Summary: Aku benci harus jujur tentang semua ini. Sangat amat benci harus mengatakan padamu tentang semua hal aneh yang meledak diam-diam dalam dada.


Hetalia Axis Powers (c) Hidekaz Himaruya

Rainbow In Your Eyes (c) Me

Rate: T, for safety

Genre: Romance

Warning: OOC, Gaje, abal, fluff, drabble yang dipanjang-panjangin, ide pasaran, cacat, maksa, typo, pengulangan kata (ini kelemahan saya).

SEMUA YANG TERJADI SETELAH MEMBACA FIC INI BUKAN TANGGUNG JAWAB AUTHOR.

Don't like? Just don't read, Dear :)

.

.

.

Rainbow In Your Eyes

.

.

.

Tik, tik, tik.

Aku masih terdiam, menatap sepasang bola mata sewarna kayu eboni milikmu. Kau tampak begitu manis, dengan kulit seputih susu dan rambut panjang yang diurai dengan hiasan bunga yang terselip di helaian rambut halusmu. Selalu begitu, aku selalu saja terpesona dengan dirimu.

Tak ada satu pun dari kita yang bicara, sekalipun waktu telah berjalan selama tigapuluh menit lamanya. Aku melirik ke sana kemari, bingung memikirkan kata apa yang akan aku keluarkan untuk memulai pembicaraan kita.

Bibir mungil merah muda milikmu terus menyunggingkan senyum manis yang meluluhkan hatiku saat pertama kali melihatnya. Aneh memang, namun aku benar-benar jatuh cinta padamu saat melihat senyummu. Kau menyesap secangkir teh hangat dengan anggun, lalu menatap ke arahku.

J-jangan melihatku seperti itu! A-aku malu!

Aku kembali melirik tak tentu arah, berusaha menghilangkan resah yang menggelitik. Aku berpikir, apakah aku butuh kursus merangkai kata hanya untuk bicara denganmu? Sungguh aneh. Aku juga tak berani menatap wajahnya lekat-lekat dari jarak dekat tanpa bibir yang berkomat-kamit—berusaha bersuara dan sekujur tubuh yang gemetar hebat.

Jam dinding seakan menertawakanku yang salah tingkah, setengah jam berlalu dengan cepat. Bayangkan, kita duduk di ruang tamu dengan secangkir teh di meja tanpa ada kata yang terucap selama kurang lebih setengah jam. Jika bukan bersamamu, aku pasti sudah mati kebosanan.

Dan aku benci—sangat amat benci untuk jujur padamu tentang semua hal aneh yang meledak diam-diam dalam dada.

Kumaki diriku sendiri dalam hati, merutuki diriku yang tak berkutik di hadapanmu—apalagi jika kau tersenyum seperti ini.

Waktu berlari dengan amat cepat—terkadang aku berpikir, apakah sang waktu tidak lelah? Kuharap ia beristirahat barang sebentar saja. Biarkan aku dan kamu tetap di sini, berdua tanpa sepatah kata—hanya seulas senyum yang mengatakan isi hati.

Ada yang lain di senyummu yang membuat lidahku gugup tak bergerak—kelu, seakan terikat dengan erat sehingga tak dapat bicara sama sekali. Ada pelangi di bola matamu yang seakan memaksaku untuk mengucapkan hal yang paling kubenci.

Pelangi itu, pelangi di matamu yang berkilau indah—terus memaksaku untuk jujur.

Lantas, kutarik napas dan kukumpulkan keberanian sebanyak mungkin untuk berbicara.

"Taiwan..,"

"Ya, Im Yong-san?"

Ini saatnya.

"Saranghae.."


OWARI


Author Notes: Ini apaan-_- drabble gaje yang nongol di otak sewaktu sodara nyetel lagu Pelangi di Matamu-nya Jamrud. Lagu jaman kapan tau yaoloh==|||

Silahkan flame saya, saya tidak peduli. Saya malas menanggapi flamer. Terimakasih.