You are My Destiny
.
.
Park Min Rin
.
.
Genre: Romance
.
.
Rate: T
.
Lenght: Chaptered
.
.
Disclaimer: KyuMin milik Tuhan. Kyuhyun milik Sungmin dan Sungmin milik Kyuhyun, mereka saling memilki dan Sungjin murni milik saya *ditabokJongjin* Tapi yang pasti FF abal ini milik saya seutuhnya. :D
.
.
Warning: YAOI, Typo(s), DON'T LIKE DON'T READ! NO BASH! NO PLAGIAT!
.
.
.
enJOY~
CHAPTER 1
.
~(*o*)~
.
This fict is dedicated..
To the world biggest shipper..
The JOYers..
Ruangan dengan wallpaper sewarna limau terasa menyilaukan pandangan, lampu kamar yang masih menyala dipadu warna terang dinding seolah bergabung menjadi satu untuk saling mendominasi dengan sinar matahari yang muncul lewat celah-celah ventilasi.
Dua sosok dengan gender laki-laki terlihat bergelung nyaman di bawah satu selimut tebal. Salah satu dari mereka—yang sudah membuka mata, sama sekali tak merasa terganggu dengan suasana menyilaukan mata. Laki-laki yang sudah bangun dari tidur lelapnya itu tampak asik memagut bibir laki-laki yang masih memejamkan mata.
Terlihat tenang dan tak merasa terganggu sedikitpun hingga laki-laki yang terpejam mulai merasa terganggu. Sepasang orbs sekelam langit malam itu perlahan terbuka, berusaha meraih fokus untuk menatap sosok yang kini setengah menindihnya. Semakin lebar matanya terbuka, semakin jelas pula siapa yang tengah menguasai bibirnya.
"Kyuuuhh," panggil laki-laki yang saja membuka mata sambil menggeliat tak nyaman, sedangkan yang dipanggil langsung melepas pagutan bibirnya kemudian mencium kening sosok yang berada dalam tindihannya.
"Sudah bangun, hm?"
Mengangguk. Hanya itu yang bisa dilakukan sosok yang ditanya. Tubuhnya bergerak bangun membuat sosok yang semula berada di atasnya mau tak mau mengangkat bobot tubuhnya. Selimut tebal dengan motif polkadot perlahan tersingkap, menampakkan punggung dan dada polos keduanya.
Mendapat respon yang kurang memuaskan, laki-laki yang bangun lebih dulu langsung mengulurkan lengannya untuk menangkup wajah bulat laki-laki yang dihadapannya.
"Ming, ada apa?"
Sungmin. Namja yang ditanya hanya melakukan gelengan dan Kyuhyun—namja yang tadi memagut bibir Sungmin hanya bisa berdecak pelan kemudian membawa sosok manis itu ke dalam pelukannya.
"Jangan memikirkan hal-hal yang terlalu berat," titah Kyuhyun sambil mengelus sayang helaian surai brownish milik Sungmin. Sungmin tak menjawab apapun, laki-laki dengan kulit sewarna susu itu memilih untuk melepaskan rengkuhan Kyuhyun di tubuhnya kemudian beranjak turun dari kasurnya tanpa memedulikan Kyuhyun yang tengah menghela napas di belakangnya.
Selalu seperti itu. Kyuhyun berani bertaruh berapapun, Sungmin pasti menangis dalam diamnya. Kyuhyun pernah mencoba menangis tanpa suara dan rasanya benar-benar sesak. Jika situasi seperti ini datang ia hanya bisa bertanya dalam hati tentang apakah Sungmin benar-benar mencintainya.
"Ming," Kyuhyun kembali bergerak, merengkuh punggung Sungmin ke depan dadanya. Namja dengan paras rupawan itu tampak menumpukan kepalanya di bahu Sungmin bahkan sesekali mendaratkan ciuman-ciuman kecil di sana.
"Kyu, berhenti," tolak Sungmin berusaha menjauhkan bahunya dari jangkauan kepala Kyuhyun. Helaan napas kembali terdengar. Kyuhyun terkadang bingung harus bersikap seperti apa jika menghadapi Sungmin yang seperti ini.
"Sudah siang, kau mandi lebih dulu," suruh Sungmin dengan suara paraunya.
"Hei, jangan menangis."
Bujukan halus Kyuhyun mau tak mau membuahkan sebuah isakan pelan. Akhirnya, Kyuhyun memilih untuk bangun dari posisinya. Kulit pucatnya terekspos jelas saat selimut tebal tak lagi melindungi tubuhnya.
"Sayang, ayolah jangan menangis seperti ini," bisik Kyuhyun kemudian kembali memeluk Sungmin. Isakan kembali terdengar, kali ini lebih keras dan lebih banyak dari sebelumnya.
Kyuhyun hanya bisa mengelus pelan punggung Sungmin, mereka kembali 'melakukannya' semalam, dan hasilnya akan selalu begini. Sungmin menangis terisak-isak sambil menyalahkan Kyuhyun walaupun 30 menit kemudian semuanya akan kembali seperti biasa.
.
~(*o*)~
.
Rumah luas nan megah yang selalu terlihat sibuk kali ini kembali disibukkan dengan berbagai macam aktivitas para pekerja di pagi hari. Di halaman luas yang di desain menjadi taman indah tampak beberapa tukang kebun yang selalu menikmati kegiatan merawat tanaman. Tak jauh dari sana terlihat dua hingga tiga supir tengah menyiapkan mobil sambil lalu membersihkan tiap bagian mobil yang nyatanya memang sudah bersih.
Memasuki mansion bergaya Eropa itu akan terlihat kesibukan yang hampir sama dengan di luar. Para maid tengah keluar masuk dapur dengan membawa sarapan pagi, menatanya di atas meja sesuai dengan instruksi butler. Housekeeper juga tampak berseliweran membawa setiap kebutuhan majikannya. Yang satu membawa sepatu, satunya membawa jas, yang lainnya juga sibuk dengan tugas masing-masing.
Semua itu akan mereda jika meja makan telah terisi penuh. Hal itu menandakan bahwa sang empunya mansion akan meninggalkan rumah untuk menjalani aktivitas masing-masing.
Seperti yang tampak saat ini, tiga namja dan seorang yeoja sudah duduk tenang untuk menikmati sarapan bersama.
"Chagi-ya, apa semalam kau kembali menonton drama? Atau sleeplessness? Sepertinya matamu agak sembab," tanya yeoja yang duduk bersebelahan dengan seorang namja gagah. Sejenak ia mengangkat alis, mengedikkan bahu saat pikirannya meneriakkan kata insomnia lah yang lebih lazim di dengar.
"Mungkin eomma," jawab yang ditanya dengan singkat.
"Sungminnie, ada apa? Apa kau merasa tidak enak badan pagi ini?" satu-satunya wanita dalam ruang makan itu kembali bertanya. Wanita bernama Heechul yang disinyalir sebagai nyonya besar di mansion ini menatap sosok yang di seberangnya dengan tatapan penuh selidik.
"Mungkin Sungmin hyung emm-sleeplessness, eomma," jawab sosok yang duduk di sebelah Sungmin. Namja bernama Kyuhyun itu langsung mengulurkan lengannya untuk mengelus rambut Sungmin.
"Ah, eomma mengerti," sahut Heechul sambil menyipitkan mata, merasa terganggu karena Kyuhyun mengulang kata-kata anehnya.
"Sungminnie, lain kali jangan turuti jika setan kecil ini mengajakmu main game hingga larut malam. Eomma tidak ingin kau sakit, baby-ya," lanjut Heechul sembari menatap teduh wajah tenang putranya.
"Iya Min. Appa setuju dengan eomma. Kau terlalu memanjakan Kyuhyun," imbuh Hankyung—ayah Kyuhyun dan Sungmin—sebagai dukungan untuk ucapan sang istri.
"Biar saja. Aku 'kan dongsaeng Sungmin hyung!" seru Kyuhyun dengan ekspresi tak suka.
Hankyung dan Heechul hanya menguarai tawa pelan untuk menanggapi rengekan si bungsu, sedangkan Sungmin hanya memejamkan mata sejenak lalu kembali menghabiskan sarapannya dengan wajah tenang.
Yeah! Cho Kyuhyun dan Cho Sungmin adalah sepasang kakak beradik. Seayah seibu. Sedarah sekandung. Kyuhyun dan Sungmin yang menurut beberapa orang sama-sama memiliki sifat brother complex itu saling memiliki ketertarikan. Bukan hanya saling menyayangi atau mencintai sebagai hyung-dongsaeng. Hubungan mereka lebih dari itu. Orang-orang menyebut hal itu incest—hubungan sedarah yang jelas-jelas dilarang.
Cinta namja dan namja sudah pasti menjadi pergunjingan apalagi cinta sedarah. Rasanya Kyuhyun dan Sungmin harus menyiapkan diri mendengar dan menerima sumpah serapah dari banyak pihak jika hubungan tak wajar mereka tercium publik.
"Sungminnie, kau istirahat di rumah saja ne?"
"Tidak eomma, aku baik-baik saja. Kyuhyunnie pasti menjagaku dengan baik. Aku 'kan hyungnya," ucap Sungmin sengaja menekankan kalimat terakhir yang langsung menghentak kesadaran Kyuhyun. Si bungsu Cho itu langsung melayangkan tatapan penuh tanya pada kakaknya.
"Aku benar bukan?" tanya Sungmin sambil melukiskan senyum—yang akan selalu terlihat manis, walau Kyuhyun melihat keterpaksaan di sana. Mau tak mau Kyuhyun membalas senyum Sungmin.
"Ne, hyung."
Sikap Kyuhyun dan Sungmin yang terlihat hangat di mata Hankyung dan Heechul langsung membuat orang tua dari dua Cho itu melukiskan senyum lebar. Putra mereka sangat dan selalu akur. Heechul berniat melanjutkan sarapannya saat Sungmin beranjak dari posisinya. Niatnya bertanya urung terucap saat sang suami lebih dulu melontarkan pertanyaan pada putra sulung mereka.
"Sudah selesai?" Senyum lembut Sungmin lukiskan untuk sang ayah.
"Aku rasa perutku sudah cukup penuh appa, ini teknik untuk menghindari kantuk di tengah jam pelajaran," jelasnya. Hankyung mendenguskan tawa geli setelah mendengar jawaban putranya.
"Aku rasa syal cukup membantu pagi ini."
Nyonya Besar Cho menolehkan kepala ke arah jendela dan wajahnya berubah sendu seketika.
"Maaf Min, eomma melupakan itu. Bahkan ini masih dua minggu setelah ulang tahun Kyuhyunnie," ujarnya penuh sesal. Kyuhyun hanya menggelengkan kepalanya. Sungmin yang memang memilki catatan anemia dalam riwayat hidupnya membuat Heechul sebagai ibu merasakan khawatir berlebih jika suhu musim panas atau dingin datang terlalu ekstrem.
"Hanya syal eomma. Aku bisa menemani Sungmin hyung untuk mengambilnya di kamar. Tidak perlu khawatir untuk itu atau kerutan milik eomma akan bertambah banyak," ucap Kyuhyun sambil menunjuk mata dan keningnya sendiri.
Hal itu langsung membuat nyonya yang berkuasa dalam Cho mansion itu menyentuh wajahnya dengan panik. "Apa yang kau bicarakan, Kyuhyunnie? Kerutan dari mana? Kau pikir eommamu sudah tua, heh?"
Sungmin hanya menggelengkan kepala, menatap Kyuhyun sekilas sebelum berlalu ke kamarnya.
"Min, tunggu aku!" seru Kyuhyun buru-buru menyelesaikan sarapannya untuk menyusul Sungmin.
"Kyuhyun!" seru Heechul marah.
"Ah, maksudku Sungmin hyung, eomma. Hehe, terlalu bersemangat," ralat Kyuhyun sambil menyunggingkan cengirannya kemudian berlari menyusul Sungmin.
Sekali lagi Heechul melukiskan senyumnya, senakal apapun Kyuhyun tapi si bungsu Cho itu selalu patuh dan kelewat manja terhadap Sungmin. Demikian pula dengan Sungmin, dia yang sangat lembut dan sabar itu selalu merasa terlindungi dengan sikap overprotect adiknya dalam hal-hal tertentu.
Bunyi engsel pintu yang cukup keras mau tak mau membuat Sungmin sedikit melirikkan ekor matanya, di sana terlihat Kyuhyun. Berdiri dengan wajah masam sembari memutar kunci. Tak ingin terlalu memusingkan kehadiran Kyuhyun, Sungmin memilih menyibukkan diri dengan pilihan syalnya. Bahkan saat Kyuhyun membungkus tubuhnya dengan sebuah pelukan erat, Sungmin seolah tak peduli.
"Ming, apa yang kau bicarakan tadi?" tanya Kyuhyun dengan nada sedih.
"Tidak ada."
"Apanya yang tidak ada? Aku tidak suka jika kau bicara seperti itu," suara yang terdengar sangat menyedihkan itu cukup memancing kepala Sungmin untuk menoleh.
"Apa? Aku bicara apa? Bukankah kau sendiri yang memulai?" sahut Sungmin sambil menghempas gusar tumpukan syalnya. Bahunya sengaja dilemaskan agar Kyuhyun mengerti jika dirinya sedang tidak ingin melakukan kontak fisik dengan pria jangkung itu.
Kyuhyun mengangkat tangannya, mengerti jika Sungmin mengisyaratkan dirinya untuk menjaga jarak. Helaan napas frustasi terdengar cukup keras dari mulut Kyuhyun. Sungmin yang sensitif di saat-saat tertentu kadang membuatnya frustasi.
"Ming, sampai kapan kau akan bersikap seperti ini setelah kita 'melakukan'nya?" tanya Kyuhyun masih dengan tangan terbuka lebar tapi sebelah alisnya yang terangkat seolah mengajukan pertanyaan penuh ketidaksukaan terhadap Sungmin.
"Ini bukan tentang sebelum atau setelah kita melakukan apa yang ada di kepalamu. Jadi, jangan sangkut pautkan hal itu dengan sikapku saat ini," ketus Sungmin sambil menarik kesal syal dengan warna merah terang. Melilitkan dengan emosi kain hangat itu di lehernya.
"Oke, aku minta maaf tentang apa yang aku ucapkan di meja makan tadi- oh Ming! Ayolah dengarkan aku," desah Kyuhyun sambil menahan lengan Sungmin.
Rolling eyes yang Sungmin lakukan membuat Kyuhyun menggeram, lengannya yang semula hanya menahan lengan Sungmin beralih mencengkram kuat bahu Sungmin.
"Dengarkan. Saat. Aku. Bicara. Padamu."
Penuh tekanan. Pemakasaan. Kasar. Kyuhyun selalu begitu jika telinga Sungmin tak lagi berfungsi dengan baik untuk mendengarnya.
"Kau tahu. Cho Kyuhyun selalu melakukan apapun untuk Cho Sungmin. Kau ingin aku berteriak di depan appa dan eomma tentang hubungan kita sekarang? Itukah yang kau mau?"
Kembali menghentak, Sungmin nyaris meringis saat nyeri menyerang sendi pergelangan tangannya dalam dua detik.
"Kyu, tidak. Maksudku bukan seperti itu," erang Sungmin sambil menghentak lepas lengannya dari genggaman Kyuhyun. Satu tangannya yang lain refleks membungkus pergelangan tangannya yang terasa nyeri.
Dewa batin Kyuhyun menyipitkan mata, menaikkan satu alis sembari mencibir Kyuhyun dengan satu sudut bibir yang terangkat. 'Itukah yang kau maksud cinta, Cho?'
Bibir Kyuhyun bergerak mengumpat diri tanpa suara sementara Sungmin hanya terdiam sambil memegangi pergelangan tangannya, sesekali wajah gusarnya mengintip Kyuhyun yang tengah menyesali perbuatannya.
"M-ming, maaf. Aku.." helaan napas penuh sesal semakin menguatkan pemikiran Sungmin. "Aku tidak bermaksud menyakitimu, sungguh. Aku minta maaf," sesalnya dengan nada tulus. Perlahan lengannya terulur, sedikit ragu untuk menyentuh Sungmin walau akhirnya menyentuh juga.
Menggantikan lengan Sungmin, Kyuhyun mengusap pergelangan tangan Sungmin dengan hati-hati. "Maaf," lagi-lagi kata itu terdengar. Sang kakak tahu jika adiknya benar-benar menyesal dengan tindak kasarnya beberapa saat yang lalu. Ia tahu betul jika Kyuhyun tidak akan setega itu menyakitinya.
"Jangan meminta maaf lagi, Kyu. Aku tahu kau hanya terbawa emosi, seharusnya aku yang meminta maaf," ujar Sungmin membuat Kyuhyun mengalihkan fokusnya ke wajah cute hyungnya. "Aku terlalu kekanakan, dan ya, aku rasa kau benar. Aku memiliki sensitif berlebih serelah kita emm.. melakukan itu," imbuhnya dengan wajah memerah.
Senyum geli Kyuhyun tak lagi tertahan, namja berhidung mancung itu langsung meletakkan telapak tangannya di pucuk kepala Sungmin kemudian menepuk-nepuknya pelan.
"Aku mengerti kau khawatir dengan hubungan kita. Ingat janji kita hyung, selama kita bersama semuanya akan baik-baik saja," ucap Kyuhyun nyaris berbisik. Sungmin langsung mendongakkan kepalanya, terpaku pada wajah rupawan adik semata wayangnya. Namja inilah yang membuat senyumnya kembali terukir.
"Nah, seperti itu. Itu Sungminku. Kau jelek sekali saat marah seperti tadi, Ming," ejek Kyuhyun sambil mengusap pipi bulat Sungmin, sementara pihak yang mendapat ejekan hanya bisa tersenyum lebar. "Jangan menyakiti lehermu," ucap Kyuhyun lagi sambil melepas simpul yang Sungmin buat dengan asal di lehernya.
Dengan penuh perhatian, tangannya bergerak merapikan kerah seragam Sungmin. Berusaha untuk tak tersenyum, Kyuhyun menekan bibirnya hingga membentuk satu garis lurus saat matanya melihat maha karyanya—hickey yang masih memerah di leher hyung tercintanya. Dewa mesumnya muncul ke atas permukaan, mengukir senyum lebar sambil menyeringai bangga akan hal itu.
"Aku sangat mencintaimu, hyung. Kau tahu itu dengan pasti," Sungmin tak bisa menahan matanya untuk menemukan mata adiknya. Bukan ungkapan, itu pernyataan sekaligus perintah yang tak bisa ditolak.
Saat mulutnya bersiap melontarkan protes, Kyuhyun punya segala cara untuk menghentikan Sungmin. Bibirnya menempel dengan lembut di kening sang kakak membuat Sungmin memejamkan mata, menikmati kasih sayang tulus yang selalu Kyuhyun pancarkan untuknya. Haahhh, Kyuhyun selalu tahu bagaimana cara membuatnya diam. Terkadang Sungmin merasa jika Kyuhyun adalah reinkarnasi kekasihnya di masa lalu. Dia pria yang kurang pantas menyandang status sebagai adik dari seorang Cho Sungmin mengingat sikapnya terkadang jauh lebih dewasa daripada Sungmin.
"Aku juga mencintai, Kyuhyunnie."
Dua mata yang berbinar tulus seolah mengukir tawa satu sama lain. Terkadang cinta benar-benar membutakan hati, bahkan aturan paten Sang Pencipta seolah menguap begitu saja.
Hei! Ini bukan berarti para pendosa tak memikirkan soal aturan Tuhan, hanya saja Sang Pencipta seolah mengijinkan dua hati yang terlarang untuk menjadi satu. Bukan membela diri, tapi yang terlihat memang begitu adanya.
Secara logika, tak ada manusia yang berharap dilahirkan dengan kelainan sejenis itu. Tuhan Maha Pengatur Segala, Tuhan pula yang memberi hati dan hidup untuk mereka. Sungguh mereka tak berharap terlahir sebagai dua dari sekian banyak pendosa tapi Sang Maha Pengatur seolah membiarkan. Mengapa Tuhan tak membuat dua hati yang saling mencintai itu berubah saling membenci? Tuhanlah yang paling berhak atas itu.
"Udara sangat dingin, jangan melepas syalmu hyung," ucap Kyuhyun berusaha mengalihkan perhatiannya dari berpikir tentang jalan yang sudah ditentukan Tuhan.
Sungmin menatap Kyuhyun kemudian mencibir. "Karena dingin atau karena lebam yang kau buat di leherku, hm?"
Mata Kyuhyun refleks berputar, Sungmin terdengar sangat kejam. Kiss mark adalah pilihan kata yang bagus dibanding cupang, seharusnya ia memilih salah satu dari mereka dibanding lebam, bahkan Kyuhyun hanya melihat merah di kulit bukan merah keunguan atau kebiruan.
Ck! Terkadang Kyuhyun sebal dengan mulut blak-blakan kakaknya. Oh ayolah, walaupun Sungmin mewarisi sikap tenang dan penyabar Cho Hankyung, tapi darah angkuh, cuek, dan blak-blakan seorang Cho Heechul tetap mengalir dalam tubuhnya.
"Kau tidak pakai syal, Kyu?"
"Hei hyung, aku ini sememu. Cukup pakai mantel dan aku tak akan kedinginan, apa kau juga mau kupeluk sepanjang hari?" decakan sebal terlontar dari bibir Sungmin setelah mendengar usulan semi mesum adiknya.
"Ayo pergi," ajak sang kakak kemudian berlalu meninggalkan ruangan sementara Kyuhyun hanya mengikuti di belakang dengan senyum yang menempel di bibirnya.
.
~(*o*)~
.
Neul Paran School. Salah satu sekolah elit Korea selatan dengan jenjang pendidikan terlengkap. Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Mengengah, dan Neul Paran University untuk pendidikan lanjut setelah lepas dari Sekolah Menengah. Dua putra Cho—Cho Kyuhyun dan Cho Sungmin menuntut ilmu di sana. Dua bersaudara yang memiliki selisih usia satu tahun itu memang terkenal di kalangan murid Neul Paran School.
Kyuhyun yang terkenal sebagai flower boy karena ketampanan dan kejeniusannya selalu dipuja bak pahlawan yang berhasil mengusir ribuan penjajah dari negaranya, berbanding terbalik dengan Sungmin. Namja berwajah androgini itu terkenal bukan karena kepintaran atau keimutannya yang melebihi perempuan, melainkan karena Sungmin dianggap sebagai benalu yang melekat dan menggangu pada diri seorang Cho Kyuhyun.
Cho Sungmin tak lebih dari seorang parasit yang berusaha meraih popularitas setenar Kyuhyun dengan memanfaatkan status kakak beradik di antara mereka. Semua hal bagus dalam dirinya tertutup oleh segala tuduhan tak berasalan sejenis itu.
Huh! Seandainya mereka tahu bagaiamana flower boy yang selalu mereka banggakan itu mengemis cinta kakak kandungnya sendiri. Tuduhan baru apalagi yang akan mereka siapkan? Yah, menilai memang sama mudahnya dengan membalik telapak tangan padahal yang mereka katakan tak sesuai dengan apa yang terjadi. Sok tahu, eh?
"Setelah berada di kelas jangan pergi kemanapun kecuali aku yang mengajakmu keluar, mengerti?"
Sungmin hanya mengangguk, wajahnya yang putih terlihat merona karena cuaca dingin membuatnya terlihat sangat manis. Kyuhyun menggenggam telapak tangan Sungmin, tersenyum senang kemudian memimpin langkah untuk menuju kelas sang kakak.
Pemandangan 'brother complex' Kyuhyun seolah menjadi tontonan sehari-hari untuk murid Neul Paran. Walaupun awalnya terasa aneh, tapi mereka mulai terbiasa seiring berjalannya waktu dan tetap saja ada pihak yang memandang sinis akan hal itu. Bahkan di waktu bersamaan mereka berpikir hal yang sama. Cho Sungmin terlalu manja pada uri Kyuhyun.
"Hyung," Kyuhyun melambaikan tangannya pada seorang namja yang hampir memasuki sebuah kelas. Kelas hyungnya.
"Hm, syukurlah kau sudah memakai syal, dingin menyerang terlalu parah," respon sosok yang dipanggil setelah Kyuhyun dan Sungmin berada di hadapannya.
"Jongwoon hyung jangan meremehkanku. Aku tahu bagaimana cara menjaga Sungmin hyung."
"Panggil aku Yesung hyung, maknae!" Kyuhyun hanya mencibir kemudian menarik Sungmin untuk berdiri di sebelah Yesung.
"Kau harus menjaga Sungmin hyung untukku," kening Yesung langsung berkerut sebal saat mendengar penuturan Kyuhyun. Apa-apaan maksudnya!
"Ck! Kau ini suka mencari sensasi ya?" sembur Yesung. Kyuhyun hanya terkekeh kemudian menepuk rambut halus kakaknya.
"Jangan dekat dengan siapapun kecuali Yesung hyung, arra?" ini perintah dan Sungmin hanya bisa kembali menganggukkan kepala sambil melukiskan senyum manis.
"Pergi sana!" usir Yesung dan Kyuhyun membalas itu dengan gelak tawa. Bel berbunyi tepat setelah tawa Kyuhyun menghilang di ujung koridor. "Ayo Min," ajaknya.
Kim Jongwoon yang terkenal dengan panggilan Yesung adalah teman sepermainan Sungmin dan Kyuhyun. Yesung yang dianggap sebagai tertua selalu menjadi panutan dua adiknya. Dia satu tahun lebih tua dari Sungmin, namja dengan mata segaris itu sengaja menunda tahun awal Sekolah Menengah Atasnya hanya untuk masuk di tahun yang sama dengan Sungmin.
Tidak, jangan berpikir Yesung menyukai Sungmin. Ini hanya tentang naluri yang seolah dituntun untuk terus melindungi sosok yang sudah ia anggap seperti adik kandungnya. Hanya Kyuhyun dan Sungmin yang aku miliki. Itulah alasan yang selalu Yesung lontarkan.
Sungmin meringis pelan saat duduk di kursinya dan telinga Kim Jongwoon menangkap hal itu tapi namja berjari pendek itu berpura tak mendengar. Sungmin mendadak kikuk dan salah tingkah.
"Tenanglah, aku tidak dengar apapun, Min," ucap Yesung sambil memeletkan lidahnya. Sungmin mengangguk kaku, bohong jika Yesung tak mendengar ringisannya. Sial, bokongnya masih berdenyut nyeri.
"Hyung."
Yesung menolehkan kepalanya kemudian menepuk kepala Sungmin tanpa menjawab apapun. Sungmin tahu jika itu berarti tak ada percakapan lebih lanjut. Kyuhyun dan Sungmin yakin jika Yesunglah satu-satunya orang yang tahu mengenai hubungan mereka, hanya saja Yesung selalu bersembunyi di balik tampang bodohnya dan bersikap seolah tak mengetahui apapun.
Hal itulah yang membuat Sungmin merasa nyaman saat bersama Yesung, sama halnya dengan Kyuhyun yang merasa nyaman membiarkan Sungmin bersama Yesung. Bukan karena embel-embel teman sepermainan, semua itu murni karena Yesunglah yang paling bisa menjaga dan melindungi Sungmin selain dia sendiri tentunya.
"Hyung sudah membuat PR untuk jam terakhir?" tanya Sungmin berusaha mencari topik lain. Bagai anak kecil yang tak berosa, Yesung langsung menyunggingkan cengiran sembari menjulurkan tangannya.
"Tidak mau!" tolak Sungmin sambil mengerucutkan bibirnya.
"Ya Min. Kau pelit sekali pada hyungmu sendiri. Kau tahu aku ini sibuk mengurus-" omelan Yesung berubah menjadi cengiran tak berdosa setelah Sungmin memberikan buku PRnya.
"Gomawo, nae saengie," ujarnya gembira. Yeah! Yesung selalu bisa mengubah suasana kikuk menjadi santai.
Mata Sungmin beralih pada pintu saat tiga yeoja dengan gaya rambut terlalu berani masuk ke dalam kelas. Mereka terlalu cantik untuk ukuran murid menengah atas. Satu dari tiga yeoja itu menatap sinis pada Sungmin dan dua yeoja lainnya ikut melakukan hal yang sama.
"Kasihan sekali mereka," bisik Yesung. Sungmin melirik Yesung kemudian tersenyum kecil.
"Bagaimanapun mereka adalah orang-orang yang mendukung Kyuhyun, hyung," balas Sungmin lewat sela-sela giginya. Yesung balas tersenyum namun matanya melayangkan tatapan sinis pada tiga gadis berpenampilan dewasa itu. Hah, Sungmin tak mengerti kenapa Yesung harus menggubris mereka.
"Hei Min, apa kau tak ingin membuat perhitungan dengan mereka?" Sungmin tak bisa menahan diri untuk memutar matanya. "Oh hyung! Ada apa denganmu? Tidak biasanya kau seperti ini."
"Hanya terlalu gerah dengan sikap mereka."
"Hyung, mereka perempuan. Bisa jadi mereka melakukan itu karena tertarik padaku dan aku tak ingin membicarakan ini lebih lanjut."
Ganti Yesung yang memutar mata, percaya diri sekali Sungmin hingga membuat kesimpulan semacam itu. Demi apa ia benar-benar jengah dengan sikap tiga yeoja yang mengaku sebagai ketua untuk fans club Kyuhyunitu. Satu kali Sungmin terlibat perdebatan serius dengan mereka dan ia harus berakhir dengan satu tuduhan paling menjengkelkan dalam hidupnya.
Cho Sungmin bukan hanya menumpang tenar bahkan ia berniat menguasai Kyuhyun kami.
Hasilnya, tatapan sinis yang semula menyurut sebab Sungmin tak terlalu menanggapi mereka kembali menyala karena tuduhan yang dipelopori Kim Hyuna, Choi Sooyoung, dan Park Sandara.
Kedatangan dua namja dengan jenis setelan berbeda menginterupsi kegiatan belajar mengajar yang sudah berlangsung sejak 30 menit yang lalu. Sejenak pria berbadan tinggi besar yang dikenal sebagai wakil kepala sekolah berbincang dengan guru yang mengajar di kelas Sungmin namun setelahnya wakil kepala sekolah pergi meninggalkan laki-laki yang tadi datang bersamanya.
Sungmin tak terlalu kaget atau ingin tahu tentang laki-laki yang berdiri di depan kelas. Namja itu teman satu tingkatnya, hanya saja berbeda kelas dengan Sungmin.
"Mulai hari ini, Zhoumi-ssi akan menjadi teman sekelas kalian," ucap seonsaengnim membuat murid di kelas langsung berbisik heboh. Bagaimana tidak? Zhoumi adalah satu-satunya murid yang berstatus sebagai murid ekslusif tiba-tiba terdampar di kelas regular seperti kelas mereka.
Hyuna, Sooyoung, dan Dara tak bisa menahan senyum lebar mereka. Salah satu flower boy terkaya berada di kelas mereka? Dalam hati mereka berharap Kyuhyun tiba-tiba lompat kelas kemudian juga terdampar di sini dan Lee Sungmin diharapkan meninggalkan kelas.
"Zhoumi-ssi, kau boleh memilih duduk dimanapun."
Zhoumi mengangguk kemudian mengarahkan pandangan pada orang-orang yang berseragam sama dengannya. Tidak sampai lima detik tatapan tajam Zhoumi langsung mengarah pada Sungmin dan Sungmin yang mendapat tatapan seperti itu hanya bisa mengernyit bingung kemudian menoleh pada Yesung.
Sama halnya dengan Sungmin, namja bermata segaris dengan model rambut emo itu tampak menatap bingung ke arah Zhoumi.
"Seonsaengnim, boleh saya duduk di tempat Sungmin-ssi," pinta Zhoumi dengan nada bicara yang sangat lembut. Para yeoja yang secara tidak langsung menyatakan diri sebagai antis Sungmin langsung melempar tatapan ikut bersedih yang dibuat-buat.
"Kenapa harus aku?" tanya Sungmin nyaris tak percaya.
"Karena aku ingin duduk di situ."
Dewa batin Sungmin bersedekap marah, melempar tatapan penuh cela pada Zhoumi namun tak bicara apapun.
"Ada apa dengan orang itu?" gumam Sungmin kemudian mendesah tak percaya. Jangan katakan jika Zhoumi adalah bagian dari yeoja-yeoja seperti Hyuna dan antek-anteknya. Tidak lucu sekali jika para namja juga ikut bersikap sinis padanya dan ini hanya karena seorang Kyuhyun.
Tiba-tiba Sungmin berpikir aneh. 'Jangan-jangan Zhoumi menyukai Kyuhyun.'
TBC
Hai~ hai~ hai~
Ada yang inget sama fic ini? :D
Fic yang hilang mendadak gara-gara ditelan admin FFn #LOL
Lagi PMS kali si admin ih! #gigit
Karena banyak yang minta direpost di sini jadi saya repost di sini aja dulu.
Dari kabar-kabar yang beredar katanya FF KyuMin ada yang kena sapu sama admin ya~~
Senasib kalo gitu #plak SPI lagi gak aman :D :D :D
Saya pasti lanjutkan FF ini di sini, tapi kalau hal yang sama terjadi dua kali, saya belum tentu mau publish ulang di FFn. Mungkin di FB saya atau di WP (yang baru mati suri) #duagh
Ini alamatnya chingudeul~~~~
parkminrin137 . wordpress . com
hilangkan spasi ya :D
Akun FB: Dhienhie Joyerelf (silahkan add untuk JOYerELF. Ps: Gak pake ngerangkap couple atau fandom ya~~~~)
Okelah berikan tanggapan chingudeul untuk repost chapter 1 ini :D Saranghaeee~~~
Mian for typos!
NEXT!
Keep or Delete, chingudeul?
RCL please~
Gomawo udah baca \(*o*)/
