/Insomnia/

Kriiiing.

Shizuo mengutuk pelan dan meraih ke meja kecil di samping tempat tidurnya, tempat di mana ponselnya yang sedang berdering keras menganggu tidurnya. Tanpa repot-repot melihat caller identity-nya, Shizuo langsung menekan tombol 'yes' dan mendekatkan ponselnya ke telinga.

"Hn…?" ujarnya pelan, masih sangat mengantuk.

"Shizu-chan~"

Shizuo langsung membuka matanya lebar-lebar begitu ia mengenali suara lawan bicaranya, "Oi, Kutu, kau tidak tahu jam berapa sekarang ini?"

Terdengar suara tawa yang membuat darah Shizuo mendidih dari lawan bicaranya yang tak lain dan tak bukan adalah Si Kutu Tengik Orihara Izaya.

"Sekarang jam dua kurang seperempat pagi, Shizu-chan. Tidurmu nyenyak?"

Tanpa memberikan jawaban apapun, Shizuo menutup ponselnya dan kembali bergelung di tempat tidurnya. Namun selang beberapa saat kemudian, ponselnya kembali berdering, membuat sederet umpatan yang tak pantas didengar anak di bawah umur mengalir lancar dari mulut Shizuo.

"Apa maumu, Kutu?" tanya Shizuo langsung pada intinya begitu ponselnya menempel di telinganya dan suara tawa Izaya terdengar.

"Well, aku kan tadi hanya bertanya apa tidurmu nyenyak. Aku mau jawaban."

Shizuo menggeram jengkel, "Tidurku amat sangat nyenyak sebelum kau merusaknya, Kutu Tengik. Sekarang berhenti bicara dan biarkan aku tidur."

"Aku tidak bisa tidur."

Shizuo terdiam begitu mendengar tiga kata yang dilontarkan Izaya. Tapi kemudian ia membalas dengan gaya sarkastisnya, "Lalu apa urusanku?"

Izaya kembali terkekeh, "Ada ide bagaimana aku bisa tidur?"

"Ada," sambar Shizuo jengkel, "tutup mata dan bekap wajahmu dengan bantal, lalu jangan bernapas."

Tawa geli Izaya menggelitik telinga Shizuo.

"Kau ingin aku mati sampai segitunya?"

Shizuo tidak menjawab, mencari posisi senyaman mungkin pada kasurnya dan memutuskan untuk mengabaikan Izaya saja.

"Oi, Shizuo."

Shizuo terhenti ketika mendengar Izaya memanggil namanya dengan benar.

"Aku benar-benar tidak bisa tidur, tapi sekarang setelah mendengar suaramu aku jadi mengantuk."

Shizuo sekarang benar-benar tak berkutik.

"Bisakah kau tidak menutup teleponnya?"

Shizuo melirik ponselnya, heran.

"Aku takkan bicara kalau itu menganggu tidurmu. Letakkan saja ponselmu di sebelahmu agar aku bisa mendengarmu bergumam atau apalah."

Shizuo tidak merespon.

"Oi, Shizu-chan?"

Shizuo menghela napas pelan ketika panggilan konyol itu kembali terlontar, "Tutup mulutmu, Izaya."

Izaya kembali tertawa, "Aku juga tidak berharap kau mau memenuhi permintaanku, jadi—"

"Aku akan menunggumu sampai kau tidur."

Hening. Kemudian, "Eh?"

"Aku bilang aku akan menunggu sampai kau bisa tidur. Aku takkan matikan ponselku, Sialan."

Shizuo tak mendengar respon apapun dari Izaya.

"Pastikan kau bangun tepat pada waktunya untuk mengangguku di Ikebukuro, Kutu," rutuk Shizuo lagi, membuat dengus tawa Izaya terdengar cukup jelas.

"Oyasumi, Shizu-chan."

"Oyasumi."

/end/

Fanfic-lima-belas-menit-jadi. Wkwkwkw. Saya insomnia semalam, jadi saya memutuskan untuk iseng ngetik fanfic. Beginilah jadinya. Singkat namun tidak jelas. Well, ini fanfic saya yang ke 69! :D ayo selametan! *ngek* Maafkan untuk segala kekurangan fanfic ini~~ El Psy Congroo.

Disclaimer: Narita Ryohgo

ALWAYS KEEP THE FAITH