"Kamu suka sama Naruto, kan?" tanya seorang gadis berambut pirang panjang dan bermata hijau. Berpakaian seragam khas Kuoh Academy. Umur 18 tahun. Namanya Argento Asia.
Sehingga membuat lawan bicaranya tersedak saat mendengarnya. Biskuit yang dikunyahnya pun tersangkut di tenggorokannya karena kaget.
"UHUK! UHUK! UHUK!" gadis berambut putih model bob itu terbatuk-batuk.
Asia pun panik melihat temannya yang duduk di sebelahnya ini terbatuk-batuk begitu.
"Koneko, kamu kenapa?" tanya Asia.
"A-Air!" jawab gadis berambut putih yang bernama lengkap Toujou Koneko itu.
"I-Iya."
Dengan cepat, Asia bangkit berdiri dari duduknya dan membuka tas yang berada di belakang Koneko. Lalu Asia mencari botol minuman yang berada di dalam tas milik Koneko.
Asia menemukan botol air minuman itu. Lantas dikasihnya pada Koneko. Koneko mengambilnya.
GLUK! GLUK! GLUK!
Koneko meminum air itu sampai menyentuh setengah botol. Hingga biskuit yang ia sempat tertelan karena kaget, pada akhirnya biskuit yang tersangkut di tenggorokan itu hanyut bersama air ke dalam perutnya. Membuatnya merasa lega sesaat.
Sementara Asia harap-harap cemas memperhatikan keadaan Koneko. Koneko menghelakan napas leganya karena tidak tersedak lagi.
"Haaaaaaah, akhirnya nggak tersedak lagi."
"Kamu nggak apa-apa, Koneko?" Asia masih memasang wajah cemasnya.
Koneko melirik ke arah Asia.
"Ah, nggak apa-apa kok, Asia."
"Hoooh, syukurlah," Asia juga menghelakan napasnya."Aku lega sekali kalau kamu nggak apa-apa."
Kemudian Asia duduk lagi di bangkunya sendiri. Botol minuman tadi diletakkan Koneko di atas meja, tepatnya di samping bungkusan plastik yang berisi biskuit coklat.
Hening sesaat.
Pagi cerah di jam 7 tepat di kelas 12-C, masih terasa sepi karena hanya ada Koneko dan Asia. Murid-murid teladan yang selalu datang lebih awal daripada yang lainnya.
Lalu mereka melanjutkan pembicaraan mereka yang sempat tertunda.
"Oh ya, Koneko," Asia yang memulai pembicaraan duluan.
"Hm, apa?" Koneko menatap ke arah Asia.
"Kapan kamu mau bilang sama Naruto kalau kamu itu suka sama dia?"
Kembali Asia melontarkan tema pertanyaan yang sama pada Koneko. Membuat Koneko kaget lagi karenanya.
Seketika dua pipi Koneko merona merah. Jantungnya berdebar-debar tidak karuan.
"Eh, uhm itu sih. Aku nggak tahu, Asia," jawab Koneko dengan wajah kusutnya.
"Kenapa?"
"Ya, karena aku malu mengatakannya, Asia," Koneko melihat ke arah lain."Masa cewek sih yang menembak cowok duluan?"
Kepala Koneko menunduk. Rona merah masih hinggap di dua pipinya. Ia merasa berdebar-debar jika membicarakan tentang laki-laki yang disukainya itu. Laki-laki yang bernama Uzumaki Naruto, murid yang berasal dari kelas 12-B.
Dulunya, Naruto dan Koneko pernah sekelas sekali saja. Itu pun sewaktu di kelas 10. Tapi, setelah itu mereka tidak sekelas lagi sampai menginjak kelas 12 sekarang. Jadi, mereka berbeda kelas.
Hubungan Naruto dan Koneko juga tidak akrab. Cuma sebatas teman biasa tapi kalau berbicara hanya pada saat penting saja. Setelah itu, pasti mereka tidak pernah sekalipun mengobrol. Mungkin karena karakter mereka yang bertolak belakang.
Naruto yang selalu ceria, supel, bersemangat dan suka tertawa. Dia mempunyai teman di mana-mana. Apalagi dia memiliki kharisma yang mempesona dari sosoknya itu. Pokoknya sangat menarik jika memandangnya sangat lama.
Sedangkan Koneko sendiri. Dia adalah gadis yang pendiam, kaku, penyendiri dan susah untuk bergaul. Dia hanya mempunyai satu teman yang akrab dengannya yaitu Asia. Kawan karibnya sejak pertama masuk ke Kuoh Academy ini sampai sekarang. Hanya pada Asia, semua apa yang dirasakannya diungkapkannya secara jujur. Terlebih tentang perasaan sukanya terhadap Naruto.
Kini mereka sudah memasuki tahun terakhir. Sebentar lagi, mereka akan tamat sekolah dan akan memulai kehidupan baru. Mereka akan menempuh ujian kelulusan yang sebentar lagi diadakan.
Koneko terdiam sejenak. Ia masih menundukkan kepalanya. Ia memainkan tangannya bertanda ia sangat gugup.
"Tidak ada salahnya kalau cewek yang duluan menembak seorang cowok. Jadi, kapan kamu menembaknya? Sebentar lagi kita akan lulus lho. Secepatnya kamu harus menembak Naruto. Kalau nggak, Naruto bisa diembat sama cewek lain. Nanti kamu malah menyesal lagi," kata Asia berusaha menyakinkan Koneko.
"Aku nggak tahu, Asia," Koneko menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Aduuuh, Koneko," Asia menepuk jidatnya."Kamu harus berani. Kamu harus menyatakan cintamu pada Naruto."
"Tapi, aku nggak berani, Asia."
"Pokoknya beranikan dirimu. Aku akan membantumu, Koneko."
Asia memasang wajah yang serius. Koneko masih saja menundukkan kepalanya.
"Jadi, kamu mau membantuku, Asia?" Koneko mengangkatkan kepalanya. Memandang Asia dengan serius juga.
Gadis berambut pirang itu menganggukkan kepalanya,"Tentu saja, Koneko."
Seulas senyum tipis terpatri di wajah Koneko. Ia senang mendengarnya.
"Terima kasih, Asia. Kamu baik sekali."
Asia mengangguk sekali lagi.
"Ya, sama-sama."
Maka dua gadis itupun mengobrol lagi. Untuk menyusun suatu rencana yang terbaik demi menggapai cinta. Koneko akan menjalani semua rencana yang disampaikan Asia itu secara terperinci. Inilah saatnya untuk mendapatkan cintanya Naruto.
Berjuanglah, Koneko!
.
.
.
Dengan ditemani Asia, Koneko memberanikan dirinya untuk menyatakan cinta pada Naruto. Koneko berencana akan memberikan surat cinta kepada Naruto sebagai awal rencana pernyataan cintanya.
Dua gadis imut itu bersembunyi di balik tiang yang berada di ruang loker, tepatnya saat ini adalah waktunya pulang sekolah. Tampak beberapa murid sedang memeriksa loker masing-masing di sana. Termasuk juga Naruto yang diincar oleh Koneko.
Uzumaki Naruto, itulah namanya. Sosok laki-laki berambut pirang jabrik acak-acakan. Bermata biru seperti langit yang biru. Ada tiga guratan di dua pipinya. Kulit coklatnya yang sangat menarik hati. Tubuhnya tinggi dan atletis. Ia juga termasuk dalam anggota klub basket dan cukup populer di mata para gadis di sekolah itu.
Melihat sosok orang yang disukainya itu, membuat Koneko merasa panas dingin. Gugup dan takut setengah mati. Tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Naruto setelah menerima surat cintanya ini.
Jantung Koneko terus berdetak dengan kencang. Ia membeku di tempatnya berdiri. Asia pun menyadarinya.
"Hei, Koneko! Sadar!" Asia menepuk bahu Koneko dengan keras.
Akhirnya Koneko sadar dari keterpanaannya.
"Eh, uhm. A-Ada apa?" tanya Koneko menoleh ke arah Asia.
"Kok kamu malah bengong? Ayo, sana temui Naruto. Kasih surat cinta itu sama dia cepat."
"Sekarang?"
"Nggak. Tahun depan!" Asia menjadi sewot sekali."Ya, sekaranglah Koneko. Jadi, kapan lagi? Kamu mau mendapatkan cintanya Naruto, kan?"
"I-Iya sih. Aku mau mendapatkan cintanya Naruto."
"Makanya cepat dong. Sekarang kamu hampiri dia. Jangan takut. Aku ada di belakang sini kok. Aku nggak akan lari dari sini."
"Janji?"
"Janji."
"Oke, aku akan pergi ke dekat Naruto sekarang."
"Bagus, Koneko."
Asia mengacungkan dua jempolnya. Ia senang kalau Koneko mau juga menuruti sarannya itu.
Koneko mengangguk cepat.
Sebelum ia melangkah maju untuk mendekati Naruto, terlebih dahulu ia mengatur pernapasan agar tidak gugup. Ia menghelakan napasnya berkali-kali. Berusaha memantapkan dirinya untuk menyatakan cinta pada Naruto.
Perasaan Koneko sudah mantap. Ia pun mulai melangkahkan kakinya menuju Naruto. Naruto masih berkutat di depan lokernya untuk memasukkan sesuatu yang penting. Lalu tiba-tiba ...
"NARUTO-KUN!"
Seseorang memanggil Naruto sebelum Koneko memanggil Naruto juga, Koneko menghentikan langkahnya sejenak saat menyaksikan seorang gadis datang ke arah Naruto.
Naruto membalikkan badannya saat merasa dirinya dipanggil. Setelah itu, dirinya langsung dipeluk erat oleh gadis yang memanggilnya tadi.
"Shion-chan," sahut Naruto sambil tertawa lebar. Ia membalas pelukan gadis yang bernama Shion itu.
Shion, gadis berambut pirang pucat. Bermata ungu. Kulit yang putih. Bertubuh sempurna dan ideal. Ia adalah murid yang duduk di kelas 12-B. Sekelas dengan Naruto.
CTAAAAR!
Muncul petir yang menyambar di atas kepala Koneko yang syok melihat adegan itu. Ia kaget sekali. Kedua matanya membulat sempurna. Mulutnya ternganga lebar.
Betapa hancurnya hatinya menyaksikan semua ini. Ternyata laki-laki yang dicintainya sudah dimiliki orang lain. Dia sudah terlambat. Dia sudah telat. Pupus sudah harapannya untuk mendapatkan hati Naruto.
'Naruto-kun, ternyata kamu sudah mempunyai pacar sekarang. Aku tidak tahu kalau kamu sudah ada yang punya. Tidak. Ini tidak mungkin ...,' jerit Koneko di dalam hatinya.
Wajahnya kusut sekarang. Apalagi Naruto masih memeluk Shion. Mereka saling bertatapan dalam jarak yang cukup dekat.
"Hari ini, kamu mau ngantar aku pulang, kan?" kata Shion dengan nada yang manja.
"Ya, tentu saja, Shion-chan," Naruto mengacak-acak rambut Shion."Tunggu sebentar, aku mau menutup pintu lokerku dulu."
"Iya," Shion mengangguk dengan rona merah di dua pipinya.
Mereka saling melepaskan pelukan masing-masing. Lalu Naruto menutup pintu loker miliknya. Shion menunggunya dengan sabar.
Lantas Naruto meraih tangan Shion. Ia tersenyum pada Shion.
"Yuk, kita pulang sekarang," ajak Naruto.
"Hm, yuk," Shion mengangguk cepat.
Maka mereka pun berjalan beriringan bersama sambil bergandengan tangan dengan erat. Mereka berjalan ke arah berlawanan dari Koneko, menuju pintu ruang loker yang terbuka lebar. Di mana beberapa orang juga berjalan ke arah yang sama seperti mereka.
Sementara Koneko termangu memandangi kepergian mereka. Ia terpaku di tempat dengan wajah yang sangat kusut dan suram. Hatinya sakit melihat semua ini.
Asia juga ikut sedih melihat Koneko yang berdiri seperti orang yang kehilangan harapan. Ya, itu memang benar. Koneko telah kehilangan orang yang dicintainya.
Kepala gadis berambut putih itu tertunduk lesu. Kedua tangannya meremas kuat surat cinta dengan amplop berwarna merah muda itu. Surat cinta yang tidak jadi disampaikan. Perasaannya telah bertepuk sebelah tangan. Cintanya sudah hancur berkeping-keping.
Segera saja Asia berjalan menghampiri Koneko.
Begitu dekat, bahu Koneko dipegangnya. Asia memasang wajah ibanya.
"Koneko ..."
Koneko menoleh ke arah Asia.
"Asia, a-aku ... Aku sudah terlambat rupanya. Naruto sudah punya pacar," Koneko berusaha tersenyum meskipun hatinya sangat sedih. Tapi, wajahnya tetap kusut dan suram.
Asia juga ikut tersenyum. Ia menepuk-nepuk bahu Koneko dengan pelan.
"Tidak apa-apa, Koneko. Jangan sedih. Ini sudah biasa terjadi. Jadi, kamu ..."
Belum sempat Asia melanjutkan perkataannya, Koneko memotongnya.
"Aku tidak sedih, Asia. Aku tidak sedih. Hiks ...," ternyata akhirnya Koneko menitikkan air matanya. Ia benar-benar tidak bisa menahan air matanya ini keluar dari sarangnya.
Langsung dipeluknya Koneko, Asia juga ikut merasakan apa yang dirasakan Koneko.
"Sudah, Koneko. Sudah ...," Asia berusaha menghibur Koneko yang sedang terguncang akibat kejadian miris ini. Sungguh membuatnya terpukul.
"A-Aku berusaha untuk tidak sedih. Tapi, air mata ini yang keluar sendiri. Hiks ... Hiks ... Asia ...," Koneko menangis tersedu-sedu.
"Ya, aku tahu. Aku juga pernah mengalaminya. Jadi, aku harap kamu bisa mengatasi rasa kesedihanmu itu. Aku harap kamu bisa melewati semua ini dengan kuat. Kamu mengerti, Koneko?"
Koneko mengangguk.
"Ya, hiks ... Hiks ... A-Aku mengerti."
Kedua gadis itu saling berpelukan. Asia yang terus berusaha membujuk Koneko. Koneko yang sedih karena kehilangan cintanya yang begitu besar. Naruto yang dicintainya. Kini Naruto sudah menjadi milik orang lain. Tidak ada harapannya untuk mendapatkan cintanya Naruto lagi. Hal tersebut pasti tidak terwujudkan lagi.
Tiga bulan lagi, waktu tersisa bagi mereka di Kuoh Academy. Sebentar lagi, mereka akan menghadapi ujian kelulusan sekolah. Untuk itulah, mereka harus mempersiapkan diri, mental dan pikiran dalam menghadapi ujian kelulusan sekolah. Setelah itu, mereka akan berpisah hingga tiga tahun lamanya.
.
.
.
Disclaimer:
Naruto © Masashi Kishimoto
High School DxD © Ichiei Ishibumi
.
.
.
TWOSHOT
Pairing: Naruto x Koneko
Genre: friendship/romance
Rating: T
Setting: AU (normal life)
Rabu, 11 November 2015
.
.
.
Fic tantangan dari Adif Dika
.
.
.
AKHIRNYA TERSAMPAIKAN
By Hikari Syarahmia
.
.
.
PART 1
.
.
.
TIGA TAHUN KEMUDIAN ...
Tampak di sebuah kafe yang bernama "Delicious Fun", berada tepat di tengah kota Kuoh. Kafe yang terletak di antara pertokoan yang berjejeran di dua sisi jalan raya. Kendaraan-kendaraan mondar-mandir di jalan raya tersebut. Suaranya menderu kencang dan berbaur dengan suara orang-orang yang lalu lalang di sepanjang trotoar. Banyak orang yang lewat di jam pulang ini seperti anak-anak sekolah, ibu rumah tangga, pegawai-pegawai kantoran, dan sebagainya. Jalanan penuh padat dan sibuk serta berisik dengan riuh rendah para penghuninya. Seperti keadaan di pasar saja.
Suasana tenang didapat dari kafe "Delicious Fun" itu, para penghuninya tidak terlalu berisik. Mereka mengobrol dengan tenang antara satu sama lainnya. Kafe bernuansa funky yang cocok menjadi tempat singgah remaja dan dewasa. Antara umur berkisar setingkat SMP, SMA, perguruan tinggi, para pegawai dan lain-lain. Mereka menghabiskan masa-masa sore mereka setelah pulang dari aktifitas masing-masing.
Di salah satu sudut di kafe tersebut, terlihat Koneko sedang duduk berhadapan dengan seorang pria. Pria berambut pirang dan bermata biru. Berpakaian serba kasual. Namanya Yuuto Kiba.
Mereka sedang mengobrol sesuatu yang penting di kafe ini. Mereka baru saja pulang dari kampus.
Ya, sudah tiga tahun berlalu. Koneko sudah berumur 21 tahun. Ia sudah menjadi seorang mahasiswi yang duduk di semester lima. Jurusan sistem informasi di Kuoh University.
Lalu mengenai Kiba, dia adalah teman akrab Koneko di Kuoh University dan belajar di jurusan yang sama. Kiba adalah pria terpopuler di kampus karena memiliki wajah yang sangat rupawan. Banyak gadis yang tergila-gila padanya dan berlomba-lomba untuk mendapatkannya. Namun, Kiba tidak mau meladeni mereka. Ia malah mendekati Koneko yang dikenal sebagai gadis paling pendiam dan penyendiri di kampus. Dia lebih suka berteman dengan Koneko daripada yang lainnya.
Hari ini, Kiba membicarakan sesuatu yang penting pada Koneko. Ia mengajak Koneko makan di kafe ini sepulang dari kampus.
Di depan mata masing-masing, sudah terhidang makanan yang dipesan dan tergeletak dengan manis di atas meja. Mereka saling menatap seraya melahap makanan masing-masing.
"Jadi, apa yang ingin kamu bicarakan padaku, Kiba?" tanya Koneko mengawali pembicaraan ini.
Sesaat Kiba menelan makanan yang dikunyahnya. Lalu ia meminum jus jeruk yang juga dipesannya hingga jus jeruk itu menyentuh sampai setengah gelas. Gelas itu diletakkannya lagi di atas meja, tepat di samping piringnya.
"Baiklah, Koneko. Aku akan mengatakannya langsung padamu," jawab Kiba tersenyum manis.
Koneko menatap Kiba dengan datar.
"Apaan? Cepat katakan."
"Sabar, Koneko," Kiba tersenyum lagi."Ini mengenai hati yang terdalam."
Kening Koneko mengerut.
"Maksudmu apa?"
Kiba menatap Koneko dengan intens. Ia kelihatan serius.
"Maksudnya adalah ... Aku suka padamu, Koneko. Kamu mau nggak jadi pacarku?" ungkap Kiba secara langsung.
DEG!
Koneko kaget bukan main. Kedua matanya melotot. Ia tidak menyangka pria populer seperti Kiba, memilih dirinya untuk menjadi pacarnya. Padahal banyak gadis cantik di kampus, berlomba-lomba untuk mendapatkan Kiba. Tapi, mengapa? Mengapa Kiba memilihnya? Dirinya yang biasa-biasa saja. Dirinya bukan siapa-siapa. Hanya sebatas teman kampus. Tidak pernah terbayangkan di pikiran Koneko, untuk mendapatkan cintanya Kiba karena sesungguhnya Koneko masih mencintai teman SMA-nya dahulu itu. Siapa lagi kalau bukan si Uzumaki Naruto.
Mengingat tentang Naruto, entahlah di mana dia sekarang. Koneko sendiri juga tidak tahu. Tapi, dia mendengar dari Asia kalau Naruto memilih kuliah di luar kota. Entah di kota apa, Koneko juga tidak tahu. Namun, yang pasti sudah tiga tahun ini, Koneko tidak pernah berjumpa lagi dengan Naruto. Dia juga mendengar dari Asia kalau Naruto masih menjalin hubungan cinta dengan Shion walaupun sudah kuliah sekarang.
Meskipun begitu, Koneko tetap mencintai Naruto. Baginya, Naruto adalah cinta pertama dan cinta terakhir untuknya. Meskipun Naruto mencintai orang lain, tapi cintanya terhadap Naruto tetap tidak akan luntur. Hanya nama Naruto yang terukir di hatinya. Bukan nama yang lain. Meskipun Naruto sudah hilang dari matanya, cintanya tetap dekat di hatinya.
Begitulah keadaan Koneko sekarang. Dia tetap berpegang teguh terhadap cinta lamanya meskipun cinta itu tidak kesampaian.
Setelah Kiba mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya kepada Koneko, sungguh membuat Koneko kaget sekali. Koneko tidak habis pikir tentang Kiba ini.
"A-Apa? Kamu suka sama aku?" Koneko tidak percaya sama sekali.
"Ya, itu benar, Koneko. Aku tidak bohong."
"Tapi, kenapa? Kenapa kamu bisa suka sama aku, Kiba?"
"Itu karena kamu berbeda dengan gadis lain. Hanya kamu yang tidak mengejarku seperti yang dilakukan gadis-gadis di kampus. Kamu itu unik, imut dan lucu. Kamu seperti kucing, Koneko. Kamu juga pintar, kuat dan membuat aku merasa nyaman jika berada di dekatmu. Jadi, aku putuskan kalau kamulah yang kupilih menjadi pacarku. Aku suka kamu, Koneko. Tapi, kamu maukan jadi pacarku?"
Koneko terpaku mendengarnya. Ia terdiam sebentar. Ia harus memikirkan semua ini matang-matang. Sementara Kiba menunggu jawabannya dengan sabar.
Satu detik. Dua detik. Tiga detik.
Jawaban pun dilontarkan pada Kiba. Koneko menatap Kiba dengan serius.
"Aku hargai perasaanmu padaku, Kiba. Aku sangat mengerti. Tapi, aku rasa aku tidak bisa. Aku tidak bisa menerimamu. Aku tidak bisa menjadi pacarmu. Maaf, Kiba. Maaf sekali."
Koneko mengatakannya dengan perasaan takut-takut. Takut menyinggung perasaan Kiba yang sangat berharap padanya. Kiba berharap bisa menjadi pacarnya sekarang juga. Inilah yang Kiba mau. Hanya Koneko yang sudah menarik perhatiannya.
Seketika wajah Kiba menjadi kusut. Ia merasa kecewa karena Koneko sudah menolaknya.
"Jadi ... Kamu tidak menerima cintaku, Koneko?"
"Hm, maafkan aku ya Kiba. Aku tidak bisa menjadi pacarmu."
"Alasannya apa?"
"Alasannya ...," seketika raut muka Koneko juga menjadi kusut."Alasannya karena aku menyukai orang lain. Maafkan aku."
Kiba menatap Koneko dengan sayu. Ia pun menundukkan kepalanya.
"Begitu ya. Aku mengerti. Aku tidak akan memaksamu untuk menjadi pacarku."
Tatapan Koneko menjadi sendu. Kiba menunjukkan gelagat yang cukup kecewa.
"Kiba ... Aku benar-benar ... Minta maaf sama kamu. Aku benar-benar mengerti dengan perasaanmu. Tapi, mau bagaimana lagi perasaanku tidak bisa terbuka untuk orang lain. Perasaanku tetap sama untuk orang yang kucintai saat ini. Maaf, jika semua jawabanku ini membuatmu kecewa dan aku harap kamu tidak marah sama aku."
Kiba mengangkat kepalanya. Dia menunjukkan senyum terbaiknya.
"Tidak apa-apa jika kamu menolakku. Itu tidak akan membuatku marah ataupun kecewa padamu. Aku senang jika perasaanku ini sudah tersampaikan padamu. Dengan begitu, aku tidak ada beban lagi. Aku merasa lega sekarang. Jadi, aku juga merasa senang."
Jawaban Kiba cukup menenangkan hati Koneko yang tidak merasa enak. Tapi, Koneko tahu kalau Kiba masih merasa kecewa sekarang. Lalu Kiba berusaha untuk menyembunyikan rasa kecewanya itu. Ia mencoba tersenyum meskipun hatinya yang sakit sekarang. Sungguh lumrah. Tapi, itulah yang mesti dihadapi olehnya. Dia harus berlapang dada untuk menerima segala keputusan Koneko itu.
"Benar, itu tidak apa-apa?"
"Benar, Koneko. Aku tidak marah ataupun kecewa dengan semua yang kamu bilang itu."
"Tapi, Kiba ..."
"Tidak apa-apa," Kiba tetap menampilkan senyum terbaiknya."Setelah ini, kita tetap berteman seperti biasa, kan?"
Koneko terdiam sebentar. Lalu ia mengangguk cepat.
"Ya, kita tetap berteman, Kiba."
Pria berambut pirang itu senang mendengarnya. Lantas ia juga menganggukkan kepalanya.
"Terima kasih, Koneko."
"Hm, ya."
Mereka saling bertatapan dengan lama. Mereka pun melanjutkan acara makan yang sempat tertunda. Kemudian, mereka membicarakan sesuatu tentang topik lain. Sejenak suasana menjadi lebih ceria dibandingkan suasana yang tadi.
Orang-orang terus berdatangan ke kafe itu. Menambah suasana semakin ramai karena hari telah memasuki waktunya sore. Kini saatnya menikmati waktu bersantai sejenak sebelum pulang ke rumah masing-masing.
.
.
.
"Permisi, apakah anda yang bernama Toujou Koneko?"
"Ya, saya orangnya."
Koneko menghentikan langkahnya ketika bertemu dengan seorang pria berseragam di dekat pintu apartemennya. Pria itu menyerahkan sebuah paket berupa kotak persegi yang dibungkus dengan rapi. Koneko menerimanya dengan perasaan bingung.
"Ini paket untuk anda, nona," kata pria itu.
"Terima kasih," Koneko tersenyum simpul.
"Sama-sama. Oh iya, hampir lupa. Silakan tanda tangan di sini, nona," pria itu menyodorkan sebuah kertas dan pena kepada Koneko.
"Ah, iya," Koneko segera menandatangani kertas itu dengan menggunakan pena.
"Terima kasih, nona."
"Ya, sama-sama."
Pria itu mengangguk seraya membungkukkan badannya.
"Kalau begitu, saya permisi dulu," sahut pria itu.
Koneko juga membungkukkan badannya. Lalu pria itu segera pergi meninggalkan Koneko. Koneko memandangi kepergian pria itu sebentar saja.
Lantas perhatiannya tertuju pada paket kotak persegi itu, yang kini berada di genggaman dua tangannya. Paket kotak persegi itu diperhatikannya dengan seksama.
"Paket ini dari siapa ya?" Koneko penasaran sambil memeriksa secara detail berbagai sisi paket itu. Tertulis di sana yaitu:
UNTUK TOUJOU KONEKO.
DARI KURAMA KYUUBI.
Paket itu dikirim oleh seseorang yang bernama Kurama Kyuubi. Spontan, membuat kedua mata Koneko membulat sempurna saking kagetnya. Seketika ia merasa senang sekali.
"TERNYATA DARI KYUUBI! YEAAAH!" tanpa sadar Koneko tertawa lebar sambil jingkrak-jingkrak kegirangan. Baru kali ini dia bertingkah seperti itu.
Untung, tidak ada orang yang lewat di koridor gedung apartemen. Sehingga Koneko tidak merasa malu untuk mengekspresikan segala rasa gembiranya. Apalagi mendapatkan hadiah dari seseorang yang bernama Kurama Kyuubi itu. Membuat rasa gembiranya meluap-luap bagaikan kembang api yang meledak hebat.
Dipeluknya paket itu erat-erat. Kemudian Koneko membuka pintu apartemennya yang dikuncinya sejak tadi pagi.
KRIIIET!
Pintu terbuka. Koneko masuk ke dalamnya. Lalu ditutupnya pintu itu lagi.
Segera saja Koneko memencet saklar lampu yang terletak di dinding. Sehingga menerangi semua ruangan apartemennya.
Saat ini, hari sudah menunjukkan pukul 6 sore. Malam pun segera tiba untuk menendang sore.
Koneko melepaskan sepatu kets-nya dan diletakkannya sepatu kets itu di rak sepatu. Rak sepatu yang terletak di samping pintu.
Setelah itu, Koneko masuk langsung ke ruang tamu. Di mana suasana sangat sepi karena tidak ada orang selain Koneko. Hanya Koneko yang menghuni apartemen yang disewanya selama kuliah. Sedangkan keluarga Koneko tinggal sangat jauh dari apartemen yang dihuni Koneko sekarang. Jadi, Koneko memilih tinggal terpisah dari keluarganya dan memilih tinggal sendirian di apartemen yang cukup dekat dengan kampusnya. Sehingga Koneko tidak perlu bersusah payah untuk mencapai kampusnya. Ia cukup berjalan kaki jika pergi kuliah. Itulah yang dia mau.
Ya, dia hidup mandiri sekarang. Ia memilih hidup sendirian dari keluarganya sejak masuk kuliah di Kuoh University. Dia ingin merasakan hidup yang berbeda. Itu termasuk untuk melupakan perasaannya yang begitu besar pada Naruto.
Walaupun ia sendiri merasa sepi tinggal di apartemen yang cukup luas itu. Setidaknya ia bisa hidup tenang saat menjalani masa-masa kuliah seperti ini. Walaupun ia sendirian saja di apartemen sekarang, tapi akan ada seseorang yang telah aktif untuk selalu menemaninya mengobrol sampai akhirnya tertidur. Seseorang yang bernama Kurama Kyuubi itu.
Kurama Kyuubi, seorang pria misterius yang dikenal Koneko melalui jaringan sosial media yaitu facebook. Kyuubi yang hanya menampilkan foto profil berupa tokoh anime. Dia mengaku sebagai teman satu sekolah dengan Koneko dulu, Kuoh Academy. Bahkan pernah sekelas juga dengan Koneko. Dia sangat akrab dengan Koneko ketika bertemu di chatroom facebook.
Kyuubi dan Koneko saling mengenal sejak tiga tahun yang lalu, secara tidak sengaja Kyuubi meminta pertemanan di akun facebook milik Koneko. Koneko menerima permintaan pertemanan Kyuubi. Lalu Kyuubi mengucapkan terima kasih melalui chatroom facebook kepada Koneko. Koneko membalasnya. Kemudian terjadilah percakapan yang ringan hingga sampai masalah pribadi masing-masing. Mereka membicarakan seputar tentang masa-masa SMA dulu, tentang keseharian masing-masing, tentang kepribadian masing-masing, dan apa saja menjadi topik hangat dalam percakapan mereka di chatroom. Itu juga mengenai hubungan asrama mereka. Tidak luput dari arah topik pembicaraan.
Kyuubi memang misteri. Pernah juga Koneko meminta foto asli diri Kyuubi melalui chatroom. Tapi, Kyuubi beralasan tidak mau mengirim foto aslinya itu karena wajahnya jelek, pendek, bulat, dan apa saja. Dia pasti tidak mau menunjukkannya ataupun mengirimnya. Padahal Kyuubi sendiri juga sudah mengetahui foto asli diri Koneko sebab Koneko memang memasang foto aslinya di foto profil akun facebook. Itu yang sangat membuat Koneko penasaran tentang siapa sebenarnya Kyuubi itu.
Kyuubi juga mengaku kalau nama akun facebook miliknya, bukan nama aslinya. Dia mengaku tinggal di kota Konoha. Kuliah di jurusan teknik informatika di Konoha University. Dia tinggal sendirian di apartemen pribadinya. Dia juga selalu menyempatkan dirinya untuk chatting dengan Koneko ketika malam sudah tiba.
Begitulah tentang Kyuubi. Entah siapa dia. Namun, yang pasti dia sudah menjadi sahabat baik untuk Koneko. Bahkan telah mengirim hadiah istimewa untuk Koneko.
Kini Koneko sudah duduk di sofa yang berada di ruang tamu tersebut. Tas miliknya diletakkan di sampingnya. Lalu Koneko mulai membuka kertas yang membungkus paket kotak persegi itu. Dia tidak sabar untuk melihat hadiah istimewa kiriman dari sahabat terbaiknya.
JREEENG!
Begitu dibuka, isinya adalah sebuah cardigan berwarna putih dengan motif kucing di pinggirnya beserta sebuah secarik kertas. Koneko senang saat melihat hadiah tersebut.
"Wah, bagusnya cardigan-nya. Ada motif kucingnya lagi. Lucu," ujar Koneko tersenyum sambil mengambil cardigan itu dan segera memakai cardigan itu.
Ternyata cocok buat Koneko. Rona merah tipis hinggap di dua pipinya. Segera saja ia mengambil secarik kertas yang berada di dalam kotak persegi itu. Lalu membaca tulisan yang tertera di kertas itu:
Buat sahabat terbaikku, Toujou Koneko.
Gimana? Kamu suka dengan hadiah istimewanya? Ya, itu sebuah cardigan. Cardigan spesial yang dibuat langsung oleh ibuku sendiri. Aku meminta ibuku yang seorang desainer, membuat cardigan spesial untuk sahabat baikku. Aku bilang kamu itu imut kayak kucing. Makanya ibuku membuat cardigan itu dengan motif kucing. Bagus nggak? Aku yakin kamu suka dengan hadiahku ini. Terus aku harap kamu memakainya pas kita bertemu nanti. Aku ingin bertemu denganmu, Koneko.
Oke, biar lebih jelasnya. Sebaiknya kamu buka internet sekarang dan masuk ke dalam messenger facebook-mu. Aku sudah mengirim pesan ke chatroom tentang di mana dan kapan kita akan saling bertatap muka. Oke?
Dari Kurama Kyuubi
Setelah membaca surat kecil dari Kyuubi, yang ditulis bukan dengan tulisan tangan melainkan tulisan ketikan melalui komputer. Koneko langsung mengambil hp android-nya yang terletak di dalam saku jaket kulitnya. Lantas ia menekan sebuah program messenger yang dikhususkan untuk facebook.
Sekali sentuh, program messenger facebook menampilkan sejumlah nama akun yang pernah chatting dengan Koneko. Bola mata Koneko bergerak untuk mencari nama Kurama Kyuubi yang juga ikut dalam sejumlah nama akun yang tertera di messenger. Akhirnya nama Kurama Kyuubi itu ditemukan setelah mengalami proses loading jaringan internet. Segera saja Koneko memencet nama Kurama Kyuubi tersebut.
Tak kurang sampai sedetik, pesan baru dari Kyuubi sudah tertampil di layar hp android milik Koneko. Tertulis di sana:
.
Kurama Kyuubi
Konbanwa, Koneko.
Aku akan memberitahukan waktu dan tempat yang akan aku janjikan untuk bertemu denganmu langsung. Kita akan bertemu pada hari Sabtu, jam 2 siang tepat di taman kota Kuoh. Berarti janjian kita berselang dua hari lagi. Inikan hari Kamis? Jadi, kita janjian dua hari lagi. Ingat ya dua hari lagi di hari Sabtu. Terus aku akan memakai jaket jingga. Aku akan menunggumu di taman kota Kuoh, dengan tanda memakai jaket jingga. Ingat ya? Jadi, kita akan bertemu secara tatap muka. Aku nggak sabar ingin melihat kamu langsung dan aku ingin mengobrol banyak sama kamu pas ketemu nanti. Aku akan menyampaikan sesuatu yang penting sama kamu nantinya.
Tiga puluh menit yang lalu
.
Begitulah pesan yang dikirim oleh Kyuubi. Koneko tersenyum senang saat membacanya. Kemudian jempolnya segera membalas pesan Kyuubi itu.
.
Toujou Koneko
Iya, Kyuubi. Aku sudah menerima paket kiriman kamu itu. Aku senang banget. Cardigannya bagus. Aku suka. Terima kasih ya, Kyuubi.
Oh, berarti Sabtu ini, kita akan ketemuan. Oke, aku juga akan memakai cardigan yang kamu pakai itu sebagai tanda kalau aku Koneko. Jadi, kamu nggak perlu susah lagi untuk mencariku nanti di taman kota Kuoh. Aku nggak sabar mau lihat muka kamu kayak mana. Pasti kamu orangnya tampan.
Baru saja
.
Satu menit kemudian, ada balasan yang terkirim dari Kyuubi sehingga membuat hp android milik Koneko bergetar.
.
Kyuubi Kurama
Hehehe ... Syukurlah kalau kamu suka dengan hadiahku. Sama-sama, sahabat baikku.
Iya, sabtu ini. Kebetulan aku libur kuliah. Nggak ada jadwal masuk kuliah di hari Sabtu. Jadi, aku akan stand by pas jam 8 pagi, aku akan pergi menuju kota Kuoh. Aku akan naik kereta listrik. Kan, perjalanan ke kota Kuoh dari kota Konoha memakan tiga jam. Sekalian aku akan nunggu kamu di taman kota Kuoh. Aku nggak akan terlambat untuk menemuimu, Koneko.
Wajahku ya? Kayak aku bilang sebelumnya, kalau aku ini jelek, pendek, bulat, buruk rupa, jerawatan dan pokoknya membuat kamu nggak akan mau bertemu lagi denganku dua kali. Aku ini nggak kayak kamu bayangkan. Hehehe ...
Baru saja
.
Koneko tersenyum saat membacanya dan membalasnya lagi.
.
Toujou Koneko
Pasti kamu bohong, Kyuubi! Kalau kamu bohong, pas nanti ketemu aku akan memukulmu, tahu!
Baru saja
.
Sedetik kemudian, balasan Kyuubi datang juga.
.
Kurama Kyuubi
Coba saja kalau bisa. Nanti kamu malah menyesal karena sudah memukulku.
Baru saja
.
Toujou Koneko
Hehehe, aku bercanda kok.
Baru saja
.
Kyuubi Kurama
Aku baru tahu kalau kamu itu suka bercanda
Baru saja
.
Toujou Koneko
Hehehe, baru tahu ya?
Baru saja
.
Kyuubi Kurama
Iya, baru tahu. Dasar, Koneko!
Baru saja
.
Toujou Koneko
Biarin.
Baru saja
.
Kurama Kyuubi
Awas saja pas ketemu nanti, aku akan minta kamu traktir aku makan. Kamu nggak boleh menolaknya.
Baru saja
.
Toujou Koneko
Apa? Masa aku yang traktir kamu? Kamu dong yang traktir aku, Kyuubi.
Baru saja
.
Kurama Kyuubi
Hahaha, oke ... Oke ... Aku yang akan mentraktirmu nanti. Kamu nggak usah cemas.
Baru saja
.
Toujou Koneko
Terima kasih, Kyuubi
Baru saja
.
Kurama Kyuubi
Sip. Tunggu aja di hari Sabtu nanti. Kita akan bicara banyak hal. Aku akan membuatmu senang.
Baru saja
.
Begitulah isi percakapan mereka di chatroom facebook. Koneko tersenyum sendiri saat bercakap ria dengan Kyuubi. Seorang misterius yang akan bertemu dengannya, dua hari yang akan datang.
Jadi, siapakah Kyuubi itu sebenarnya?
.
.
.
BERSAMBUNG
.
.
.
A/N:
Fic tantangan dari teman saya di facebook. Namanya Adif Dika. Dia juga seorang author di dunia FFN ini. Dia meminta pada saya untuk membuat cerita tentang tema hubungan jarak jauh kayak komunikasi melalui facebook. Jadi, inilah cerita yang saya pikirkan untuk menerima tantangan ini. Semoga tepat sasaran ya.
Rencananya cuma one shoot doang. Tapi, ternyata cukup panjang. Jadi, saya bagi cerita ini menjadi 2 chapter karena saking panjangnya.
Hm, gimana pendapatmu tentang cerita ini? Review dong!
Sampai jumpa di chapter berikutnya!
Tertanda Hikari Syarahmia
Terima kasih sudah membaca cerita ini.
Minggu, 15 November 2015
Terima kasih buat Adif Dika. ^^
