Kematian Nagisa

.

.

.

Aku berjalan di jalan yang benar. Ya. Itulah yang kupegang teguh. Pemuda berambut biru muda berdiri tepat di depanku, menatapku dengan pasti - menantangku.

Aku maju, melangkahkan kaki ini ke hadapannya. Sambil menjilati cairan kental merah pada mata pisau, kuukir seringai jahat.

Ia tak bergeming. Ia terus menatapku dengan mata ularnya. Mata yang terus melilitku.

Aku terus maju dan maju. Tanpa aba aba aku menikamnya dengan pisau karat di tangan kananku.

.

.

.

.

.

Hilang.

Ia menghilang. Ia akan menusukku dari belakang. Ya! Aku tau itu. Aku langsung membalikkan tubuh.

.

.

.

.

.

Tak ada.

"Atas, Karma san!" teriaknya terus terjun ke bawah bersama pisaunya.

Aku menghindari segala serangan mendadak dengan susah payah.

Aku ingin membunuhnya! Sungguh! Entah siapa dia! Teserah! Aku tak peduli!

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Hah~" hela pemuda yang frustasi di depan monitor yang menyala terang.

"Masih tak bisa, ya... semarah apapun aku padanya... tapi aku tak bisa membencinya..." gumamnya.

"Ah, Karma san. Kau sedang apa?"

"Gya?!"

"Gya? Kenapa kau kaget seperti aku ini penampakan?" katanya berjalan mendekati pemuda berambut merah yang frustasi di depan layar monitornya.

"Gyaaa! Nagisa! Jangan!"

.

.

.

PUK!

.

.

.

"Waaaa!" teriak pemuda berambut merah.

"Tepuk kejutan sukses." senyumnya. "Nah, kau sedang apa? Mau kubant..." ia terdiam. "...tu..."

"Ah! Tidak Nagisa. Kau tak mengerti dan tak akan mengerti! Ah! Tapi aku bisa menjelaskannya!" Karma gelagapan tatkala tulisan bejatnya ketahuan.

"Apa maksudnya ini, Karma san?" tanya Nagisa tersenyum sadis.

"Yah... itu... nama Karma dan Nagisa tak hanya kita bukan? Di dunia ini masih banyak lagi yang... ano..."

Nagisa memperlebar senyumannya. "Terima kasih." katanya lembut.

"Eh?"

"Dengan begini aku tak akan capek capek membuat makan malam untukmu. Dah. Aku di dapur." katanya melengos pergi.

"Na... Nagisa! Kau salah paham! Tunggu dulu! Aku makan pakai apa? Apa kau senang kalau aku mati?"

"Sepertinya."

"NAGISA!"

.

.

.

End dengan gajenya.

.

.

.

Hananami Hanajima desu. Yoroshiku Onegaishimasu.

Gak tau diri. First fic in Ansatsu tapi langsung pengen Nagisa mati.

Oke. Aku gak terima karna Nagisa menang berkat Karma yang mengalah.

Maupun kubuat fic Death Nagisa, "Nanti dimarahi fans Nagisa" kata keponakan. Aku sadar nanti aku daper beribu flame jadi kutahan.

Ini suasananya si Karma n Nagisa tinggal satu apartemen.

Okelah gitu dulu

Mau pergi bye...