PINK

Naruto © Kishimoto Masashi

Rated : T

Gender : Romance, Friendship, School-life, Humor (?)

[Sakura-Centric]

Story © Sujeong-san (sujung)

Warning : OOC, OOC, OOC, Typo, Gaje, Garing.

This's ma story

I'am sakura fangirl

(and i'm a girl)

Di sebuah sekolah yang begitu megah dan mewah―tentu saja, terlihat dari beberapa sarana sekolah maupun interior atau bangunannya. Seluruh bangunan sekolah itu terlihat tidak seperti bangunan sekolah lainnya. Sekolah ber-taraf elit ini setiap harinya selalu ramai oleh siswa-siswinya yang melakukan berbagai aktivitas seperti belajar, berolahraga, istirahat, makan siang, yang hanya berlalu lalang, maupun yang sedang berkumpul sambil mengobrol, dan lain-lain halnya.

Disebuah lorong—atau tepatnya sebuah kelas, terdapat suara gaduh yang sedang mengobrol, tertawa atau cekikikan, adapun juga yang sedang mengosip.

"Hey baka!"panggil seorang pria berambut coklat kepada seorang pria berambut kuning yang kini duduk di depannya. Namun yang dipanggil pun tak kunjung memutar tubuhnya seperti tak ada niat untuk menggubris pria dibelakangnya ini.

"hey kau! Baka! Kau pura-pura tidak mendengarku ya?!"

Lama tak ada jawaban dari pria didepannya ini, akhirnya kesabaran pria berambut coklat itu habis, perempatan siku-siku kini muncul di dahi kirinya, lalu..

JDAKK..!

Pria berambut coklat itu memukul dengan keras ke kepala pria kuning dihadapannya dengan sebuah buku fisika yang tebal, seakan ia tidak peduli jika buku fisikanya yang tebal ini akan rusak.

"UGH..!"erangan kesakitan Yang tertahan terdengar dari bibir sang pria kuning itu. "YA! BAKA! BISAKAH KAU TIDAK PERLU MEMUKULKU DENGAN BENDA ITU?!" pria kuning itu menunjuk buku tebal fisika yang sempat menghantam kepala cantik—menurut,nya.

Pria berambut coklat berantakan itu menyeringai, "berarti sedari tadi kau dengar akukan?!"

Pria kuning yang sedang kesakitan itu terdiam, "tidak! A-aku tidak mendengarmu barusan!"jawab pria kuning itu dengan gugup. "memangnya kau biacara apa? K-kau memanggilku hah? Seharusnya kau lebih kencang memanggilku!"

Pria berambut coklat itu memutar matanya sebal akan pria kuning didepannya ini, "aku sudah berteriak dua kali memanggilmu bodoh." Pria berhelai coklat dengan tato dikedua pipinya itu menyodorkan tangannya pada pria kuning didepannya "kalau begitu pinjamkan aku pekerjaanmu! Ayolah aku pinjam~"

"Tsk..!"pria kuning itu memalingkan wajahnya sambil melipa tangan didepan dadanya, berpura-pura marah.

"tcih..! dasar bodoh, ayolah cepat! Sebentar lagi pelajaran anko sensei!"pinta pria coklat itu dengan nada memaksa.

"kalau begitu kenapa kau meminta bantuan pada orang bodoh sepertiku?!, kiba?!"pria kuning itu memberi DeathGlare pada pria dibelakangnya.

Pria bernama kiba itu menghela nafas kasar "ayolah cepat! Waktunya sedikit lagi, dalam beberapa menit, anko-sensei akan masuk kekelas dan memberi hukuman pada yang tidak mengerjakan pr! Apa kau tidak kasihan melihat temanmu ini dihukum oleh guru tersadis se-antero konoha?! Ayolah naruto namikaze.."

"aku tidak peduli." Ucap pria kuning bernama naruto itu, 'Ayolah apa kau tidak mengerti aku menginginkan sesuatu?!'

Kiba menghela nafas pasrah, "baik, aku akan menraktir mu ramen ichiraku hari ini, setelah pulang sekolah"

Naruto tetap saja diam, seperti menginginkan lebih(?)

Kiba memutar matanya malas, tentusaja ia tahu apa yang diinginkan naruto "dua mangkok berujuran jumbo?"

Naruto masih terdiam

"baiklah sepuasnya."

Naruto membulatkan matanya, akhirnya kiba mengerti apa yang diinginkannya, "Yeaayyy..! Asik! Kau ini tahu saja apa yang diinginkanku kiba! Kau memang temank yang paling mengerti aku!"ucap naruto semngat sambil merangkul kiba

"ayo cepa berikan buku mu!"paksa kiba

Lalu naruto memberikan bukunya pada kiba, "ngomong-ngomong, kau tahu dari mana aku sudah mengerjakan pr?"

"tadi pagi aku melihatmu menggoda para gadis untuk mengerjakan tugas mu naruto" ucap kia sambil membuka bukunya dan menyalin tugas milik naruto

"hehe.."naruto menyengir rubah miliknya, "lalu kenapa kau tidak melakukan hal yang sama denganku?"

"aku bisa saja melakukannya naruto, hanya saja, aku takut sewaktu pulang sekolah, aku dikejar-kejar para gadis itu karena sudah mengoda mereka, naruto"ucap kiba sambil serius mencatat pekerjaan naruto

Naruto mendengar perkataan kiba, yang dikatakan kiba itu benar 100%, yah.. ia sudah mengambil resiko, mau tidak mau, sore ini—pulang sekolah, ia akan dikejar-kejar para gaids yang tadi pagi ia goda. "b-benar juga.."

"sepertiya acara mentraktir sore ini dibatalkan"kiba tertawa sambil tetap mencatat pekerjaan naruto—para gadis ang tadi pagi naruto goda.

Selang beberapa menit berlalu, seseorang membuka pintunya, seorang wanita ber-rambut berwarna ungu tua dan seragam guru. Seketika murid-murid ang sedang mengobrol dan berjalan dikelas itu pun kembali kebangku masing-masing dengan segera. Lalu hening. Terlihat senyuman terpampang diwajah cantik wanita itu. Namun hal itu malah membuat seisi kelas bergidik ngeri melihat senyumannya. Tidak biasa wanita itu tersenyum saat pelajaran berlangsung—maupun diluar mata pelajaran.

"ehem.. selamat pagi anak-anak!"wanita yang disebut-sebuat guru fisika bernama anko itu melihat seisi kelas—tentunya dengan senyumannya yang telah hilang beberapa waktu yang lalu(?)

"pagi.."

"p-pagi.."

"pagi.. a-anko—sensei.."

"pa.. gi.."

"kali ini kelas ini akan kedatangan murid baru, dan.. maaf, kali ini kakashi tidak bisa menemani kalian berkenalan dengan teman baru kalian selaku wali kelas"

Sedetik kemudian kelas itu kembali riuh

"wah.. ada murid baru ya..?"

"kira-kira dia itu pindahan dari mana?"

"perempuan atau laki-laki ya?"

"kuharap itu laki-laki!"

"kuharap dia perempuan yang cantik"

"tidak! Tidak boleh! Tidak boleh ada yang menyaingi kecantikanku dikelas ini!"

"ya! Tidak boleh ada yang menyaingi kecantikan karin-san!"

"hh.. merepotkan."

"ehem.."

"seperti dia itu cantik saja ngomong begitu?!"

"iya benar!"

"kuharap dia laki-laki yang tampan!"

"awas saja jika ia perempuan yang jelek! Akan kubunuh dia! Memalukan kelas saja!"

"apa dia anak orang kaya?"

"ehem..!"

"akan kubuat ia tidak nyaman berada dikelas ini!"

"haha! Benar!"

"hey, kalian itu terlalu berlebihan!"

"EHEM..!"

"apa dia jago matematika ya?"

"kuharap dia pintar!"

BRAK..!

Hening

Itulah suasana sekarang ini. Setelah sebuah gebrakan meja yang sangat keras berhasil membungkam mulut seisi kelas

"apa kalia tidak bisa diam?!" aura tdak menyenangkan menguar dari wanita itu