Untuk Cinta

Disclaimer: Animonsta studio

Warning: Fanfic dari autor newbie, Typo, jelek, alur ga jelas dll

.

.

.

.

Selamat Membaca~~

.

.

.

Pemuda berusia 17 tahun itu menyeringai, kacamata nila yang membingkai matanya itu ia perbaiki posisinya. Dengan berlahan ia mendekat ke arah pemuda yang tengah menjugling bola sambil berhitung. Dengan bermodalkan se-ember penuh kelereng, Ia bersiap melancarkan aksinya. Tapi baru saja ia melemparkan kelereng-kelereng itu...

"Boboiboy taufan! Pusaran taufan!"

Kelereng-kelereng itu menggelinding menghampirinya kembali.

"Eeh eeh huaaa!"
dan suara benda jatuh pun terdengar.

"Ahahaha. Rasakan kau, Fang!"
Pemuda bertopi hitam dengan gurat kebiruan itu tergelak, melihat sahabat sekaligus rivalnya itu terpeleset oleh kelereng-kelereng jebakannya sendiri, jebakan yang sebenarnya ditujukan kepadanya. Kini telah berbalik kepada si empunya jebakan.
Senjata makan tuan, eh?
"Siapa suruh kau berniat melakukan hal jahil kepadaku. Kena kau sekarang! Hahaha"
Fang menggeram.
"Kemari kau Boboiboy!"
tangan Fang mengepal, empat sudut siku-siku mulai muncul di dahinya.
"Biar ku habisi kau!" lanjut Fang.
"Eh? Menghabisiku? Hahaha. Jangan harap!"
Boboiboy yang tengah dalam mode taufan itu seketika melesat ke udara.
"Elang Bayang!" dan secepat mungkin Fang berusaha menyusul.

Melihat pemandangan yang sudah menjadi pemandangan umum itu, membuat Yaya dan Ying menghela nafas lelah, hampir setiap hari mereka di suguhkan oleh pertengkaran antara Boboiboy dan Fang, yang seakan-akan tak akan pernah berhenti sampai kapan pun juga. Dan anehnya pertengkaran itu hanya di picu oleh hal-hal yang terbilang sepele atau bahkan konyol.

"Tidak berubah rupanya" komentar Yaya.
"Iya, setiap hari mereka selalu bertengkar wo" ujar Ying menimpali.
"Biarkan sajalah! Sekarang.. ayo kita lanjutkan makan!" pemuda gempal yang duduk di samping Ying turut bersuara, dan dengan penuh semangat, ia memasukan makanan sebanyak-banyaknya kedalam mulutnya.
"Kau ini, Gopal! Yang kau tau hanya makan saja wo!" ujar Ying, di balas anggukan dari yaya.
Sementara Gopal sendiri hanya cengengesan.
"Dan lagi.. makan berlebihan itu tidak baik tau, harus banyak-banyak makan-makanan yang menyehatkan! Bukan makanan berlemak jenuh seperti itu" Ying kembali berujar.
Gopal melihat Ying dengan tatapan malas.
"Semakin lama kau semakin mirip dengan Yaya, Ying!"
"Haiya, biar saja laah! Aku dan yaya kan teman!"
"Iya, iya, terserah kau saja! aku mau lanjut makan lagi!"
"Ish dasar kau ini, gopal!" Ying mengepalkan tangan ke udara.
"SERIBU CAKARAN LAJUUU!"
"AAAAMMPUUNN YING!"

Yaya tersenyum melihat tingkah kedua orang di hadapannya itu, namun beberapa detik kemudian ia mulai mengabaikan perdebatan yang terjadi di antara sahabat gempalnya dengan gadis keturunan cina, yang juga merupakan sahabatnya itu.
Ia alihkan pandangannya, memandang jauh ke arah tempat Boboiboy dan Fang melesat tadi. Tanpa sadar ia kembali tersenyum.

"Aduh!" Ying terkejut oleh suara yang di dengarnya.

"Aduh, aduh, ampun tuk!"
kini gantian Yaya yang terkejut, suara yang amat ia kenali tertangkap oleh indra pendengarannya.

Mata kedua gadis itu beralih ke asal suara. Dilihatnya, Boboiboy dan Fang dengan lengan Tok aba di kuping mereka. dilihat pula Ochobot yang mengikuti mereka bertiga dari belakang, sementara gelak tawa Gopal sudah terdengar sejak tadi.

"Mau bertengkar lagi he? Tidak kapok-kapok kalian berdua ini, sudah keempat kalinya kedai Atok kalian hancurkan!" Tok aba melepaskan jewerannya

"Tenang tok, Biar nanti si Boboiboy ini yang akan perbaiki kedai Atok itu!"

"Aih Aku? Kau lah! Kenapa jadi aku!"

"Jelas kau lah yang harus perbaiki, Suruh siapa kau melempar keris petir ke arah ku tadi hah?"

"Oh Apa kau lupa harimau bayangmu juga tadi menabrak tiang kedai Atok aba.. Jadi kau lah yang harus perbaiki!"

"Tidak! Kau lah yang harus memperbaiki!

"Kau!"

"Kau!"

"Kau!"

"KALIAN BERDUA YANG HARUS MEMPERBAIKI!"

"Hehehe terbaik!" celetuk Ochobot

"Baik Tok aba.." ujar Boboiboy dan Fang lemah.

Semua orang di sana tertawa, terkecuali Yaya, matanya memandang dalam ke arah pemuda yang seumuran dengannya itu.

Pemuda bertopi dinosaurus berwarna jingga, yang tengah terlihat canggung karena jadi bahan tertawaan semua orang di tempat itu. Dari jarak yang tidak bisa di bilang jauh itu, ia mampu melihat wajah cerah Boboiboy.

Tidak ada kata-kata yang terucap. Sama seperti hari-hari sebelumnya.

Ya. Memang tidak selamanya hal yang kita inginkan berjalan sesuai keinginan, dan itu yang mungkin kini Yaya rasakan.

Boboiboy yang entah mengapa mulai menjaga jarak, seperti sengaja menghindar darinya.

Boboiboy selalu menolak ajakannya, seperti belajar bersama, atau membuat kue di hari kue sedunia.

Ya meski pun ia tau bahwa Boboiboy sebenarnya terpaksa menuruti keinginannya, saat pertama kali mereka membuat biskuit bersama.

Tapi kali ini berbeda, Boboiboy seakan-akan menatapnya seperti orang asing, dan itu membuatnya merasa sesak.

Harus ia akui ia mulai merasakan perasaan yang tidak wajar setiap ia melihat Boboiboy.

Ia merasakan perasaan -yang Yaya yakin- berbeda dengan perasaan yang sama saat mereka kecil dulu.

Boboiboy. Ya, senyum dan tawa dari pemuda itu benar-benar sangat ia kagumi.

dan Yaya berharap kelak perasaan itu juga dapat Boboiboy rasakan.

Sementara itu...,

tanpa Yaya sadari pemuda bernama Fang terus memperhatikannya.

.TBC~~

.

.

.

review?