Paring : SasuSaku

Disclaimer : Masashi Kishimoto #Pinjem namanya doang :V

Rate :T

Genre : Romance,drama

Warning : OOC,gaje,alur terlalu cepat,dapat merusak mata(?),TYPO tersebar-sebar,pokoknya Typo dimana-mana maklumi yess..

.

.

.

"Sakura! Dimana baju seragamku!"

Aku mengerjapkan mataku ketika mendengar suara kakak ku memanggil namaku. Yah walaupun bukan kakak beneran,lebih tepatnya adalah Kakak tiriku!. Aku,Kakakku,serta Ibu tiriku sudah lama tinggal di rumah pemberian papa saat ia mengembuskan nafas terakhirnya akibat kecelakaan 10 tahun yang lalu. Akibatnya,setelah Papa meninggal Ibu dan kakak tiriku yang awalnya baik padaku berubah menjadi jahat dan memperlakukannku seperti pembantu di rumahku sendiri.

Aku bangkit dari kasurku yang kecil setelah mendengar suara panggilan kedua kakakku yang kembar yaitu ino dan karin. Walau mereka tak terlalu mirip,tapi sifatnya saangaat mirip!. Aku bangkit menuju kamar mandi kecil yang berada di pojokan kamarku yang tidak terlalu besar,karena dulu ruangan ini sebenarnya adalah gudang yang tak terurus yang disulap menjadi kamarku kini.

Tap...tap...

Aku langsung menuju kamar kedua kakakku untuk memenuhi panggilan mereka,perlahan aku membuka pintu kamar dan apa yang ku dapat?. Yap! Sebuah lemparan baju yang tak berbentuk mengenai wajahku.

"Apa-apaan kau,Ino! Ini seragam yang kubeli kemarin!" bentak Karin sambil mempertahankan bajunya yang di tarik-tarik oleh Ino. "Heh? Itu bajuku! Kemarin aku juga membelinya!" balas Ino tak mau kalah. Sakura hanya berdiam diri di ambang pintu tak berani melerai mereka.

aku mengarahkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar dua kembar itu,dan melihat sebuah baju berwarna biru yang sama dengan baju yang mereka perebutkan. Aku berjalan ke pojokan tersebut dan mengambil baju itu.

Grep.

"Oh..jadi kau ya. Yang mengambil seragam kita?"tanya Ino mengantimidasi sambil mengambil baju yang berada di tanganku membuat aku tak berani menatap matanya karena takut. "Dasar maling!" lanjutnya membuatku ingin membantah tapi tak mempunyai keberanian membuatku terus menunduk ke bawah.

.

.

"huuft" aku bersyukur ketika Ibu tiriku-Tsunade- pergi menuju perusahaan dan kedua kakakku yang sudah pergi ke sekolah. Sekolah? Yap! Aku tak sekolah. Ibu dan juga kakakku tak mengijinkan karena mereka tak mau kalau aku lebih unggul dibanding mereka karena aku memang pintar. Maka,daripada tak mengerjakan apapun aku dengan senang hati pergi ke ruang baca untuk mencari ilmu.

Setelah membersihkan rumah,aku pergi menuju taman di depan rumah yang tak terlalu besar ataupun kecil sambil membawa beberapa tumpukan buku tebal. Aku menduduki diriku di bawah pohon yang beralas rerumputan sambil membaca buku dengan senang maklumlah rumah kami berada di sekitar hutan yang tak terlalu rindang,padahal ini sudah zaman modern. Tapi aku suka!.

Tapi,saat merasa asik dengan buku yang ku pegang aku tersentak ketika mendengar suara aneh dibalik semak-semak membuatku curiga dan penasaran. "Si-siapa?" tanyaku pelan karena diselimuti rasa takut dan penasaran membuatku nekat mendekat.

Rasa takutku berubah menjadi terkejut ketika menemukan seorang pemuda yang dipenuhi luka-luka yang tak terlalu parah menurutku. Dengan perasaan panik aku membawa pemuda itu menuju pohon tempatku membaca,karena aku tak sanggup membawa seorang laki-laki!.

Dengan segera,aku langsung masuk kedalam rumah sambil membawab kotak p3k. Aku membawa kotak tersebut ke tempat pemuda itu dan mengobati lukanya. Saat mengobati luka pria itu,kurasakan wajahku memanas karena wajahnya yang sangat tampani tu membuatku blushing tak karuan. Apalagi ketika ia membuka matanya yang menyembunyikan mata onyxnya yang memukau seakan aku tersihir kedalamnya.

Aku tersadar dan langsung menjauh dari pemuda itu dan bersembunyi dibalik pohon karena malu ketahuan menatapnya. "A-apa kau baik-baik saja?" tanyaku gugup sambil mengeluarkan setengah wajahku karena tak pernah berbicara dengan pemuda yang sepertinya tak berpaut umur jauh denganku karena memakai seragam seperi kakakku selain para tamu yang datang ke rumahku untuk sekedar mengantar pos.

"Hn,apa kau yang merawatku?" tanya pemuda itu membuatku mengangguk. "Kenapa kau bersembunyi?"

Pertanyaan itu rasanya tak mungkin ku jawab bahwa aku tak diberi keluar dan melaporkannya atas pengurungan anak dibawah umur!. Bisa-bisa kakak dan Ibuku langsung masuk penjara,karena aku masih sayang pada mereka. Dan aku hanya menjawab lontaran pertanyaan itu dengan kebisuan mendadak.

"Baiklah,arigatou sudah merawatku. Semoga kita bisa bertemu lagi Cinderella," ucapan pemuda yang seraya pergi itu langsung membuat wajahku memerah sempurna karena melihatnya tersenyum menawan.

~~0~~

"Huaaa,tadi pagi kenapa Sasuke-kun nggak sekolah ya? Kecewa deh,"kata Karin kecentilan setelah pulang sekolah sambil memainkan tab nya agar tidak bosan. "Huh! Kecewa beratt!"

ucapan kedua kakak tiriku di ruang tengah membuatku merasa bingung. Daripada memikirkan hal itu,pikiranku melayang atas kejadian tadi pagi karena bertemu pemuda yang membuatku blushing tak karuan seperti saat ini dan menyesali karena tak menanyakan namanya membuat semangatku menurun karena sedang mencuci piring makan siang.

"Sakura,ambilkan aku minuman!" perintah Ino membuatku langsung membuatkannya orange juice untuknya. Setelah membuatkannya aku mengantarkan orange juice nya yang berada di depan tv sambil menonton acara favoritnya.

Brak!

Terdengarlah suara debaman pintu yang dibuka keras menimbulkan suara hebat di telinga para penghuni rumah. Terlihat Ibu tiriku tengah memandangku tajam dan memandang kedua anak kesayangannya dengan tersenyum sambil merogoh tasnya dan mengambil sebuah surat kepada kami.

"Anak-anakku yang cantik. Malam ini tuan muda Uchiha Sasuke akan berkunjung kemari dan makan malam bersama kita untuk merayakan atas kerja sama perusahaan Uchiha dan Haruno!" ucap Ibu menggelegar di seluruh rumah dan disambut teriakan nyaring kedua saudara kembar yang memekik bahagia.

Ibu kemudian memandang ke arahku tajam. "Kau,selama ia sikapmu!" perintah ibu membuatku langsung otomatis mengangguk tanda mengerti,dan percakapa mereka dipenuhi kata-kata tas,sepatu,gaun,dan aku langsung menuju kamarku di lantai paling.

.

.

.

"Tarah! Aku cantik kan! Ku pastikan Sasuke-kun pasti bakalan kelepek-kelepek liat aku!"kata Ino bangga sambil mengibar-kibarkan gaunnya yang berwarna putih yang menurutku sangat indah. "Mana mungkin! Pastilah aku," ucap Karin tak mau kalah dengan gaun warna merah yang senada dengan rambutnya membuatnya terlihat cantik.

Sementara Sakura? Tak ada gaun,sepatu kaca,ataupun make up yang bertengger manis di wajahnya. Ia hanya memakai baju sepanjang lutut dengan lengan sebatas lengan itupun pakaian bekas kedua kakaknya.

Tsunade keluar dari kamarnya dengan pakaian yang tak kalah hebat dengan kedua anaknya membuatku terpukau melihat Ibu yang berjalan anggun. Ibu melihatku dengan tatapan jijik melihat pakaian kumel yang ku kenakan dan bisa kutanggapi hanya menunduk.

"Dengar ya,jangan sampai kau menyebabkan keributan! Tugasmu hanya membuat makanan dan minuman kemudian mengantarkannya,mengerti?" aku menanggapi ucapan Ibu dengan anggukan sambil berjalan menuju dapur menunggu giliran keluar.

Ting...tong

Suara deringan bel rumah terdengar oleh indra mereka membuat Tsunade,Ino,dan Karin dengan segera menuju ruang tamu untuk menyambut tamu special mereka. "selamat datang tuan Uchiha," ucap Tsunade sopan,dan aku hanya bisa melihatnya dari jendela dapur. Tamu mereka masuk ke ruang makan yang sudah kusiapkan. Tapi alangkah terkejutnya aku melihat pemuda itu ternyata adalah pemuda yang tadi pagi ku temui.

Aku merasa gugup untuk bertemu dengannya,dan kuharap panggilan ibu tak secepatnya dugaanku salah! Ibu memanggilku selang 5 menit setelah mereka mendudukan diri ke kursi empuknya. Dengan was-was aku berjalan ke ruang tengah sambil membaca minuman menuju meja makan dengan posisi menundukan kepala.

'Bagaimana ini!'dalamhati aku gelisah ketika sudah berjalan mendekat ke arah meja makan dan berdoa agar ia tak mengingatku. Sementara ino dan karin dengan centilnya mendekati pemuda itu membuatku tak suka. Hei,,apa hak ku?.

Aku meletakkan gelas yang berisi es di atas meja sambil tetap menunduk membuatku lebih mencurigakan kepada sasuke yang tengah melihatku penasaran. "Hn,kau yang waktu itu kan?" kata itu terlontar begitu saja membuat semua orang di ruangan itu terkejut bukan main. "Mu-mungkin kau salah orang!" kataku sambil berjalan meninggalkan segerombolan orang yang sedang menyantap makan malam.

'Sepertinya malam ini bakalan panjang' pikirku parau.

.

.

Plak!

Sebuah tamparan mendarat di pipiku membuatku meringis kesakitan ketika ibu menamparku dengan amat keras hingga membuatku hampir menangis ketika pemuda yang bernama sasuke itu meninggalkan kediaman kami. Sementara kakakku bukannya memandang prihatin ke arahku melainkan tatapan puas dari mereka yang menjambak rambutku.

"Sudah kubilang jangan berani kau keluar! Apalagi bertemu orang asing!" bentak Tsunade yang membuat hatiku teriris. Aku berusaha tegar ketika tamparan demi tamparan mendarat diwajahku dengan menahan tangis,sambil mendengar tawa kakak tiriku puas.

Setelah puas menyiksaku mereka pergi menuju ruang tengah dan meninggalkanku yang masih terlihat hancur di lantai dapur dengan kondisi rambut berantakan,wajah memar,dan beberapa luka kecil akibat di tendang mereka. Walau begitu aku tak membenci mereka,karena hanya mereka keluargayang ku punya saat ini.

Aku masuk kedalam kamarku yang berada di lantai atas dengan bersusah payah menaiki satu demi satu tangga yang mengantarku ke tempat pribadiku. Aku tak mau menangis! Karena aku tau jika menangis akan membuatku lemah,dan menangis tak akan bisa membawa apa-apa kepadaku. Maka,sudah kuputuskan aku akan tetap kuat menjalaninya.

~~0~~

pagi pukul 05.00 pagi,matahari belum muncul dari singgasananya membuat semua orang masih betah berpetualang di alam mimpinya,Tapi tidak bagiku. Aku harus menyiapkan seragam kedua kakakku,dan menyiapkan sarapan. Dan ketika pukul 06.00 aku akan membangunkan mereka untuk berangkat ke sekolah,dan bekerja.

Setelah menyiapkan segala keperluan,aku berjalan menuju kamar kedua kakak tiriku untuk sekedar membangunkannya dan menyuruh mereka agar segera bersiap,begitu juga ibu tiriku. Setelah selesai mereka akan berangkat menuju tempat masing-masing tanpa mengucapkan sepatah kata padaku dengan tatapan mata jijik karena melihat wajahku lebam akibat perbuatan mereka tadi malam.

'Tak apa,kalian begitu padaku. Aku tetap menyayangi kalian.' Pikirku sambil memandang mobil mereka melaju meninggalkanku sendirian.

.

.

Mengerjakan aktivitas rutinku dengan sembunyi-sembunyi. Yap! Apalagi kalau bukan membaca,tapi aku kini tak sedang berada di luar melainkan di kamarku yang tak cukup penerangan karena memiliki satu jendela.

Ting ...tong

Suara bel membuatku menghentikan aktivitas membaca ku dan langsung turun dari lantai atas ke bawah hanya sekedar membuka pintu untuk tamu. ' Mungkin hanya pos' pikirku sambil membuka pintu depan.

Aku terkejut sekaligus takut melihat seseorang yang tengah berdiri di hadapanku,siapa lagi kalau bukan Sasuke yang tadi malam datang ke rumahku dan langsung mendatangkan bencana pada wajahku. Mengetahui bahwa itu Sasuke dengan cepat aku menutup pintu tapi ditahan oleh satu kakinya.

"Tunggu! Aku kesini hanya bicara sebentar,"mohon Sasuke agar aku dapat membukakan pintu dengan lebar. "Ma-mau apa?"

"Buka dulu pintunya,"katanya membuatku agak ragu dan akhirnya memutuskan membukanya sehingga aku bisa melihat Sasuke yang masih berbalut seragam sekolah sangat tampan membuatku blushing.

"Hn,namaku Sasuke kau?" tanyanya sopan membuat jantungku berdetak melebihi kata normal. "Sa-Sakura"jawabku sedikit ragu. Sasuke merasakan ada yang tidak beres dengan wajah Sakura yang terlihat memar,dengan segera ia meletakan tangannya di pipi Sakura membuat Sakura tambah blushing.

"Sakura,kau.."Sasuke menggantung kalimatnya membuat Sakura tahu maksud Sasuke dan langsung memalingkan wajahnya. "Maaf,kumohon pergilah" kata Sakura halus pada Sasuke membuatnya bingung sambil ingin menutup pintu.

"Tunggu!" kata Sasuke sambil menahan pintu ditutup dengan kakinya. "Sakura,apa kau mau bersekolah?" lanjut Sasuke dengan penawaran yang membuat Sakura tersentak.

"Eh?"

.

.

-Aku tau kau sangat jauh,maka dari itu aku akan berusaha mengejarmu. Karena aku mencintaimu-

Bersambung..

Author POV

Ku harap semua suka dengan fic ini! Kalau kalian suka tunggu kelanjutannya ya..dan aku minta RIVIEW nya ^^ onegaishimasu! Masalah Sasuke waktu nyasar dengan keadaan luka-luka ntar aku jelasin di chapter selanjutnya...