyamankan dirinya di pelukan Shizu-chan sambil menonton film horor.

Roppi hampir saja mempertanyakan kenapa Shizu-chan masih berada di situ padahal Izaya seharusnya sudah memastikan kalau Roppi akan menemukan dan mengamankan Tsukishima—

"Izaya-san, Shizuo-nii,"

Eh? Jadi Shizuo-nii yang baik hati dan suka menolong orang itu adalah Shizu-chan yang tidak pikir panjang sebelum merusak pintu orang?

Seketika dia tidak lagi penasaran dengan mahluk apa pun Shizuo itu. Dia bisa jadi adalah alien berkepribadian ganda dan tentu saja Roppi tidak akan peduli.

Tapi ketika Tsukishima membisikkan "Roppi-san, kau harus datang pada acara ulang tahun Shizuo-nii minggu depan," ke telinga Roppi, dia berjanji pada dirinya sendiri kalau dia akan datang. Kalau pun itu hanya untuk mengamati Tsukishima.

Dan bahkan tanpa menyadarinya, Roppi sudah menemukan satu pasak lagi.


Post-story AN:
Jadi pada dasarnya saya nggak tau kanji namanya Tsuki dan di shizaya wikia nggak ada dan saya memutuskan kalo Tsuki pake kanjinya bulan. Dan dengan inosen nya saya menganggap kalau manusia bulan itu Bahasa Jepang nya Tsukijin. Dan bukankah itu lucu? (digeplak)
Oiya, Tsuki dikasi instruksi Izaya dan dikasi peta sama Shizu-chan, kenapa dia hilang? Tentu saja karena kedua info itu nggak sinkron dan karena Tsuki percaya sama dua-duanya, akhirnya dia tersesat.
Dan tentang perubahan posisi shizaya, bisa pembaca imajinasikan sendiri apa yang terjadi setelah Roppi pergi. hihi