Summary: Terkadang, kau berandai-andai dapat menjadi alam yang dicintainya. Namun seorang manusia tidak bisa menikah dengan alam kan?
Harvest Moon (c) Natsume
The Nature and You (c) Me
Starring: Jack, Nami
Rate: K+
Genre: Romance
Warning: OOC, fluff, drabble cacat, gaje, abal, typo, norak, maksa, alay, pengulangan kata, dan lainnya.
Don't like? Just don't read, Dear
.
.
.
The Nature and You
.
.
.
Kau tenggelam dalam kesunyian yang melanda, dengan senyuman yang tak kunjung menguap dari bibirmu. Kau menolehkan kepalamu, menatap sosok berambut merah di sampingmu yang tengah memandang hamparan gelap luas bertabur bintang.
Sesekali kau mengajaknya berbicara, namun ia tetap diam dan tenggelam dalam suara debur ombak yang tertawa seraya menjilat butiran pasir putih halus yang menggelitik jari kaki telanjangmu.
Kau memalingkan pandanganmu dari gadis pecinta alam tersebut, memandangi garis horizon yang terlihat jelas di pantai malam ini. Warna biru itu berkilau cantik tertimpa sinar rembulan yang tersenyum di atas sana, namun kau selalu berasumsi bahwa kecantikan alam yang selalu kau dan dia nikmati tak lebih cantik dari sosok di sebelahmu.
Sepertinya dia menyadari bahwa sedari tadi kau tidak tenang dan diam sepertinya. Kau sibuk melongok ke dalam tasmu, menoleh ke sana ke mari tidak jelas—dan hal itu membuatnya merasa sedikit terganggu. Padahal itu karena kau merasa sedikit salting berada di sini dengannya—walaupun kalian cukup sering memandang pesona laut bersama-sama.
"Diam, Jack.. Kau tidak akan merasakannya kalau begitu.." bisik gadis itu pelan, suaranya yang khas dan familier menggelitik telingamu.
Lantas kau diam, menuruti perkataannya. Kau ikuti gerakannya yang monoton—mengadah ke langit dan memejamkan mata. Semilir angin membelai lembut wajahmu, menari dengan anggun seraya memainkan helaian benang di atas kepalamu.
Sebenarnya, kau tidak mengerti apa yang dimaksud gadis itu dengan 'merasakannya', namun kau pikir kau dapat merasakan itu sekarang. Perasaan tenang yang damai, perasaan yang selalu kau rasakan saat berdekatan dengannya—dan alam juga.
Menurutinya, kau tak mengucap sepatah kata pun, perlahan kau membuka mata. Bola mata coklat madumu menatap siluet itu di sampingmu, dan kau melihat itu. Sesuatu yang amat langka darinya.
Senyuman.
Sebuah senyum tipis yang nyaris tak pernah ditunjukkannya, sebuah senyuman yang selalu disembunyikannya, sebuah senyuman yang hanya akan ditunjukkannya pada sang belahan jiwa; alam.
Terkadang, kau berandai-andai dapat menjadi alam yang dicintainya. Belahan jiwanya. Orang yang akan ia nikahi dan cintai seumur hidup. Namun seorang manusia tidak bisa menikah dengan alam kan?
Kau hanya dapat berharap—berharap ia mencintaimu.
Namun, untuk saat ini kau tidak perlu apapun.
Hanya dengan bersamanya seperti ini saja, kau sangat puas kan?
Tapi, sepertinya ini saatnya. Gejolak perasaanmu tak dapat dibendung lagi, dan blue feather sudah ada di tanganmu, menunggu untuk diberikan padanya.
"Nami..,"
"Mmm?"
"Will you marry me?"
OWARI
Author Notes: Ya Allah, kenapa saya lagi seneng bikin fic drabble gaje nan abal? TTATT Demi lah, ini ancur dan random abis. Saya nulis fic ini tadi pagi, pas nungguin temen saya dateng ke kelas, idenya random abis. Cacate.
Flame aja, silahkan. Terima kasih.
