I do not own anything. Naruto belongs to Masashi Kishimoto


Gadis itu berjalan dengan tergesa-gesa. Sesekali menabrak kerumunan manusia pengguna jalanan. Ia hanya mengucapkan kata maaf lalu kembali lagi berjalan cepat menuju sebuah Café favoritnya dan juga sahabatnya. Ya, ia ingin bertemu dengan sahabatnya di dalam café tersebut.

'kling'

Bel yang tergantung di depan pintu berbunyi. Pelayan segera menyambutnya.

"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?"

Gadis itu hanya tersenyum tipis kemudian menggeleng. Netra emeraldnya sudah mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru café. Ah, ia menemukan apa yang ia cari.

Ia melangkahkan kakinya menuju ke dalam café tersebut. Terus berjalan menuju sisi terdalam café. Di sana meja favorit mereka. Di sudut terdalam café, di sebelah jendela. Sahabatnya sudah menunggunya.

"Hai." Sapanya singkat seraya melempar tas, kemudian dirinya menyusul. Terlempar begitu saya menuju sofa cokelat khas café tersebut.

Sahabatnya hanya menaikkan satu alisnya melihat penampilannya yang sangat tidak layak. Rambut merah muda panjangnya ia cepol asal-asalan. Bulir keringat telihat di jidat lebarnya. Serta, napasnya yang tidak teratur.

"Kau telat Sakura." Ia mendengus kesal.

"Heuuu, padahal aku sudah berjalan secepat yang aku bisa, Sasuke." Ia menggerutu pelan. Kemudian melamun menatap jalanan di balik kaca jendela.

Pikirannya mengelana teringat kejadian barusan. Menyakitkan serkali. Air matanya mengembang di pelupuk matanya. Ia menghela napas berkali-kali.

'ctak!'

"Aw, apa-apaan kau!" ia menggeram kesal, menatap Sasuke sebal. Padahal ia tidak melakukan apapun namun pemuda itu dengan kurang ajarnya menyentil jidatnya dengan kencang sekali.

Sial, sepertinya ada bekas kemerahan.

"Aku bertanya pesananmu. Kupanggil berkali-kali tidak menjawab." Sasuke menjawab ketus.

"Pesan apa sajalah." Sakura kembali mendengus sebal, sekali lagi ia kembali terlarut dalam pikirannya.

Kemudian Sasuke memanggil pelayan dan memesan hot chocolate dengan French fries, kesukaan sahabatnya.

Sasuke menatap Sakura dengan alis yang terangkat satu. Pandangan bertanya, beruntung Sakura cukup mengenalnya.

"Apa?"

"Kenapa memanggilku kesini?"

Sakura menghela napas keras. "Aku putus dengan Kiba, Sasuke." Setelah mengatakan itu gurat wajahnya kembali menunjukkan kesedihan.

"Jadi kau memanggilku hanya untuk itu?"

Sakura mengangguk polos. Sasuke menatapnya datar lalu langsung beranjak pergi, namun tangannya dengan cepat ditahan oleh sahabat Merah Jambunya.

Sakura menatapnya memelas kemudian berejar. "Aku membutuhkanmu Sasuke, ingat sahabat dalam suka maupun duka?"

Sasuke mendengus geli. Mengurungkan niatnya dan kembali duduk di hadapan Sakura.

"Kenapa?"

"Ia selingkuh." Ia tersenyum miris.

Pelayan dating membawakan pesanan mereka. Sakura segera menyantap frech fries yang berada di depannya. Hei, siapa yang bisa menolak pesona kentang goreng?

Sasuke menaikkan alisnya, seringai terpasang. "Selingkuh dengan anjing?"

"Gila." Sakura melemparkan kentang gorengnya kearah Sasuke. "Hello, yang benar saja aku di selingkuhi dengan anjing—tapi itu benar sih, dia lebih sering menghabiskan waktunya dengan anjing-anjing sialannya itu." Sakura menggerutu kesala, tatkala ingat jika janji kencannya harus di batalkan karena kekasihnya waktu itu lebih menyayangi anjingnya.

Sasuke menyeringai mendengar perkataan Sakura. Pfft—di selingkuhi dengan anjing.

Seakan tersadar Sakura langsung menyahut. "Hell, ia selingkuh dengan gadis beneran, Sasuuuke." Ia menggembungkan pipinya.

"Sungguh tidak beruntung gadis itu."

"Hah?"

"Karena ia akan di selingkuhi dengan anjing-anjing, Kiba."

"Sasukeee! Berhentilah bercanda. Kau tak lihat sahabat cantikmu ini sedang galau? Meratapi kisah cintanya yang kandas karena pihak ketiga." Sasuke memutar matanya mendengar ucapan Sakura. Sial, gadis itu menjadi melodramatis.

"Fakta." Sasuke menyeruput jus tomatnya yang tinggal setengah gelas.

"Kau seharusnya menghiburku!" Sakura menudingnya sebal.

"Aku tidak berjanji." Sasuke mengangkat bahunya tidak peduli. Kemudian ia berdiri membuat Sakura melotot sebal menatapnya.

"Hei, Uchiha. Duduk kembali di—eh?"

Ucapan Sakura terpotong dengan uluran tangan yang berada di depan mukanya.

"Ayo jalan. Musnahkan galau sialanmu itu." Sasuke tersenyum tipis. Sangaaaat tipis.

Heh, mana mungkin Sakura bisa menolak ajakannya sahabatnya ini.

"Belanja ya?" Sakura menatapnya berbinar-binar.

"Pergi sendiri sana." Sasuke menyentak lepas pegangan tangannya, kemudian berjalan di depan Sakura.

Sakura hanya bisa terkekeh geli melihat tingkah Sasuke.

"Sasuke! Aku beruntung sekali mempunyai sahabat sepertimu! Sahabat sampai mati ya!" Sakura berteriak sengaja menggoda Sasuke membuat beberapa pasang manusia menatap kearahnya. Ia lihat, Sasuke berjalan semakin cepat. Ia tertawa terbahak-bahak di belakang.

Yakin sahabat sampai mati, Sakura? Kau belum saja menyadarinya. Kisah ini dimulai dari sekarang!

.

.

.

.

.

.

.

Continued

.

.

.

.

.

.

.

Haloooooo! Saya kembali lagi dengan cerita baru lol. Idenya udah lama ada, baru sempet nulis sekarang fufuf,

Kenapa pendek?

Soalnya, ini kan baru prolog. Chapter depan panjang kok. Percaya deh. Sedikit rahasia kisahnya ada sebagia yang true story :""D

Oh iya, mulai chapter depan aku bakal menggunakan pov Sakura ya gengs. Hm… kalo misalnya reviewnya diaAtas 9(?) aku janji bakal update besok atau nggak hari senin.

Okay, kutunggu saran, kritikan, dan reviewnya…..

Depok, 9 July 2016

izuyume