Disclaimer: Masashi Kishimoto

Warning: Yaoi, gaje, OOC, dan hal-hal lainnya.

Pairing: NaruxSasu

Rating: M for Mature and Sexual content


Pada zaman dahulu kala...

Hiduplah seorang raja dikerajaan megah yang memiliki seorang anak yang sangat cantik, dia diberkahi kecantikan, keagungan dan kepintaran, tetapi memiliki satu kelemahan, yaitu sindrom sleeping beauty.

Suatu ketika Sang ayah meminta anaknya yang sudah berumur 18 tahun itu untuk mengantar sebuah bingkisan kecil kepada salah seorang kawannya di dalam hutan. Sang anak mengangguk setuju tanpa tahu bahwa didalam hutan menunggu seekor serigala bertampang 'kelaparan'-dalam arti lain, tentu saja.

Setelah tiba ditempat tujuan, Sang anak mengetok sebuah pintu rumah yang mirip dengan kue jahe. Temboknya terlihat seperti batangan cokelat yang manis, dan asap yang keluar dari cerobong rumah bergerak tertiup angin seperti permen kapas...

Pintu rumah terbuka menampilkan dua ekor serigala, satu terlihat besar dan satu agak kecil-mungkin setinggi anak itu. Serigala yang besar tersenyum manis sambil mengambil bingkisan dari anak itu dan yang lain-aku rasa anak serigala- terlihat menatapnya penuh-entahlah, yang pasti anak itu langsung merinding ditatap begitu.

Sang anak serigala pun mendekat, "Hai..." Panggilnya, "Maukah kau menginap dulu ditempatku? Aku memiliki 'apel' yang kau suka..." Katanya lagi sambil menjilat bibirnya.

Sang anak terdiam, dia menatap apel ditangan serigala tadi dan mengucek matanya yang agak mengantuk, "Baiklah..." Jawabnya, toh dia memang sangat lelah saat ini.

.

.

.

Sleeping Beauty and The Pervert Wolf

.

.

(Part 1)

Prince meets the wolf

.

Sang anak raja-sebut saja Uchiha Sasuke, remaja tanggung yang memiliki kebiasaan suka tidur atau yang dikenal dengan nama medic 'Sleeping beauty', tidak curiga ketika sang anak serigala- yang dipanggil Uzumaki Naruto, mengajaknya untuk menginap ditempatnya.

Cowok pirang itu tersenyum ramah, mata biru sapphire nya mampu membuat semua orang tersihir dan rambut pirang nya sanggup membuat hati seluruh cewek-cewek luluh lantah dengan teriakan kekaguman... Dan tubuhnya... Sasuke menatap Naruto dari atas hingga bawah... Tubuhnya lebih tinggi dan agak atletis, entah karena sering latihan taekwondo atau lari-lari pagi, yang pasti tubuhnya itu sanggup membuat mata cewek tidak beralih dari dirinya.

Tapi cerita kali ini tidak ada hubungannya dengan cowok pirang yang berada didepannya ini... Juga tidak termasuk cerita-cerita dongeng khayalan seperti putri, serigala jadi-jadian macam film remaja ababil ataupun sejenisnya.

Cerita ini hanya membahas tentang seorang Uchiha Sasuke, remaja tanggung yang bersekolah di SMA elite, yang memiliki penyakit langka 'Sleeping Beauty'... Dan 'berteman' dengan 'serigala' (Baca: Naruto) bermuka mesum.

.

.

_FlashBack_

Kejadian ini terjadi beberapa menit yang lalu ketika Fugaku menyuruh anaknya, Sasuke untuk memberikan bingkisan kepada Minato, teman kerjanya yang berada tidak jauh dari rumahnya sekarang. Sasuke sebenarnya ingin protes karena dia malas sekali keluar rumah, tapi delikan Fugaku membuat Sasuke merinding dan memilih bersikap menjadi 'Anak-baik-kesayangan-ayah'.

Dan begitulah, akhirnya Sasuke terdampar dirumah kenalan ayahnya itu tanpa tahu apa-apa. Matanya melirik rumah kediaman Minato-teman ayahnya, dengan pandangan takjub. Beberapa ornamen dan patung-entahlah, mirip cewek dengan banyak tangan terlihat menghiasi di beberapa sudut rumah, kertas pelapis dinding yang cantik namun elegan membuatnya semakin indah untuk dilihat.

"Ibu Naruto yang memilih kertas pelapis dinding itu." Kata Minato sambil membawa segelas teh untuk Sasuke ketika cowok itu tanpa sadar terus menatap dinding rumah yang terlihat 'cantik'.

Cowok pendiam itu hanya mengangguk tanpa bicara, Minato tersenyum, kemudian ketika menatap Naruto yang keluar dari kamar, Minato langsung memperkenalkan 'Naruto' sebagai anaknya, Sasuke -sekali lagi- hanya mengangguk sopan tanpa bicara apapun.

Naruto terdiam, baru kali ini dia melihat cowok yang cantik seperti Sasuke. Yah wajar sih, soalnya ini pertama kalinya, Minato dan Naruto pindah ke rumah baru karena pekerjaan ayah cowok pirang itu... Ibunya (Kushina) lebih suka berkeliling dunia sambil berbelanja 'hal-hal' yang tidak penting. Tipikal wanita glamour, makanya Ibu Naruto jarang terlihat dirumah, setidaknya sebulan sekali baru pulang dari jalan-jalan nya keluar negeri.

Naruto mendekat ke arah Sasuke yang terlihat selalu mengucek mata ngantuknya itu. Cowok pirang itu mengambil sebuah apel dari keranjang belanja.

"Hei..." Panggil Naruto, Sasuke mendongak pelan.

"Mau menginap disini? Hitung-hitung ucapan terima kasih karena telah menghadiahkan kami bingkisan." Kata Naruto lagi sambil menggigit apel ditangannya. Sasuke diam.

"Aku belum memberitahu ayahku kalau akan menginap." Jawab Sasuke tenang. Naruto hanya terkekeh pelan, mengambil satu apel lagi, kemudian menyodorkannya pada Sasuke dengan senyum kilauan pepsodent yang hampir membuat mata cowok raven itu buta sesat.

"Menginaplah..." Bujuk Naruto, "Kita akan 'bersenang-senang' malam ini." Sambung Naruto yang menggigit apelnya lagi.

"Nanti akan kuberitahu ayahmu, tenang saja." Timpal Minato yang sudah kembali dari dapur membawa beberapa cemilan kue kering yang masih mengepul hangat.

Sasuke terlihat berpikir, kemudian mengangguk pelan. Toh tidak apa-apa menginap semalam saja, hitung-hitung tambah teman juga, lagipula mata Sasuke sangat berat untuk dibuka. Dia benar-benar sangat lelah dan mengantuk.

.

Tapi ternyata itu pilihan salah! Benar-benar salah!

Sasuke tidak menyadari arti senyuman manis Naruto tadi malam ketika membawanya ke tempat tidur, cowok pirang itu terlalu lembut ketika menyelimutinya dengan selimut tebal yang membuat Sasuke langsung terbang kedunia mimpi.

Tapi Pagi ini dia mengerti arti senyuman Naruto semalam...

.

_End Of FlashBack_

.

.

Sasuke bangun dan menguap malas beberapa saat ketika pagi-pagi dia sudah dikejutkan oleh Minato yang masuk untuk membangunkan mereka. Minato hanya tersenyum kecil sambil berkata 'Kalian jadi teman akrab ya? Bagus sekali'

Sasuke tidak menjawab, dia bingung apa yang dimaksud oleh Minato dengan 'teman akrab'... Cowok raven itu berusaha mengumpulkan roh nya yang masih melayang-melayang didunia mimpi. Matanya menatap bingung Naruto yang tidur disebelahnya sambil memeluk pinggangnya erat.

Cowok pirang itu tidur tanpa sehelai baju pun menempel ditubuhnya. Sasuke kembali melirik dirinya sendiri, tubuhnya ikut telanjang bulat, baju tidurnya pun hilang entah kemana. Padahal Sasuke yakin sebelum tidur dia sudah berpakaian rapi.

Tiba-tiba hawa horor merayapi batin 'polos' Sasuke. Rohnya yang masih melayang-layang didunia mimpi langsung kembali dengan cepat...

Sasuke telanjang, Naruto telanjang, satu kasur dan berpelukan... Satu kesimpulan yang diambil Sasuke...

Tubuh dan batinnya 'diperkosa' oleh 'serigala' macam Naruto!

What The Hell!

.

.

.

Suasana pagi itu terasa menyuramkan bagi Sasuke, padahal dirinya merupakan tipikal remaja yang selalu semangat di sekolah, tapi hari ini dia berubah menjadi remaja paling suram seantero Konoha Gakuen. Bagaimana tidak? Baru semalam kepolosan dirinya direnggut paksa oleh 'serigala' tampang mesum seperti Naruto. Mengingatnya saja membuat bulu kuduk Sasuke meremang. Sungguh! Itu merupakan mimpi buruk paling mengerikan di dalam hidupnya. Tetapi anehnya, dia tidak merasakan apapun dibagian bawah tubuhnya... Aneh!

Sasuke mendesah lelah ketika masuk ke kelasnya, sapaan dari Sakura tidak dipedulikannya. Dia hanya butuh istirahat, mungkin sedikit tidur akan membuat otaknya segar kembali... Benar'kan?

Sasuke menyenderkan kepalanya di kursi, matanya melirik jendela luar, hanya awan dan langit biru yang terlihat disana, beberapa ekor burung yang hinggap tanpa permisi di batang pohon kemudian terbang menjauh saat Sasuke tanpa sengaja mengetuk kaca jendela, dan desiran angin yang bertiup lumayan kencang saat itu... Rasanya damai dan... Tentram...

"Sasuke..." Panggil seseorang. Cowok raven itu menoleh malas, disebelahnya Neji khawatir menatap cowok stoic itu. "Kau lebih suram dari biasanya..." Lanjut Neji lagi.

Sasuke mendengus malas, "Terima kasih atas pujiannya..."

Neji hanya tertawa kecil sambil menepuk pundak Sasuke, "Semangatlah... Hari ini ada guru baru..." Kata Neji lagi sambil merapikan dasi panjangnya.

"Oh ya? Siapa?" Tanya Sasuke agak berminat.

"Kau akan tahu sebentar lagi..." Kata Neji sambil menampilkan senyumannya. Sasuke diam kemudian melirik ke arah pintu kelas ketika suara derekan halus terdengar.

"Selamat pagi semua..." Seru seseorang yyang sepertinya semangat sekali. Seluruh murid menatap orang itu dengan pandangan bingung. Ada beberapa yang berbisik 'Siswa baru, ya?' atau 'Lumayan juga...' tetapi tidak dengan Sasuke, mata cowok raven itu terbelalak kaget.

"KAU!" Tunjuk Sasuke ke pemuda pirang yang tertegun dengan kelakuan cowok raven itu.

"Ya?" Jawab pemuda pirang itu bingung. Sasuke hanya menggeram kesal. Benar-benar kesal.

"Jangan Berpura-pura Tidak Mengenalku, Naruto! Kau... MANUSIA BODOH DAN MESUM!" Teriak Sasuke kesal.

Naruto terdiam, tetapi sedetik kemudian dia kembali membuka suaranya, "Baiklah anak-anak, aku guru baru disini... Dan kau Sasuke..." Tunjuk Naruto pada cowok raven yang ternganga itu, "Setelah pelajaran ini datang ke ruanganku..." Jelas Naruto dengan senyum manis.

Sasuke tersentak kaget, Gu..Guru Baru? Naruto adalah guru baru?! Jerit Sasuke dalam hati.

Neji menepuk pundak Sasuke, "Tamatlah riwayatmu..." Bisik cowok Hyuuga itu pelan.

.

.

.

OKE! OKE! Ini tidak masuk akal! Bagaimana bisa pemuda yang seumuran dengannya itu adalah seorang guru dan pernah bersekolah di Universitas elite luar negeri yang lulus di umur 17 tahun dengan menyandang predikat cum laude—yang gosipnya selalu 'loncat' kelas karena terlalu jenius... Dan sekarang di umurnya yang ke-18, Naruto sudah bekerja di Konoha Gakuen sebagai seorang guru?... Di sekolah Konoha Gakuen yang termasuk 5 peringkat besar sekolah ter-elite?.. Oh My Jashin-sama! Yang benar saja! Teriak Sasuke dalam hati... Rasanya Sasuke ingin mengacak-acak harga dirinya sebagai seorang 'Uchiha'.

"Jadi..." Kata Sasuke malas ketika sudah berada diruangan Naruto, "Kau akan menghukumku?" Tanya Sasuke lagi kepada guru pirang dihadapannya ini.

Naruto hanya duduk di kursi empuknya sambil memutar-mutar cangkir teh yang beraroma melati. Cowok pirang itu menyeringai, "Tidak sekarang Sasuke-chan... Aku ingin bersenang-senang dulu denganmu..." Katanya memperjelas intonasi 'bersenang-senang' dan itu membuat bulu kuduk Sasuke merinding.

"Apa maksudmu?" Tanya Sasuke berusaha mengulur waktu, dia berencana untuk kabur bila ada kesempatan. Matanya melirik kanan dan kiri, ruangan Naruto merupakan ruangan spesial yang di desain dengan elegan dan terpisah dari ruangan guru-guru lain. Mungkin seperti ruangan kepala sekolah, hanya saja dengan beberapa interior mewah didalamnya.

Naruto bangkit dari tempat duduknya yang empuk dan berjalan ke arah Sasuke yang duduk tegang di sofa, "Rileks saja..." Ucap Naruto lembut sambil menyentuh pundak cowok raven itu... Sasuke bergidik ngeri.

"Sensei, tolong jangan menyentuhku..." Tegas Sasuke tidak suka, Naruto mengangkat satu alisnya bingung kemudian tertawa pelan.

"Kau tidak suka padaku, ya?" Tanya Naruto kembali duduk dikursinya. Sasuke menatap tajam.

"Bukan tidak suka..." Kata cowok raven itu, "Tapi 'Benci'..." Lanjutnya tegas.

Naruto tidak marah, dia hanya tersenyum menanggapi perkataan Sasuke, "Terima kasih atas sanjunganmu, Tuan Uchiha..." Ucapnya pelan, "Untuk hukumannya, kau bisa memulai dengan membersihkan ruanganku ini... Mudah, bukan?" Sambungnya yang dapat tatapan protes dari Sasuke.

Naruto tersenyum lagi, "Atau kau lebih memilih 'melayaniku', Tuan Uchiha?" Godanya pelan.

"Tidak butuh! Aku akan segera merapikan ruanganmu."

"Terima kasih." Jawab Naruto singkat kemudian beranjak dari kursinya ke arah pintu, sebelum cowok pirang itu keluar, dia melirik Sasuke sebentar, "Ngomong-ngomong, kemarin malam... Kau sangat hebat, Sasuke-chan..." Kata Naruto sambil menjilat bibirnya lalu pergi dengan tertawa lepas.

Sasuke menggeram marah, "Aku bersumpah—akan membunuhnya!"

.

.

.

Sasuke menghempaskan pantatnya di bangku kantin, dia mendesah lelah... Kepalanya sakit dan perutnya mules... Benar-benar tanda orang stress. Apalagi beberapa jam lalu dia tahu kalau orang yang paling dibencinya adalah 'gurunya sendiri'. Sial!

"Sasuke, kau mengantuk?" Tanya Neji tiba-tiba, Sasuke hanya memejamkan matanya tanpa menjawab perkataan cowok Hyuuga itu.

Cowok rambut panjang itu hanya mengelus pipi Sasuke, "Tidurlah di UKS..."

Sasuke melirik Neji, "Tidak bisa... Aku bisa tertidur hingga berjam-jam... Kau tahu penyakitku'kan?"

"Ya, aku tahu... Tapi kalau begini terus kau akan semakin kelelahan, mengerti?" Desak Neji lagi. Sasuke diam tidak menjawab.

"Terserah kau saja..." Jawab Sasuke malas sambil bangkit dari tempat duduknya. Dia mulai bergerak tetapi terhenti ketika terdengar teriakan gadis-gadis yang histeris. Neji dan Sasuke berpaling ke arah sumber histeria itu.

Dari arah counter meja kantin, berdiri Naruto dengan senyum manisnya yang di serbu oleh beberapa siswi-siswi sambil berteriak 'Kyaaa, Naruto-sensei, pintar!' atau 'Sensei keren sekali bisa mengajar di umur semuda itu.' dan bla-bla-bla... Sasuke malas untuk mendengarkan celotehan gadis-gadis bodoh itu. Mereka tidak tahu kalau Naruto adalah serigala berbulu domba. Sasuke yakin, Naruto sering mempermainkan hati para cewek, menggodanya, menidurinya lalu mencampakkannya seperti sampah... Benar-benar tipe cowok mengerikan.

"Uchiha-san..." Naruto memanggil, "Terima kasih atas kerja kerasnya..." Sambungnya dengan bahasa sopan dan senyum menawan. Beberapa cewek yang ada disana langsung meleleh seperti es krim, tapi tidak dengan Sasuke. Wajah cowok raven itu mengeras marah ketika mengingat dia harus membersihkan ruangan Naruto yang tampaknya elegan tetapi penuh dengan buku-buku porno itu.

"Sama-sama, Naruto-sensei..." Jawab Sasuke tajam, kentara sekali dia membenci pemuda pirang itu. "Oh iya, Sensei... Semua majalahmu sudah saya bakar, jadi jangan pernah membawa sampah yang membuatku harus membersihkannya lagi, terima kasih." Lanjut Sasuke dingin yang mendapat tatapan kaget dari Naruto.

Sasuke berbalik pergi dengan seringai senang, dibelakangnya Neji hanya melirik cowok raven itu bingung, sedangkan wajah Naruto memperlihatkan dia semakin menyukai cowok stoic bermuka masam itu.

"Menarik..." Bisik Naruto pelan, sepelan suara hatinya yang tertawa ketika menatap wajah marah Sasuke... Ahhh, seandainya Sasuke tahu, betapa dia terlihat imut ketika berwajah kesal seperti itu.

.

.

.

Sasuke menerjunkan dirinya ke ranjang empuk UKS, "Ahh... Nyamannya..." Ucap cowok raven itu pelan sambil merenggangkan ototnya yang kaku. Matanya melirik jam dinding di ruangan itu, masih pukul 11 pagi, waktu pulang masih lama dan mungkin sedikit istirahat membantunya pulih dengan cepat.

Sasuke berbalik ke arah samping kiri dan kanan bergantian, berusaha memposisikan tubuhnya yang lelah. Setelah dirasa nyaman, cowok raven itu mulai memejamkan matanya... Mungkin 5 menit atau 10 menit? Yaah.. Kurasa itu waktu yang cukup untuk istirahat, benar'kan? Kata Sasuke dalam hati.

.

.

.

"Su..Ke.."

.

"Sasu..ke..."

.

"Sasuke..." Suara lembut seseorang berusaha membangunkannya, tapi mata onyxnya sulit sekali untuk dibuka. Yang Sasuke dengar hanya decakan aneh yang daritadi tertangkap oleh pendengaranya.

"Unghhh..." Sasuke menggeliat perlahan, sebuah tangan meraba leher dan dadanya... Tanpa sadar Sasuke tersenyum kecil... Dia merasa geli dan nikmat...

"Kau suka?" Tanya suara itu lagi, Sasuke masih belum sadar sepenuhnya, jadi dia hanya mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan orang itu. Suara itu terkekeh pelan, jemari-jemarinya menyentuh dada Sasuke, masuk ke dalam kemeja cowok raven itu.

"Nhhhh... Geli..." Erang Sasuke pelan, merasakan nikmat di bagian dadanya.

"I Love You, Sasuke..." Kata Suara itu semakin jelas terdengar di telinga Sasuke.

Cowok raven itu membuka matanya perlahan kemudian mengerjap-ngerjap pelan, sambil berusaha memfokuskan pupilnya ke arah sosok bayangan yang berada diatas tubuhnya. Sosok itu mencium pipi Sasuke, "Kau sudah bangun, Sasuke-chan?" Kata orang tersebut.

Cowok stoic itu terdiam, matanya menatap sosok Neji dengan senyum kecil dibibirnya, "Kau lama sekali bangun..." Ucap Neji sambil menunjuk arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 10 malam.

Tunggu! Sudah jam 10 malam! Dengan panik Sasuke bangkit kemudian melirik ruang UKS sekitar, lampu ruangan menyala, koridor gelap dan pemandangan diluar jendela menghitam dengan beberapa lampu jalan sebagai cahayanya.

"Kenapa kau tidak membangunkanku?!" Protes Sasuke kesal. Neji tertawa kecil.

"Kau imut sih..." Jawab Neji lagi, "Jadi tidak tega membangunkanmu..." Sambungnya yang mendorong Sasuke jatuh ke ranjang.

"Neji, hentikan..." Erang Sasuke lagi dengan rona merah diwajah, "Kita masih disekolah..."

Neji mendengus pelan, "Oh ayolah... Tidak akan ketahuan..." Kata cowok Hyuuga itu sambil menggigit leher Sasuke, "Lagipula kita sudah resmi pacaran'kan?"

"Iya aku tahu... Tapi-" Belum selesai Sasuke protes, sebuah kecupan dilayangkan Neji di bibir 'Uke' nya itu.

Sasuke berusaha berontak pelan tetapi akhirnya pasrah dengan cumbuan Neji. Cowok raven itu mulai melingkarkan kedua lengannya di leher Neji, merasakan hangat dan lembutnya bibir cowok Hyuuga itu.

.

"Sedang berpesta?" Sebuah suara menghentikan kegiatan mesum Sasuke dan Neji, mereka berbalik kaget dan melihat Naruto bersender malas di ambang pintu. Pemuda pirang itu menatap Sasuke tajam.

"Kalian tahu ini sudah jam berapa?" Tegas Naruto yang berjalan ke arah mereka berdua, "Ini batas waktu sekolah, seharusnya kalian sudah pulang." Desis cowok pirang itu.

Neji merapikan dasinya dengan tenang, "Sasuke tertidur, dan aku hanya berusaha membangunkannya."

"Dengan ciuman, maksudmu?" Jelas Naruto dengan nada tidak suka, "Dengar... Kau seharusnya sudah pulang jam segini, Tuan Hyuuga..."

Neji membalas tatapan Naruto, "Maaf, tapi ini diluar jam sekolah, aku berhak melakukan apapun yang ku mau, Naruto-san." Tantang cowok itu.

Naruto menyeringai, "Kau harus ingat, Neji.. Aku masih gurumu..." Kata Naruto yang berjalan di sisi Neji kemudian menyentuh dagu pemuda bermata lavender itu, "Kau harus bersikap hormat padaku... Atau kau akan dihukum..." Ucap Naruto sambil mencium pipi kenyal Neji.

"Apa Yang Kau Lakukan!" Seru cowok Hyuuga itu tidak terima, dia menepis ciuman Naruto dengan wajah memerah kesal.

Naruto terkekeh pelan, "Hanya sapaan dari seorang guru... Atau mungkin..." Naruto menarik Neji dalam pelukannya, "Kau ingin lebih dari sekedar ciuman, Tuan Hyuuga yang nakal.." Kata Naruto berujar mesra ditelinga Neji yang berusaha berontak.

"Hentikan!" Teriak Neji mulai gusar terlebih Naruto mulai meremas benda keras miliknya. Sasuke menggeram kesal.

"Naruto! Hentikan!" Seru Sasuke yang mendapat tatapan dingin dari Naruto.

"Ada apa, hm? Kau ingin bergabung juga?" Tanya Naruto sambil menyenderkan kepalanya manja di bahu Neji.

Sasuke benar-benar murka sekarang, dia mulai melayangkan tinjunya ke arah Naruto tapi langsung dapat dicegah oleh pemuda pirang itu. "Jangan menguras tenaga mu percuma, Uchiha-san..." Bisiknya pelan yang berhasil menangkap tinju Sasuke.

Neji berusaha meredakan amarahnya kemudian berusaha menghentikan Sasuke, "Jangan pedulikan dia, ayo pulang..." Kata cowok Hyuuga itu yang mulai menarik lengan Sasuke.

"Tuan Hyuuga!" Naruto memanggil, "Uchiha-san akan kembali bersamaku... Jadi kau tidak perlu repot-repot mengantarnya pulang." Ucap Naruto yang berbalik menatap Neji dengan senyuman manisnya.

Sasuke protes, "Aku Tidak Mau!"

"Well, Aku tidak butuh persetujuanmu, Uchiha-san... Karena ini tugasku sebagai seorang guru." Jawab Naruto lagi yang masih mempertahankan senyuman diwajahnya. Yang bagi Sasuke semakin lama semakin menjijikan untuk dilihat.

Neji berdehem pelan, "Maaf Sensei, tapi Sasuke-" Belum selesai Neji bicara, Naruto sudah menarik Sasuke dari pelukan cowok Hyuuga itu.

"Hei...!" Kesal Sasuke yang ditarik oleh guru 'kurang ajar'nya ini, "Apa-Apaan Kau, Mesum!"

Naruto terlihat tidak mempedulikan perkataan Sasuke, dia memaksakan tersenyum pada Neji, "Baiklah, Hyuuga-san... Sampai bertemu besok pagi." Ucapnya cepat sambil menyeret Sasuke menjauh. Neji berusaha mengejar tetapi pasrah ketika Naruto membuka pintu mobilnya, memasukkan Sasuke ke jok mobil lalu bergerak menjauh.

"Kau tidak bisa meninggalkannya begitu saja!" Seru Sasuke sambil menatap jendela belakang mobil yang memperlihatkan Neji berdiri terpaku ditempatnya.

Naruto menancapkan gasnya tidak peduli, "Aku tahu... Tapi aku juga tidak bisa meninggalkanmu dengan cowok amatiran seperti dia." Balas Naruto yang mendapat pelototan marah dari Sasuke.

Naruto tertawa pelan, "Hentikan menatapku dengan pandangan bernafsumu, Sasuke-chan.."

"Yeah... Bernafsu ingin membunuhmu." Jawab Sasuke kesal.

.

.

.

Mobil Naruto memasuki parkarangan rumah Uchiha yang besar, dengan halaman yang luas dan taman didepannya, membuat Naruto sangsi seberapa mewah perabotan di dalam rumah itu sedangkan untuk urusan taman, Naruto yakin mereka menyewa tukang kebun yang handal.

"Sudah sampai..." Kata Naruto sambil membuka pintu mobil. Sasuke keluar dengan wajah yang masih kesal, dia tidak tahu harus bagaimana mengatakan maaf pada Neji esok hari. Mungkin dengan setangkai bunga mawar atau cokelat? Kurasa tidak... Itu terlalu girly bagi Sasuke...

"Sasuke-chan? Kau masih berdiri disitu? Ayo masuk..." Kata Naruto yang sudah diambang pintu bersama Fugaku. Sasuke menoleh sebentar kemudian protes ketika Naruto seenaknya masuk ke rumah orang.

"Hei! Kenapa Kau Belum Pulang Juga?!" Protes Sasuke sambil menarik Naruto.

Cowok pirang itu menoleh sebentar, "Aku akan menginap disini, lagipula sudah larut malam."

"Rumahmu itu hanya beberapa blok saja, Dobe!" Seru Sasuke kesal.

"Tidak sopan memanggilku 'Dobe', Teme! Aku 'Sensei' mu!" Balas Naruto marah.

Fugaku berusaha melerai mereka berdua, "Sasuke hentikan, Naruto akan menginap disini, jadi bersikap baiklah padanya, mengerti?"

"Ta... Tapi... Arghhh! Whatever!" Kesal Sasuke sambil memutar bola matanya malas. Terlebih lagi Naruto dengan seenaknya mengatakan kalau akan tidur satu kamar dengan Sasuke. Dan parahnya lagi ayahnya bilang lebih baik satu ranjang dengan Sasuke, jadi tidak perlu mengambil futon lagi.

"Ajak Naruto ke kamarmu, Sasuke." Kata Fugaku yang tidak peduli dengan pelototan kesal Sasuke.

"Tapi, Tou-san!"

"Sasuke... Ajak Naruto ke kamar." Jelas Fugaku lagi, kali ini ditambah delikan berbahaya. Sasuke mengerti kemudian mengangguk pasrah.

.

.

"Kau tidur dibawah..." Tunjuk Sasuke pada lantai yang keras. Naruto disebelahnya menggeleng cepat.

"Tidak mau! Aku mau di atas kasur." Jawab Naruto cepat sambil merangkak ke tempat empuk itu. Sasuke yag melihat gelagat Naruto langsung menarik jas cowok itu.

"Aku bilang dibawah, Dobe!"

"Berisik, Teme! Aku mau diatas!"

"Dibawah! Ini kamarku!"

"Di atas! Aku sudah mendapat persetujuan dari ayahmu!" Balas Naruto yang mendorong kepala Sasuke menjauh.

"Kau menyebalkan, Dobe!"

"Kau lebih menyebalkan lagi, Teme!"

Sasuke kesal kemudian melepaskan tarikannya dari jas cowok itu, "Fine!" Katanya sambil mengambil tempat di samping tubuh Naruto, "Aku juga tidur diatas!"

Naruto tidak peduli, dia mendapatkan posisi tidur yang enak yaitu disamping tembok, jadi pemuda itu tidak perlu khawatir kalau dirinya harus jatuh dari atas ranjang. Disebelahnya Sasuke bergerak gelisah.

"Menyingkir! Kau memakan tempat!" Kesal Sasuke sambil mendorong tubuh Naruto.

"Hentikan, Teme! Aku sudah menghimpit dinding!"

"Aku tidak peduli! Sana menjauh!" Dorong Sasuke lebih kuat lagi. Naruto makin dibuat sebal dengan tingkah kekanakan Sasuke. Dengan sekali tarikan, tubuh cowok raven itu jatuh diatas tubuhnya, membuat wajah mereka berdekatan.

"Kalau begini tidak akan sesak lagi'kan?" Goda Naruto yang mengeluarkan senyum mautnya. Sasuke tidak bergeming dengan senyum menawan Naruto, dia sudah tahu sifat gombal pemuda pirang itu.

Sasuke berusaha bangkit dari posisi anehnya dengan Naruto, tetapi cowok pirang itu menghentikan gerakan Sasuke dengan memeluknya erat.

"Apa-Apan kau!" Seru Sasuke yang berusaha berontak dari pelukan Naruto.

"Berusaha mencumbumu..." Jawab Naruto enteng yang mulai menciumi leher Sasuke.

"Hentikan, Dobe! Ini tidak lucu!" Erang Sasuke ketika Naruto mulai menjamah bagian bawahnya. Naruto tidak menjawab hanya membalikkan posisi mereka berdua, kali ini Sasuke yang berada dibawah Naruto. Wajah cowok raven itu memerah. Entah karena kesal atau terpesona dengan tubuh Naruto yang kini sudah bertelanjang dada.

Tapi Sasuke masih berusaha mempertahankan sikap berontaknya, dia tidak akan sudi kalau harus dua kali digagahi oleh Naruto... No Fucking Way!... Jangan harap dia akan tertipu untuk kedua kalinya dengan senyuman menawan serigala berbulu domba itu.

"Sasuke-chan..." Naruto berujar mesra, "Milikku mulai tegang.." Katanya manja sambil menempelkan miliknya ke arah celana Sasuke.

"He—Hentikan Bodoh!" Sasuke mulai panik, apalagi Naruto dengan seenaknya menggesek-gesekkan miliknya ke paha cowok raven itu. Seluruh bulu kuduk ditubuh Sasuke meremang, antara ngeri dan... Geli?...

Hell No! Mana mungkin geli dengan milik Naruto yang kecil... Sasuke melirik batang kejantanan Naruto yang berdenyut... Uhm.. Mungkin sedikit besar dari miliknya... Sasuke melirik lagi, benda keras itu berdiri dengan tegak dan gagahnya... Oke! Milik Naruto memang besar! Sial! Gerutu Sasuke dalam hati.

"Kau suka melihat milikku?" Goda Naruto lagi sambil menepuk-nepukkan miliknya ke celana Sasuke yang kini terlihat menonjol. Naruto menjilat bibirnya senang... Sasuke berusaha keras mengalihkan matanya dari Naruto, mungkin melihat meja belajarnya atau lemari kecilnya yang bewarna biru lebih menarik? Entahlah, asal dia tidak melihat wajah penuh nafsu Naruto saja.

Naruto mencium leher Sasuke pelan, tidak ada pemberontakkan dari cowok raven itu, Naruto menyeringai senang, kali ini dengan gencar dia menjilat leher Sasuke sambil sesekali menggigit telinganya. Sasuke mengerang kaget.

"Nghhh!" Sasuke memejamkan matanya erat ketika Naruto mulai mencicipi tonjolan di dadanya. Sapuan lidah cowok pirang itu membuat Sasuke terhenyak nikmat, dia mulai mendesah. "Ahh... Naruto—Hentikan... Hnnnhh..."

Libido Naruto semakin tinggi ketika medengar desahan Sasuke, dia mabuk dengan wangi harum tubuh cowok raven itu, "Kau—Manis, Sasuke-chan..." Ucap Naruto sambil melepaskan celana Sasuke, membuat benda keras itu terekspos sempurna.

Sasuke berusaha menutupi wajahnya yang memerah dengan lengan kanannya, sedangkan tangan kirinya berusaha mempertahankan miliknya yang semakin tegang, "Hentikan, Naruto—Nghhh..."

Naruto dengan lembut menyingkirkan tangan Sasuke kemudian menepuk-nepukkan penisnya ke batang kejantanan cowok raven itu... Ujung miliknya dan Sasuke saling bercumbu, membuat cowok bermata onyx itu tersentak geli... Rasanya nikmat...

"Ahhh...Naruto—Nghhhh...Stop..." Erang Sasuke lagi, Naruto bukannya berhenti melainkan tambah semangat menyentuh setiap lekuk tubuh cowok raven itu.

Naruto mencengkram batang kemaluan Sasuke, kemudian menyeringai senang, "Panggil aku 'Sensei', Sasuke-chan..." Desahnya pelan yang mendapat gelengan cepat dari Sasuke.

"Tidak—akan—Ahhkk!" Sasuke menghentakkan kepalanya kebelakang ketika Naruto meremas penisnya dengan keras. Sasuke merintih, "Sa—Ahhk—kit—Nghhh—Hahhh..."

"Kalau begitu panggil aku dengan benar..." Kata Naruto lembut yang mulai mengocok milik Sasuke. Cowok raven itu menggelinjang nikmat.

"Sen—sei.. Ahhk! Sensei...Ahhk!...Sakit—Ahkk!" Jerit Sasuke nikmat ketika Naruto mulai menekan jarinya ke ujung batang kemaluan cowok raven itu. Naruto mengangkat pinggul Sasuke, kemudian menyuruh Sasuke untuk membuka pahanya lebar-lebar... Sasuke menurut... Naruto dapat melihat batang kejantanan Sasuke berdenyut senang dan lubang analnya yang terlihat masih sempit sempurna.

"Aku pikir kau sudah pernah melakukannya dengan Neji?" Tanya Naruto lagi sambil menjilat lubang anal Sasuke.

"Aku—Ahhh—Tidak pernah melakukannya dengan Neji... Bukankah kau yang—Unnghh—melakukannya kemarin?" Jelas Sasuke sambil berusaha menahan erangan nikmatnya. Naruto terlihat berpikir sebentar, kemudian tersenyum.

"Kemarin malam tidak ada kejadian apapun diantara kita, aku hanya berbohong padamu." Ucap Naruto enteng yang membuat mata Sasuke melebar kaget.

"Kau bohong, Dobe!" Teriak Sasuke marah, dia berusaha berontak lagi, tetapi Naruto sudah mengencangkan cengkramannya di pinggang Sasuke.

"Kenapa Sasuke-chan? Kau takut melakukannya denganku karena ini merupakan yang pertama bagimu?" Goda Naruto lagi sambil mencium pipi Sasuke, cowok raven itu melotot tajam.

"Aku Tidak Takut! Aku Benci!" Serunya kesal, Naruto berdecak tidak suka. kemudian kembali menyentuh penis Sasuke, cowok itu meronta-ronta.

"Jangan Sentuh Aku! Milikku Hanya Untuk Neji!"

-DEG- Jantung Naruto berdenyut sakit, matanya berkilat tajam. "Kalau begitu—Kau akan kurampas dari Neji." Desis Naruto mengerikan. Belum sempat Sasuke menangkap maksud perkataan Naruto, cowok pirang itu sudah mulai memposisikan batang kemaluannya di lubang kering Sasuke... Pemuda raven itu panik.

"Lepaskan aku, Naruto! Lepas—AGGHHHH!" Sasuke menjerit kesakitan ketika Naruto tanpa permisi langsung menyodok lubang analnya. Cairan merah menetes pelan dari lubang Sasuke, cowok itu mencengkram seprei dengan kuat, mulutnya terbuka berusaha bernapas dan matanya mengerjap kesakitan... Tetes darah mulai keluar dari lubangnya, dan Naruto sadar, dia terlalu tergesa-gesa menghantam lubang 'virgin' Sasuke.

"AGHHH—! Sakit! Lepas! Hgghh!" Teriak Sasuke yang mulai meronta-ronta. Naruto sedikit kewalahan ketika harus menahan tubuh Sasuke yang terus menerus berontak. Memang memasukkan miliknya tanpa penetrasi akan membuat kulit Sasuke tergesek begini, tapi apa boleh buat, akal manusianya hilang ketika cowok raven itu menyebut nama 'Neji' dan tergantikan pikiran setan yang menyuruhnya untuk menghantam lubang anal Sasuke.

"Shit..." Desis Naruto lagi—kesal dengan dirinya sendiri, kemudian berusaha menangkan cowok yang berada dibawahnya, "Ssstt... Ssttt... Diamlah, nanti akan nikmat..." Ucap Naruto lagi—yang dia sendiri saja tidak yakin bagaimana membuat Sasuke merasa nikmat.

"Sakit—Agghhh—Hentikan—Ahhhkk!" Ucap Sasuke dengan suara parau, Naruto yakin cowok bermata onyx ini sedang menahan tangisnya. Bibir pemuda itu bergetar menahan sakit, dan tangannya mencengkram erat pundak Naruto, meninggalkan bekas cakaran yang akan terlihat disana.

Naruto mencium bibir Sasuke untuk meredam erangan dan teriakannya, ini tidak baik baginya kalau adegan panas mereka sampai diketahui oleh Fugaku... Tidak! Tidak boleh ketahuan!

"Sasuke..." Naruto berusaha menanggil cowok raven itu, "Tenangkanlah—dirimu—Hhhh— Oke?" Pinta Naruto sambil berusaha menenangkan cowok itu.

Sasuke menggerakkan kepalanya ke kiri dan kanan, berusaha mengusir rasa sakit dilubangnya— Tetapi langsung gagal ketika Naruto mulai menggenjot lubang miliknya... Sasuke semakin menjerit, "AGGHHHHH! Sa—kit... Ahhkk!"

Naruto panik, konsentrasinya buyar ketika mendengar teriakan kesakitan Sasuke. Dia tidak menyadari kalau kegiatan dibawah tubuhnya sangat tidak nyaman bagi pemuda raven itu. Naruto berpikir cepat, Ah, prostat! Aku harus menyentuh prostatnya! Pikir Naruto cepat, kemudian tangannya menjamah paha Sasuke dan membukanya lebar, "Sa—Sabar... Aku akan—Hggh!" Naruto langsung menyodok lubang sempit itu dengan keras...

Masih gagal!

"AGGHHH! SAKIT! AYAH—TOLONG AKU! AGHHH!" Kali ini Sasuke menjerit lebih keras, airmatanya sudah tumpah, gesekan lubang dan batang kejantanan Naruto membuat bagian bawahnya semakin berdarah. Naruto menyumpahi dirinya sendiri, Sial.. Sial... Sial!

.

Fugaku yang mendengar teriakan anaknya hanya bingung, sebenarnya apa yang terjadi di lantai atas itu, dengan perlahan pria Uchiha itu beranjak dari tempat duduknya di depan tivi menuju kamar Sasuke di lantai dua.

Tok-Tok-Tok- Suara ketukan halus di pintu kamar, "Sasuke..?" Panggil Fugaku, "Ada apa?" Tanyanya dengan nada cemas.

Sasuke tersentak sebentar kemudian meronta dari pelukan Naruto, tangannya berusaha menggapai-gapai pintu, "Ayah!—Tolong—Ahkkk!" Pinggang Sasuke ditahan Naruto, cowok pirang itu tidak akan membuat mangsanya kabur. Tetapi Sasuke terus—dan terus berontak hingga dia dapat menendang pinggang Naruto, membuat pemuda pirang itu terjerembab jatuh.

"Ayah—Hhh..." Panggil Sasuke yang merangkak dengan pelan ke pintu, tangannya sudah menggapai kayu datar itu, menyentuh kenopnya dan memutarnya—Terkunci!

"AYAH! AYAH!" Teriak Sasuke histeris dengan suara napasnya yang hampir putus. Tangannya menggedor brutal pintu kamarnya -DAK-DAK-DAK!

Fugaku yang kaget berusaha memutar kenop pintu—gagal! "SASUKE! ADA APA!" Seru pria itu panik. Tidak ada jawaban dari dalam—karena Naruto sudah menarik Sasuke menyingkir dari pintu dan membanting tubuh kurus itu ke lantai, pantat Sasuke menghadap ke arah Naruto.

Sasuke ketakutan, "Sen—sei... Jangan... Ja—AGHHHH!" Lubang Sasuke langsung dihantam oleh penis Naruto tanpa aba-aba, membuat pemuda raven itu terhentak menegang, untuk sepersekian detik dia tidak bisa mengambil napas normal. Pikirannya menghitam, dia hampir pingsan.

"Sa—Sasuke—Hhhgggh!" Panggil Naruto lembut sambil terus menggenjot lubang sempit itu, Sasuke mengerang dan mencakar-cakar lantai porselinnya... Lubangnya terasa panas dan sakit, Sasuke merasa dirinya di robek dua secara paksa.

"Aghhh! Hggghh! Ayah! Ay—HGHHH!" Tubuh Sasuke tersentak ketika Naruto berhasil mengenai prostatnya... Nikmat mulai menjalar diseluruh tubuh pemuda raven itu, cowok pirang yang berada dibelakangnya tersenyum senang. Akhirnya, pikir Naruto girang.

Naruto mulai melancarkan aksi lembutnya, dia memilin-milin nipple Sasuke, menariknya dan mencubitnya pelan. Sasuke menggelinjang nikmat, dia tidak menyangka kalau peng-rape-an bisa senikmat ini. Cowok pirang itu menjilat pundak Sasuke dan berhenti di leher jenjang cowok itu—meninggalkan bekas merah disana.

"Hhhh—Sas—Ohhhh—" Naruto mendesah nikmat ketika merasakan batang kejantanannya dipijat-pijat di dalam lubang Sasuke... Hangat dan lengket—otak Naruto mulai kosong dan penuh pikiran kotor.

"Ahh—Sasuke—Hhh.. Kau milikku sekarang—hhh..." Bisik Naruto sambil terus menggagahi Sasuke yang mencoba berontak dengan sisa tenaganya—percuma! Karena Naruto sudah mencengkram pingulnya. Kini cowok raven itu hanya bisa mencengkram lantai kuat-kuat, lubangnya terus— dan terus dihantam oleh Naruto yang makin bernafsu. Dengus napas Naruto terdengar di sisi lehernya, cowok pirang itu meninggalkan kiss mark di sana.

"Hentikan, Naruto—Agghh!" Kepala Sasuke terhentak kebelakang ketika cowok pirang itu mulai menyodoknya lebih keras tanpa ampun, cairan saliva keluar dari pinggiran mulut Sasuke yang terbuka. Naruto menyeringai senang.

"Sudah kukatakan panggil aku-Hhh-'Sensei... Uhhhh..." Desah Naruto lagi. Yang terus menyodomi lubang bagian bawah Sasuke, perutnya melilit ketika harus menahan cairan di batang kejantanannya... Belum saatnya keluar! Ia masih ingin 'menyiksa' Sasuke lagi.

.

Fugaku yang berada diluar mulai panik ketika teriakan Sasuke menghilang, "Sasuke! Ada apa didalam sana?!" Seru pria itu. Ia berusaha memutar-mutar kenop pintu dengan kuat—percuma, pintunya masih terkunci.

"Naruto! Sasuke!" Panggilnya lagi kemudian menggedor kayu datar itu dengan kencang, -DAK-DAK-DAK!-

.

Naruto tidak mempedulikan teriakan khawatir Fugaku, dia terhanyut oleh sensasi lubang anal Sasuke. Pikiran rasionalnya hilang, dan mulai mengikuti nafsu bejatnya. Naruto mulai membalikkan tubuh Sasuke, mengangkat kedua paha mulus itu lebar-lebar, membuat pemuda raven dihadapannya terlihat lebih sensual dimata birunya... Naruto menjilat bibirnya...

"Kau—milikku—Sasuke..." Desis Naruto dengan nada posesif. Ia mengeluarkan batang kejantanannya kemudian mendorongnya dengan cepat—tepat menghantam prostat Sasuke. Tubuh cowok raven itu bergetar hebat, matanya terbelalak dengan mulut yang terbuka sedangkan jari-jarinya mencengkram pundak Naruto.

Kepala Sasuke bergerak ke kiri dan kanan ketika Naruto memulai genjotannya lagi. cepat—dan semakin cepat! Bibirnya berusaha menahan erangan dan desahan nikmat, dia tidak mau Naruto mendengar suara erotisnya... Tidak! Cuma kekasihnya, Neji yang boleh mendengar suaranya!

Sasuke mendorong tubuh Naruto ketika cowok itu ingin mencumbu lehernya, "Hentikan—Hanya Neji—Yang boleh—Hhhh—Menyentuhku..." Ucap Sasuke dengan nada memohon, sayangnya nama 'Neji' merupakan pilihan kata yang buruk, karena kini sorot mata Naruto berkilat murka. Giginya menggertak geram. Cowok pirang itu tidak suka ketika nama orang lain terdengar saat bersama dirinya... Terlebih nama Neji yang kini masuk ke dalam black list otaknya! Benci!

-PLAK!- Naruto menampar batang kejantanan Sasuke, membuat tubuh pemuda raven itu terhentak kaget, rasa sakit dan nyeri langsung menjalar disekitar perutnya. Naruto menjambak rambut Sasuke, "Jangan—menyebut nama orang lain selain namaku—Teme!" Desis Naruto sambil mencengkram keras dua kantong dibawah kejantanan Sasuke.

Pemuda raven itu berusaha menggapai-gapai udara, dia ingin lari... Kabur dari jeratan nafsu Naruto yang menyakitkan... "Hen—Hentikan Naru—"

-PLAK!- Naruto menampar penis Sasuke lagi, "Pangil aku dengan benar—'Sensei', mengerti?" Katanya lagi kali ini menarik batang kejantanan Sasuke dengan sangat keras, pemuda raven itu merasa miliknya hampir copot karena rasa sakit.

"Agghhh! Sensei—Hentikan!" Pinta Sasuke yang kembali mengucurkan air matanya, perih ketika miliknya terus ditampar dan lubangnya disodok oleh Naruto... Permainan cowok pirang itu terlalu brutal bagi Sasuke yang baru pertama kali melakukannya.

Naruto senang ketika Sasuke memanggil 'sensei' dengan nada memohon begitu, dia semakin menjamah lubang cowok pemuda raven itu dengan kejantanannya, berusaha menghantam dan menyodok prostat cowok itu. "Kau—pintar—Sasuke-chan... Ahhh—"

Pemuda raven itu mengejang ketika rasa sakit tamparan di penisnya berubah menjadi rasa nikmat yang menjalari seluruh tubuhnya. Sikap kasar, sodokan dan kata-kata posesif Naruto membuat libido Sasuke menegang.

Kini si bungsu Uchiha itu tidak bisa mengontrol pikirannya lagi, rasa nyeri di batang kemaluannya dan sodokan dilubangnya hampir membuat pemuda itu gila, dia mulai menikmati permainan 'keras' Naruto... Sasuke mulai kehilangan rasionalnya, dan itu membuat Naruto menyeringai puas.

Sasuke membuka pahanya lebih lebar lagi kemudian mengangkatnya tinggi-tinggi, "Ahhh—Sensei—Nikmat—Hngghhhh!" Desahnya sambil menjulurkan lidahnya dan matanya mengerjap nikmat... Pemuda itu sudah terkontaminasi dengan permainan kotor Naruto... Dia tidak berpikir normal lagi...

Naruto mengangkat Sasuke kemudian menggendongnya menuju pintu dan menyuruh Sasuke bersender disana, "Ayahmu—akan menikmati—permainan vulgar kita—Ahhh..." Desah Naruto yang kembali menggenjot lubang sempit itu, kedua kaki Sasuke diangkatnya dan punggung cowok raven itu bersender pada pintu kayu yang menghubungkannya dengan ayahnya.

.

Fugaku mendekatkan telinganya ke daun pintu, terdengar suara jeritan dan erangan. Perasaan horor seorang ayah langsung merayapi batin pria Uchiha itu. Sebenarnya apa yang mereka lakukan didalam sana? Resah hati Fugaku. Pria itu tidak ingin berpikir macam-macam tetapi desahan anaknya makin membuat hatinya mengkerut takut.

.

Sasuke mencengkram bahu Naruto ketika cowok pirang itu menyodok lubang analnya, "Ahhh—sensei—Nikmat—" Erangnya dengan mata terbelalak nikmat, mulutnya yang terbuka dan lidahnya yang menujulur membuat Naruto semakin terpukau dengan sosok erotis Sasuke... Seorang Uchiha bersikap seperti maniak sex ketika 'diperkosa' merupakan hal yang langka untuk dilihat... Naruto benar-benar beruntung!

Naruto menurunkan satu kaki Sasuke kemudian tangannya menarik lidah Sasuke, membuat wajahnya yang dulu stoic, kini terlihat sensual, "Kau suka—ketika disentuh—sensei mu—hah?" Tanya Naruto berusaha mengendalikan cairan sperma nya untuk tidak cepat-cepat keluar.

Sasuke mengangguk nikmat, "Hhhh—Shuka—Shenshei—" Erangnya lagi—sulit bicara karena Naruto menarik lidahnya...

-PLAK!- Naruto menampar batang kejantanan Sasuke, membuat tubuh putih itu bergetar menahan rasa nyeri dan nikmat... Benda miliknya berkedut sakit... "Kau—Hhhh—Suka?" Goda Naruto yang mendapat anggukan pelan dari cowok itu.

-PLAK!- Naruto menampar milik Sasuke lagi, "Aggghh! Shensei—Aghhh!" Erang Sasuke sambil menggigit jari Naruto yang menarik lidahnya, mencoba untuk meredam teriakannya. Naruto tidak keberatan ketika pemuda itu menggigit jarinya hingga berdarah, karena rasa sakitnya tertelan oleh sensasi basah di lubang Sasuke, cowok pirang itu yakin, pre-cum miliknya bercampur dengan darah Sasuke dibawah sana... Memikirkannya saja membuat Naruto semakin bergairah!

Otot di perut Sasuke mengejang, Naruto tahu cowok raven ini akan segera keluar, karena itu dia mempercepat tempo sodokannya di prostat Sasuke... Cengkraman pemuda raven itu melemah, Sasuke sebentar lagi akan pingsan, pandangannya mulai menghitam, tetapi hantaman kejantanan Naruto di lubangnya tidak berhenti sama sekali, malah semakin cepat— dan cepat... Darah menetes dari lubang Sasuke, membuat bercak merah terlihat dilantai... Naruto terlalu liar, sehingga gesekannya semakin membuat Sasuke menderita.

Cowok pirang itu mencengkram pinggang Sasuke, memeluknya cepat, "Jangan—Pingsan—Dulu—Hahhh—Ahhh..." Pinta Naruto.

Sasuke tidak menjawab, hanya desahannya yang semakin melemah, dia akan pingsan sebentar lagi, air liurnya menetes melewati lidah, sela bibir dan pinggiran dagunya. Pemuda raven itu tidak peduli betapa erotis wajahnya sekarang, karena pikirannya sudah kosong.

.

-DAK-DAK-DAK!- Fugaku masih menggedor cemas, "SASUKE! NARUTO! JAWAB AKU!"

Tidak ada sahutan dari dalam, hanya ada erangan Naruto dan desahan Sasuke. Sungguh hal itu semakin membuat batin Fugaku horor.

.

Sasuke tersentak sadar ketika mendengar gedoran ayahnya, tangannya menyentuh daun pintu, "Ayah—Ahhghh—aku—diperkosa—Ahhh—tolong—" Desahnya pelan—tertelan suara becek dari lubang miliknya.

Otot perut Naruto mengejang, Ia tahu sebentar lagi dia akan keluar, dengan cepat dia mencumbu bibir Sasuke dan menggenjotnya lebih cepat... Sasuke juga mulai bergetar, dia membuka kakinya lebar-lebar siap menembakkan cairan putih kental miliknya.

"Hggh—Aku—Keluar—Agghh!" Lenguh Naruto yang menghentakkan pinggulnya beberapa kali dilubang Sasuke kemudian berhenti setelah sperma miliknya tumpah keluar. Otot perut Sasuke mengencang dan menyemburkan cairan kental putih yang jatuh ke lantai, detik selanjutnya air seni nya ikut keluar—yang sudah ditahannya dari tadi.

Naruto hanya memeluk cowok itu ketika urin Sasuke terus mengucur dilantai, yah wajar sih bagi pemula seperti Sasuke yang tidak tahan dengan permainan keras begini. Terlebih lagi pemuda raven itu baru pertama kali melakukan 'hal' bejat seperti ini... Naruto tersenyum lembut, kemudian mengecup ringan kening Sasuke.

"Maaf ya, Sasuke-chan..." Bisik Naruto lembut di telinga cowok yang sudah pingsan itu. Dengan perlahan, cowok pirang itu mengangkat tubuh Sasuke dan menidurkannya dengan pelan di ranjang.

.

.

-DAK-DAK-DAK!- Gedoran dipintu masih terdengar. Fugaku sudah mulai kesal, dia berniat mengambil vas bunga terdekat dan menghantamkannya ke kenop pintu, "SASUKE! NARU—"

-cklek- "Ya, paman?" Tanya Naruto dengan tampang manis dan senyum menawan. Fugaku terdiam kemudian memasang tatapan curiga ke arah pemuda itu.

"Mana Sasuke?" Tanya Fugaku tidak sabar— mencoba masuk ke dalam kamar. Naruto hanya menunjuk pelan sosok si bungsu Uchiha yang tertidur di ranjang.

"Sudah tidur..." Jawab Naruto masih menampilkan senyum malaikatnya. Fugaku berdecak sebal kemudian melirik seprei putih yang penuh bercak darah.

"Apa Ini?!" Tanya Fugaku laggi sambil melotot ke arah Naruto. Cowok pirang itu dengan santai berjalan ke arah tong sampah kemudian mengeluarkan seekor tikus mati. Pria Uchiha itu mengernyit jijik.

"Tadi ada tikus di kolong ranjang, aku hajar dan darahnya mengenai sepreinya... Maaf..." Ucap Naruto dengan wajah penuh penyesalan. Fugaku hanya mengangguk paham.

"Sudahlah, nanti akan ku urus sepreinya..." Sahut Fugaku sambil berjalan keluar, tetapi terhenti ketika melihat cairan dilantai, "Apa ini?" Tanya Fugaku lagi. Naruto cepat-cepat mengambil kain pel kemudian menutupinya.

"Uhmm... Tinta merah dan tumpahan jus jeruk, nanti akan kubersihkan." Kata Naruto gugup, Fugaku hanya mengangguk pelan.

"Ngomong-ngomong..." Lanjut Fugaku lagi, "Aku mendengar suara desahan... Apa yang—" Fugaku tidak melanjutkan kalimatnya ketika Naruto sudah menunjuk dengan malu-malu ke arah layar tivi yang menampilkan video seorang cewek yang bersetubuh dengan cowok. Naruto menggaruk belakang kepalanya.

"Maaf, Fugaku-san... Suara videonya terlalu keras ya?" Tanya Naruto berpura-pura salah tingkah.

Fugaku berdehem malu, "Ti—tidak apa-apa... Namanya juga anak muda, wajar kalau menonton film yang seperti itu... Ya sudahlah, kau juga tidur." Ucap Fugaku yang segera keluar kamar.

Naruto menghela napas lega ketika kepala keluarga Uchiha itu sudah keluar dari kamarnya... Untung saja dia menemukan mainan tikus di lemari Sasuke dan kumpulan blue film... Untuk saat ini, dirinya selamat... Tapi dia tidak tahu apa yang akan terjadi besok.

"Aku harap Sasuke tidak akan menghajarku sampai mati." Bisik Naruto pada dirinya sendiri.

.

.

.

TBC

Maaf kalau gaje dan penuh adegan melon-eh lemon... (_ _) *bungkuk minta maaf*

kalau berkenan RnR Please ^o^

apakah perlu lanjut minna-san?