Disclaimer: Semangka saudara-saudara, gue gak punya KS kok. Tenang … Dan nama Pramono dari nama belakang guru kesenian rangkap guru agama Kristen Protestan/Katolik kemungkinan juga Hindu (…maklumkanlah sekolah saya, hiks), Iman Pramono. Jadi kalau merasa pernah baca nama ini di novel judulnya Ning, iya, itu guru saya. :D

Warning: Umf, kenapa harus nulis keberadaan OOC dan OC setiap saat sih. Alternative … Universal myb. Jangan baca sekali gak suka liat summary ya guys :)

Oh, oh! Dan yuri! :D (meski gue tau ini kelewat maksa…banget Ya Tuhan.)

Title: H untuk Hujan

Genre: Romance

Characters/Pairing(s): Sebastiénne Michaelis-Pramono x Celia Phantomhive

Rate: T… NC-15, sumpah.

Summary: Berjalan menuju jalan ke rumah di saat hujan di Bandung, Indonesia, it sucks. Tapi tidak jika kau ditemani seseorang …

PS: short-fic. Bahasa gahoel kayaknya ada. Dan yeah, Sunda mungkin … Dan ternspirasi (gak yakin kata-katanya bener) dari hujan super gede yang kejadian Jumat ini, di dalam angkot Antapani, dengan sepasang cowok gay di samping kanan saya yang naik sama turun barengan sama saya terus, dan seorang cowok yang entah kenapa sedikit banyak mirip Ariel Pet*rpan… serta jok warna hijau yang basssaahhhhhhh.

*u*

Bandung, Indonesia

November 2011

Sebastiénne mengibaskan rambut hitam sedadanya yang membuatnya risih.

"Sebastiénne, berhenti mengibaskan rambutmu." Celia mengangkat kepalanya ke langit, frustasi. Titik-titik gerimis menjatuhi wajahnya.

"Hei, angkotnya ada!" Sebastiénne mendepak pundak Celia saat melihat sebuah transportasi umum berwarna [mayoritas] kuning yang berhenti di depannya.

"Tak usah mendepakku, you bloody git." Celia menaiki mobil transportasi umum itu seraya memijat pundaknya. Sebastiénne mengambil duduk di seberang Celia dan tersenyum kecil sambil mengambil ponselnya.

"Kimberly?" tanya Celia.

"Biasalah dia," gumam Sebastiénne.

"Ya, kiri geser Teh, geser terus! Nah, sok atuh!" seru supir angkutan umum itu sambil memimikkan tangannya agar penumpang mau menggeserkan badannya—koreksi, mendempetkan badannya kepada orang yang belum tentu dikenal—untuk tempat duduk penumpang lain.

"Ah!" pekik Celia rendah saat melihat jalur jalan Merdeka yang dilewati si supir.

"Gua gak yakin ini jalan yang bener," gumam seorang siswa SMP di sebelah Sebastiénne.

"Paling shortcut, 'De." Sebastiénne membalas gumaman anak SMP itu, yang dibalas dengan lirikan tajam.

"Not friendly enough." Sebastiénne mengangkat bahunya dan mengelus tangan Celia pelan.

"Stop tha—"

GLEGAR!

"Astagfirullah'adzim—"

GLEGAR!

"And the storm. Thank you so much, God." Sebastiénne tertawa sarkas sambil menatap ke plafon mobil tersebut.

"Teh, seriusan aja bilang makasih sama Tuhan—"

"Diem aja kamu, anak kecil." Celia mencibir.

"Ih!" gerutu anak SMP itu.

Jalan Siliwangi. Baru saja Sebastiénne berencana meminta supir tersebut untuk berhenti, transportasi yang mereka gunakan berhenti. Celia baru saja mau menginjakkan kaki di tanah saat ia sadar bahwa itu merupakan kubangan air selokan.

"Nuhun atuh nya, Neng!" Supir itu langsung melesat menjauhi keduanya seraya mereka berjalan menembus hujan lebat ke rumah Sebastiénne.

"Hei, Sebastiénne." Celia berhenti berjalan—otomatis Sebastiénne juga berhenti.

"Mm?" tanya Sebastiénne. Celia mendekatkan badannya kepada Sebastiénne dan berjinjit. Menyentuhkan bibirnya di atas bibir Sebastiénne.

"Mph. Celia. Ini hujan—"

"I don't careat all." Celia melingkarkan tangannya di leher Sebastiénne yang akhirnya menjawab ciumannya—

—ditengah-tengah jalan kecil di kota Bandung, kota terbesar keempat di sebuah negara kepulauan terbesar sedunia yang memiliki mayoritas penduduk Islam.

*u*

The End.

*u*

Nuhun atuh nya, Neng = makasih ya. atuh kan gak punya arti, sementara 'neng' pasti pada tahu ditujukan untuk apa.

Sok atuh = silakan. Biasanya sih 2 dari lima supir angkot yang suka bilang gini ke penumpangnya, rata-rata yang udah tua gitu. (Atau mungkin guenya aja yang kebiasaan naik angkot yang supirnya 13-30 tahun terus ya…)

Transportasi umum berwarna kuning = Antapani-Ciroyom. Atasnya kuning, trus dibawahnya merah kecil disusul hijau yang ngabisin sampe bawah.

*u*

…Please jangan timpuk gue…

R&R? Please?