Guest To My Heart

By : BlackIDyeol

.

.

.

Main Cast;

Park Chanyeol

Byun Baekhyun

.

.

.

Warning;

Bahasa yang salah, typo, genre yang mungkin tidak sesuai, dan lain-lain.

Last word, Enjoy^^

.

.

.

.

.

.

.

.

Baekhyun masih sibuk membuka lembar demi lembar buku majalah di hadapannya. "Honey?"

Suara seorang wanita memasuki indra pendengarannya. Baekhyun menutup buku majalah tersebut dan menaruhnya di meja di hadapannya.

"Yes, mom?" Baekhyun melangkahkan kakinya menuju dapur, tempat dimana ibunya berada.

"Can you help me to make a cake? Today is your brother's birthday, remember?" wanita dengan rambut blonde itu tengah mengambil tepung dari dalam lemari.

"Well, sure. I'm free today"

"Thank you, dear" sang Ibu mengusap rambut Baekhyun halus. "Always mom" dan Baekhyun tersenyum pada Ibunya. Membuat mata sipit itu semakin menyipit.

Baekhyun dan Ibunya masih sibuk memasak kue untuk ulang tahun kakaknya, Kevin. Kevin sudah bekerja di sebuah perusahaan besar hingga ia jarang berada di rumah. Maka dari itu Kevin berjanji untuk pulang hari ini, tentu saja Ibu mereka mempersiapkan pesta kecil untuk Kevin.

"Well done, Baekhyun. Thanks for helping me" Baekhyun mengangguk dan mencuci tangannya yang masih penuh dengan tepung. "Mom, I want to take a bath. What time Kevin will back?" tanya Baekhyun sembari melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

"At seven pm. Now, take a bath. You are so smelly, Baekhyun" Ibu Baekhyun tertawa kecil.

"Mom! I'm not smelly!" teriak Baekhyun dari kamarnya. Dan sekali lagi Ibu Baekhyun tertawa.

.

.

.

Pukul 7 malam, seseorang menekan pintu rumah kediaman Baekhyun. "I will open the door" teriak Baekhyun girang. Ayahnya tengah membaca koran di sofa, dan Ibunya tengah menata meja makan.

Baekhyun membuka pintu, dan ya, Kevin disana. "Kevin! Oh my gosh, Kevin! Kevin! Kevin! You are back! You are back!" teriaknya semakin riang dan memeluk tubuh tinggi Kevin.

"Wow wow, easy Baekhyun. Don't act like brainer" Kevin mengusap kepala Baekhyun.

Pemuda yang lebih pendek mengerucutkan bibirnya. "I'm not brainer. He is your smelly dog. And I'm 10.000 times more dignified than him" Kevin terkekeh dan melepas pelukan Baekhyun.

"Yeah yeah, I believe you" ucap Kevin menghina Baekhyun.

"Just shut up, Kevin. I'm really hungry right now. Even mom didn't let me to eat until you get here" Baekhyun berjalan di depan Kevin. "Mom, Kevin is back. Now let's eat. Dad, come on. Get in here, I'm too hungry"

Baekhyun berbicara layaknya anak kecil yang benar-benar kelaparan. Padahal ia ini sudah SMA, namun tetap saja seperti anak kecil. Ayah, Ibu, dan Kevin tertawa sembari duduk di meja makan. "Woah, mom you make all of this?"

"Yes, and Baekhyun helped me."

"Baekhyun can cook? Pffttt… I bet he had burnt up our kitchen" Baekhyun kembali menekuk dahinya. "Just shut up and eat Kevin. It's your birthday. Don't tease me like that" Kevin terkekeh dan duduk di samping Baekhyun.

"Now, because our Baekhyun is really hungry. Let's eat"

"Dad~! Your word makes me look like—"

"Just eat your food, Baekhyun"

"Yes, mom"

Akhirnya Baekhyun diam dan memakan masakan Ibunya yang sangat enak. Setelah itu mereka memakan kue buatannya tadi bersama ibunya. Dan sekali lagi Kevin menggoda Baekhyun.

"Ah, I'm full. I want to sleep" Kevin berdiri dari bangkunya dan mengambil jasnya di atas sofa. "Okay, goodnight sweetheart" ucap Ibunya saat ia tengah membereskan meja makan, di bantu oleh Baekhyun

"I will sleep with Baekhyun tonight" teriak Kevin sembari memasuki kamar Baekhyun.

"No! Sleep in your room, Kevin!"

"I can't hear you" balas Kevin.

Dan sekali lagi Baekhyun memaki Kevin dalam hati.

.

.

.

Hari minggu datang, dan Baekhyun tidak perlu bangun pagi dan berangkat sekolah. Brice –supir keluarganya- juga libur, jadi ia kembali berguling di kamar besarnya seperti hari-hari sebelumnya. Kevin sudah pergi dari rumah ini dan tidur di apartement-nya di dekat kantor, jadi rumah ini terasa sepi kembali.

"Boring. Nothing to do. I have a lot of homework, but I don't want to finish it right now" Baekhyun mulai berbicara sendiri di kamarnya. Jadi ia berpikir untuk menonton TV besar di kamarnya. "Should I buy something? Yeah, maybe it's better"

Baekhyun mematikan TV dan memakai hoodie-nya. "Mom, I want to buy something in the market"

"Okay, be careful. Oh, Baekhyun, can you buy me a pack of coffee?" Ibunya masih menonton TV di sofa. "Of course, where is dad?"

"Maybe in the garden? Now he likes to collect some flowers"

"Oh, okay. Bye mom"

Baekhyun membeli beberapa barang yang ia butuhkan. Meskipun hanya snack, snack, dan snack. Hey, itu adalah kebutuhan Baekhyun. Tanpa snack ia tidak akan mengerjakan prnya. Setelah membayar dan meninggalkan market tersebut, ia kembali menuju rumahnya.

"I'm home"

"Welcome home"

Ibunya masih menonton TV di ruang tengah. "Ugh… Baekhyun, Please sit beside me" Ibunya menepuk ruang kosong di sebelahnya. "Yes, mom?"

Baekhyun duduk disana. "First, don't be angry at me"

"Never, mom. I will never be angry at you"

"Good, now listen to me. Your dad said that you have to know this as soon as possible. And I think the time is right" Baekhyun menekuk keningnya.

"Baekhyun, I'm not your mother"

"What do you mean mom? Of course you are my mother"

"No, listen to me" Kening Baekhyun semakin berkerut.

"You are my adopted son"

Mata Baekhyun membesar, dan bibirnya bergetar. "Bu-but… H-how…?"

"Your mother is my best friend. She is Korean. So, you are also Korean. But she wants me to adopt you. She didn't let me know the reason why she wants me to adopt you. I'm sorry Baekhyun, but still, I love you like before. I understand if you hate me" sang Ibu mengusap tangan Baekhyun.

"N-no mom. I'm don't hate you, mom. You are still my mother"

Baekhyun memeluk tubuh Ibunya. Baekhyun tidak mempermasalahkan jika ia anak angkat atau bukan. Selama ada sesosok ibu yang menyayanginya, ia tidak masalah. Toh, keluarganya yang baru tidak mempermasalahkan keberadaaan Baekhyun.

Malam berganti malam, dan hari berganti hari. Tidak ada yang berubah di keluarga ini. Baekhyun masih sama dengan tingkahnya seperti anak kecil. Awalnya Ibu Baekhyun mengira Baekhyun akan berubah menjadi pemurung. Namun nyatanya tidak, ia cukup bersyukur karena itu.

"Mom, what is my real name?"

Suatu hari Baekhyun bertanya pada Ibunya saat ia tengah berada di pusat perbelanjaan. "Well, your name is Baekhyun but your last name is Byun. Baekhyun Byun from Byun family" Ibunya masih memilih-milih baju untuk dirinya. Baekhyun mengangguk dan membuka ponselnya.

"Mom, can I go to Korea?"

.

.

.

Baekhyun Brian atau dengan nama asli Byun Baekhyun. Ia di adopsi oleh keluarga kaya raya bermarga Brian sejak ia balita. Baekhyun adalah pemuda asli korea yang tumbuh dan besar di New York City. Karena hal itu, Bahasa korea Baekhyun itu nol.

Baekhyun sama sekali tidak paham dengan Bahasa korea ataupun tulisan korea. Intinya, Baekhyun 10.000% tidak paham apa-apa tentang korea. Yang Baekhyun tahu, Korea terbagi menjadi korea utara dan korea selatan. Dan di korea selatan itu banyak boyband dan girlband.

Tentu saja ia tahu dengan boyband dan girlband korea, teman sebangkunya adalah seorang penggemar K-Pop. Maka dari itu saat pertama kali bertemu, kawannya itu mengira jika Baekhyun itu orang korea tulen.

.

.

.

Baekhyun tak bisa menutup matanya. Padahal esok pagi ia harus berangkat pagi jika tidak ingin menerima ceramah pagi dari Jenny, sang kutu buku yang selalu mengomentarinya. Sedari tadi ia hanya bergulung-gulung di dalam selimutnya.

"Oh gosh. What's wrong with me? I just want to sleep"

Hingga pukul 11 malam ia masih belum bisa untuk tidur. Ia memikirkan keluarga Byun-nya. Mengapa mereka menyerahkan dirinya pada sebuah keluarga lain? Apa Baekhyun terlahir karena sebuah kesalahan? Apa Baekhyun terlahir dan tak di inginkan? Pikiran itu terus berputar di kepalanya.

Baekhyun keluar dari kamarnya, berjalan menuju dapur untuk menegak segelas air yang mungkin dapat membantunya. Dan Ibunya masih mengetik di depan TV ruang tengah. "Mom, you are not sleepy,are you?"

"Oh, yes, honey. I have a lot of things to do. How about you? Are you awake or what?" Ibunya masih mengetik. "Uh, I just can't sleep" Baekhyun menaruh gelas kosongnya di atas meja kaca.

"Sit beside me, dear"

Baekhyun menurut dan duduk di samping Ibunya, "What's keep bothering you Baekhyun? Your Byun family?" Baekhyun mengangguk. "Yes, I know it's difficult to accept. But, slowly you can accept it"

"Mom, can I go to Korea? I want to meet them, my Byun Family"

Ibu Baekhyun berpikir sebentar. "Ask your dad first, Baekhyun" jari wanita berambut blonde itu menyusuri rambut hitam Baekhyun. "Okay, how about my school?"

"Maybe I can ask your teacher. To give you permission to pass the class in several months. Because, South Korea is big dear, you will find it difficult" Baekhyun mengecup pipi putih Ibunya. "Thanks mom, I love you. Uhm, good night"

"Love you too dear, and good night"

.

.

.

Baekhyun meminta izin pada ayahnya. Pria paruh abad itu berpikir sejenak. Dan akhirnya mengangguk. "Seriously dad? You let me go to Korea to find my family?"

Ayahnya mengangguk, "Yes, and I will ask Kevin to go with you"

"No! I mean thanks, but no. I want to go to Korea by myself. You can help me by buying me the ticket dad. Hehehe"

"Okay, I will give you two months to find your family. And I will give you a lot of money on your bank account" Baekhyun tersenyum dan memeluk ayahnya. "Thank you very much, dad"

"And if you find your family, what are you going to choose? Stay with them or back to us?"

Baekhyun melepas pelukannya, "I-I… haven't think about it dad. Let see after I found my family"

"Okay, let's buy your ticket now, Baekhyun"

.

.

.

Baekhyun tiba di bandara bersama Kevin, Ibunya, Ayahnya, dan Brice. "See you next two months, dear. Be careful" Ibunya memeluk tubuh kecil Baekhyun. "Alright mom, don't sleep too late"

Ia memeluk ayahnya, "I think I will miss this guy. Don't forget to give us news, kid" Baekhyun mengangguk. "Of course, dad"

Kevin, ia menghela nafasnya. "Come here lil kiddo, You will miss your brother as soon you arrived in Korea" Baekhyun memutar bola matanya. "I never want to hug you again, Kevin. And I will miss you in my ass"

"Baekhyun, don't curse"

"I'm not, mom"

"Brice, thank you"

"Of course, Baekhyun"

"Bye, everyone" Baekhyun melambaikan tangannya dan menarik kopernya memasuki ruang check-in.

Baekhyun menghela nafasnya dan menaikan posisi tas di punggungnya. "God, please don't let bad things happen to me. Ameen" ini bukan pengalaman pertama Baekhyun menaiki pesawat seorang diri. Namun ini adalah pengalaman pertamanya untuk pergi ke benua lain sendiri. Jadi ia sedikit takut.

.

.

.

Berjam-jam Baekhyun berada di pesawat, mungkin sudah 12 jam ia berada di pesawat. Hingga ia bosan yang ia lihat hanyalah awan dan laut, awan dan laut. Akhirnya ia tiba di Korea saat malam tiba. Ia menunggu bagasinya, dan keluar dari pintu keluar setelah mendapatkan bagasinya.

Baekhyun menelfon Ibunya, "Mom, I just arrived in Seoul and I think it's late at night. I will go to hotel near this airport maybe. And I will start search my family tomorrow morning"

"No, I don't need Kevin in here. He even doesn't know anything about korea. Maybe he will ask me to New York again"

"Of course mom, don't forget to eat. And tell dad to not forget his medicine"

"Yes, I love you too mom"

Baekhyun menutup sambungannya. "I'm here, Korea"

Namun tiba-tiba seseorang menabrak bahunya. "M-maafkan aku" ucap pria itu dan melangkahkan kakinya pergi. Baekhyun hanya menghela nafasnya hingga ia menyadari ponsel di genggamannya menghilang.

"Oh my god, that guy! Thief! Thief! Someone stole my phone! Someone please help me!" Baekhyun berteriak namun tak ada yang menolongnya. Jadi ia berlari mengejar pemuda yang ia pikir mencuri ponselnya. Namun pencuri itu telah menghilang bersama ponselnya.

"Damn it!"

Baekhyun kembali menuju kopernya yang tadi ia tinggalkan. Setibanya di sana, ia tak menemukan kopernya dimana pun. Koper berisikan bajunya menghilang entah kemana. "Where is my luggage?"

Baekhyun menanyai satpam yang berjaga. "Excuse me, sir. Did you see my luggage? I left it around here?"

"Uh, I didn't see it"

"Why you not help me? Someone stole my phone"

"I-I didn't hear your voice" satpam itu gugup. Karena sebenarnya ia tidak benar-benar menjaga daerahnya dengan benar.

"Oh, god! Thank you!"

Baekhyun pergi dengan gerutuannya. Ponsel dan Kopernya menghilang. Yang tersisa hanya tas ransel yang berada di punggungnya. Yang berisikan dompet, note, pensil, headset, tiket pulang, paspor, dan beberapa buku.

Ia memilih sebuah taksi. "Selamat malam, tuan. Bisa saya antar?"

"Uh, to QB Hotel please"

Saat berada di bandara John F Kennedy tadi ia sempat membuka website, dan menurutnya QB Hotel adalah yang terbaik.

Separuh jalan, dan Baekhyun merasakan ada yang aneh dengan supir taksi tersebut. "Maybe I just get down in here, please"

"Y-ya?"

"Stop the car"

Baekhyun memang sudah merasa ada yang salah. Dan supir taksi itu membawanya pada sebuah gang kumuh. Ia tidak mengerti apa-apa yang ia tahu supir taksi itu memukuli Baekhyun tanpa sebab dan mengambil tas ransel Baekhyun. Dan kemudian meninggalkan Baekhyun di gang yang kumuh.

"So-someone, help me, please"

Bibir kanan Baekhyun berdarah dan mungkin robek kecil. Ia lapar, dan salju mulai turun dari langit. Menambah suasana dingin untuk Baekhyun yang tak memakai syal.

Baekhyun kedinginan, kelaparan, dan ia tak punya uang. Ia perlahan keluar dari gang kumuh itu dengan tertatih hingga jalan besar.

Tidak ada orang disana. Dan pada akhirnya kakinya menyerah untuk menyangga tubuh Baekhyun.

"Help me"

Ucapnya lirih. Ia rasanya ingin mati saat itu juga. Mungkin malam ini adalah malam terakhirnya. Dan ia gagal menemukan keluarganya.

"Apa kau baik-baik saja?"

Baekhyun mengangkat kepalanya. Seorang pemuda mengulurkan tangannya. "Apa kau baik-baik saja?" tanyanya sekali lagi. Baekhyun tidak mengerti apa yang pemuda itu ucapkan. Perutnya sakit kembali –karena pukulan supir taksi tadi-.

Pemuda itu kebingungan, dan akhirnya menawarkan punggungnya. "Aku tahu kau tidak mengenalku, begitu pula denganku, namun percayalah padaku. Aku akan menyelamatkanmu"

Kening Baekhyun berkerut, apa yang pemuda ini katakan?

Tahu-tahu saja pemuda itu mengangkat tubuhnya dan membawanya pergi. "Namaku Park Chanyeol omong-omong"

Baekhyun menyandarkan kepalanya di punggung pemuda itu. Ia terlalu lelah dan sakit untuk mengatakan "Aku tidak bisa berbahasa korea" seperti apa yang ia pelajari di bandara John F Kennedy. Dan hanya itu yang ia bisa katakan meskipun dengan gaya bahasa yang aneh.

Chanyeol –pemuda itu- membawa Baekhyun ke apartemen yang cukup besar miliknya. Ia mendudukkan tubuh Baekhyun di sofa. "Kau terluka, aku akan membawakanmu obat. Tunggu disini"

Bibir Baekhyun terlalu sakit untuk di buka barang sedikit saja. Dan Chanyeol sudah kembali dengan sekotak obat di tangannya. "Apa yang terjadi padamu?"

Baekhyun terdiam, "Apa bibirmu masih sakit?" Ia masih terdiam.

Chanyeol mengerutkan keningnya. "Apa kau dapat mendengarku?" Baekhyun menatapnya. "Ah, kau masih bisa mendengarku, ku pikir kau tuli. Hehehe"

"Sudah selesai. Dimana rumahmu? Akan ku antar"

Baekhyun membuka sedikit bibirnya meskipun masih sedikit sakit. "A-aku… tidak bisa… ber-bahasa… korea" ucapnya dengan nada yang tidak biasa di dengar Chanyeol.

"Kau tidak bisa berbahasa korea?" Baekhyun mengangguk. "I'm foreigner" lanjutnya.

"for-foreigner?" tiru Chanyeol. "W-w-wait"

Chanyeol menuju lemari bukunya dan mencari kamus Bahasa inggrisnya. Ia sesekali melihat pemuda asing yang duduk di sofanya. Ia merutuki kebodohannya dalam Bahasa inggris. Setelah menemukannya, ia membuka dan mencari kata kunci di bagian 'f'.

Foreigner; orang asing

"Y-you are… foreigner?" Baekhyun mengangguk. "Yes, from New York"

Hell no, apa yang harus Chanyeol lakukan saat ia tidak dapat berbicara Bahasa Inggris dengan benar?

.

.

.

.

.

.

-TBC-

Author's Note;

Cerita ini dibuat dalam waktu sesingkat-singkatnya (1 hari), jadi mungkin banyak kata yang salah atau typo. Dan karena terlalu lelah, jadi tidak di baca ulang. Maafkan saya jika ada grammar yang salah (^-^ )v Maksudnya sih oneshoot, tapi karena idenya ngalir terus. Jadilah ini cerita yang seperti ini (?).

Btw, Kevin itu di ambil dari namanya inggrisnya Yifan; Kevin Wu. Takutnya kalau pakai Kris, jadinya baper ke orangnya :')

Semua kritikan dan saran di terima dengan senang hati. But no blame and bash. Thank you ^^

.

.

.

CBS pasti uda liat ChanBaek pelukan di EXO'luxion manila kan? Itu rasanya bahagia banget, iya nggak sih ( TTuTT) jangan-jangan OhSehun juga ChanBaek shipper?

DAN, akhirnya para oppa ke Indonesia buat konser EXO'luxion. Gimana? Pada nonton? Haaa, apa daya fans balik layar TV :') yang rencananya nonton, bikin event gitu ya buat ChanBaek :D

Thank You~