Disclaimer: Ini adalah karya fan fiction menggunakan karakter dari dunia My Hero Academia, yang dipopulerkan oleh Horikoshi Kōhei.
Peringatan: Ini merupakan versi Indonesia dari fanfic yang berjudul sama
Pada musim semi tahun kedua di SMP, dia bertemu dengannya. Orang yang selalu dia dengar dari kisah kakeknya. Orang yang bersinar lebih terang daripada orang lain. Orang yang memiliki banyak penggemar dari seluruh dunia. Bertemu dengannya seperti mimpi bagi para penggemar beratnya. Tapi baginya, itu seperti sesuatu yang akan terjadi cepat atau lambat selama dia hidup dan mengambil jalan yang sama dengan pria itu. Dia sedang ada di Yokohama untuk menyelesaikan urusan pribadinya.
Dalam perjalanan ke sana, dia diambil sebagai sandera oleh villain. Orang-orang di sekitarnya hanya berteriak meminta dan/atau menuntut seorang pahlawan untuk muncul. Kemudian entah dari mana datangnya orang tersebut, orang yang disebut pahlawan nomor satu muncul untuk menyelamatkannya. Dia tidak merasa meminta bantuan atau merasa perlu ditolong oleh orang tersebut, tetapi jika itu dapat menyelamatkannya dari situasi yang merepotkan maka dia tidak akan terlalu memikirkannya.
Orang-orang di sekitarnya merasa senang karena pahlawan nomor satu muncul dengan senyumnya yang dapat membuat orang terkagum-kagum. Menggunakan keuntungan dari situasi itu, dia melarikan diri dari TKP sebelum polisi dan media massa tiba karena dia tidak ingin memberikan penjelasan untuk keduanya.
Dalam perjalanan pulang dari urusannya, dia bertemu dengannya lagi tetapi tidak sebagai pahlawan. Beberapa anak mengelilinginya dan mengejeknya dengan julukan-julukan yang seharusnya tidak dilontarkan kepada orang lain. Dia bukan orang yang suka ikut campur dalam urusan seseorang tapi ini masalah lain untuknya.
"Hentikan itu atau aku akan memanggil orang tuamu!" Dia berteriak kepada anak-anak dan itu membuat mereka tertawa.
"Kau kan tidak kenal orang tua kita!" Mereka berteriak mengejek ke arahnya.
Mendengar mereka, dia memasang wajah yang paling menyeramkan yang bias dia buat, mengarahkannya kepada mereka dan berkata: "Kalian tahu, aku tidak perlu mengenal orang tuamu untuk membawa mereka ke sini." Dia melenturkan lengannya seakan-akan dia akan menyerang anak-anak itu. Wajah anak-anak tersebut memucat dan salah satu dari mereka dengan trgagap berkata "K-k-kamu tidak akan berani untuk me-menyakiti kita."
"Yah, kamu tidak tahu itu." Dia memberi mereka senyuman yang tampak seperti malaikat tetapi itu menakutkan bagi anak-anak. "Mau coba?" tanya wanita itu sementara dia membuat seekor naga kecil keluar dari tangannya.
Anak-anak itu menangis kencang dan berlari memanggil ibunya. Gadis muda itu menjatuhkan pandangannya dan berjalan mendekati pria yang didorong oleh anak-anak itu.
"Anda baik-baik saja, Tuan?" Dia bertanya sambil memberikan tangan untuk membantunya bangkit dari posisinya.
"Ya, aku baik-baik saja. Tapi kamu tidak boleh mengganggu anak kecil, ya tahu." Ini membuat gadis muda itu tertawa dan membuat laki-laki itu bingung.
"Kau tidak perlu mengatakan itu dalam aksen itu, kan." kata gadis muda itu, yang semakin membingungkan pria itu.
"Apa maksudmu, gadis muda?" Pria itu dengan waspada menanyakan ini.
"Aku belum mengucapkan terima kasih atas bantuanmu saat kau mengalahkan villain yang menyanderaku tadi jadi ... Terima kasih All Might-san." Ketika kalimat-kalimat itu keluar dari mulutnya, suasana di sekeliling mereka membeku.
"A-apa yang kamu bicarakan?" Pria itu tampak terkejut dan dengan waspada mengambil langkah mundur.
"Kamu tidak perlu mewaspadai aku. Aku bukan orang yang suka menyebarkan gosip dan itu tidak memberi aku keuntungan apa pun." Gadis muda itu memberi senyum meyakinkan kepada pria itu — All Might.
"Namaku bukan—"
"Oh, menyerahlah, Yagi Toshinori-san. Aku tahu siapa kamu dan aku tidak berencana untuk menyebarkan rahasiamu kepada orang-orang. Lagi pula, masyarakat masih membutuhkan 'Lambang perdamaian'." Dia menekankan dengan melingkarkan dua jarinya pada simbol perdamaian.
"Bukan hakku untuk memberitahu orang lain tentang rahasiamu. Ini adalah rahasia karena suatu alasan, karena itu bisa membahayakan Anda dan orang-orang yang percaya pada simbol perdamaian. Ini membantu menjaga kriminalitas menurun, dan memberi orang ketenangan pikiran karena semuanya akan baik-baik saja. " Senyuman gadis muda pada saat melontarkan kalimat tersebut tampak aneh bagi All Might.
"Terima kasih atas pengertianmu, tetapi bagaimana kau tahu tentang saya?" tanya sang pahlawan yang bingung.
Dia memberi All Might senyum menawan dan berbalik untuk pergi. "Ini bukan hal yang harus kau permasalahkan untuk saat ini. Bagaimanapun, terima kasih atas bantuannya dan selamat tinggal."
Itu adalah pertama kalinya All Might dan gadis aneh itu bertemu.
