aMy Prince

Rina: Minnna-saaan~~~ Rina des…

Rin: -_-

Rina: mungkin Rina belum bener nata kata-kata

Len: oh iya bagaimana nasibnya dua fic mu yang gagal itu?

Rina: (gloomy) kumohon jangan bicarakan itu lagi…

Rin: kamu buat fic apa lagi emangnya sekarang?

Rina: kalau soal itu… silahkan baca sendiri nya~~~

.

.

.

Disclaimer:

Vocaloid and sejenisnya never ever milik Rina

.

.

.

Warning:

OOC, Typo(s), alur gak nyambung/ kecepatan, GAJELAS, GAJEBO, (bisa-bisa ngomong gazebo nih), DLL

.

.

.

To be truth I hate summary

"uso…" kata itu keluar dari bibir seorang gadis kecil. Ia berdiri didepan pagar, melihat kedalam taman kesayangan nya. Ia terus menatap ke dalam, dari tatapan matanya terlihat bahwa ia syok, taman itu tidak seperti taman yang ia lihat dulu.

Tempat dimana ia pernah bernaung kalau hujan, kini bentuknya sudah hancur tak berbentuk.

Ada danau kecil yang cukup jernih airnya di pojok taman, adalah tempat biasanya ia mengambil air, kini air danau yang jernih itu terganti dengan cairan berwarna merah yang cukup segar.

Di sebuah padang rumput ditempat dimana ia biasanya piknik bersama kedua orang tuanya , kini sudah berganti menjadi padang pisau.

Tempat paling penting baginya yaitu sebuah padang bunga yang cukup luas tempat dimana ia biasanya memetik, melihat, dan merawat bunga, kini padang bunga itu sudah ludes oleh lautan api.

Gadis kecil itu melihat semuanya,kedua orang tuanya berbaring tak menentu mengucurkan cairan merah yang disebut darah. Gadis itu hanya bisa menatap dan terus menatap kedua orang tuanya yang sudah menutup matanya "kaa-san… to-san…".

(Rina: silahkan bayangkan sendiri kejadiannya kaya mana)

(Ps. Taman itu cukup tersembunyi ditengah hutan jadi… gak ada orang yang bakalan tau)

Tak lama kemudian hujan turun cukup deras, gadis kecil itu berlari kearah sebuah sungai, dipinggir sungai itu ada sebuah pohon yang cukup besar, ia terduduk lalu memeluk lututnya dan mulai menangis.

"hei… kenapa kau menangis?" gadis itu mengadahkan kepalanya ia melihat ke arah suara, yang ia bisa lihat adalah seorang anak laki-laki berambut honeyblonde memegang sebuah payung . "apa yang kamu lakukan hujan-hujan begini?" lanjut anak laki-laki itu, mata biru azure itu memancarkan aura ketenangan bagi si gadis.

Dengan rilexnya gadis kecil itu jatuh dipangkuan si laki-laki, dan kembali melanjutkan tangisannya (Rin: kau sudah mulai gila; Rina: tehee)

"eh? Ap- kena- kamu kenapa?"

"Hiks…"

"kalau begitu…"

Anak laki-laki itu mencoba berdiri -tentu saja dengan tidak menjatuhkan si gadis-,

(sing: servant of evil)

Si gadis hanya bisa terkagum-kagum dengan KEINDAHAN suara si laki-laki itu. (Len: kenapa kata 'keindahan'nya di tekankan?; Rina: au … aku lagi males aja; Rin: *sweatdrop*)

"bagaimana? Apakah kau sudah mulai tenang?"

"um, tapi kenapa? Kenapa bernyanyi?"

"tentu saja dong! Tidakkah kau merasa senang ? setelah menyanyi atau mendengarkan lagu "

"memang sih…"

"kalau begitu! Aku punya permintaan terakhir sebelum aku pergi" kata si laki-laki sambil membalikkan badannya

"pergi? Kau bukan orang sini?"kata si gadis menatap laki-laki itu

"iya aku orang Tokyo, bukan orang Yokohama" jawab si laki-laki kembali mencoba duduk menatap si gadis

"jadi apa permintaan mu?" sahut si gadis sambil menalihkan pandangannya (dalam kata lain ada sedikit blush di wajahnya)

"aku ingin kau tersenyum ya… walaupun Cuma sedikit…" kata si laki-laki kembali berdiri

"eh? Kenapa senyuman? " jawab di gadis mengembalikan pandangannya

"iya… etho- kan- …"

"jangan bilang kau itu…"

"Hmphh… aku ini selalu melewati taman itu, yang kusadari ada seorang anak gadis selalu tersenyum senang bersama kedua orangtuanya, namun ketika aku melewati taman itu hari ini, seorang perampok bersama para anak buahnya bersembunyi dan ditemukan oleh orang tuamu. Para Perampok itu melawan terjadi perang darah" kata si laki-laki sambil menatap langit

"eh?"

"hhh… tanpa kusadari aku melihat gadis itu berlari ke sebuah sungai, secara langsung aku melihat gadis itu ia adalah gadis yang selama ini kulihat "

Gadis kecil itu mulai menyadari apa yang dimaksud si laki-laki

"aku sangat senang bisa melihat gadis itu secara dekat, namun ada sesuatu yang hilang dalam dirinya, sesuatu yang sangat suka kulihat, yaitu senyumannya "

"ha?" si gadis -mungkin- sudah mulai gak mengerti lagi

"mungkin aku mengatakan ini sebelum terlambat, aku menyukai gadis itu, gadis itu adalah gadis yang sedang duduk didepanku ini " lanjut si laki-laki mengakhiri ceritanya yang panjang lebar -gajelas- itu.

(HENING~)

"hmph…Hahahahahaha" mungkin tidak hanya senyuman saja keluar namun tertawa berlebihan sudah keluar dari mulut gadis itu

"eh? Ap- kena- apa nya yang lucu?"

"gyahaha… wa-watashi – zen-zen wakanne da yo "

"na-nani ga?"

"aku benar-benar gak ngeh kamu ngomong apa"

"moh! Ya udahlah gak perlu aku jelasin lagi aku hanya senang kau sudah kembali tersenyum"

"untuk yang kali ini, apa maksudmu?"

"ahh sudah waktunya, aku pergi harus pergi mata na~~~"

"eh? Tunggu dulu"

"oh iya aku belum tau namamu, siapa namamu?"

"aku? Namaku Rin, Kagami Rin"

"oh kalau begitu sampai jumpa lagi ya… Rin-chan" sahut laki-laki itu berlari menjauh dari Rin

"EH? TUNGGU? AKU BELUM TAU NAMAMU "

"ohh… namaku -n ka—m-e "

"EH? APA?"

"—n kagamine" anak laki-laki itu berlari menjauh dan semakin menjauh

Rin kemudian berdiri menatap laki-laki yang sudah mulai tidak kelihatan itu

'kagamine…' Rin kembali tersenyum "maybe kimiwa watasino hatsukoi da…"

Rina: (sekarat)

Len: dia kenapa?

Rin: au…

Rina: otak ku langsung panas kalau buat fic kaya ginian

Len: oh… ngomong-ngomong si laki-laki tadi ngomong apaan?

Rina: rahasia dong~~~ (mind)sebenernya gua juga gak ngerti tadi si laki-laki ngomong apaan…

Len: Trus nama depan nya siapa?

Rina: kalau dirimu mau tau~~~ tunggu sampai chap selanjutnya yaaa

Rin: (mind) gua punya perasaan chap selanjutnya bakalan update 1 tahun lagi…

Rina: baiklah… biar cepetan update minna berikan Rinaaa ide-ide cermerlang ya… dan~~~

R n R please~~~

REVIEW PLEASEEEEEE