Kuroko no Basuke belong to Tadatoshi Fujimaki

Surat by Zokashime

.

Kalau tidak mati, kau tak akan pernah tahu jika ternyata aku bisa menulis ini.

Untukmu, Akashi.

Aku sangat membencimu lebih dari apa pun. Bahkan, hingga saat ini. Tapi entah kenapa begitu takut jikalau kehilanganmu.

Kau pengganggu! Geram saat mulai membandingkan dirimu yang lebih baik dari karakter light novel. Tapi tahukah? Dibalik itu, aku berusaha memprioritaskanmu.

Muak saat kau mulai membajak kamar sehingga aku harus pindah untuk mencari ketenangan membaca. Namun, di saat kau jauh, aku merasa rindu.

Mual ketika harus mengikuti semua yang kau mau. Ingin memuntahkan isi perut ke mukamu. Tetapi saat sudah memajukan wajah yang ada aku ingin menciummu.

Egois! Kau melarangku untuk membaca novel, sedangkan dirimu bebas bersikap manis pada senior sewaktu SMP. Mungkin terlihat tidak peduli, tapi aku juga punya rasa cemburu walau sedikit.

Akashi.

Aku tidak mencintaimu, tetapi aku menyimpan hatimu rapat-rapat.

Akashi.

Aku tidak menyayangimu, tetapi kau selalu dalam pikiranku dan aku memeluknya.

Akashi.

Aku tidak pergi, aku ada bersama dalam dirimu. Bagian yang memberi kehidupan. Membuatmu dapat bernapas.

Bahagialah seperti yang kau mau. Jangan sia-siakan pengorbananku. Aku akan mengawasi dari langit. Carilah pengganti yang bisa mencintai dan menyayangi lebih dariku.

Terima kasih sudah memberiku arti hidup sehingga aku ke surga tanpa penyesalan. Sebagai gantinya, kuhadiahkan jantungku. Jagalah baik-baik.

Mayuzumi Chihiro

.

.

Air mata jatuh dari figur yang baru saja siuman beberapa jam yang lalu, cairan bening menetesi tinta hitam pada sebuah kertas putih. Ia menjerit, berteriak memanggil nama Chihiro. Surat diremas untuk menahan sakit ketidakrelaan. Tangisnya lebih menderas, ia susah bernapas.

"TIDAKKKK... TIDAKKK!!" meremas kepala. Menjerit untuk yang kesekian kali. "JANGAN MENINGGALKAN AKU SENDIRI!! CHIHIROOO!!"

"CHIHIRO, CHIHIRO, CHIHIRO." mata memerah bengkak. Akashi terseguk sakit. "Kembalilah," gumamnya pilu. "Kembalilah," memukul jantung dan mengabaikan kesakitan luka hasil oprasi dua minggu yang lalu.

Tim dokter datang untuk menenangkan Akashi yang mulai mengamuk hebat. Alat-alat medis yang berada di tubuh kurus itu kini lepas satu persatu-satu.

"AAAAAAA!" berteriak, menatap dokter yang menjadi pimpinan tajam. "MENGAPA? MENGAPA KAU MENGIZINKAN DIA MENDONORKAN JANTUNGNYA UNTUKKU!"

Tim dokter yang terdiri dari beberapa orang tak menanggapi. Mereka langsung mengambil tindakan cepat menenangkan Akashi sebab bisa berakibat fatal pada hasil oprasi kalau dibiarkan.

.

END

Terima kasih sudah membaca. Salam hangat,

MayuAka-Zoka