Something Weird About Flower

Part #1

Tap tap tap…

-Lee Sungmin POV-

Nervous, tanganku terasa dingin dan tenggorokanku kering luar biasa. Rasanya sebotol Poca—Swe-t pun bahkan tidak bisa menghilangkan kemarau ditenggorokanku itu. 'Apa kau habis berlari?' seseorang bertanya –sebenarnya itu hati kecilku, mungkin-. Tapi tidak, aku bukannya habis berlari, aku hanya baru saja sampai disini. Ruangan dengan bangku dan kursi khas yang tertata rapi tak lupa dengan satu penghuni dimasing-masing bangkunya. Semuanya diam. Aku melirik sekilas kedepan, memandang sekeliling kemudian menunduk lagi. Seseorang yang menemaniku memasuki ruangan itu mulai angkat bicara.

"Yaa.. Ini murid baru dikelas ini, namanya , em—siapa tadi namamu?" tanyanya padaku. Yaa aku memakluminya karena menanyakan namaku kembali padahal baru sekitar 10 menit yang lalu aku memperkenalkan diri padanya. Mungkin karena dia sudah tua, aku menjawab sambil tersenyum.. "Lee Sungmin imnida"

"Ah.. Lee Sungmin.." jawabnya sambil membawa sebatang kapur dan lalu menghadap papan tulis. Hendak menulis namaku disana sepertinya. Baru dia menggoreskan kapurnya menuliskan namaku disana, Lee Sungmin. Cukup besar kukira untuk bisa dilihat sampai ke bangku paling belakang.

Ia menyimpan kembali kapur itu. Lalu mengarahkan pandangannya kepada mereka yang duduk diam sedari tadi sambil memperhatikan kami, mungkin author *pede yang terlihat agak berbeda. Park-songsaenim berkata "Bertemanlah dengan baik dengan Sungmin-shi, dia murid pindahan dari negeri yang jaaauh sekali. Dan jangan buat dia kesulitan disini. Arrasseo?"

"Ne~" jawab mereka serempak, ada yang antusias menjawabnya ada yang ogah-ogahan, ada yang hanya mengangguk ada pula yang hanya diam tak menghiraukan.

"Annyeong~ Lee Sungmin imnida. Mohon bantuannya sekalian." Ucapku dan membungkuk setelahnya. Ya itu cara mengekspresikan penghormatan disini.

"Nah, Sungmin shi. Eung.." Park-songsaenim berkata tiba-tiba sambil celingak-celinguk melihat ke depan seperti mencari-cari sesuatu. "Ahh.." lanjutnya kemudian sambil menunjuk satu bangku kosong yang letaknya amaat sangaat paliing belakang.

"Kau bisa duduk dibangku sana ". lanjut Park-songsaenim lalu mengambil penghapus papan tulis, menghapus tulisan namaku yang terpangpang disana. Sementara itu aku mulai melangkahkan kaki menuju tempat tujuan *halah, menjuju bangku kosong yang letaknya *sekali lagi* amaat sangaat paliing belakang. Letaknya berada diurutan kedua dekat jendela yang letaknya sebelah kiri, dan ketiga setelah pintu belakang yang letaknya sebelah kanan, itu jika kau sedang berdiri menghadap papan tulis yang jauhnya sekian kilometer itu *lebay*.

Ya.. seperti yang aku jelaskan tadi ruangan itu, kelas itu, aku duduk di bagian paling belakang. Di tempat asalku, daerah belakang itu adalah sarang kaum-kaum *siswa maksudnya* yang biasanya kurang disukai atau pun menyukai, entah itu berandal, kurang pandai, kurang bersosialisasi, dan semacamnya. Tidak semua seperti itu memang , ya rata-ratanya seperti itu. *author menulis dibawah tekanan orang yang biasa duduk di belakang kelas, hawa-hawa pembunuhan mulai terasa disini.

-Lee Sungmin POV end-

Normalnya, disini setiap kelas diisi 6 baris dan 5 kolom bangku, dengan kata lain satu kelas berisi 30 siswa. Itu ideal. Ga kaya ditempat asalku *author*, kadang ada yang sampe diisi hamper 50 orang satu kelas, dalam kasusku *author* ga sampe separah itu, kelasku yang lama Cuma 40 siswa, mayoritas laki-laki tapi di dominasi perempuan. *halah jadi curhat begini.

-Skip-

Teeeettt….

Bunyi bel istirahat *akhirnya* berbunyi.

"Hwahh.." Sungmin menrilekskan punggungnya di sandaran kursi. Memandang sekeliling. Orang-orang mulai sibuk membereskan buku-buku mereka. Sungmin sendiri? Karena setelah perkenalan tadi langsung pelajaran Park-sosngsaenim jadi tidak ada kesematan untukku atau orang-orang disekitarnya untuk bertanya atau sekedar bercuap-cuap kepadanya. Sepanjang pelajarna mereka hanya diaam, memperhatikan, sesekali menggangguk dan mencatat hal-hal yang dikira penting.

-Lee Sungmin POV-

'Ya ampun, hening gini ni kelas yak…' batinku saat pelajaran berlangsung tadi. Tapi langsung gugur, pudar, luntur, hancur berkeping-keping saat bel istirahat berbunyi dan Park-songsaenim meninggalkan kelas. Mereka langsung… gimana menyebutkannya.. ribut? Kata itu terlalu sederhana. Mereka langsung rusuh dan membuat huru hara lalu membakar ban bekas *plak*.

Oke, mereka Cuma jadi ribut. Jadi siswa sekolah biasa pada umumnya yang suka sekali keributan. Tadinya kukira mereka abnormal *ditimpuk bangku kelas*. Tarnyata aku salah, mereka kelihatannya menyenangkan ntuk dijadikan teman.

"Hey~" sebuah suara dari belakang. Reflex aku memutar kepalaku mengarah ke suara itu berasal. Seorang yeoja dengan rambut lurus hitam, tidak terlalu tinggi tapi posturnya ideal. Mengulurkan tangan kanannya kearahku. "Lee Hyukjae imnida." Lanjutnya sambil tersenyum, ah manis sekali. Aku pun membalas senyum dan uluran tangannya, menjabat tangan kanannya, "Lee Sungmin imnida. Senang berkenalan denganmu" ucapku. "ya , aku juga. Apa kau mau ke kantin?" tanyanya setelah selepaskan jabat tangan kami. "Hm.." jawabku sambil mengangguk. Lantas aku beranjak dari tempat dudukku lalu mengikuti langkah Lee hyukjae, ke kantin.

"Lee Hyukjae-shi. Sebelum kita ke kantin, bisakah kau mengunjukkan ku di mana toilaetnya? " tanyaku yang membuatnya berhenti dan berpaling. "Tentu. Dan panggil aku Hyukie, saja. Tidak usah terlalu formal, oke?".

Aku mengangguk "Hm.."

-Lee Sungmin POV end-

Tanpa mereka sadari, sesuatu dibalik jendela kelas yang mereka lewati, tengah memperhatikan. Memperhatikan Hyukie atau memperhatikan Sungmin atau memperhatikan author *plak* ? entahlah. Yang jelas sesuatu yang sesuatu akan segera terjadi sepertinya.

Mianhae kalo bahasa author agak sedikit banyak membingungkan *bow*

-Skiptime- *lagi*

Jam dinding menunjukkan pukul 8 malam. Busett.. malem amat pulang sekolah. Ini masih biasa. Ditempat asalku *author* sebelumnya, kadang pulang jam 10 atau 11 malam. Ngapain? Kesibukan yang menyibukkan. Ahh lupakan..

Sesampai di rumah, bisa disebut rumah, sebetulnya Cuma apartemen kecil berukuran sedang yang biasa dihuni maksimal 3 orang *ga kecil berarti yya*, Sungmin disambut dengan seonggok manusia *plak*, sesosok yeoja berusia 30an yang menatapku dengan tajam. Itu membuat bulu kuduknya merinding. Seperti sedang menghadapi pembunuh bayaran yang dengan senjata dibalik badannya akan membunuh Sungmin.

"Wae~?" Tanya Sungmin takut-takut.

"Sungmin-ah .. " panggilnya sambil tak melunturkan tatapan tanjamnya. "belikan aku eskrim di minimarket sana" lanjut yeoja itu sambil menunjuk kearah minimarket yang dimaksud.

"heee~?" ucap Sungmin sambil sweatdrop.

"Kenapa diam aja. Cepat belikan es krim" yeoja itu lalu membalikkan badan Sungmin dan mendorongnya kearah pintu, lalu dengan enteng dia menepuk bahunya sambil berkata "Jangan pake lama ya. Aku sangat ingin eskrim sekarang juga", lalu kemudian dia masuk kembali dan menutup pintu.

BLAM~

-Lee Sungmin POV-

Aku mematung di depan pintu, bahkan aku belum menyimpan tasku, belum minum, belum .. aaarrkkhh, dia itu sangat menyebalkan. Aku pun mau tak mau pergi membeli eskrim. Belum 5 langkah berjalan aku teringat sesuatu yang amaat sangaat penting. Maka aku berbalik dan berteriak, "Ya! Mana uangnya?"

"Pakai uangmu dulu, jika aku sudah mendapatkan gaji akan aku ganti" teriak yeoja itu dari dalam rumah.

"Aisshh. Menyebalkan." Aku kembali berjalan tanpa nyawa *loh* menuju minimarket.

-Lee Sungmin POV end-

Reader pasti bertanya-tanya, siapa yeoja menyebalkan itu sebenarnya. Well, dia adalah anak dari saudara kembar paman keponakan kakak laki-laki ayah Sungmin. Reader bingung? Aku juga bingung. Singkatnya, karena beberapa *banyak* hal Sungmin diasingkan *halah* ke tempat ini dan tinggal bersama adalah anak dari saudara kembar paman keponakan kakak laki-laki ayah Sungmin. *byurr, disiram kopi panas sama reader*

Namanya, eu.. namanya.. panggil aja Teukie-eonni. Penanggung jawab hidup matiku disini, tapi justru yang terjadi malah sebaliknya. *plak ditampar Teukie-eonni*

Dan kalian pasti bertanya-tanya, siapa Sungmin, kenapa Sungmin disini, dan apa yang akan Sungmin alami nantinya? Hanya Tuhan dan author yang tau *dilempar panci, sendok, garpu, pisau sama reader*

Sungmin adalah orang biasa dari segi apapun. Penampilan, biasa. Tinggi, berat, ukuran baju, sepatu, karakter, sifat, biasa. Semuanya ga ada yang aneh. Kemampuan otak, olahraga, seni, beladiri *luar biasa yang itu mah*, biasa. Dan hidupnya berjalan layaknya remaja biasa yang berusia 17 tahun pada umumnya.

Tapi.. Semua berubah sejak sesuatu yang sesuatu terjadi pada Sungmin.

Flashback

Ruang guru. 1 bulan yang lalu.

"Sungmin !" teriak guru saat Sungmin memasuki ruangannya. Senyumnya sumringah, atau bisa dibilang menakutkan. Apapun itu Sungmin kira sesuatu yang tidak biasa telah terjadi. Dan memang terjadi sesuatu.

"Ada apa ~ ya?" Tanya Sungmin blah bloh ga ngerti.

"Selamat!"ucapnya sambil menggenggam tangan Sungmin.

"ehh?" ucap Sungmin, speechless.

"Kamu akan pergi ke Korea. Proposalmu diterima. "katanya.

"oo.. "

"…"

"…"

Hening.

"oo.. aja?"

Segaris senyum penuh arti terlukis di wajah Sungmin.

Dalam hati Sungmin udah bungeejumping ke laut afrika. Dia senang bisa kembali ke tempat asalnya, tempat dimana seharusnya ia berada. Meski tidak akan sama seperti sebelumnya saat dia masih di sana. Tapi mungkin dia masih bisa bertemu dengan teman kecilnya disana. Namja baik yang sangat dicintainya. Yaa bilang aja pacarnya gitu ya.. biar ga ribet. Meski ragu apakah namja itu masih mengingat Sungmin atau tidak. Bagaimana pun, Sungmin tetap senang.

Emang Sungmin lagi dimana sekarang? *author ditodong reader*. Pokoknya dia ditempat jauuh, bersama author, kami hidup bersama *author dipenggal fans Sungmin*

Flashback end

Ya kurang lebih seperti itu, ga akan terlalu detail karena akan merusak cerita yang memang sudah rusak ini *author sadar diri*

Akhirnya, disinilah Sungmin. Siswa pindahan dari negeri yang jauh. Tinggal bersama saudara jauh. Dengan jarak bangku dengan papan tulis yang juga jauh. *apa coba, halah*

Sampai di minimarket Sungmin langsung ambil eskrim sekenanya. Tidak memperhatikan rasanya apa atau harganya berapa *sombong banget. Ngga deng, dia liat harganya, dia pilih yang paling murah*. Dia bawa ke kasir, membayar dan pulaa~ng.

Tanpa Sungmin sadari dan reader sadari, seseorang memperhatikan dari balik rak-rak minimarket itu. Hingga Sungmin meninggalkan minimarket itu pun dia masih mengikuti dengan pandangannya. Sampai sesuatu mengalihkan pandangannya.

"Heyo~ ngapain bengong?" Tanya seseorang sambil menepuk bahunya.

Orang yang ditepuk bahunya terlonjak kaget namun bisa menetralisir ekspresinya menjadi datar, kembali. "Eh! Hyukie.. Aku, beli ramen" jawabnya sambil menunjukkan ramen yang hendak dibayarnya.

"ooo.." balas Hyukie, ya , orang yang mengalihkan pandangannya tadi itu Hyukie, Lee Hyukjae yang pagi ini menjadi teman pertama Sungmin di sekolah barunya.

"eh, kamu tau ada murid baru dikelasku ? dia pindahan dari negeri yang jauuh sekali. Kelihatannya dia anak yang menyenangkan. Mau aku kenalkan padanya, Kyu?"

"jinja? Ehm.. tentu kau harus mengenalkannya padaku" jawab namja yang dipanggil Kyu oleh Hyukie itu sambil mengangguk lalu pergi meninggalkan Hyukie yang masih memilih barang belanjaannya.

"tapi aku sudah mengenalnya.." ucap Kyu saat telah jauh dari Hyukie.

Kyu. Cho Kyuhyun, namja popular di sekolah Sungmin dengan sejuta keahlian dibidang scient dan matematika. Bisa dibilang dia otak computer (?), dan selain itu, dia memang maniak computer, PSP, dan segala macam computer yang berisi game. Dengan pembawaan cool, kalem, keren, dan segala yang membuat yeoja dan namja mana pun langsung terbius dan kemudian mati dalam damai *halah*.

Tapi dalam kenyataan, tidak ada manusia yang sempurna bukan ?

Reader angguk-angguk.

Apalagi author yang satu ini. *mewek-mewek ga jelas*

Faktanya Kyuhyun seperti orang yang terasingkan. Sedikit yang mau dan berani mendekatinya. Dia pribadi yang tertutup. Terlebih setelah dia kehilangan sosok yang berarti dalam hidupnya. Sosok yang sangat dikagumi dan dihormati. Kehilangan itu membuat Kyuhyun menutup diri. Dia kerap menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi pada orang itu. Pada hyung-nya. Beberapa masih bisa mengerti dan mendampingi Kyuhyun disaat-saat beratnya. Seperti Hyukie, dan Donghae dan teman hyung-nya Kibum.

Tapi kenapa dia bilang dia sudah mengenal Sungmin? Reader bingung? Author juga *gubrag*

TBC