Uzatsu adalah temanku, dan dia telah pergi meninggalkanku. Pergi untuk beristirahat selamanya. Dia pernah berkata, dia ingin memperbaiki ceritanya, terutama cerita ini, Fight for love adalah cerita kebanggaannya. Tapi sayang dia pergi sebelum ceritanya selesai, ceritanya hanya sampai fight for love II chapter 1.
Aku sebagai sahabatnya akan berusaha menyempurnakan ceritanya sampai selesai. Dan untung saja sahabatku masih meninggalkan orak-orek kelanjutannya, jadi aku tak menjadi terlalu repot memikirkan kelanjutan ceritanya.
Oke ini cerita Fight for Love punya Uzatsu editing by Zero
Bacalah dengan serius! Maka kau akan tau makna dari fic ini.
Baca sambil berimajinasilah!
Kazuya Franz © Uzatsu
Naruto ect.©Masashi Kishimoto/disclaimer.
Warning : Hard Story
Perhatian : fic ini apa adanya, kalo mau jelekin jangan berkomentar.
Takdir seorang Kazuya
Fight for love chapter one
Blood in Paris
seorang bocah berlari tak beraturan mengejar sisa bayangan orangtuanya di dalam kegelapan. matanya tak menemukan titik cahaya sedikitpun. dia terperangkap dalam kehitaman hatinya. terjebak akan kebenciannya sendiri. di dalam kegelapan dia terduduk sambil memeluk lututnya dengan tatapan kosong ''Mengapa?... mengapa Mama meninggalkan aku?" dihadapannya tiba-tiba muncul seseorang yang telah membuatnya menderita "KAU!" tatapannya berubah tajam dan ingin membunuh.
.
.
..
..
.
.
.
.
'''Dad! Mam!'' Dengan berlinang air mata dia mengejar orang tuanya, "kenapa kamu menangis anakku?'' tanya ibunya lembut
,''Ibu melupakan hadiah ulang tahunku'' jawab bocah berumur 9 tahun itu, namun Ibunya hanya tersenyum lembut terhadapnya.
''ayo! Ayahmu sudah menunggu di taman , kamu mau hadiah dari Ayah kan?, kemarilah anak manja!''
''gendong Mam!''
''dasar manja kamu Zuya'' bocah itu langsung memasang muka suram saat mendengar kata Ibunya itu ''selamat ulang tahun anakku'' Ibunya tersenyum lembut dan menyentil kening anaknya.
''Mama membuat jidatku sakit tau!''
Ibunya hanya tersenyum sambil mengacak-acak ranbut anaknya
''hah... kenapa Meyram lama sekali membawa bocah itu'' desah pria dewasa yang mepunyai rambut lurus seperti seorang wanita.. Pria dewasa itu terlihat tak sabar ingin cepat bertemu dengan putranya.
"Kiryu-kun!'' dia tersenyum mendengar istrinya memanggil
''Dad!''
''ayo cepat jagoanku! hadiahmu menunggu " Ayahnya lalu memeluk anak tunggalnya tersebut.
"Tara.. ini hadiah ulang tahunmu dari Ayah, sebuah mini menara Eiffel'' Kiryu ingat anaknya pernah tertarik dengan menara itu dan ingin membawanya pulang. "kau suka Zuya?, menara ini akhirnya jadi milikmu "
Kazuya muda meloncat kegirangan mendapat hadiah dari Ayahnya, baginya itu hadiah yang paling spesial.
orang tuanya tertawa gembira melihat tingkah anaknya. kazuya belum pernah segebira itu membuat orang tuanya merasakan kebahagiaan yang berbeda.
" thank Dad, Dad sudah membawakn menara Eiffel'' kazuya masih sangat lugu, dia berpikir Ayahnya menyabut menara Eiffel sebagai hadiah untuknya.
" dan ini hadiah special dari Mama'' , sebuah kalung berliontin berhiasan berlian yang bertulisan nama Ibunya 'Yuna Meyram' ibunya adalah penduduk asli Prancis ''ini akan menjadi kalung keberuntunganmu anakku''
Mereka bertiga berpelukan hangat, sungguh keluarga itu penuh dengan kebahagiaan. di depan rumah yang begitu elegan kediaman milik geluarga Kazuya, mereka menatap matahari senja bersama hingga malam menyingsing.
Setelah matahari terbenam sempurna dan malam mulai menyingsing, keluarga Kazuya mulai masuk ke kediamannya, anak tunggal mereka terlihat sangat kelelahan setelah merayakan pesta ulang tahunnya tadi. Bagi bocah Kazuya itu, tadi adalah hal yang paling sempurna dalam hidupnya. selamanya dia tak akan melupakan momen itu.
FLASH BACK
"Reyment " seru Meyram memanggil Kepala pembantunya dan dia juga yang mengasuh Kazuya kecil sejak bayi
"iya Nyonya besar, Tuan besar " sahut Kepala pembantu itu dengan hormat
'' kau aku tugaskan mengasuh dan membesarkan Kazuya kecil jika suatu hari nanti terjadi sesuatu pada kam " pinta Nyonya besarnya terhadap kedua pembantunya. Reyment dan Noi
''kau tau kan pesaing bisnisku itu, mereka akan melakukan segala cara untuk menjatuhkank " tegas Tuan besarnya "jadi jika terjadi sesuatu pada kami, nanti setelah Kazuya kecil selesai bersekolah tahap pertamanya (sd), bawalah dia pulang ke asia! dan ingat surat wasiat ini simpan baik-baik lalu tunjukan pada Kazuya kecil saat dia sudah dewasa dan Mulai sekarang kau menyandang nama Kazuya, kau dan istrimu jagalah anaku satu-satunya itu'' tanpa sadar airmata Tuan besarnya menetes, Reyment tak bisa berkata apapun atas perintah Tuan dan Nyonya besarnya ''bukan, itu Bukan perintah'' Pikirnya,itu adalah permintaan yang tulus dari Tuannya tak disangka istri Reyment menangis sedu yang sedari tadi berada di samping dirinya
"Tuan besar Nyonya besar, aku akan merawat tuan muda sepenuh hati, aku berjanji " ucap istri Reymen sambil menangis
" Tuan besar aku akan menjaga tuan muda agar tetap sehat'' ucap Reyment dengan segala hormat
Kedua tuannya tersenyum lega dan merasa lebih nyaman karena mendengar kesanggupan mereka
"Reyment, kau aku beri tanggung jawab penuh terhadap bisnis bisnisku di Asia " seru Tuan besarnya sambil tersenyum bangga
end flashback
'tush!'' Terdengar suara yang mengejutkan membuat Kazuya kecil terbangun dan menangis, sepertinya dia merindukan Ibunya
Mam! Mam!
Kazuya langsung melangkah untuk mencari Ibunya
Terdengar sepintas suara mobil bergemurung di depan rumahnya, lampu mobil yang terlihat lewat jendela kamarnya menarik peratian Kazuya kecil.
dia beranggapan kalau Ibu dan Ayahnya sedang menemui rekan bisnisnya di depan rumah, setidaknya itu yang terlintas di otak seorang anak kecil, (Ayahnya sedang menemui temannya)
'tush!'' Terdengar lagi suara yang mengejutkan
Kazuya kecil terkejut dan langsung menangis melihat Ibu dan Ayahnya tergeletak di depan rumah dengan penuh darah "Darah?" pikirnya, dia cukup tau kalau keluar darah itu sakit, apa lagi darah sebanyak itu keluar dari Ayah dan Ibunya.
Kazuya kecil sempat melihat pria yang membuat Ibunya berdarah , dia sempat melihat di pergelangan tangan pria itu memiliki tato srigala dan di dahinya ada sebuah tanda seprti hurup kanji, sepertinya itu kanji bulan. Kazuya kecil mampu mengingat walau sekilas lihat, dia bisa dengan mudah mengingat apapun yang dia lihat, Itu sifat yang diwariskan oleh Ibunya.
''Maaaammm!''
Kazuya kecil lari ke depan rumah sambil menangis menghampiri Ibunya.''Mama! Mama keluar darah, pasti sakit ya Ma?''
"Dad, kenapa Dad diam saja, jangan berbaring di situ Dad' dia melihat Ayahnya juga berdarah
"Tuan, Nyonya " Teriak histeris kedua pembantunya
Ternyata Reyment juga tertenbak di bahunya
"jaga..lah. Kazuya keci..l " suara Tuan besarnya semakin tak terdengar dan akhirnya tewas.
"anak manja kau harus bahagia, jadilah anak yang tegar " Ibunya menyusul meningalkannya
" Mama.. kenapa Mama tertidur di halaman, baaangun Ma.. Baa.. ngun "
Kazuya menangis histeris dan tanganya penuh dengan darah Ibunya
''Mama.. Mama kan sdah janji, bosok kita akan memancing bersama Ayah, Mama bilang seperti itu kan " ucap Kazuya , "Mama jangan tudur di sini, bangun Ma, bangun"
kedua pembantunya tak mampu berbuat apa-apa, mereka hanya mencoba untuk menenangkan Kazuya kecil.
Maaaaaaaaaa!
Kazuya terbangun, dia bermimpi buruk lagi tentang orang tuanya. Sepeninggal Ibunya, dia menjadi Kazuya muda yang pendiam, pandangannya dingin dan ingatan terhadap orang yang membuat orang tuanya meninggal masih melekat di otaknya. hatinya sangat tetutup. dan dia hanya memiliki satu teman yaitu kebencian.
"kau mimpi Buruk lagi Zuya-chan? mimpi Mama lagi?'' tanya seorang pria dewasa dan itu pasti Ayah angkatnya ( Reyment )
''tenang Ibu ada disini Zuya-chan'' ucap Noi , dia adalah Ibu yang menyayangi Kazuya muda, dia adalah istri dari Reyment
" Ibu, Ayah! aku menyayangi kalian, seperti aku menyayangi Mom n Dad'' Ucap Kazuya lalu tersenyum lembut
Senyumnya tulus tapi sayang hanya Ayah dan Ibu angkatnya saja mendapat senyuman tulus itu.
"Zuya-chan, kau sudah siap untuk pulang ke asia?'' tanya Ayahnya
''Ayahmu tuan Kiryu, berpesan agar Ayah membawamu pulang ke Asia dan kau juga akan bersekolah di sana" ujar Ayah angkatnya
"aku sudah siap Ayah''
Kazuya cukup sadar, karena merekalah yang selalu menemaninya saat mengalami keterpurukan hebat ketika ditinggal orang tuanya, merekalah yang selalu menghIburnya di saat dia terpuruk. Kazuya tersenyum dan siap untuk berangkat ke bandara.
road to asia
"oooi! Zuyaaa! Wait!'' seorang wanita mengejarnya.
"Sarah? Ada apa? " tanya Kazuya datar
"kau masih saja begitu dingin " ucap Sarah, dia sadar bahwa sahabatnya itu pernah mengalami hal yang paling sulit dalam hidupnya jadi dia mengerti tentang Kazuya dan dia juga memendam perasaan padanya. memang anak muda umur 12 tahun, tak menutup kemungkinan sudah ada rasa cinta dalam hatinya. "ini!" Sarah memberikan sebuah kado kepada sahabatnya.
"apa ini" tanya Kazuya
"buka saja Zuya-kun!" jiah Sarah memanggilnya dengan gaya Asia, kemudian Sarah tersenyum
"gelang perak?" Kazuya memang sifatnya dingin
" yup, agar kamu selalu ingat denganku. pakai ya!" senyum Sarah sumringah
"ha!" Kazuya langsung memakainya, ia tak mau mengecewakan Sarah yang sudah membantu dia saat di sekolah hinga dia bisa lulus tanpa masalah pada nilainya
Sarah selalu membantu dia dalam pelajarannya, dia prihatin melihat temannya yang selalu murung di kelas saat belajar, Sarah mengerti keadaanya dan dia tulus membantu Kazuya untuk mengejar ketinggalan
''aku berangkat" masih dengan nada datar Kazuya
"hati hati Zuya-kun" Sarah melambaikan tangannya melepas kepergian pujaannya
Orang tua Kazuya hanya terdiam dan tersenyum manis melihat Zuya dan Sarah berinteraksi seperti itu
"ayo berangkat!" Ayahnya mengajak anggota keluarganya segera menuju pesawat
flash to Kazuya home in asia
"Ayo! Ayo! Semangat! Kita harus mempersiapkan segalanya untuk menyambut kedatangan tuan muda Kazuya!" seru semangat Maito Gai kepada junior juniornya
"senior, semua ruangan sudah beres " seru Obito
" yosh! Kau bantu Yamato merapikan halaman'' balas Gai dengan semangat
'' heyy.. Senior kenapa kau berteriak semangat saja dari tadi?" tanya Tobi sampil memasang muka kusut
''aku akan menyiapkan hidangangn sambutan'' semangat Gai sedikitpun tak hilang
"cepat sana masak senior...'' seru Obito datar yang kesal karena Gai mengacuhkannya
flash
''aahh... kenapa berisik sekal? " seorang pemuda memasang tampang malasnya keluar dari kamarnya
"Shikamaru! Cepat kau rapikan tubuh berantakanmu itu, sana cepat mandi!''
''aduuh Ibu, baik baik" Shikamaru menggosok telinganya yang berdenging "Ah, suara Ibu benar-benar seperti toa 4 arah''
"eeehh! jangan melamun Shikamaru, cepat sana! kita tak ada banyak waktu lagi, kita diundang ke kediaman Kazuya''
''Punya Ibu seperti ini sungguh merepotkan'' batin Shikamaru
''Ah troublesome''
flash
''kau sudah siap Naruto?"
''yosh! aku sudah siap Bu'' sahut si Kepala pirang dari dalam kamar kesayangannya
"ayo segera turun, Ayah Ibu sudah menunggu! " printah Kushina
Suaminya hanya tersenyum manis melihat tingkah istri dan anaknya
Tiba-tiba saja Minato terkejut melihat tatapan horror istrinya dan langsung saja mengalihkan pandangannya ke arah lain
"Minato–kun apa kau tertawa tadi? " tanya seram Kushina yang merasa ditertawai oleh suaminya
Minato hanya tersenyum lembut
Plak
Minato terkejut Kepalanya dipukul lalu menatap heran istrinya
Khusina merasa menang sudah membuat Minato mengelus Kepalanya yang sakit
''Dasar wanita'' keluh Minato dalam hati
Kemudian Keluarga Namikaze segera menuju kediaman Kazuya atas undangan yang mereka dapatkan
di kediaman Kazuya semua tamu telah siap
''para tamu telah tiba Tuan, Tuan telah di tunggu di meja makan''
''Oh! aku akan segera menemui para tamu, Kau panggil Tuan muda untuk segera ke meja makan!'' perintah Kazuya Reyment kepada pelayanya
" baik tuan "
Reyment telah menyandang nama Keluarga Kazuya dari 3 Tahun yang lalu semenjak kepergian Tuan besarnya. Ayah dari Tuan muda. Dia bertanggung jawab penuh atas semua bisnis yang di tinggalkan Ayah Tuan muda 'Kazuya Kiryu'
Di meja makan sudah berkumpul keluarga Namikase dan keluarga Nara. ''selamat datang, maaf aku terlambat untuk bergabung'' Namikaze Minato tersenyum kepada sahabatnya dari paris itu yang sekarang menjadi tetangganya. Nara Shikaku terkejut melihat rekan bisnisnya sekarang malah bertetangga dengannya.
Tiba tiba pelayan menghampiri ke kursi utama meja makan
''Tuan besar, Tuan muda sudah siap'' ucap pelayan
''Ya, persilahkan dia!''
.
.
tak lama kemudian Kazuya muda ikut bergabung di meja makan.
''Wahh ini tuan muda Kazuya?'' Khusina memperhatikan Zuya dari atas sampai bawah, lalu Khusina menatap Minato, "dia tampan seperti suamiku'' Khusina nyengir sepertinya ingin memiliki anak seperti Kazuya.
''Ah, apa aku harus diperhatikan terus oleh wanita aneh itu, menggelikan'' pikir Zuya
Respon Zuya hanya mengangguk heran pada wanita itu
''Duduk lah dekat teman sebayamu Zuya-chan!'' seru Ibunya
''Baik Bu'' Zuya menanggapi dengan dingin
''Hey! kau mayat hidup ya?'' Naruto di acuhkan begitu saja oleh Zuya "Heeee! Kau tuan muda es!'' Naruto kesal dengan sifat dingin Zuya
''Aku lagi gak mood berdebat'' sahut Zuya datar
''Naruto kau focus saja dengan makananmu itu'' keluh Shikamaru "kau berisik sekali''
walau para keruarga berbincang bincang namun mereka selalu memperhatikan tingkah anak anaknya.
sementara Naruto memutar otaknya berharap mendapat ide "mmmm "
Shikamaru yang mulai sadar kalau Naruto sedang berpikir yang aneh aneh lagi. "Kekonyolan apa lagi yang akan muncul?'' otak jeniusnya terpaksa berpikir berat, hanya tersisa kata "merepotkan'' di dalam otak Shikamaru
''sial... Naruto berasil membuat aku tidak nyaman, pasti aku bakal terlibat di dalamnya, sial kau Naruto!'' Gumam dalam hatinya
Naruto sempat melihat Zuya melepas gelang peraknya karena terkena sambal, itu membuat ada sinar lampu di otak Naruto , ( anti body yang sedang kesasar di otak Naruto kebetulan menghidupkan senter untuk menelusuri kegelapan ) hah
Syet!
Naruto tiba tiba secepat kilat mengambil gelang dan lari
Naruto juga menyeret Shikamaru saat itu juga
''hey bocah kembalikan gelangku! " Zuya mengejarnya kemudian terjatuh
''Naruto kau keterlaluan!'' teriak Shikamaru
''kau tidak apa-apa?'' tanya Shikamaru
Zuya terdiam kesal
Tiba tiba Zuya mendapat sebuah uluran tangan membuatnya terkejut heran, dia ingat kalau dia pernah mendapat uluran tangan Sarah saat terjatuh, Sarah itu bisa dibilang sahabatnya tapi...
''Mulai sekarang aku adalah sahabatmu. ayahku menceritakan banyak hal tentang dirimu. setidaknya aku memahamimu'' seketika Naruto berkata seperti itu, tentu saja Zuya terkejut, sedangkan temannya di paris hanya Sarah saja.
Setelah beberapa menit Akhirnya Zuya menerima uluran tangan Naruto dan bangkit dari jatuhnya
''Aku Namikase Naruto"
''Aku.. kenapa kau menolongku?'' tanya Zuya datar
''Sebagai sahabat sudah seharusnya menolong temannya yang terjatuh'' ucap Naruto dengan senyumnya yang khas
Hati Kazuya sedikit terbuka dan memiliki sahabat itu hal yang baik
''Aku Kazuya Franz''
''Ini gelangmu Zuya, sepertinya ini sangat berarti bagimu, maaf tadi hanya bercanda'' ucap Naruto
''Jadi seperti ini ya memiliki teman?'' , Naruto jadi bingung dengan kata-kata Zuya, "apa Zuya memang tak punya teman di paris?'' pikir Naruto
''Hey Kalian mengacangiku " Shikamaru mengeluh dan bosan
Naruto menahan tawanya melihat Shikamaru ngambek, Naruto melihat expresi suram Shikamaru tak tahan akhirnya Naruto tertawa lebar "Hahaaaaa lihat Shikamaru masang muka suram seperti Ibu ayam kehilanagn suami'' tunjuk Naruto
Zuya yang juga tertawa meringis, menepuk bahu Shikamaru "Hey kau! Kau menggelikan'' kemudian mereka bertiga tertawa bersama
''kau Naruto, baka! "ledek Shikamaru sambil tertawa
''kepala ayam!' Sahut Naruto
Zuya menghentikan tawanya sejenak, "hey, kalian berdua saling mengejek kenapa kalian selalu akur?''
''Hey Zuya kau ini bodoh ternyata''
Shikamaru makin tak bisa menahan tawanya
''Heeeeeeyyyyyyy! Aku ini bertanya, kenapa kau sebut aku bodoh'' Teriak Zuya kesal
''Itulah ciri persahabatan yang erat Zuya- chan'' jelas Naruto sambil menyindir,
''Heeyyyy! jangan memanggilku seperti itu! Kepala duren!'' Sindir Zuya membalas
Naruto terdiam sebentar mendengar sindiran Zuya dan akhirnya tertawa bersama lagi
''Beginikah persahabatan? rasanya sangat hangat, senang dan bahagia Mam aku akhirnya mengerti, aku akan selalu tegar dan bahagya seperti pinta Mama dulu sebelum pergi. Mama harus bahagia di surga sana, Dad aku akan jadi orang yang kuat,aku janji'' gumam dalam hatinya
Tanpa sadar di sela tawanya, Zuya meneterskan air matanya karena teringat masa lalu "aku akan membalas dendam ayah dan ibu"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
''Zuya, saatnya kau untuk pergi ke sekolah!''
"oke Mam'' Ibunya terkejut saat dia memanggilnya Mam, "itu artinya anak itu sudah kembali ceria, Syukurlah "gumam Noi Ibu angkatnya Zuya
''Good luck Zuya, ini hari pertamamu di sekolah''
''Oke Mam!'' sambil mengecup pipi kanan Ibunya
''Naruto dan Shikamaru akan mendapingimu''
''pasti mam, bye''
Hari demi hari dilewati sedih dan senang selalu bersama membuat persahabatan mereka bertiga semakin erat. tak terasa 3 tahun berlalu saat dia bertemu Naruto dan Shikamaru hidupnya berubah dia sadar hidup itu harus memiliki tujuan
''Mam kau selalu hidup di dalam hatiku'' gumam Zuya, "aku bahagia mam''
Sampai hari itu tiba dimana kekelaman mulai muncul semua berubah bahagia menjadi kesedihan dan tujuan Kazuya semakin kuat. balas dendam atas kematian orang tuanya. kebencian mulai lagi memenuhi hatinya. semakin dia dewasa semakin berkembang pula kebenciannya.
To be continued
