The Winter Cogitation
Chapter 1 - The Preliminaries of Class Meeting
Note : Cerita ini dibuat oleh saya sendiri. Namun karakter, tempat kejadian dan komponen cerita yang berhubungan dengan cerita asli Penguin of Madagascar bukan milik saya. Melainkan Dreamworks and Nickelodeon. Karakter asli, tempat kejadian asli, dan hal-hal yang bersifat asli dan nyata disamarkan walau tidak semua karena ini hanyalah fiksi. Saya mohon maaf jika cerita ini kurang jelas dan ada kesalahan dalam penulisan, baik kosa kata maupun tata bahasa dalam cerita ini. Peringatan! Banyak sekali bahasa campuran, liar, dan gaul disini. Kekerasan dan darah termasuk dalam cerita ini dan beberapa unsur kehidupan remaja. Hanya untuk umur remaja keatas! Dan unsur religi masuk dalam cerita ini!
WARNING: Cerita ini TIDAK direkomendasikan untuk pembaca yang tidak menyukai cerita panjang dan pembaca yang dibawah umur 16 tahun.
Hari demi hari aku lewati. Bahkan, semua yang aku lewati sudah menghilang begitu saja dan tidak bisa aku bawa hingga ke masa saat ini. Mungkinkah seperti itu? Ataukah aku hanya bergurau saja? Tidak mungkin, aku hanya ingin mengetahui sebenarnya walau teman-temanku merupakan orang yang bisa menemani hidupku sehari-hari. Ya.. ada kalanya jika aku hidup disini bersama dengan orang yang aku sayangi dan orang yang aku cintai. Mungkin rasanya aku membutuhkan hal itu. Tapi.. apakah ada orang yang mencintaiku dan menyayangiku saat ini? Sepertinya tidak.. orang-orang hanya menyukaiku saja. Bahkan tidak lebih dariku, kekurangan dari hal itu bisa jadi karena diriku yang tidak sempurna ini.
Di pagi hari, tepatnya pada tanggal 13 Desember 2011, sekolahku sedang mengadakan Class Meeting. Kalau diartikan bahwa Class Meeting merupakan Rapat Kelas namun sebenarnya Class Meeting ini adalah perlombaan antar kelas. Aku sendiri mengiranya kalau Class Meeting hanya sekedar rapat yang membahas mengenai Study Tour dan Buku Tahunan angkatanku. Tapi tidak juga. Class Meeting merupakan perlombaan antar kelas. Aku datang ke sekolahku pada pukul 06.20 WIB. Suasana disekolah masih terlihat sepi. Sahabatku belum ada yang datang kecuali teman-temanku dari kelas lain dan adik-adik kelasku yang sedang mempersiapkan diri untuk mempersiapkan acara Class Meeting ini. Aku melihat mereka, adik kelas yang menjabat pekerjaannya sebagai OSIS dan panitia Class Meeting. Mereka dipagi ini terpaksa menjalani hukumannya karena datang telat. Memang, hal itu cukup konyol dan keterlaluan bagiku karena mereka harus datang paling awal sebelum pukul 06.00 WIB. Sama halnya seperti aku sedang mengikuti bimbel pagi disekolah. Aku duduk di halaman kelas 12 IPS 2 dan berdiam diri sambil menyaksikan mereka terkena hukuman. Beruntungnya, aku tidak menjabat OSIS selama aku di bangku SMA ini walau saat ini dari 2 tahun sebelumnya hingga sekarang aku masih menjabat sebagai Ketua Pramuka disekolahku.
Beberapa lama kemudian, aku menuju ke belakang halaman sekolah yang tepatnya berada di samping kelasanku, yaitu kelas 12 IPA 2. Aku ingin menemui pinguin-pinguin yang sedang beristirahat ditempat itu. Saat aku berada disana, mereka sedang merencanakan sesuatu didalam markas mereka. Entah itu apa, tapi aku yakin jika Kowalski akan menciptakan penemuannya yang baru untuk membuat sesuatu yang baru di sekolahku. Sudah 2 kali mereka membuat alat-alat canggih di sekolahku. Dari alat Telepatisi, dan Sambal Pelupa. Bagiku sendiri, mereka sepertinya sedang merencanakan sesuatu untuk meriahkan sekolahku. Tapi sepertinya, baik itu guru, siswa disekolahku, maupun diriku sendiri tidak mengetahui tentang hal ini. Saat aku mengetok markas mereka. Private membukakan pintu dan dia berkata dengan tampang bahagia melihat wajahku yang madesu ini, "Hallo Dwi, apa kabar kamu?". Aku membalas dengan senyumku sendiri, "Aku baik-baik saja" dan aku kembali bertanya, "Ngomong-ngomong, itu suara apa ya? Apakah Kowalski mau buat penemuan yang baru?". Private terkejut dan menjawab kepadaku dengan senyum, "Oh ya tentu saja Dwi, Kowalski sedang membuat penemuan yang baru. Aku juga kurang tau itu apa. Tapi aku, Rico, dan Skippah menunggu dia.". Aku hanya menganggukkan kepalaku saja, dan menutup pembicaraanku dengan Private, "Kalau begitu, aku mau pergi ke lapangan upacara dulu ya Private. Semoga penemuannya dapat memberikan sekolahku manfaat. Bye.. sampai ketemu lagi.". Aku melambaikan tanganku dan meninggalkan belakang halaman sekolah.
Aku kembali duduk dan berdiam diri di halaman kelas 12 IPS 2. Seperti biasa, waktu terus berjalan namun para OSIS belum mempersiapkan sama sekali untuk Class Meeting ini. Bahkan, masih ada saja OSIS dan panitia Class Meeting yang terkena hukuman karena datang telat. Padahal waktu hampir menunjukkan pada pukul 07.00. Bu Mardiyana sampai ngambek-ngambek dan menggeder mereka untuk bekerja cepat. Ya walau begitu.. kasian mereka juga. Maklum.. namanya juga generasi ke generasi bukannya makin membaik malah makin melorot.
Tak lama kemudian, sahabatku bernama Risky dan Ricky datang bersamaan menghampiriku. Aku dan mereka bersenda-gurau seperti biasanya. Lawakan, humoran, dan candaan sering kami lakukan. Hal itu sudah menjadi tradisi kami. Memang, kami bertiga cukup gila dan gak waras ketika kami bercanda bahkan saja bercandanya itu melewati batas. Sampai-sampai, aku dan mereka tertawa melihat para OSIS dan panitia Class Meeting terkena hukuman Scout Jump. Karena bisa saja, mereka semua terkena mandul sementara akibat hukuman itu. Beruntungnya, mereka tidak melihat kami tertawa akan hal itu dan mungkin suatu hari kami di hajar oleh mereka karena hal ini.
33 Menit berlalu, para OSIS sedang mempersiapkan untuk Class Meeting. Risky dan Ricky berpamitan kepadaku karena mereka ingin pergi ke tempat penjualan minuman Pop Ice. Aku sendirian lagi. Mendengarkan musik yang berjudul Winter oleh Emoticon dari HPku yang satunya yang khusus untuk foto, video, dan musik saja. Namun, aku menggunakan HPku yang satunya untuk membuka SMS dan Facebook. Walau dilihat, aku ini memang murid yang pendiam disekolahanku. Tak punya interaksi dengan yang lainnya kecuali dengan sahabatku sendiri. Namun, terlihat bahwa aku cukup mewah ketika aku menggunakan komunikasi yang bernama HP ini. Tak ada yang aku lakukan ditempat itu, kecuali melihat adik kelas yang sibuk mempersiapkan untuk Class Meeting. Melihat Shinta yang sedang mondar-mandir untuk mempersiapkan Class Meeting sebagai panitia dibagian Perlombaan Debat antar kelas. Aku pikir saat ini aku terlalu banyak punya adik kelas yang hobi sekali dengan debat mengenai hukum, politik, dan kehidupan sehari-hari. Yang aku harapkan dari mereka adalah semoga mereka menjadi seorang ahli hukum, dan ahli politik, hingga penjabat negara yang dapat memberikan negara menjadi lebih baik dari yang saat ini.
Waktu terus berlalu, beberapa murid di sekolahku mulai berdatangan namun makin lama terik matahari makin terus menyinari sekolahku. Namun, yang cukup aneh bagiku ditempat ini adalah, walau terik matahari menyinari sekolahku, hawa dingin tiba-tiba datang menghampiri sekolahku yang seharusnya hawa sekolahku itu adalah panas karena gersang dan kurangnya tumbuhan disekolahku. Ya setidaknya anginnya masih sejuk dan sepoi-sepoi.
Pada pukul 08.03 WIB, Class Meeting disekolahku sudah mulai. Namun, orang yang mengikuti Class Meeting ini belum datang sama sekali. Sehingga terpaksa menunggu sampai pukul 08.30 WIB. Aku pun hampir setengah jenuh menunggu mereka yang datang ngaret. Memang.. namanya juga negaraku sendiri sudah menjadi budayanya untuk datang ngaret. Pengumuman dari Speaker pun terdengar dan mengatakan bahwa bagi yang sudah siap untuk mengikuti Class Meeting diharapkan untuk datang ke bagian Class Meeting yang diinginkan. Aku tidak mengikuti Class Meeting ini karena bagian yang ingin aku ikuti tidak tersedia. Padahal jika Class Meeting ini ada perlombaan mengenai game DDR atau PIU, aku akan mengikuti Class Meeting ini. Karena tidak ada, aku hanya berdiam diri saja disekolah sambil menunggu remedial yang ada disekolahanku.
Bagaimanakah kelanjutan cerita ini? Tunggulah pada chapter yang akan mendatang. Jangan lupa untuk Review Chapter ini.
