Pon de Ring

fanfic by Maplerivers

disclaimer: gintama? punyaku? ya gak lah.

Suatu ketika di sebuah pelabuhan rahasia di sekitar Edo yang seharusnya jadi tempat pendaratan kapal Harusame Space Pirate, organisasi kriminal dengan lingkup area lebih besar daripada galaksi bima sakti. Adalah Admiral Nicompoop alias Kamui Dancho yang tidak seperti kapten-kapten skuad Harusame lainnya, terlihat manyun.

Antena di atas kepalanya bergerak-gerak gusar seolah memberi sinyal bagaimana suasana hati pemiliknya.

"Abutoooo" rengeknya, dia tidak peduli kalau dia adalah Kapten Skuad 7 Harusame yang isinya klan terkuat di seluruh galaksi yang pasti dia sekarang lapar. Dan kemana perginya si Abuto itu yang katanya mau membantunya jadi raja pembajak galaksi, bagaimana dia bisa jadi raja kalau perutnya udah keroncongan begitu.

Kamui kemudian memasuki ruang kontrol, masih dengan antenanya yang belum berhenti bergerak dan bibirnya yang manyun dia melihat satu per satu isi dari ruangan itu.

"D-D-Dancho..?" beberapa anak buahnya sudah terlihat gugup melihat kapten mereka dengan wajah cemberut seperti itu.

"Aku lapar."

...

'Oh.'

'emang kenapa?'

'Trus masalah buat gue?'

Beberapa Yato di ruangan itu hanya bisa menggerutu dalam hati. Iya mereka memang klan terkuat, tapi yang di depan mereka itu bukan hanya pimpinan mereka tapi juga orang psikopat. Salah-salah malah mereka yang dia makan. Kamui memang kapten mereka, dan mereka juga menghormatinya karena kekuatannya, tapi sifat kekanak-kanakannya itu yang kadang bisa membuat mereka repot sendiri.

Kadang mereka kasihan pada Abuto-san yang lebih seperti nenek pengasuh daripada wakil kapten

"Abuto wa?"

"Eh, Fukudancho sedang menghadiri rapat," jawab salah satu dari mereka. 'yang kamu bolosi' tambah mereka pelan

"Oh iya..~ aku ingat aku yang menyuruhnya.." katanya sambil mengusap dagunya. Seolah-olah melarikan diri dan memberikan memo "Ganbaree Abuto ..^-^" itu perintah dan bukan ngerjain.

"Hah.. padahal aku lapar. Seseorang, belikan aku sesuatu.." titahnya

"D-dancho, anda tinggal ke pantry untuk mendapatkan makanan," jawab mereka, hell mereka sibuk beneran. Abuto yang meninggalkan tempat untuk rapat jelas membuat mereka kehilangan koordinator. Apalagi si Takasugi itu juga membutuhkan beberapa data dari Harusame. Belum lagi kapal mereka yang membutuhkan maintenance setelah berlayar di luar angkasa tanpa henti.

Jangan mengusulkan Kamui untuk jadi koordinatornya, karena bisa-bisa kapal jadi benar-benar tidak bisa terbang gara-gara Kamui 'salah mengira' controller kapal jadi controller nintendo.

"Hah. Sudah tidak ada makanan di tempat itu.."

'dan salah siapa itu..?!' jerita batin mereka berjamaah.

"Ah yaudahlah," katanya kemudian setelah lumayan lama berdiam diri. Dia baru ingat kalau mereka sedang berada di Edo, dan itu berarti ada agenda khusus untuknya.

"Mari berburu samurai.." ucapnya dengan nada. Sementara anak buahnya hanya bisa memutar bola matanya melihat kapten mereka sudah ke mode psikopatnya.

...

Lumayan sulit bagi Kamui untuk berjalan di jalanan Edo. Selain dia tidak terlalu hafal dengan jalanannya juga karena keterbatasannya di bawah sinar matahari. Hanya beberapa menit berjalan dia sudah kelelahan dan akhirnya memaksanya kembali untuk mengingat bahwa perutnya kelaparan.

"Berburu makanan lebih penting sepertinya," ucapnya ketika melihat anak-anak kecil yang berlarian sambil membawa dango. Ada sekelebat ide yang muncul di kepalanya untuk mentackle bocah itu dan membuat dangonya itu masuk ke mulutnya.

"Tidak, itu tidak akan berhasil. Akan lebih masuk akal lagi jika aku mencuri dari genggamannya dengan bersalto tepat di atasnya, dengan begitu dia tidak akan mengiranya," gumamnya. Tentu saja itu lebih tidak masuk akal, Kamui-kun.

Penciumannya kemudian menangkap bebauan yang langsung menarik perhatiannya. Dari sisi kanannya seorang laki-laki membawa sebuah bungkusan dengan kemasan sangat menarik.

"Pon de.. Nani..?" Kamui kemudian melihat sekelilingnya. Bau enak dari bungkusan orang itu tiba-tiba muncul, itu berarti orang itu seharusnya keluar dari salah satu bangunan di sekitarnya.

Antenanya kemudian bergerak-gerak membuatnya melirik di sebuah bangunan. Dan senyuman di bibirnya terkembang.

...

Pertama kali Kamui merasakan donat dari toko yang beberapa saat lalu dia masuki itu, matanya langsung berbinar. Tentu saja berbinarnya tidak seperti milik Kagura yang imut dan lucu, berbinar ala Kamui adalah dengan aura pekat yang menyelimutinya. Penjaga konter yang bertemu pandang dengan Kamui itu hanya bisa menelan ludah saking ketakutan.

"Oi, berikan aku yang rasa ini, ini, ini. Yang fillingnya stroberi, krim, itu juga, itu, itu. Yang pojokan itu juga.." katanya kemudian sambil menunjuk display donat yang tersedia

"He?" gadis penjaga konter itu tentu keheranan, sesesuka pun kamu terhadap donat, tentu tidak akan bisa memakan semua rasa sekaligus. "Anda barusan menunjuk semuanya, anda yakin?"

Kamui kemudian mengeluarkan sebuah kantong yang berfungsi sebagai dompetnya. Ada banyak macam uang di kantong itu, dan dia tidak mau repot-repot memilih uang bumi untuk membayar. Lagian jika di konversikan uang-uang dari macam-macam planet itu bahkan bisa membeli toko itu. "Berikan semuanya padaku."

Imai Nobume berjalan dengan wajah datar dan mata yang tidak tertebak. Katana panjang di pinggangnya seolah memberi tanda bagi orang-orang bahwa dia bukan orang sembarangan. Hembusan angin membuat ekor jaketnya mengalun.

Gadis itu kemudian berhenti setelah mendengar Hpnya berbunyi. Dia tahu itu pasti dari pimpinannya, Isaburo a.k.a Sabu-chan menurut nama yang tertera di layar hapenya. Bossnya itu pasti sudah mengutak-atik hapenya lagi tanpa ijin.

"Apa dokumennya sudah sampai ke alamatnya Nobutatsu-chan? Kabari aku kalau sudah, aku khawatir "

"Sudah." Jawabnya singkat, prinsipnya kalau ditanya ya dijawab, kalau begitu kan dia tidak akan rewel lagi.

Saat akan melanjutkan langkahnya lagi, Hpnya kembali berbunyi.

"Kalau begitu segera pulang ya, jangan mampir kemana-mana. ^-^ nanti aku khawatir lagi"

Peduli amat.

"Mau beli donat dulu." Jawabnya. Meski sudah lumayan kesal dengan isi mail dari bossnya itu, Nobume tetap membalasnya, daripada dia keganggu acara makan donutnya.

Namun betapa salahnya perkiraan Nobume, sekali membalas maka akan terus dibalas. Hah, yang gak membalas aja tetep dibalas.

Sewaktu akan memasuki toko donat favoritnya, Hp gadis itu kembali berdering. Hampir saja dia menebas Hpnya sendiri kalau tidak melihat display donat di konter toko itu kosong. Hanya sekilas saja, namun cukup membuat Nobume kebingungan. Toko itu belum saatnya tutup kan kalau jam segini?

Melupakan 3 mail yang kini sudah berada di Hpnya, Nobume memasuki toko donat itu dengan keheranan.

"Irashai.. maaf nona, tapi hari ini toko kami tidak melayani pembeli dari luar. Tokonya sudah dibooking untuk seharian ini," kata salah seorang pegawai toko itu

"Seharian?" pertanyaan itu dijawab dengan sebuah anggukan dan senyuman.

"Tak bisakah kalian memberiku satu kotak saja..?" tanyanya kemudian, duh dia benar-benar kepingin donat. Apa yang dikatakan orang-orang itu? Semakin dilarang, semakin kepengin.

"Maaf, tapi tidak bisa, donatnya sudah dipesan."

"Huh? Ja, aku akan membayarmu dua, tidak, tiga kali harga normalnya, aku sangat ingin makan donat sekarang," Huh, mereka pasti tidak akan menolak permintaannya kali ini, lagian kalau yang memesan akan menggunakan siasat yang sama mana mungkin mereka punya uang lebih hanya untuk sekadar membeli donat.

"Maaf, tapi tidak bisa, seluruh toko ini sudah dibayar untuk melayani pelanggan yang telah membooking."

Alis kiri Nobume berkedut-kedut. Huh, nampaknya masih ada orang elit lainnya di Edo ini. Kalau begitu, siasat terakhir..

"Ha~h, bagaimana nanti kalau bayiku ini terus-terusan ngiler. Aku benar-benar ngidam donat sekarang.." katanya sambil mengelus-elus perutnya yang, tentu saja sixpack itu. Si pegawai toko donat itu hanya bisa cengengesan sambil sweatdrop. Emang orang kalau udah ada kepinginan ada aja cara yang ditempuh.

"Maaf, kami tidak bisa melakukan apapun, mungkin anda bisa berbicara pada pelanggan yang sudah membooking tempat ini untuk sedikit memberikan donatnya," ucap pegawai itu.

Kepala Nobume langsung menoleh ke arah yang ditunjuk oleh gadis pegawai itu, mata birunya berkilat. Gadis dengan pedang panjang itu memandang Kamui, yang melahap donat demi donat tanpa jeda, itu dengan seksama. Memelototi setiap inchi dari diri Kamui seolah ingin mengulitinya. Kemudian..

*geal-geol*

Satu hal langsung menyita seluruh perhatian Nobume ketika memperhatikan sehelai rambut yang menyembul di atas kepala Kamui. Ahoge yang bergerak-gerak seolah punya nyawa sendiri itu benar-benar membuat Nobume terpana.

Kalau dibilang Kamui tidak menyadari kehadiran Nobume, itu adalah salah besar. Pemuda itu bahkan sudah tahu semenjak Nobume pertama masuk toko. Dan medapat pelototan yang sangat intens dari gadis itu tentu saja membuat seluruh indranya siaga, apalagi pandangan mata dari Nobume memang sudah menusuk dari dulunya. Dan meskipun dia tidak mau berhenti makan, antenanya lah yang pertama kali memberi tanda kalau dia tahu dia diperhatikan.

Seolah terhipnotis dengan gerakan dari antena Kamui, Nobume berjalan perlahan ke pemuda itu, tangannya mulai terjulur untuk memegang ahoge itu. Seperti anak kecil yang pertama kali melihat komidi putar, Nobume benar-benar tertarik dengan benda itu.

Saat sudah mendekati, tiba-tiba Kamui berbalik. Menyadari niatan dari Nobume dan juga merasakan aura berbeda dari gadis itu. Kalian tentu tahu, Kamui tahu bagaimana Sogo dan Nobume berkata Sogo dan dia mirip karena punya mata pembunuh, dan begitulah, Kamui merasakan aura pembunuh dari diri Nobume.

"Hap!" serunya sambil mencengkram tangan gadis itu, tidak terlalu kencang namun cukup membuat Nobume kaget. Tangan kirinya yang bebas langsung menuju pedangnya.

"Hoo.. Samurai..?" perlahan Kamui melepaskan tangannya, meski tersenyum ekspresinya benar-benar tidak terbaca. "Kau tahu kan mengagetkan orang dari belakang itu tidak baik, apalagi yang sedang makan.." katanya

Meski masih dalam keadaan kaget, Nobume memperhatikan pemuda di depannya itu. Untuk bisa membuatnya benar-benar kaget dengan gerakan cepat tak terduga seperti tadi tentu dia pasti bukan orang sembarangan. Baju khas cina dan kulit yang lebih cerah dari kebanyakan orang Edo. Yato. Tapi meskipun dia telah tahu dia sedang berhadapan dengan seorang Yato, Nobume tidak melupakan tujuan awalnya.

"Donat"

"Huh?" masih dengan mulut penuh Kamui menoleh mendengar gadis yang berdiri di sampingnya itu bicara. Dan hanya butuh sepersekian detik untuk menyadari niatan gadis yang tangannya sudah kembali terjulur itu. Dengan kedua tangan yang masih membawa donat dia melingkarkan lengannya di pinggang gadis itu dan memindahkannya lebih jauh dari donat-donatnya. Tentu dengan gerakan yang tidak bisa dilihat dengan mata normal.

"Hee..?" ucapnya, mulutnya masih penuh. Setelah menelan isimulutnya dia berkata, "Mencuri itu tidak baik,"ucapnya sambil mendongak untuk menghadap Nobume. Posisi Kamui tetap duduk di kursinya meskipun dia berhasil memindah tubuh Nobume, dan itu berarti kepala orennya menempel di bagian –ehem- dada Nobume.

Dengan mata yang terbuka lebar Nobume melihat Kamui, yang sepertinya menyamankan dirinya di dadanya itu. Bukan tentang kekuatan dan kecepatan Kamui yang bisa memindah tubuhnya hanya dengan satu lengan (iya Nobume juga sadar tubuhnya sempat terangkat) tapi lebih kepada hal yang lainnya. Dengan pipi yang semakin memerah dia kemudian mendorong kuat-kuat kepala Kamui sampai pemuda itu hampir terjengkang.

Baru setelah Kamui menyadari bahwa dia telah menyenderkan kepalanya di tempat yang tidak seharusnya ekspresi tersenyumnya dia ganti dengan ekspresi kaget.

"Maaf. Refleks." Katanya, namun belum juga dia menyelesaikan kata-katanya, Nobume kembali bergerak dengan cepat untuk mencuri donatnya. Ish, gadis ini..

Meski demikian tidak ada yang bisa mengalahkan Kamui dalam hal kecepatan, apalagi kalau sudah menyangkut makanan, dengan refleknya yang tak kalah cepat dengan Nobume dia bergerak untuk mempertahankan donat berharganya.

Tanpa kedua orang itu menyadarinya, bahwa dengan gerakan secepat itu ada banyak kemungkinan terjadi apalagi jika tubuh mereka lebih dekat dari yang seharusnya.

'Cup!' dan yang terjadi adalah, bibir pucat milik Kamui sukses mendarat di pipi mulus milik Nobume. Mungkin replay dibutuhkan untuk bisa menjelaskan bagaimana sampai bisa suara sekeras ciuman yang disengaja itu terjadi meskipun ciumannya tidak disengaja.

Jadi sewaktu Nobume menarik donat dari meja Kamui, Kamui yang masih duduk di kursinya seketika begerak ke sisi kanannya di mana Nobume sudah hampir berhasil mengambil donat Kamui. Keduanya memang petarung handal, namun karena mungkin baru pertama bertemu, keduanya belum mengerti kebiasaan atau gerakan andalan masing-masing.

1...2...3... dan cut.

Keduanya langsung memalingkan muka, setelah menyadari apa yang telah terjadi. Bisa dilihat pegawai toko donat yang dari tadi mengawasi mereka senyam-senyum sendiri. Kamui sendiri benar-benar tidak menyangka dengan hal yang barusan dia lakukan. Dari semua hal yang telah dia lalui saat bertarung, mencium gadis manis bukan salah satunya.

"Ah.. haha, ara, gomenne..-" katanya sambil menggaruk belakang kepalanya, ya dia malu juga sih, tapi kan..

Perkataan dari Kamui itu tepotong ketika Nobume mengeluarkan katananya, sepertinya gadis itu benar-benar marah sekarang. Berani-beraninya dia mencuri ciuman pertamanya, ya walaupun Cuma di pipi tapi kan tetap dihitung ciuman. Tidak meminta ijin pula (ya namanya mencuri, neng) Nobume bahkan tidak tahu siapa namanya, tunggu apa itu berarti kalau gadis itu kenal nama pemuda di depannya itu berarti dia boleh menciumnya?

Kamui lumayan terkejut ketika menyadari Nobume benar-benar berniat untuk melawannya. Padahal dia tidak ingin melawannya meskipun dia tahu Nobume pasti punya skill yang mumpuni, bukan, bukan karena dia lebih memilih untuk menciumnya dari pada melawannya tapi karena melawan gadis bukan gayanya, gadis akan menjadi wanita dan wanita akan melahirkan bayi yang mungkin bisa jadi kuat untuk dia bisa melawannya .

"Kau tidak berniat memotong bibirku karena telah menciummu kan?" tanya Kamui, dan tentu saja semakin membuat marah Nobume. Berani-beraninya dia bercanda begitu. Dan seperti terdengar bunyi switch, Nobume beralih ke mode assassin.

Melesat menunju Kamui yang sudah berdiri itu Nobume kemudian mengayunkan pedangnya, berniat menebas perut pemuda itu. Namun Kamui lebih cepat, dia meloncat dan bergantung di langit-langit menyaksikan Nobume membelah kursinya tadi dan membuat meja tempat donat-donat berharganya hampir jatuh.

"Ah.. boleh sih mainan pedang, tapi jangan cincang donat-donatku ya," kata Kamui masih seperti sun go kong bergantung di plafon.

Menapak meja terdekat Nobume menyusul Kamui dengan bersalto di udara membuat Kamui akhirnya melepaskan tangannya dari plafon itu. "Itu donatku.." katanya sewaktu berpapasan saat Kamui akan mendarat.

"Ha? Kalau kau sudah berhasil mengambilnya, baru donatmu. Tapi mencuri saja kamu tidak berhasil," ejek Kamui dengan senyumnya yang terkembang penuh. Dia semakin menyukai gadis ini, tidak gampang menyerah.

*Rriinggggg...

Handphone Nobume kembali berdering. Dua kali. Nobume tahu itu pasti dari Isaburo, bertanya dengan lebainya dimana dia sekarang. Dia bisa mengurusnya nanti, setelah mendapatkan donat dari pemuda ini.

"Kau tidak mengangkatnya dulu..?" tanya Kamui, "Aku bisa menunggumu kok," tambahnya kemudian sambil memakan donatnya. Dia sedang dalam mood untuk menggodanya saja.

Tentu itu membuat Nobume kesal. Mengabaikan dering Hpnya yang semakin mengganggu, dia kembali menyerang Kamui, tebasan pedangnya bertubi-tubi dan tajam. Kamui menyadari bahwa Nobume benar-benar ingin membunuhnya kali ini. Dia kemudian meloncat untuk kemudian berputar di udara dan mendarat di belakang Nobume.

"Nobutatsu.. bales dong mailku, aku khawatir bed loh, apa perlu aku kirim satu skuad wat mencarimu.." Nobume mendengar pemuda di belakangnya berkata dengan datar, dia menyadari bahwa pasti di tengah dia melayangkan serangan demi serangan untuknya tadi, pemuda Yato itu sudah sempat mengambil Hpnya. Berbalik seolah Kamui telah membaca buku diarinya dia kemudian berusaha merebut Hpnya kembali. Kamui menaikan tangannya, menggoda Nobume.

"Ahaha, ayo coba saja ambil kalau bisa..Nobutatsu, :p"

Lihat, bahkan para pegawai toko donat itu sudah mengira kalau mereka berdua berpacaran.

Pada akhirnya, karena sudah benar-benar kesal dengan pemuda berkepang itu, Nobume memutuskan untuk menebas handphone yang ada di tangan Kamui. Cukup membuat Kamui terkejut karena dia sama sekali tidak mengiranya. Mata birunya membulat memperlihatkan pada Nobume kristal jernih yang sedari tadi tersembunyi.

Keduanya saling pandang, Kamui menyadari bahwa Nobume lebih dari yang dia kira sebelumnya, namun bagi Nobume sendiri, setelah melihat mata jernih milik Kamui niatannya untuk menebasnya malah berkurang. Ahoge, mata biru bulat dan coba lihat senyumnya yang tidak berhenti berkembang itu, bukannya dia imut..?

Bagaimana pun Nobume masih tetap anak perempuan yang tidak akan tahan dengan benda-benda lucu.

Keduanya seketika meloncat ke satu sama lain meskipun sebenarnya niatan Nobume sudah berubah dari untuk mencincang Kamui ke meremas pipinya dan memegang ahogenya.

Kamui melayangkan pukulan ke sisi kanan wajah Nobume, membuat gadis itu menelengkan kepalanya untuk menghindarinya, sayangnya tangan kiri Kamui lebih sigap untuk menangkap. Untuk sepersekian detik, Nobume mengalihkan bola matanya dari tangan kiri Kamui ke wajahnya. Nobume yakin senyum di bibir Kamui terlihat melebar dan dia sudah mengantisipasi kesakitan yang akan mungkin akan muncul dari telapak kiri pemuda itu. Namun itu tidak kunjung datang, meski sedikit kebingungan akan mengapa Kamui tidak menggunakan kesempatan emas itu, Nobume memilih untuk kembali melayangkan hunusan pedangnya. Kembal Kamui bersalto untuk menghindari tebasan katana panjang itu, namun belum sampai dia mendarat, Nobume sudah menyerangnya kembali menggunakan pedangnya yang lebih pendek.

Merasa sudah terpojokan, Kamui kemudian memegang pergelangan tangan kanan Nobume dan sedikit memelintirnya, membuat Nobume menjatuhkan pedangnya. Dengan lengan kanan yang sudah di genggam itu, dia menarik tubuh Nobume, tak lupa dia menangkis pedang di tangan kiri Nobume dan membuatnya terjatuh seperti pedang yang satunya.

Kedua mata Nobume terbelalak dengan gerakan tiba-tiba dari Kamui itu. Gerakan itu otomatis memperpendek jarak tubuhnya dengan pemuda itu. Kalau kalian mau membayangkannya, bayangkan saja gerakan pangeran dan putri yang akan berdansa, bedanya, Kamui mengenggam lengan putriny-eh Nobume bukan tangannya.

Dengan jarak sedekat itu Kamui dapat mencium wangi tubuh gadis di depannya. Sebenarnya dia hanya ingin memastikan, sejak pertama Nobume memijakkan kakinya di toko donat itu, Kamui mencium bebauan yang sangat enak. Enak dalam artian yang sebenarnya, karena baunya seperti bau cake yang biasa Shinsuke makan sebagai dessert, apa namanya ya? Shortcake, iya, strawberry shortcake. Kamui ingin menjilatnya.

Nobume memperhatikan wajah Kamui saat pemuda itu tersenyum girang, gadis itu bahkan bisa merasakan gindikan darinya. Gadis berambut panjang itu kembali di paksa terpana dengan mata birunya yang kembali terbuka. Begitu biru dan jernih, dan lihat ahogenya kembali geal-geol.

"Kalau kamu benar-benar menginginkan donatnya, aku akan memberimu. Asalkan kamu meminta dengan baik, Nobutatsu," kata Kamui kemudian, Nobume tidak peduli kalau ada niatan mengejek dari Kamui lewat perkataannya itu, yang pasti dia masih terpana dengan pemuda itu. Dengan mata bulatnya dia mengangguk.

Melihat cute combi di depannya tentu membuat Kamui semakin gemas dengan gadis samurai itu, diturunkannya kedua tangannya yang masing-masing menggenggam tangan gadis itu dan membawanya jadi satu. Dia kemudian menyuruh gadis itu untuk duduk. Sementara tangan kirinya dia buat untuk memeganggi kedua tangan Nobume, dia kemudian mengambil donat yang sempat terbengkalai tadi dan menyuapkannya pada gadis di depannya.

"Aa~"

Hap. Kalau biasanya Nobume tidak akan ragu-ragu melahap donat bahkan tangan dari yang memberinya, maka kali ini berbeda. Hanya gigitan kecil, seolah sengaja untuk terlihat cute di depan pemuda di depannya.

Dan berhasil, Kamui terlihat puas dan senang, ahogenya kembali bergerak-gerak seolah menandakan hatinya yang gembira. Dan itu semakin membuat Nobume bermata bola.

Mereka tetap dengan posisi seperti itu, Nobume duduk dengan tangan yang terus dipegangi oleh Kamui , sementara Kamui terlihat senang menyuapi gadis manis di depannya itu.

"Mm, Nobume. Imai Nobume.." Nobume tiba-tiba berkata, membuat Kamui sedikit heran, namun kemudian dia menyadari kalau selama ini dia memanggilnya dengan nama yang salah, pemuda Yato itu kemudian tersenyum lebar, bahkan sampai memperlihatkan gigi-giginya.

"Ore Kamui da,"

Owari.

"Karena kau telat datangnya, jadi kau harus mentraktirku makan sepuasnya. Hage"

"Maaf Kagura, terminal di planet X tiba-tiba mati listrik, jadi ada sedikit delay, sebagai gantinya ayah akan menuruti maumu sepuasnya.."

"Sou aru ne,"

"Jadi kamu mau makan apa, putriku?"

"Jangan dekat-dekat, usura. Kita sampai. Donaaa~t...-"

"Are..?"

Hai halloo, halloo..

Fanfic crack Gintama pertamaku... yay \(^-^)/

Eh, Hage sama usura artinya sama sih ya, Botak. Jadi kalian tahu dong ya siapa sama siapa yang muncul di akhir tadi. Haha.

Jadi kenapa Kamu-Nobu? Ya lucu gitu.. *plakk.

Jawaban macam apa itu.. ya basically karena mereka tuh kaya alternate version dari OkiKagu gitu, ya gak sih..? cuman bedanya mereka belum pernah ketemu. Dan seperti di ataslah cara mereka ketemu kalau versiku. Dan kenapa ahogenya Kamui geal-geol, karena kemarin abis liat movie benizakura lagi dan baru sadar kalau rambutnya yang 'aho' itu semacam lemes dan gak kaku gitu..

Yah gitu lah, mind to review minna-san..?

[ .com]